Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN IMAN KEPADA ALLAH

Secara etimologi, iman berarti pembenaran hati. Secara terminologi, iman berarti
pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan.
“Pembenaran dengan hati” artinya, menerima seluruh ajaran yang dibawa Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wassalam. “Pengakuan dengan lisan” artinya, mengucap dua kalimat syahadat. Yaitu,
bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan
bahwa Muhammad adalah utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “Pengamalan dengan anggota
badan” artinya, hati mengamalkannya dengan keyakinan, dan anggota badan mengamalkannya
dengan melaksanakan ibadah

Iman kepada Allah adalah percaya sepenuh hati akan eksistensi Allah dan keEsaannya
dan mengikuti sesuai dengan tuntutan atau bimbingan Tuhan dan Rasulnya yang tersebut di
dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi, dan menjalankan ibadah amal sesuai dengan tuntunan al
qur’an dan al sunnah

Keyakinan kita terhadap keberadaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala harus dibentengi


dengan iman yang kuat, dimaksudkan yaitu iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kita harus
yakin dengan sepenuh hati bahwa keberadaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu benar benar nyata.

Kata Iman berasal dari bahasa arab yaitu “‫“ امن‬yang artinya aman, damai, tentram. Dalam
pengertian lain adalah keyakinan atau kepercayaan1 . Kata iman tersusun dari tiga huruf
(hamzahmim-nun), Kemudian disebutkan dalam kitab Mu’jam Mufahros jumlah keseluruhan
ayat di dalam Al-Qur’an tempat dimana kata-kata berakar pada huruf a-m-n ada 3872 .
Sedangkan kata iman itu sendiri mempunyai arti membenarkan atau mempercayai.
Iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala tercantum dalam rukun iman dimana posisi
iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala berada pada urutan pertama, karna pada dasarnya tidak
ada yang lebih agung dari pada Allah sang Pencipta alam semesta.3 Di dalam Kitab Minhajul
Muslim, Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri menjelaskan arti Iman kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala sebagai sikap muslim yang meyakini wujud atau adanya Allah Yang Maha Suci. Orang
yang memiliki Iman kepada Allah.
Meyakini bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, mengetahui yang ghaib dan
yang tampak.Bahwasanya sebagai umat Islam yang beriman kita harus meyakini sepenuh hati
bahwa Allah itu benar ada dan selalu memantau tingkah laku umatnya, maka dari itu tidak ada
satu detikan yang membuat kita lupa atau tidak beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sebagai umat manusia yang diciptakan secara sempurna, dimana kita diciptakan dengan diberi
anugerah akal dan pikiran oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pikiran yang kita emban ini
senantiasa mendorong kita untuk terus berpikir, dimana kita sebagai makhluk Allah yang paling
sempurna harus mempunyai pikiran bahwa alam semesta ini tidak secara mendadak ada tanpa

1
diciptakan, siapa lagi kalau bukan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan seluruh
keajaiban di alam semesta ini.4 Hadits mengenai iman kepada Allah.

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah
hak Allah. Maha Suci Allah.Tuhan alam semesta.

1.2 Bertambah dan berkurangnya iman


Kondisi iman masing-masing muslim berbeda-beda dan tidak konsisten. selalu berubahubah
terkadang naik dan terkadang turun. Dalam pembahasan ini diterangkan beberapa ayat AlQur'an
yang menjelaskan tentang bertambahnya iman.

