Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pengetahuan tentang agama sedikit banyak mulai luntur dari kalangan
umat islam sendiri, khususnya kaula muda. Mereka yang mengaku Islam, justru kebanyakan
tidak tahu mengenai ajaran (syariat) Islam. Hal semacam ini tentu membuat hati semakin
miris. Apalagi kita yang notaben sebagai mahasiswa muslim yang sepatutnya mengenal
lebih dalam sebagai pedoman hidup, malah tidak mengerti bahkan tidak perduli sama sekali
terhadapnya.

Banyak sekali sebenarnya persoalan dalam Islam yang memang seharusnya patut
untuk kita ketahui sebagai umat Islam. Berkaitan mengenai asasnya, agama Islam memiliki
dua asas yaitu, Islam dan Iman yang tertuang dalam 5 rukun Islam dan 6 rukun iman.

Berbicara mengenai rukun iman, perlu diketahui rukun iman adalah sebagai berikut.

1. Iman kepada Allah


2. Iman kepada Malaikat Allah
3. Iman kepada Kitab Allah
4. Iman kepada Rasul Allah
5. Iman kepada Hari Kiamat
6. Iman kepada Qada dan Qadar

1.2 Rumusan Masalah

 Apa pengertian dari iman kepada Allah?


 Bagaimana cara beriman kepada Allah?
 Apakah pengertian iman kepada malaikat?
 Apakah perbedaan malaikat dengan makhluk lain?
 Siapa saja malaikat dan apa tugasnya?
 Bagaimana wujud malaikat?
 Bagaimana sifat malaikat?

Page 1
 Dimana tempat yang tidak disukai malaikat?
 Apa hikmah beriman kepada malaikat?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian dari iman kepada Allah
 Untuk mengetahui cara beriman kepada Allah.
 Untuk mengetahui pengertian iman kepada malaikat
 Untuk mengetahui perbedaan malaikat dengan makhluk lain
 Untuk mengetahui siapa saja malaikat dan tugasnya
 Untuk mengetahui bagaimana wujud malaikat
 Untuk mengetahui bagaimana sifat malaikat
 Untuk mengetahui dimana tempat yang tidak disukai malaikat
 Untuk mengetahui hikmah beriman kepada malaikat

Page 2
BAB II

PEMBAHASAN

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

2.1 Iman Kepada Allah SWT


2.2.1 Pengertian Iman Kepada Allah
Arti Iman kepada Allah SWT, yaitu hendaknya seorang hamba Allah untuk
mengitikadkan dengan keteguhan hatinya akan sifat-sifat Allah SWT, baik yang wajib,
mustahil sampai yang jaiz. Secara ijmali (keseluruhan) ia harus beritikad dengan seteguh hati,
bahwa Allah itu wajib mempunyai sifat-sifat kesempurnaan yang sesuai dengan keadaan
Ketuhanan-Nya, dan mustahil bersifat dengan segala macam sifat kekurangan, serta jaiz bagi
Allah untuk melakukan setiap yang mungkin atau meninggalkan.
Rukun Iman yang pertama adalah iman kepada Allah SWT yang merupakan dasar dari
seluruh ajaran Islam. Orang yang akan memeluk agama Islam terlebih dahulu harus
mengucapkan kalimat syahadat. Pada hakekatnya kepercayaan kepada Allah SWT sudah
dimiliki manusia sejak ia lahir. Bahkan manusia telah menyatakan keimanannya kepada
Allah SWT sejak ia berada di alam arwah.
Sebelum Islam datang, orang jahiliyah sudah mengenal Allah SWT. Mereka mengerti
bahwa yang menciptakan alam semesta dan yang harus disembah itu dzat yang Maha
Pencipta, yakni Allah SWT. Sebagaimana diungkapkan di dalam Al-Qur’an :

Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menciptakan langit dan
bumi?”, niscaya mereka akan menjawab : “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui.”

