3) Tujuan Akidah
Karena Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya,
maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya
kepadaNya. Karena akidah ini akan menghubungkan orang
mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai
Tuhan yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri`. 4.
Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan
dalam beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan
orang lain.
UNSUR-UNSUR IMAN
-Iman kepada Allah swt
-Iman kepada malaikat
-Iman kepada kitab allah
-iman kepada rasul
-iman kepada hari akhir
3. TAUHID
Pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid yang digunakan
dalam bahasa Indonesia, yaitu keesaan Allah, mentauhidkan berarti
“mengakui keesaan Allah; mengesakan Allah. Secara istilah syar‟i,
tauhid berarti mengesakan Allah dalam hal mencipta, menguasai,
mengatur dan memurnikan (mengikhlaskan) peribadahan hanya
kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya serta
menetapkan asma‟ul husna dan sifat al-„ulya bagi-Nya dan
mensucikan-Nya dari kekurangan dan cacat. Asal makna tauhid ialah
meyakinkan, bahwa Allah adalah “satu”, tidak ada syarikat bagi-Nya.
Oleh sebab itu, sebab dinamakan Ilmu Tauhid, ialah karena
bahagiannya yang terpenting, menetapkan sifat wahdah (satu) bagi
Allah dalam zat-Nya dan dalam perbuatan-Nya menciptakan alam
seluruhnya dan bahwa Ia sendiri-Nya pula tempat kembali segala
alam ini dan penghabisan segala tujuan.
Hakikat Tauhid
-Tauhid Rububiyah
-Tauhid Uluhiyah
-Tauhid Ubudiyah
4. Islam
Kata Islam terdiri dari tiga huruf, S (Sin), L (lam) dan M (Mim), yang
berarti “keselamatan” (salam) dan landasan akhirat (kehidupan
setelah mati). Islam juga merupakan agama yang mengajarkan
umatnya (Muslim/Muslim) untuk menyebarkan keamanan dan
perdamaian. Hal ini tercermin dalam pembacaan doa sebagai ibadah
utama, kata-kata doa keselamatan "Assalamu'alaikum
warohmatullah". Semoga perlindungan dan cinta Tuhan menjadi
milikmu sebagai doa penutup. Secara linguistik, Islam memiliki
beberapa arti. Dalam bahasa Arab, Islam adalah mashdar dari kata
aslama-yuslimu-islaaman, yang berarti kepasrahan, ketundukan,
ketundukan, ketundukan kepada Allah. Islam, di sisi lain, berasal dari
kata Assalm, Aslama, Isthaslama, Salim dan Salaam.
5. Kufur
Al-Qur'an menggunakan istilah kufur dalam berbagai cara. Yang
dimaksud dengan kekufuran adalah sebagai kondisi untuk tidak
mematuhi semua ketentuan hukum Islam yang telah digariskan oleh
Allah SWT.
Kata kufr berasal dari bahasa Arab kafara, yang berarti mengingkari.
Seperti yang disebutkan Moh Shofan dalam bukunya Pluralisme
Menyelamatkan Agama, kekufuran dapat diartikan dalam dua hal.
Pertama, Kufur mengingkari hukum Islam, tidak mengakui Allah
sebagai Tuhan, dan Muhammad sebagai Nabi. Kedua, Kufur
mengingkari segala nikmat yang diberikan Allah.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa arti pertama dari
ketidakpercayaan adalah kebalikan dari kata iman. Arti kedua dari
penghujatan dilawan dengan kata syukur.
Mereka yang tidak mau berdoa digolongkan sebagai orang yang tidak
percaya karena mereka telah mengingkari rahmat Allah.
Materi 2
RUKUN IMAN KEPADA ALLAH DAN MALAIKAT SERTA HIKMAHNYA
DALAM KEHIDUPAN
MATERI 3
RUKUN IMAN KEPADA KITAB KITAB ALLAH DAN HIKMAHNYA
DALAM KEHIDUPAN
Kata kitab secara etimologis berasal dari k-ta-ba, yang berarti menulis.
Bentuk jamak dalam kamus adalah polar. Kata buku dalam bahasa
Indonesia berarti buku.
Dan dalam kaitannya dengan Kitab Perkataan (Al-Kitab, Al-Qutub, Kitab
Allah), itu adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada para Nabi
dan Rasul-Nya.
Oleh karena itu, beriman kepada tulisan-tulisan Allah berarti bahwa Allah
telah menurunkannya kepada rasul-rasul-Nya untuk disampaikan kepada
hamba-hamba-Nya, dan bahwa tulisan-tulisan ini berisi petunjuk-petunjuk
kepada manusia baik di dunia maupun di akhirat. dan bimbingan.
BAB 4
IMAN KEPADA YAUMIL AKHIR
DAN IMAN KEPADA QODA DAN QADAR
Yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa seluruh alam semesta.
Kehidupan manusia akan berganti dengan alam yang baru yakni alam akhirat.
Yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat
diusahakanatau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia.
MATERI 6
PERUBAHAN AKIDAH YANG DILAKUKAN RASULULLAH SAW DAN
IMPLEMENTASINYA DALAM KONTEKS KEHIDUPAN KEKINIAN
Rasulullah SAW adalah sosok yang wajib bagi umat islam untuk diteladani,
karena dia merupakan uswah atau teladan terbaik dalam segala aspek.
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. ” (QS al-Ahzab
[33]:21) Imam Syaukani berkata, ini adalah dalil wajibnya bagi seluruh umat
islam untuk meneladani beliau dalam beraqidah, beramal dan sebagainya.
Berikut ini adalah gambaran umum metode perubahan yang ditempuh oleh
Rasulullah SAW dalam mengubah masyarakat Arab dari masyarakat
Jahiliyyah menjadi masyarakat Islam.
Rasulullah SAW telah mendapatkan wahyu dari Allah SWT yang mengatur
semua perkara. Metode untuk menyebarkan ideologi tersebut adalah
menegakkan negara Islam. Inilah tujuan perubahan yang diusung oleh Rasul
dan para sahabat. Menyebarkan dan merubah sebuah ideology atau akidah
bukan perkara yang mudah.
Di sinilah proses yang paling berat dan menentukan ,sebab Rasulullah SAW
dan para sahabat tidak hanya berhadapan dengan akidah yang rusak,
namun juga resistensi dari kaum Quraisy sebagai penganutnya. Kegigihan
rasul dalam merubah akidah terhadap kaum Quraisy tersebut gencar
dilakukan meski harus menerima perlakuan yang kejam dari mereka.
Rasulullah SAW tidak sekadar mendakwahi masyarakat biasa, namun pada
saat yang sama juga secara aktif melakukan berbagai pendekatan kepada
kepala - kepala suku Arab di masa itu, termasuk pembesar Quraisy. Setelah
mendapatkan dukungan dari suku Auz dan Khazraj, Rasulullah SAW
kemudian mengutus Mus`ab untuk mempersiapkan masyarakat Madinah
sebagai negara berakidah Islamiyyah.