1. Ayat al-Qur’an menerangkan bertambahnya Iman

A
rtinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. Tafsir al-Anfal ayat 2.
Dalam ayat diatas Allah menggambarkan bahwa hati orang-orang yang beriman merasa
takut dan bergetar ketika disebut nama Allah. takut disini berarti perasaan cemas terhadap
siksaan Allah. hal itu dikarenakan kuatnya iman yang ada di dalam hati mereka dan besarnya
perhatian terhadap tuhan, hingga merekapun merasa seakan-akan berada di hadapannya.
2. Ayat al-qur'an yang menerangkan tentang menurunnya iman
Iman orang mukmin dapat bertambah namun juga dapat berkurang. hal-hal yang dapat
mengurangi iman tentunya merupakan hal buruk yang sering dilakukan oleh orang-orang yang
buruk perangainya. Seperti melakukan kemaksiatan-kemaksiatan. Semakin buruk perangai
seseorang maka semakin berkurang iman orang tersebut, apalagi sampai orang muslim
melakukan kekafiran lalu masuk lagi kedalam Islam lalu keluar lagi dan begitu seterusnya maka
orang tersebut tidak akan diberikan petunjuk oleh Allah. hal ini sesuai dengan firman Allah
Swt .surat an-Nisa ayat 137.

2
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian
kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya,Maka sekali-kali Allah tidak akan memberi
ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.

1.3 Ciri-ciri orang yang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Sebagai umat yang memeluk ajaran Islam kita harus meyakini akan keberadaan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Kita sebagai manusia
dimana makhluk paling sempurna memiliki kelebihan untuk berfikir dengan akal yang diberikan
Allah kepada kita umatnya. Beberapa contoh ciri-ciri orang beriman kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala diantara sebagai berikut:

1. Takut kepada Allah Ketakutan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan salah satu
ciri beriman kepada Allah, ketakutan yang dimaksud kan yaitu menyadari bahwa Allah
merupakan zat yang maha Agung dan maha menguasai apapun yang ada didunia ini. Dengan
rasa takut yang terus kita pupuk didalam hati kita maka diri dan pikiran kita hanya akan tertuju
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
2. Mendirikan Sholat Selalu mendirikan sholat dengan tepat waktu dan khusuk merupakan
ciri umat yang beriman kepada Allah, karena saat melakukan sholat secara tidak langsung kita
sejenak meninggal kan urusan dunia dan hanya teringat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
3. Selalu bersyukur Sikap Bersyukur menjadi salah satu rasa cinta kita kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala, karena pada dasarnya saat kita sedang bersyukur berartikan kita
mengingat Allah Tuhan sang Pencipta alam semesta atas segala karunia yang telah Allah
berikankepada kita.
4. Berakhlak baik Pada dasarnya seseorang yang beriman akan selalu berjalan dijalan
kebaikan untuk mendapat ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Orang yang beriman akan
senantiasa berbuat baik dalam hal apapun karana mereka sadar bahwa setiap apa yang diperbuat
sesungguhnya dalam pantauan Allah.
5. Bersikap sabar Kita semua pasti tidak asing dengan kata sabar, pada dasarnya iman dan
sabar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk mengetahui tingkat keimanan
umatnya Allah terkadang memberi kita cobaan dimana saat menerima cobaan kita harus bersabar
untuk mengubah tingkat keimanan kita menjadi lebih tinggi.
6. Tawakal Tawakkal bukanlah sifat pasrah, melainkan menyandarkan diri kepada Allah
saat sedang susah, berteguh hati saat ditimpa kesukaran dalam kondisi hati yang tenangdan
tenteram. Tawakkal harus disertai dengan usaha sayangnya, konsep tawakal sering diartikan
hanya sebagai kepasrahan tanpa usaha.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SIFAT-SIFAT ALLAH

