1. Apa arti Iman secara Terminologi/Istilah menurut jumhur ulama?
2. Apa arti Iman kepada Asma dan sifat sifat Allah? 3. Bagaimana cara kita meneladani Asma dan sifat sifat Allah dalam kehidupan sehari hari? 4. Apa yang harus dilakukan sebagai tanggungjawab kita, apabila mengambil sumber daya alam di bumi ini? 5. Apakah mempercayai persamaan Allah dengan seseorang dalam salah satu Asma dan Sifat-Nya merusak keimanan? Mengapa?
JAWABAN:
1. Pengertian Iman secara terminology/istilah adalah mempercayai dan meyakini
sepenuh hati yang diwujudkan melalui lisan dan perbuatan. Menurut Ali Bin Abi Thalib bahwa yang dimaksud dengan iman adalah ucapan lidah serta kepercayaan yang dibenarkan hati juga perbuatan. Sementara Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa sesungguhnya makna iman adalah pengakuan lidah yang dibenarkan pengakuan hari dan pengamalannya dengan anggota-anggota atau rukun-rukun. 2. Iman kepada Asma dan Sifat-sifat Allah artinya, menetapkan apa saja yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi diriNya yang tersebut dalam KitabNya atau sunnah RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam tentang Nama (asma`) dan Sifat-sifat yang sesuai dengan kelayakan bagiNya, tanpa melakukan tahrif, ta`thil, takyif dan tamtsil. 3. Dalam meneladani Asma dan sifat-sifat Allah di kehidupan sehari-hari dapat dilakukan berdasarkan Asmaul Husna contohnya: Al-Karim Al-Karim artinya Maha Pemurah, sehingga sebagai wujud keimanan tersebut kita harus menjadi orang yang pandai membagi kebahagiaan kepada orang lain baik dalam bentuk harta atau bukan. Wujud kedermawanan tersebut, misalnya seperti Membantu teman yang sedang dalam kesulitan, Selalu menyisihkan uang jajan untuk kotak amal setiap hari Jum’at. Al-Aziz Al-Aziz artinya Maha Perkasa, sehingga wujud keimanan tersebut kita harus menjadi orang kuat secara fisik dan mental. Orang yang hendak menjadikan dirinya kuat secara fisik harus senantiasa menjaga kesehatannya. Dia tidak makan dan minum yang haram, serta menjauhi makanan dan minuman yang merusak fisik. Al-Wahhab Al-Wahhab artinya Maha Pemberi, Kita dapat meneladani Al-Wahhab dengan suka memberikan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan. Selain itu juga ketika memberi kita tidak boleh mengharap balasan apapun. 4. Meyakini bahwa segala hal yang ada di bumi termasuk sumber daya alam semata- mata merupakan milik Allah SWT dan juga meyakini sumber daya alam tersebut sebagai tanda tanda kebesaran Allah. Selain itu juga tidak serakah dalam menggali sumber dayanya. 5. Hal tersebut dapat merusak keimanan dikarenakan menganggap adanya kesamaan antara Allah dengan seseorang dalam salah satu Asma Allah sama saja dengan menyekutukan Allah. Selain itu juga Allah Swt adalah satu satunya Dzat yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya, semua sembahan selain-Nya adalah batil.