Manusia memiliki kecenderungan untuk berlindung kepada sesuatu Yang Maha Kuasa.
Yang Maha Kuasa itu adalah dzat yang mengatur alam semesta ini. Dzat yang mengatur alam
semesta ini sudah pasti berada di atas segalanya. Akal sehat tidak akan menerima jika alam
semesta yang sangat luas dan teramat rumit ini diatur oleh dzat yang kemampuannya terbatas.
Sekalipun manusia sekarang ini sudah dapat menciptakan teknologi yang sangat canggih,

Page 3
namun manusia tidak dapat mengatur alam raya ini. Dengan kecanggihan teknologinya,
manusia tidak akan dapat menghentikan barang sedetik pun bumi untuk berputar.

Dzat Allah adalah sesuatu yang ghaib. Akal manusia tidak mungkin dapat memikirkan
dzat Allah. Oleh sebab itu mengenai adanya Allah SWT, kita harus yakin dan puas dengan
apa yang telah dijelaskan Allah SWT melalui firman-firman-Nya dan bukti-bukti berupa
adanya alam semesta ini.

Makna Syahadat
Syahadat artinya adalah persaksian. Dalam hal ini, persaksian barulah dianggap sebagai
sebuah persaksian ketika telah mencakup tiga hal :

[1] Mengilmui dan meyakini kebenaran yang dipersaksikan.

[2] Mengucapkan dengan lisannya.

[3] Menyampaikan persaksian tersebut kepada yang lain (Mutiara Faedah Kitab Tauhid,
Ustadz Abu Isa).

Persaksian tidaklah cukup di lisan saja, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang
munafik yang diancam oleh Allah dengan adzab neraka. Orang-orang munafik mengucapkan
dua kalimat syahadat dengan lisan, namun hati mereka tidak membenarkannya. Begitu juga
sebaliknya, syahadat ini tidak cukup diyakini dalam hati tanpa diucapkan.

Makna dari  Asyhadu alla ilaaha illallah


Asyhadu alla ilaaha illallah artinya aku bersaksi bahwasanya tidak ada yang berhak
disembah kecuali Allah. Dalam syahadat ini terdapat penafian (penolakan) sesembahan selain
Allah dan penetapan bahwa sesembahan yang benar hanya Allah. Adalah sebuah kenyataan
bahwasanya di dunia ini terdapat banyak sesembahan selain Allah. Ada orang yang
menyembah kuburan, pohon, batu, jin, wali, dan lain-lain. Akan tetapi semua sesembahan
tersebut tidak berhak untuk disembah, yang berhak disembah hanya Allah.

Makna Asyahadu anna Muhammadar Rasulullah


Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah artinya aku bersaksi bahwasanya
Muhammad SAW adalah Rasul Allah. Rasul adalah seseorang yang diberi wahyu oleh Allah

Page 4
berupa syari’at dan ia diperintahkan untuk mendakwahkan syari’at tersebut (Syarah Arba’in
an Nawawiyah, Syaikh Al ‘Utsaimin).

2.2.2 Cara Beriman Kepada Allah SWT


Iman kepada Allah SWT merupakan pokok dari seluruh iman yang tergabung dalam
rukun iman. Karena iman kepada Allah SWT merupakan pokok dari keimanan yang lain,
maka keimanan kepada Allah SWT harus tertanam dengan benar kepada diri seseorang.
Sebab jika iman kepada Allah SWT tidak tertanam dengan benar, maka ketidak-benaran ini
akan berlanjut kepada keimanan yang lain, seperti iman kepada malaikat-malaikat Nya, kitab-
kitab Nya, rasul-rasul Nya, hari kiamat, serta qadha dan qadar Nya. Dan pada akhirnya akan
merusak ibadah seseorang secara keseluruhan. Di masyarakat tidak jarang kita jumpai cara-
cara beribadah seorang yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, padahal orang tersebut
mengaku beragama Islam.
Ditinjau dari segi yang umum dan yang khusus ada dua cara beriman kepada Allah SWT :
a.    Bersifat Ijmali
Cara beriman kepada Allah SWT yang bersifat ijmali maksudnya adalah, bahwa kita
mepercayai Allah SWT secara umum atau secara garis besar. Al-Qur’an sebagai suber
ajaran pokok Islam telah memberikan pedoman kepada kita dalam mengenal Allah
SWT. Diterangkan, bahwa Allah adalah dzat yang Maha Esa, Maha Suci. Dia Maha
Pencipta, Maha Mendengar, Maha Kuasa, dan Maha Sempurna.
b.    Bersifat Tafshili
Cara beriman kepada Allah SWT yang bersifat tafsili, maksudnya adalah mempercayai
Allah secara rinci. Kita wajib percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT memiliki
sifat-sifat yang berbeda dengan sifat-sifat makhluk Nya. Sebagai bukti adalah adanya
“Asmaul Husna” yang kita dianjurkan untuk berdoa dengan Asmaul Husna serta
menghafal dan juga meresapi dalam hati dengan menghayati makna yang terkandung di
dalamnya.