“Sifat” (sifah) allah adalah nama yang menunjukkan keadaan pada sebagian dari dzat,
dan sifat tersebut merupakan suatu hal yang terjadi dengan mengambil sesuatu hal dari dzat
tersebut, seperti ilmu kekuasaan dan lain sebagainya. Ibnu Faris mengatakan, sifat adalah al-
amarah (tanda -tanda ) yg lazim untuk sesuatu. Ia juga mengatakan, sifat (na’t) artinya
penyebutan ( penjelasan ) mengenai hal dengan kebaikan yang ada didalamnya.” Sifat-sifat Allah
memiliki sifat yang sempurna dan tidak memiliki kekurangan sedikitpun dalam segala aspeknya.
Seperti sifat Al Hayah ( hidup ), Al Ilmu ( berilmu ), Al Qudrah ( berkuasa ), As sam’u
( mendengar )
, Al Bashar ( melihat ) dan lain sebagainya. Sifat-sifat tersebut ditinjau dari segala aspeknya.
Adapun Sifat-sifat bagi Allah
• Sifat wajib bagi Allah
Adalah sifat yang harus ada pada dzat allah sebagai kesempurnaan _nya. Allah adalah Khaliq,
zat yang memiliki sifat tidak mungkin sama dengan sifat-sifat yang dimiliki makhluknya. Zat
Allah tidak busa dibentukkan sebagaimana bentuk, rupa, sam ciri-cirinya. Begitu juga sifat-
sifatnya tidgak bisa disamakan dengan makhluk.

• Sifat Nafsiyah
sifat yang menunjukkan zat itu sendiri bukan hal lainnya. Sifat Nafsiyah juga bisa
didefinisikan sebagai haliyyah atau kondisi yang pasti ada pada suatu dzat selama dzat tersebut
tidak 'ilati dengan suatu 'ilat. Sifat wajib Allah yang termasuk ke dalam sifat Nafsiyah hanyalah
satu, yaitu sifat wujud.

Wujud artinya “Ada" (Berada di suatu tempat), dan bukti bahwa Allah SWT itu ada dapat
dilihat melalui kehadiran dunia ini dan segala isinya. karena tidak mungkin ada dunia
(Penciptaan) tanpa adanya Tuhan (Pencipta) Wujud ini berarti ada, artinya Tuhan ada dengan
Dzat-Nya sendiri, tanpa ada yang mencipta atau membuat. Keberadaan Tuhan di sini dibuktikan
dengan adanya alam semesta ini dan makhluk-makhluk atau makhluk-makhluk yang ada di
dalamnya. Seperti yang dijelaskan dalam cerpen di atas, dimulai dari tatanan tata surya yang
begitu indah, kemudian makhluk hidup bertebaran di muka bumi ini, baik yang hidup di darat,
laut dan udara, dan lain sebagainya
Semua itu ada, karena ada yang menciptakan dan yang mengaturnya. Mustahil jika alam
semesta dengan susunannya yang banyak dan rumit itu ada dengan sendirinya, dan tidak saling
bertabrakan. Hal ini turut dijelaskan dalam Al Quran tepatnya pada surat As-Sajdah ayat 4
berikut ini :

4
Artinya: Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari
pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at.

• Sifat salbiyah

sifat yang menafikan segala hal yang tidak layak bagi Allah ta'ala. Sifat wajib Allah yang
masuk ke sifat Salbiyah sendiri mencakup 5 sifat, Yaitu Qidam, Baqa’, Mukhalafatu
lilhawadisi, Qiyamuhu Binafsihi dan Wahdaniyah. Sebenarnya sifat Salbiyah sendiri tidak
hanya 5 sifat, sebab berbagai kekurangan tidak terbatas dan semuanya ternafikan dari Allah
SWT.
a.Qidam
Qidam artinya terdahulu atau awal
b.Baqa
Baqa artinya kekal
c.Mukhalafatu lilhawadisi
Artinya berbeda dengan makhluk ciptaan nya
d.Qiyamuhu binafsihi
Artinya berdiri sendiri
e.Wahdaniyah
Artinya tunggal atau Esa

Sifatma’ani

Sifat ma’ani adalah sifat yang ada pada Allah dan sesuai dengan kesempurnaan-Nya. Sifat
ma’ani dapat memunculkan sifat ma’nawiyah, yaitu sifat yang tetap ada pada zat Allah.Sifat-sifat
ma’ani juga dimiliki oleh makhluk ciptaan-Nya. Bedanya, jika dimiliki Allah, maka sifat ini
menjadi tidak tebatas. Sedangkan jika dimiliki makhluk ciptaan-Nya, maka sifat ini menjadi
sangat terbatas.

