Anda di halaman 1dari 26

MALAIKAT DAN MAKHLUK GHAIB ALLOH SWT

Disampaikan Untuk Memenuhi Tugas:


Mata Kuliah: Aqidah Akhlak Tsanawiyah
Dosen: Wida Datul Ulya, S.Ag., M.Pd.I.
Disusun Oleh:
Fanji Alfadilah ( 132320100)
Uzillah Rahmah (132320117)

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)
CILACAP
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Malaikat Alloh Swt dan Makhluk Ghaib Lainnya.
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata Akidah
Akhlak Tsanawiyah.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Penyusun berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun
hadapi. Namun, penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
makalah ini mendapat bimbingan dari Dosen mata kuliah Akidah Akhlak
Tsanawiyah , serta rekan satu kelompok yang telah berkerja sama.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Cilacap, 17 September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... I
DAFTAR ISI ........................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang Masalah ............................................................


Rumusan Masalah ......................................................................
Tujuan Penulisan ........................................................................
Manfaat Penulisan .....................................................................

III
IV
IV
IV

BAB II PEMBAHASAN
A. Makhluk Ghaib ............................................................................ 1
B. Malaikat ....................................................................................... 2
C. Jin, Iblis dan Syaiton .................................................................. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 18
B. Saran .......................................................................................... 18
DAFTAR PUSAKA ............................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pengetahuan tentang agama sedikit banyak mulai luntur dari
kalangan umat islam sendiri, khususnya kaula muda. Mereka yang megaku islam,
justru kebanyakan tidak tahu mengenai ajaran ( Syariat ) Islam. Hal semacam ini
tentu membuat hati semakin miris. Apalagi kita yang notabene sebagai mahasiswa
muslim yang sepautnya mengenal lebih dalam sebagai pedoman hidup, malah
tidak mengerti bahkan tidak peduli sama sekali terhadapnya. Banyak sekali
sebenarnya persoalan dalam islam yang memang seharusnya patut untuk kita
ketahui sebagai umat islam. Berkaitan mengenai asasnya, Agama Islam memiliki
dua asas yaitu, Islam dan Iman yang tertuang dalam rukun Islam dan 6 rukun
iman.
Syiar islam yang berbunyi asy-hadu an laa illaaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammad Ar-Rosulullah. Kesaksian yang satu ini tidak dapat
diwakilkan oleh yang lainnya. Akal dan hati manusia meyakini bahwa tidak ada
illah yang berhak diibadahi melainkan Allah SWT dan Muhammad SAW adalah
Rosul-Nya, kemudian ia mengucapkan dengan lisannya dan mengamalkan
berbagai konsekuensinya dengan penuh keikhlasan dan kesadaran.
Keimanan dan pengucapan dua kalimat syahadat mengharuskan adanya
keimanan pada hal ghaib yang diinformasikan Allah melalui Rosul-Nya. Maka
dari sinilah muncul istilah rukun iman, yang semuanya bersifat ghaib, atau
mempunyai unsur ghaib. iman kepada jin adalah cabang keimanan kepada AlQuran. Iman kepada tujuh langit, yang didalamnya terdapat malaikat, baitul
mamur, di tingkat ketujuh ada syurga, atapnya adalah Arsy, ruh- ruh kaum
mukminiin naik padanya, semuanya adalah bagian dari keimanan kepada Al3

Quran. Iman dengan adanya alam barzah setelah kematian adalah cabang dari
keimanan kepada hari akhir, begitu seterusnya, tidak ada satupun perkara yang
ghaib yang tidak merujuk kepada enam rukun.
Keimanan kepada rukun-rukun iman merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Barang siapa yang kufur dengan salah satu rukun, maka ia
dianggap kufur dengan semuanya. Maka dari itu, setiap manusia harus mengimani
ke-enam rukun iman secara keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah yang termasuk kepada kategori makhluk ghaib?
2. Bagaimana cara kita mengimani dan meyakininya?
3. Dan sudahkah kita melaksanakan rukun iman ini?
C. Tujuan Penulisan
Pada penulisan makalah ini sebenarnya ditujukan untuk:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Akidah Akhlak Tsanawiyah.
2. Bagi pembaca, dengan tulisan yang kecil ini semoga dapat memberikan
dan menambahkan pengetahuan anda tentang semua hal yang berkaitan
dengan iman kepada yang ghaib.
3. Bagi penulis sendiri, yang nantinya akan menjadi bekal di kemudian hari
dan menjadi sebagai pembelajaran yang berharga.
D. Manfaat Penulisan
Dalam tulisan ini, banyak sekali yang diharapakan diantaranya adalah
untuk menambah pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya. Kemudian dari
sini juga kita akan sedikit banyak tahu tentang definisi iman kepada yang ghaib,
seperti malaikat, jin, syetan dan juga istilah yang biasa kita kenal dengan iblis,
selain itu bagaimana cara kita mengimaninya, dan yang paling penting yaitu
4