2.2 Iman Kepada Malaikat

2.2.1 Pengertian Iman kepada Malaikat Allah

Page 5
Beriman kepada malaikat adalah satu dari rukun iman. Dengan kata lain, iman
seorang hamba kepada Allah tidak akan sempurna kecuali dengan menegakkan rukun iman,
yang diantaranya adalah beriman kepada malaikat Allah. Beriman akan adanya malaikat
adalah wajib. Iman kepada malaikat ini, masuk kedalam iman kepada sesuatu yang ghaib.
Orang yang mengingkari akan adanya hal ini berarti mengingkari keterangan Al-qur’an dan
Rasul.

“MALAIKAT”

Kata malaikat adalah jamak dari kata malakun yang artinya utusan. Malaikat adalah
makhluk rohani yang bersifat gaib, diciptakan dari nur, selalu taat, tunduk serta patuh kepada
Allah SWT dan tidak pernah ingkar kepadanya. Mereka tidak membutuhkan makan, minum
atau tidur. Mereka tidak memiliki keinginan apapun secara fisik, serta menghabiskan
waktunya siang dan malam hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Zat yang merupakan penyebab dari terciptanya malaikat adalah nur (cahaya). Dari
Aisyah diriwayatkan, bahwa telah bersabda Rasulullah Saw:

“Malaikat itu telah diciptakan  dari nur, dan jin diciptakan dari api. Sedangkan
manusia diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada kalian (para sahabat). (HR.
Muslim).

Adapun tentang masalah “sejak kapankah malaikat itu tercipta?” kita tidak
menemukan satu pernyataan (dalil) pun dalam Kitabullah dan Sunnah yang sahih, yang
menerangkan akan hal ini. Yang jelas, mereka tercipta sebelum diciptakannya Nabi Adam
As, dengan dalil firman Allah Swt dalam surat Al-Baqarah ayat 30:
Artinya:
“ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui”. (QS. Al-baqarah: 30)

Page 6
Beriman kepada malaikat berarti memercayai dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT
telah menciptakan makhluk bernama malaikat. Mengimani keberadaan malaikat merupakan
hal yang sangat penting. Walaupun kita tidak dapat melihat malaikat secara langsung. Namun
jika Allah mengkehendakinya, maka malaikat bisa dilihat oleh manusia. Kepercayaan
tersebut akan memurnikan amalan umat islam dari segala bentuk kesyirikan.

Secara tersirat, QS Al Baqarah ayat 2-3 memberi penjelasan bahwa beriman kepada
malaikat adalah pangkal keimanan kepada wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada para
rasul-Nya. Hal itu disebabkan, Allah SWT menurunkan wahyu kepada para rasul-Nya
melalui perantara Malaikat Jibril.
Demikian pula sebaliknya, jika ada orang yang mendustakan keberadaan malaikat berarti
ia telah mendustakan wahyu dan kitab-kitab Allah SWT dan mendustakan risalah para rasul.

2.2.2 Perbedaan Malaikat dengan Makhluk Lain


A. Malaikat :
1. Diciptakan dari cahaya dan tidak berjenis kelamin
2. Diciptakan lebih dahulu
3. Dapat menjelma menjadi apa saja
4. Termasuk makhluk gaib
5. Semua taat kepada Allah
6. Tidak mempunyai nafsu
7. Terpelihara dari perbuatan dosa
8. Mengajak manusia berbuat kebaikan
9. Diciptakan tidak berpasangan

B. Manusia :
1. Diciptakan dari tanah dan berjenis kelamin
2. Diciptakan lebih akhir dari malaikat
3. Hanya memiliki satu bentuk saja
4. Tidak termasuk makhluk gaib
5. Ada yang ingkar kepada Allah
6. Diciptakan mempunyai nafsu
7. Berpasangan,
8. Mempunyai keturunan