Sifat ma’ani jumlahnya ada tujuh, berikut penjelasan lengkapnya seperti dikutip dari Akidah
Akhlak Kelas VII Madrasah Tsanawiyah karya Taofik Yusmansyah:

1. Qudrat
Sifat qudrat artinya kuasa. Adanya alam semesta yang nampak beserta isinya, merupakan bentuk
ciptaan Allah Swt. Gerak rangkaian planet yang teratur tanpa adanya tabrakan juga termasuk
kuasa Allah Swt.Peristiwa yang begitu rumit dan luar biasa itu hanya bisa dilakukan oleh Zat
Yang Maha Kuasa. Untuk merenungi sifat qudrat, simak firman Allah dalam surat al-Ahzab ayat
27 berikut:“Dan Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda

5
mereka, sesuatu dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan Allah Mahakuasa
terhadap segala.”

2. Iradat
Sifat iradat artinya berkehendak. Kehendak Allah itu bersifat bebas, tanpa ada yang bisa
melarang atau memerintah-Nya. Tidak karena terpaksa tidak pula karena ketidaksengajaan.
Dalam Alquran surat al-An’am ayat 73, Allah Swt berfirman: “Dia lah yang Menciptakan langit
dan bumi dengan hak (benar), ketika Dia Berkata. "Jadilah" Maka jadilah sesuatu itu. Firman-
Nya adalah benar, dan milik-Nya lah segala kekuatan pada waktu sangkakala ditiup. Dia
Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dia-lah Yang Mahabijaksana, Mahateliti’

3.Alim
Sifat alim artinya Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala hal yang ada di langit dan di
bumi. Bagi Allah, untuk menciptakan sesuatu tidak perlu belajar terlebihdahulu.Allah telah
memiliki ilmu yang lengkap. Pengetahuan Allah bersifat menyeluruh, sangat luas, dan tak
terbatas. Segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tidak, ada dalam pengetahuan-Nya

4.Hayat
Sifat hayat artinya Maha Hidup. Hidupnya Allah berbeda dengan makhluk. Allah Maha
Hidup dan tidak memerlukan sesuatu untuk bertahan hidup seperti halnya manusia, hewan, dan
tumbuhan.Hidupnya Allah tidak ada awal dan tidak berkesudahan. Allah hidup sebagaimana Dia
ada, tanpa didahului oleh apapun dan siapapun.

5. Sama’

Sifat sama' artinya Maha Mendengar. Semua suara dan bunyi, baik yang jelas ataupun
samar,dapat didengar oleh Allah Swt. Bahkan, yang tidak terdengar oleh makhluk pun Allah bisa
mendengarnya.Pendengaran Allah tidak sama dengan mahkluk. Sebab, makhluk membutuhkan
alat untuk mendengar, tetapi Allah tidak.

6. Bashar

Sifat bashar artinya Maha Melihat. Segala sesuatu yang tampak dan tersembunyi, tidak ada yang
luput dari pandangan dan pengawasan Allah Swt. Berbeda dengan makhluk-Nya, Allah melihat
semuanya tanpa bantuan alat.

“Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi bencand-apa pun (terhadap mereka dengan
membunuh nabiznabi itu), (karena itul mereka menpadi buta dan tuli, kemudian Allah Menerima
taubat mereka, latn banyak di untara mereka buta dan tuli. Dan Allah Maha Melihalapn yang
mereka kerjakan.” (QS. Al-Maidah: 71)

7. Kalam

6
Sifat kalam artinya berbicara atau berfirman. Allah sebagai zat yang bersifat kalam mampu
mengeluarkan firman kepada hamba-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam surat Asy-Syura ayat
51 berikut:

“Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali
dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat)
lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia
Mahatinggi, Mahabijaksana"