hikmah atau manfaat dari keimanan tersebut. Insya Allah dengan pengamalan
yang baik dan benar, kita dapat belajar menumbuhkan iman sebagai sikap seorang
mukmin yang kaffah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Makhluk Ghaib
Semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dapat dibagi kepada dua
macam yaitu, yang ghaib (al-ghaib) dan yang nyata (as-syahadah). Yang
membedakan keduanya adalah bisa dan tidak bisanya dipantau oleh pancaindera
manusia.
Ghaib secara bahasa berarti sesuatu yang disamarkan, yang tidak terlihat
dan tidak jelas. Hal ini mengisyaratkan bahwa yang ghaib adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak nampak, seperti jin, syetan, hantu,
malaikat, dan yang tidak nampak lainnya.
Percaya kepada hal yang ghaib merupakan rukun iman yang enam, oleh
karena itu iman kepada yang ghaib menjadi salah satu yang harus diyakini dan
dipedomani. Dan iman kepda yang ghaib merupakan sesuatu yang wajib diyakini
oleh setiap pemeluk Islam.
Rukun iman yang enam adalah 1) iman kepada Allah, 2) iman kepada
malaikat, 3) iman kepada kitab-kitab Allah, 4) iman kepada rasul-rasul Allah, 5)
iman kepada hari akhir, dan 6) iman kepada qadha dan qadhar Allah.
Alquran sendiri mengisyaratkan bahwa salah satu ciri orang yang beriman
salah satunya adalah mempercayai kepada hal yang ghaib.
Makhluq ghaib harus kita percayai keberadaannya karena dengan kita
meyakini atau mengimani keberadaan makhluq ghaib berarti kita iman kepada hal
yang ghaib. Iman kepada hal yang ghaib berarti meyakini ciptaan Allah SWT
yang berada diluar dunia nyata. Dan meyakini secara penuh tentang kekuasaanNya. Namun percaya atau beriman kepada hal yang ghaib bukan berarti meyakini
1

bahwa makhluk ghaib itu memiliki kekuatan penuh, karena jika hal ini sampai
terjadi maka akan mengakibatkan kemusyrikan atau menganggap ada sesuatu
kekuatan selain kekuatan Allah SWT.
Pada paragraph sebelumnya telah kita bahas tentang contoh-contoh
makluk ghaib. Setelah ini kami akan merinci beberapa makluk ghaib dan
kewajiban kita mengimaninya serta hikmah-hikmahnya. Diantara pembahasan
makhluk ghaib kita kali ini adalah malaikat, jin, iblis dan syaithan.
B. Malaikat
Pada bagian ini kami akan membahas tentang pengertian malaikat,
eksistensi malaikat, nama dan tugas malaikat, Sifat-sifat dasar malaikat,
perbedaan malaikat dengan jin, setan/syetan dan iblis, hikmah beriman kepada
malaikat allah swt dan cara untuk meyakini dan mengimani keberadaan malaikat.
1.

Pengertian Malaikat
Secara etimologis (lughawi), kata malaikah yang dalam bahasa Indonesia
disebut malaikat, adalah bentuk jamak dari kata malak, berasal dari mashdar alalukah yang berarti ar-risalah (misi atau pesan). Yang membawa misi disebut
ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Qur`an, malaikat juga disebut
dengan rusul (utusan-utusan), misalnya pada surat Huud ayat 69. Bentuk jamak
lainnya dari kata malak adalah mala`ik. Dalam bahasa Indonesia, kata malaikat
bermakna tunggal (satu malaikat), bentuk jamaknya menjadi malaikatmalaikat.
Secara terminologis (isthilahi), makaikat adalah makhluk gaib yang
diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya (nur) dengan wujud dan sifat-sifat
tertentu. Tentang penciptaan malaikat, Rasulullah SAW menginformasikan
bahwa malaikat diciptakan dari cahaya (nur), berbeda dengan jin yang
diciptakan dari api (nar)
2

Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam
diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepadamu semua. (HR. Muslim)
Tentang kapan waktu penciptaannya, tidak ada penjelasan yang rinci. Tapi
secara jelasnya, malaikat diciptakan lebih dahulu dari manusia pertama,
Adam As. sebagaimana yang disebutkan oleh Allah SWT dalam surat AlBaqarah ayat 30 yang artinya:
Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
2. Eksistensi Malaikat
Semua makhluk ciptaan Allah SWT dapat dibagi kepada dua macam,
yaitu: makhluk yang gaib (al ghaib) dan makhluk yang nyata (as syahadah).
Yang bisa membedakan keduanya adalah panca indera manusia. Segala
sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh salah satu panca indera manusia
digolongkan kepada al ghaib, sedangkan yang bisa dijangkau oleh salah satu
panca indera manusia digolongkan kepada as syahadah.
Untuk mengetahui dan mengimani wujud makhluk ghaib tersebut,
seseorang dapat menempuh dua cara. Pertama, melalui berita atau informasi
yang diberikan oleh sumber tertentu (bil-Akhbar). Kedua, melalui bukti bukti
nyata yang menunjukkan makhluk gaib itu ada (bil atsar).
Salah satu makhluk ghaib Allah adalah malaikat. Allah menciptakan
mahkluk-makhluk untuk menjalankan alam semesta ini. Di antara makhlukmakhluk Allah, ada yang diciptakan nyata (yaitu meliputi seluruh zat dan
energi fisik, termasuk makhluk-makhluk biologis), dan ada yang diciptakan
ghaib . Hukum fisik real berlaku untuk mahkluk nyata, dan hukum ghaib
berlaku untuk makhluk ghaib. Tidak banyak yang dapat diketahui manusia
tentang keghaiban, kecuali yang diinformasikan Allah melalui rosul dan kitabNya.
3

Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar,


diraba, dicium dan dicicipi (dirasakan) oleh manusia. Dengan kata lain tidak
dapat dijangkau oleh panca indera, kecuali jika malaikat menampilkan diri
dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Dalam beberapa ayat dan hadits
disebutkan beberapa peristiwa malaikat menjelma sebagai manusia seperti
terdapat dalam surat Huud ayat 69-70:
Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah
datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka
mengucapkan: Selamat. Ibrahim menjawab: Selamatlah, maka tidak lama
kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka
tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang
aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu
berkata: Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat)
yang diutus kepada kaum Luth.
3. Nama Dan Tugas Malaikat
Salah satu jenis makhluk ghaib adalah malaikat. Malaikat mengemban
tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Jumlah malaikat sangat
banyak. Beberapa nama malaikat yang perlu dikenal adalah:
a). Jibril Menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul Allah.
Sesungguhnya Al Quraan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa
oleh) utusan yang mulia (Jibril) (QS. At-Takwiir: 19)
Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasulrasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh
orang-orang kafir.(QS.Al-Baqarah: 98).
b) Mikail Membagi rezeki kepada seluruh makhluk, di antaranya
menurunkanhujan [QS. Al-Baqarah: 98]
4

c)

Israfil Meniup sangkakala (terompet) pada hari kiamat (HR An

Nasaai)
d) Maut Mencabut nyawa seluruh makhluk (QS. As-Sajdah: 11)
Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu
akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan
dikembalikan. (QS. As-Sajdah: 11)
e)

Munkar Memeriksa amal perbuatan manusia di alam kubur


(HR Ibnu Abi Ashim)

f)

Nakir Memeriksa amal perbuatan manusia di alam kubur


(HR Ibnu Abi Ashim)

g)

Raqib Mencatat amal baik manusia ketika hidup di dunia (QS. Qaf:

18)
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir (QS. Qaaf: 18)
h)

Atid Mencatat amal buruk manusia ketika hidup di dunia (QS. Qaf:

18)
i)

Malik / Zabaniyah- Menjaga neraka dengan bengis dan kejam.


Mereka berseru: Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja.
Dia menjawab: Kamu akan tetap tinggal di neraka. (QS. Az-Zukhruf:
77)
kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah (Al-Alaq: 18)

j)

Ridwan, Penjaga Surga Menjaga sorga dengan lemah lembut


(QS Az-Zumar: 73)

Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga


berombong-rombongan. Sesampai di surga dan pintu-pintunya telah terbuka
berkatalah

penjaga-penjaganya:

Kesejahteraan

dilimpahkan

atasmu.

Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di


dalamnya. (QS Az-Zumar: 73)

4. Sifat- Sifat Dasar Malaikat Allah Swt


a)

Pasti selalu patuh pada segala perintah Allah dan selalu tidak melaksanakan
apa yang dilarang Allah SWT.

b)

Tidak sombong, tidak memiliki nafsu dan selalu bertasbih.

c)

Dapat berubah wujud dan menjelma menjadi yang dia kehendaki.

d)

Memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman.

e)

Ikut bahagia ketika seseorang mendapatkan Lailatul Qadar.

f)

Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu.

g)

Tidak memiliki keinginan seperti manusia.

h)

Tidak berjenis lelaki atau perempuan.

i)

Tidak berkeluarga.

j)

Hidup dalam alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita
saksikan ini.

k)

Yang mengetahui hakikat wujudnya hanyalah Allah Swt semata.


6

5. Perbedaan Malaikat dengan Jin, Syaitan dan Iblis


Malaikat terbuat dari cahaya atau nur sedangkan jin berasal dari api atau
nar. Malaikat selalu tunduk dan taat kepada Allah sedangkan jin ada yang muslim
dan ada yang kafir. Yang kafir adalah syetan dan iblis yang akan terus menggona
manusia hingga hari kiamat agar bisa menemani mereka di neraka.
Malaikat tidak memiliki hawa nafsu sebagaimana yang dipunyai jin. Jin
yang jahat akan selalu senantiasa menentang dan menjalankan apa yang dilarang
oleh Tuhan Allah SWT.
Malaikat adalah makhluk yang baik dan tidak akan mencelakakan manusia
selama berbuat kebajikan, sedangkan syetan dan iblik akan selalu mencelakakan
manusia hingga hari akhir.
6. Hikmah Beriman Kepada Malaikat
Iman kepada Malaikat adalah yakin dan membenarkan bahwa Malaikat itu
ada, diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya/nur. Beriman kepada Malaikat adalah
rukun Iman yang kedua. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasulNya (QS. Al-Baqarah: 285)
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisaa: 136)
a. Malaikat diciptakan Allah dari Nur/Cahaya [HR Muslim] dan merupakan
makhluk ghaib yang tidak dapat dilihat oleh manusia kecuali jika Allah
mengizinkan.
7

b. Malaikat tidak memiliki hawa nafsu dan selalu taat dan melaksanakan perintah
Allah:
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan
apa yang diperintahkan (kepada mereka). [QS. An-Nahl: 50)

c. Para Malaikat tidak lalai dalam menjalankan kewajiban:


Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya,
dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh
malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan
kewajibannya. [QS. Al-Anaam: 61)
d. Malaikat merupakan hamba Allah yang dimuliakan:
Dan mereka berkata: Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil
(mempunyai) anak, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu),
adalah hamba-hamba yang dimuliakan (QS. Al Anbiyaa: 26)
e. Malaikat senantiasa beribadah kepada Allah dan bertasbih:
Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa
enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepadaNya-lah mereka bersujud (QS. Al-Araaf: 206)
f. Para Malaikat mengerjakan berbagai urusan yang diberikan Allah kepada
mereka:
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan untuk mengurus berbagai macam urusan yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Faathir: 1)
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (QS. Al-Qadr: 4)
g. Para malaikat senantiasa berdoa untuk orang-orang yang beriman:

(Malaikat-malaikat) yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di


sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya
serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya
mengucapkan): Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala
sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan
mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn
yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di
antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka
semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,
dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang
Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka
sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah
kemenangan yang besar. (QS. Al-Mumin: 7-9)
7. Fungsi Iman Kepada Malaikat
a) Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa najis serta anti melakukan
perbuatan buruk karena dirinya selalu diawasi oleh malaikat.
b) Berupaya masuk ke dalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan dengan
bertakwa

dan

beriman

kepada

Allah

SWT

serta

berlomba-lomba

mendapatkan Lailatul Qodar.


c)

Meningkatkan

keikhlasan,

keimanan

dan

kedisiplinan

kita

untuk

mengikuti/meniru sifat dan perbuatan malaikat.


d)

Selalu berfikir dan berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan karena


tiap

perbuatan

baik

yang

baik

maupun

yang

buruk

akan

dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.


e) Hikmah dari beriman kepada malaikat cukup banyak. Misalnya dengan
menyadari adanya malaikat Roqib dan Atid yang selalu mencatat amal
9

baik/buruk kita, maka kita akan lebih hati-hati dalam berbuat. Kita malu
berbuat dosa.
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi
pekerjaanmu, yang mulia di sisi Allah dan mencatat pekerjaan-pekerjaanmu,
mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Infithaar: 10-12)
f)