Page 7
C. Jin :
1. Diciptakan dari api
2. Termasuk makhluk gaib
3. Ada yang muslim dan ada yang kafir
4. Dapat menjelma menjadi apa saja
5. Mempunyai hawa nafsu
6. Berjenis kelamin
7. Mempunyai keturunan
8. Umurnya lebih lama dari manusia

Iblis :

Iblis adalah nenek moyang daripada jin yang dulunya melawan perintah Allah saat
disuruh bersujud kepada Adam A.S.Iblis akan selalu mengajak manusia untuk berbuat
kejahatan. Sifat ini sangat berlawanan dengan sifat malaikat yang mengajak manusia untuk
berbuat kebaikan.

Setan :

Sedangkan Setan menurut Asy Syekh As Shawi adalah nama bagi tiap-tiap yang
durhaka dari golongan jin dan manusia. Dengan begitu dapat kita ketahui bahwa setan itu
adalah nama sifat dan tidaklah memiliki bentuk atau asal tertentu. Jika jin durhaka maka akan
dinamakan setan, begitu juga dengan manusia yang durhaka kepada Allah.

2.2.3 Nama-nama dan Tugas Malaikat

Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu
Rukun Iman, berdasarkan Al Qur'an, hadits dan kitab-kitab. Nama (panggilan) beserta tugas-
tugas mereka adalah sebagai berikut:

Page 8
 Jibril - Pemimpin para malaikat, bertugas menyampaikan wahyu dan
mengajarkannya kepada para nabi dan rasul.
 Mikail - Pembagi rezeki kepada seluruh makhluk.
 Israfil - Peniup sangkakala pada hari kiamat.
 Munkar dan Nakir - Pemeriksa amal manusia di alam barzakh.
 Malaikat Maut - Para pencabut nyawa seluruh makhluk, dibagi menjadi 2 jenis
yaitu:
o Para pencabut dengan keras,
o Para pencabut dengan lembut.
 Ridwan - Penjaga pintu syurga.
 Malik - Pemimpin Malaikat Zabaniah dan penjaga neraka.

Nama Malaikat Maut dikatakan Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al
Quran maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat.
Dalam Al Qur'an dia hanya disebut Malak al-Maut atau Malaikat Maut.

Malaikat Jibril, walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur'an, ia juga
disebut di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan sebutan lain seperti Ruh al-Qudus, Ruh
al-Amin dan lainnya.

2.2.4 Wujud Malaikat

Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur'an ada yang memiliki sayap
sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi:

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-
masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."—Fatir35:1

Kemudian dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Jibril memiliki 600 sayap, Israfil
memiliki 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir
dikatakan bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai
1200 sayap Israfil.

Page 9
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia
tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk tidak akan
mampu melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, hanya Nabi

Muhammad yang mampu melihat wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali.

Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang
sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, ibadah manusia dan jin lebih
disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para malaikat, karena manusia dan jin bisa
menentukan pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain.
Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka dapat
melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki
atau perempuan dan tidak berkeluarga.

2.2.5 Sifat Malaikat

Sifat-Sifat Dasar Malaikat Allah SWT :

1. Pasti selalu patuh pada segala perintah Allah dan selalu tidak melaksanakan apa yang
dilarang Allah SWT.
2. Tidak sombong, tidak memiliki nafsu dan selalu bertasbih.
3. Dapat berubah wujud dan menjelma menjadi yang dia kehendaki.
4. Memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman.
5. Ikut bahagia ketika seseorang mendapatkan Lailatul Qadar.

Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam adalah sebagai berikut:

1. Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.


2. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan, tidur,
bercanda, berdebat, dan lainnya.
3. Selalu takut dan taat kepada Allah.
4. Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.
5. Mempunyai sifat malu.
6. Bisa terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung.
7. Tidak makan dan minum.
8. Mampu mengubah wujudnya.

Page
10
9. Memiliki kekuatan dan kecepatan cahaya.

Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepada
mereka. Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium
dan dirasakan oleh manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera,
kecuali jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Ada
pengecualian terhadap kisah Muhammad yang pernah bertemu dengan Jibril dengan
menampakkan wujud aslinya, penampakkan yang ditunjukkan kepada Muhammad ini
sebanyak 2 kali, yaitu pada saat menerima wahyu dan Isra dan Mi'raj.

Beberapa nabi dan rasul telah di tampakkan wujud malaikat yang berubah menjadi
manusia, seperti dalam kisah Ibrahim, Luth, Maryam, Muhammad dan lainnya.

2.2.6 Tempat yang tidak disukai Malaikat

Menurut syariat Islam ada beberapa tempat dimana para malaikat tidak akan mendatangi
tempat (rumah) tersebut dan ada pendapat lain yang mengatakan adanya pengecualian
terhadap malaikat-malaikat tertentu yang tetap akan mengunjungi tempat-tempat tersebut.
Pendapat ini telah disampaikan oleh Ibnu Wadhdhah, Imam Al-Khaththabi, dan yang lainnya.
Tempat atau rumah yang tidak dimasuki oleh malaikat itu di antara lain adalah:

1. Tempat yang di dalamnya terdapat anjing, (kecuali anjing untuk kepentingan


penjagaan keamanan, pertanian dan berburu);
2. Tempat yang terdapat patung (gambar);
3. Tempat yang di dalamnya ada seseorang muslim yang mengacungkan dengan senjata
terhadap saudaranya sesama muslim;
4. Tempat yang memiliki bau tidak sedap atau menyengat.

Kesemuanya itu berdasarkan dalil dari hadits shahih yang dicatat oleh para Imam, di
antaranya adalah Ahmad, Bukhari, Tirmidzy, Muslim, dan lainnya. Tidak sedikit nash hadits
yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya
terdapat anjing dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang.

Malaikat Jibril pun enggan untuk masuk ke rumah Muhammad sewaktu ia berjanji ingin
datang ke rumahnya, dikarenakan ada seekor anak anjing di bawah tempat tidur.Malaikat

Page
11
Rahmat pun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang
berteman dengan (memelihara) anjing.

2.2.7 Hikmah Beriman Kepada Malaikat

1. Tidak sombong, karena malaikat tidak punya sifat sombong


2. Memperkuat keimAnan kepada Allah, karena malaikat senantiasa bertasbih kepada-
Nya
3. Suka mendo’akan kebaikan dan ampunan bagi orang lain, sesuai degan sifat malaikat
4. Mengingat akan adanya balasan Allah pada saat malaikat mencabut nyawa
5. Menghindari keinginan untuk berbuat dosa karena malaikat selalu mencatat segala
amal baik dan buruk manusia
6. Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa najis serta anti melakukan perbuatan
buruk karena dirinya selalu diawasi oleh malaikat
7. Berupaya masuk ke dalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan dengan bertakwa
dan beriman kepada Allah SWT serta berlomba-lomba mendapatkan Lailatul Qodar.
8. Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan kita untuk mengikuti / meniru
sifat dan perbuatan malaikat.
9. Selalu berfikir dan berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan karena tiap
perbuatan baik yang baik maupun yang buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat
kelak.

Dengan mengimani keberadaan malaikat, umat islam juga menyadari bahwa tugas-
tugas dan kewajiban yang dijalankan malaikat sangat dekat dan berkaitan erat dengan
kehidupan manusia. Dengan memahami hal itu, umat islam akan terdorong untuk
mengerjakan amalan-amalan yang dihadiri dan didoakan malaikat atas perintah Allah Swt. Di
antara amalan-amalan tersebut adalah.

 Mengerjakan ibadah pada malam Lailatul Qadar.


 Membaca Al-Qur’an dan berzikir kepada Allah Swt.
 Mengerjakan kebajikan.
 Menuntut ilmu yang bermanfaat.
 Berjalan menuju masjid.

Page
12
 Mengerjakan salat berjamaah pada saf yang pertama.
 Hadir lebih awal ketika mengerjakan salat jum’at.
 Memberikan sedekah dan infak dalam kebaikan.
 Mengerjakan ibadah haji dan wukuf di arafah.
 Mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
 Mengunjungi orang yang sakit.
 Tidur dalam keadaan berwudhu.