Sifat Ma’nawiyah

Ma'nawiyah adalah sifat yang ada pada suatu yang disifati, yang otomatis menetapkan suatu
hukum padanya, maka sifat Ma'nawiyah merupakan hukum tersebut. Dari definisi di atas bisa
kita simpulkan bahwa sifat Ma'nawiyah merupakan sebuah kondisi yang selalu menetap
padasifat Ma'ani itu sendiri. Sifat 'Ilm misalnya, pasti dzat yang bersifat dengannya mempunyai
kondisi berupa Kaunuhu ' Aliman ( keberadaannya sebagai zat yang berilmu/ mengetahui). Sifat
wajib Allah yang termasuk dalam kategori Ma'nawiyah ada 7 sebagaimana sifat
Ma'ani yaitu: Kaunuhu Qadiran, Kaunuhu Muridan, Kaunuhu 'Aliman, Kaunuhu Hayyan
Kaunuhu Sami'an, Kaunuhu Bashiran dan Kaunuhu Mutakalliman

Sifat jaiz bagi Allah

Selain memiliki sifat wajib dan sifat mustahil yang wajib diyakini dan diimani oleh setiap
umat islam. Allah SWT juga memiliki sifat jaiz. sifat jaiz ALLAH SWT hanya ada satu saja
yaitu Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu.
Sifat Jaiz Bagi Allah SWT adalah sifat yang mungkin boleh dimiliki dan boleh tidak
dimiliki oleh Allah SWT. maksudnya disini boleh melakukannya atau meninggalkannya. Allah
sangat berkuasa untuk membuat sesuatu atau tidak membuatnya. Seperti yang telah dijelaskan
diatas sifat Jaiz Allah SWT hanya ada satu yaitu Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, artinya Allah
itu berwenang untuk menciptakan dan berbuat sesuatu atau tidak sesuai dengan kehendak-
Nya.Sifat ini menegaskan bahwa ALLAH SWT hak penuh untuk melaksanakan sesuatu sesuai
kehendaknya tanpa ada paksaan. tidak ada satupun di dunia ini yang bisa memaksa ALLAH
SWT dengan cara apapun karena terjadinya sesuatu atau tidak terjadinya sesuatu mutlak ada
pada kekuasaan ALLAH SWT.

Dalil Al-Quran Tentang Sifat Jaiz ALLAH SWT

Hal hal yang berkaitan dengan sifat jaiz Allah SWT bisa dilihat dari beberapa firman ALLAH
SWT dalam Al-Quran. berikut ini beberapa ayat ayat yang menjelaskan mengenai sifat jaiz
Allah yaitu bagaimana ALLAH SWT berkuasa atas segala sesuatunya.

7
2.2 KEKUASAAN ALLAH

Kekuasaan Allah itu mutlak artinya Allah sebagai Pencipta alam semesta dan Penguasa hari
pembalasan, mengatasi segala apa yang ada. Ia adalah wujud yang mempunyai kehendak dan
kekuasaan yang tidak terbatas di samping memiliki keadilan. Mausia sebagai makhluk ciptan
Allah mendapat kemuliaan untuk menjadi khalifahnya di muka bumi ini, pemikul amanah yang
akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan mahkamah agung. Allah memberikan akal untuk
memahami wahyu yang diturunkan-Nya melalui rasul-rasul-Nya, di samping hak kebebasan dan
hak memiliki sesuai dengan taklif yang menjadi tanggung jawabnya.

1. Kebesaran dan Kekuasaan Allah

2. Kuasa-Nya itu Nyata

8
3. Kuasa Allah

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sifat-sifat Allah adalah keseluruhan sifat sempurna yang tidak memiliki kekurangan
sedikitpun dalam segala aspeknya. Ada sifat wajib Allah, sifat mustahil Allah, sifat jaiz
Allah.Perbuatan Tuhan adalah dalam bentuk penciptaan daya-daya dalam diri manusia,
sedangkan perbuatan manusia adalah pemakaian daya-daya diciptakan tuhan.

10

Anda mungkin juga menyukai