Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fahmi Septiana Nugraha

NPM : 10090320282

Kelas : G

TUGAS KULIAH 4 FILDAS

NO PERTANYAAN
1 Apa yang dimaksud dengan kerendahan hati intelektual?. Jelaskan disertai contoh
nyata
2 Apa yang dimaksud dengan Keberanian intelektual?. Jelaskan disertai contoh nyata
3 Apa yang dimaksud dengan Integritas intelektual?. Jelaskan disertai contoh nyata
4 Apa yang dimaksud dengan Empati intelektual?. Jelaskan disertai contoh nyata
5 Apa yang dimaksud dengan Keyakinan pada Rasionalitas?. Jelaskan disertai contoh
nyata

JAWABAN :

1. Kerendahan Hati Intelektual


Orang yang berpikir kritis Humilitas Intelektual sesungguhnya menyadari
keterbatasan diri dan karena sadar akan keterbatasan itu ia membuka diri terhadap
orang lain. Orang seperti selalu mau belajar dari orang lain. Selain itu orang yang
berpikir kritis memberikan penilaian secara hati-hati terhadap sesuatu yang tidak
diketahuinya. Ia tidak berani menyimpulkan sesuatu tanpa mengetahui secara benar
masalahnya, tidak pula memberikan penilaian terhadap sesuatu tanpa dasar yang jelas
dan pasti. Juga orang yang berkarakter ini menghindari sikap egosentrisme dan sikap
sok tahu.
Contoh nyata : orang yang menyadari akan keterbatasan diri dan membuka diri
terhadap orang lain.
2. Keberanian Intelektual
Orang yang berkeutamaan ini tidak memberi ruang bagi konformitas dan stereotip.
Dalam dunia dewasa ini, termasuk dalam profesi, keutamaan ini penting karena dapat
digunakan untuk mengatasi ketakutan akan penolakan oleh orang lain ketika
mendapat tantangan. Dengan keberanian intelektual orang memberi makna lebih bagi
hidupnya sendiri dan hidup orang lain. Ia tidak takut mengatakan yang benar adalah
benar, dan mengatakan yang salah adalah salah.
Contoh nyata : orang yang berani mengatakan hal yang sesungguhya dan tidak takut
akan meyampaikan sesuatu yang benar.
3. Integritas Intelektual
Integritas intelektual menjadi keutamaan lain dalam berpikir kritis. Stephen L Carter
menyatakan bahwa integritas merupakan kata Latin yang berasal dari kata "integer",
yang artinya adalah utuh. Orang yang berintegritas adalah bagaikan sebuah angka
yang utuh, sebuah pribadi yang utuh, seorang pribadi yang tak terpecah-pecah”. Ia
mempunyai pendirian. Orang seperti ini adalah pribadi yang teguh, memenuhi janji-
janjinya, dan tidak malu-malu melaksanakan hal yang benar. Karakter ini juga
menjadi bagian dari pribadi yang berpikir kritis. Artinya, orang yang berpikir kritis
adalah pribadi yang utuh dan kokoh serta berprinsip.
Contoh nyata : orang yang memiliki pribadi menyeleraskan ucapan dengan perbuatan
serta pikiran, ucapan, dan tindakan merupakan hasil pertimbangan yang kompehensif.
4. Empati Intelektual
Kata empati berasal dari Bahasa Yunani, paduan dari kata ”em” yang artinya "masuk”
dan "pathos” adalah jamak dari ”pathea", yang artinya adalah sebuah tampilan emosi
kepada audien, dan pencurahan perasaan“. Dari etimologi ini, arti harafiah empati
adalah ”masuk ke dalam perasaan atau situasi orang". Ini berarti orang yang
berempati menempatkan dirinya pada situasi orang lain, namun ia tidak tenggelam di
dalamnya melainkan membawa orang lain keluar dari situasi tersebut. Dalam berpikir
kritis empati juga menjadi bagian dari keutamaan intelektual. Artinya, orang yang
berpikir kritis mempunyai kepedulian terhadap situasi buruk orang lain dan berupaya
membawa orang itu keluar dari situasi tersebut. Di sini yang berpikir kritis
menempatkan diri secara imajinatif pada posisi dan situasi orang lain.
Contoh nyata : orang yang memiliki kepedulian terhadap situasi buruk orang lain dan
berupaya membawa orang tersebut keluar dari situasi yang dialaminya.
5. Keyakinan Pada Rasionalitas
Keutamaan ini merupakan hal mendasar dalam berpikir kritis, Keutamaan ini
mengandalkan alasan-alasan yang rasional. Apapun yang dilakukan selalu didasari
dengan pertimbangan dan pengolahan yang sesuai dengan pemikiran rasional baik
dalam hidup personal maupun hidup sosial. Sependapat dengan Alfred North
Whitehead“, Richard dan Linda menegaskan bahwa rasio merupakan modal esensial
bagi manusia. Rasio memberanikan kita untuk sampai pada kesimpulan. Namun, rasio
tidak denga sendirinya berfungsi baik. Rasio perlu terus-menerus diolah agar kita
mendapatkan insight dari berbagai sudut pandang yang ada dalam masyarakat,
khususnya berhadapan dengan teknologi dewasa ini. Dengan pengelolaan itulah, kita
akan menemukan alasan-alaan yang baik sebagai kriteria dalam menerima atau
menolak berbagai keyakinan atau posisi yang ada.
Contoh nyata : orang yang melakukan sesuatu selalu didasari dengan pertimbangan
dan pengolahan yang sesuai dengan pemikiran rasional baik dalam hidup personal
maupun hidup sosial.

Anda mungkin juga menyukai