Demikian pula sebaliknya, dengan beriman kepada malaikat, umat islam akan
menjauhi amalan-amalan yang dilaknat dan dijauhi oleh malaikat atas perintah Allah Swt. Di
antara amalan-amalan tersebut adalah.

 Hidup dalam kekafiran.


 Melindungi orang yang mendustakan ajaran agama.
 Mencaci-maki sahabat Nabi Muhammad Saw.
 Mengacung-acungkan besi kepada saudaranya dengan tujuan menakut-nakuti.
 Mengerjakan kemaksiatan di dalam rumah, seperti mabuk-mabukan.
 Meletakkan anjing dan patung di dalam rumah.

Dengan mengerjakan dan menjauhi dua macam perbuatan di atas, umat islam akan
makin bertambah tebal keimanannya kepada Allah Swt. Pada akhirnya, hal itu mengangkat
dan meninggikan derajat manusia itu sendiri.

Harapan Kita Mengimani Para Malaikat, mengerjakan Amalan-amalan yang


dido’akan oleh Malaiakat, seperti membaca Al-Qur’an, selalu Zikir Kepada Allah SWT dan
mengunjungi orang yang sedang sakit, menjauhi amal-amal yang dilaknat oleh Malaikat
seperti memelihara anjing dan memajang patung di dalam rumah, mencaci maki kepada
sesama dan menghindari dari kekufuran.

Page
13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Beriman kepada malaikat berarti memercayai dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT
telah menciptakan makhluk bernama malaikat. Mengimani keberadaan malaikat merupakan
hal yang sangat penting. Walaupun kita tidak dapat melihat malaikat secara langsung. Namun
jika Allah mengkehendakinya, maka malaikat bisa dilihat oleh manusia. Kepercayaan
tersebut akan memurnikan amalan umat islam dari segala bentuk kesyirikan.

Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia
tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk tidak akan
mampu melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, hanya Nabi

Muhammad yang mampu melihat wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali.

Menurut syariat Islam ada beberapa tempat dimana para malaikat tidak akan
mendatangi tempat (rumah) tersebut dan ada pendapat lain yang mengatakan adanya
pengecualian terhadap malaikat-malaikat tertentu yang tetap akan mengunjungi tempat-
tempat tersebut.

Jumlah malaikat tidak terhingga tetapi yang wajib diketahui berjumlah 10 malaikat,
yang terdiri dari Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Raqib, Atid, Munkar, Nakir, Malik,
dan Ridwan.

Hikmah beriman kepada Malaikat:

1. Memperkuat keimAnan kepada Allah, karena malaikat senantiasa bertasbih kepada-


Nya
2. Suka mendo’akan kebaikan dan ampunan bagi orang lain, sesuai degan sifat malaikat
3. Mengingat akan adanya balasan Allah pada saat malaikat mencabut nyawa
4. Menghindari keinginan untuk berbuat dosa karena malaikat selalu mencatat segala
amal baik dan buruk manusia
5. Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa najis serta anti melakukan perbuatan
buruk karena dirinya selalu diawasi oleh malaikat

Page
14
6. Berupaya masuk ke dalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan dengan bertakwa
dan beriman kepada Allah SWT serta berlomba-lomba mendapatkan Lailatul Qodar.
7. Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan kita untuk mengikuti / meniru
sifat dan perbuatan malaikat.

3.2 Saran

Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa Islam khususnya kita sebagai generasi
muda penerus bangsa agar dapat mengetahui tentang seluk-beluk malaikat Allah. Baik
pengertian, macam-macam, tugas-tugas, serta lebih meningkatkan kadar keimanan kita
kepada malaikat Allah.

Page
15
DAFTAR PUSTAKA

 Tssanti. 2015. “Iman Kepada Allah dan Malaikat-Ilmu Tauhid.” (Online).


(http://tssanti.blogspot.com/2015/06/iman-kepada-allah-dan-malaikat-ilmu.html,
diakses pada 20 Oktober 2019).
 Pekanbaru. Stan. 2019. “Makalah Iman Kepada Malaikat.” (Online).
(https://www.academia.edu/9354498/Makalah_Iman_Kepada_Malaikat, diakses pada
20 Oktober 2019).

Page
16
Page
17

Anda mungkin juga menyukai