Dengan meyakini adanya malaikat Maut yang mencabut nyawa kita, Munkar
dan Nakir yang memeriksa kita di alam kubur serta malaikat Malik yang
menyiksa para pendosa di neraka, niscaya kita takut berbuat dosa. Kita juga
bisa meniru ketaatan dan kerajinan malaikat dalam beribadah.
Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikatmalaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk
menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. (QS. Al-Anbiyaa: 19)

8. Cara Untuk Meyakini Dan Mengimani Keberadaan Malaikat


Cara untuk meyakini dan mengimani keberadaan malaikat ada 2 cara:
Pertama, melalui berita (akhbar) yang disampaikan oleh firman Allah
dalam Al-Quran maupun sabda Rasulullah SAW dalam Hadits. Banyak sekali
ayat-ayat Al-Quran dan hadits yang menjelaskan perihal malaikat. Karena kita
mengimani kebenaran sumber (Al-Quran dan Hadits), maka berita tentang
malaikat pun kita imani.
Kedua, kita dapat mengetahui dan mengimani wujud malaikat melalui
bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang menunjukkan bahwa malaikat
itu benar-benar ada. Misalnya, Malaikat Maut yang bertugas mencabut nyawa
manusia, dapat dibuktikan secara nyata dengan adanya peristiwa kematian
manusia. Demikian pula dengan keberadaan Malaikat Jibril, bisa dibuktikan
secara nyata dengan adanya Al-Quran yang disampaikannya kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai pedoman.
10

C. Jin, Iblis dan Syaitan


Beriman kepada yang ghaib adalah termasuk salah satu asas dari akidah
Islam, bahkan ianya merupakan sifat yang pertama dan utama yang dimiliki oleh
Allah SWT Justru itu, bagi setiap orang Muslim, mereka wajib beriman kepada
yang ghaib, tanpa sedikitpun ada rasa ragu. Dalam perkara ini Ibn Masud
mengatakan: Yang dimaksudkan dengan yang ghaib itu ialah segala apa saja yang
ghaib dari kita dan perkara itu diberitahukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu
juga jin. Jin termasuk makhluk ghaib yang wajib kita imani, kerana banyak ayatayat Al-Quran dan Hadits Nabi yang menerangkan tentang wujudnya.
Walaupun jin itu tidak dapat dilihat, maka bukanlah bererti ia tidak ada.
Sebab berapa banyaknya sesuatu yang tidak dapat kita lihat di dunia ini, akan
tetapi benda itu ada. Angin misalnya, kita tidak dapat melihatnya, tetapi
hembusannya dapat kita rasakan. Begitu juga roh yang merupakan hakikat dari
kehidupan kita, kita tidak dapat melihatnya serta tidak dapat mengetahui tentang
hakikatnya akan tetapi kita tetap meyakini wujudnya.
1. Pengertian Jin, Iblis dan Syaitan
Jin adalah nama jenis, bentuk tunggalnya adalah Jiniy (dalam bahasa arab
dahulu kala, dan Genie dalam bahasa Inggris) artinya yang tersembunyi atau
yang tertutup atau yang tak terlihat. Hal itulah yang memungkinkan kita
mengaitkannya dengan sifat yang umum alam tersembunyi, sekalipun
akidah

Islam

memaksudkannya

dengan

makhluk-makhluk

berakal,

berkehendak, sadar dan punya kewajiban, berjasad halus dan hidup bersamasama kita di bumi ini. Dalam sebuah hadits dari Abu Thalabah yang
bermaksud : Jin itu ada tiga jenis yaitu: Jenis yang mempunyai sayap dan
11

terbang di udara, Jenis ular dan jengking dan Jenis yang menetap dan
berpindah-pindah.

Kata Iblis menurut sebagian ahli bahasa berasal dari ablasa artinya putus
asa. Dinamai iblis karena dia putus asa dari rahmat atau kasaih saying Allah
SWT. (Sayid Sabiq, 1986, hal. 219).
Kata Syaitan berasal dari kata syatana artinya menjauh. Dinamai Syaitan
karena jauhnya dari kebenaran. (Shabuni, 1977, hal. 17)
Bangsa jin itu ada yang patuh dan ada yang durhaka kepada Allah SWT
tatkala Allah SWT memerintahkan kepada bangsa jin untuk sujud kepada
Adam bersama dengan para malaikat, salah satu dari mereka menentang. Yang
menentang itulah dikenal dengan iblis. Iblis itulah nenek moyang seluruh
syaitan, yang seluruhnya selalu durhaka kepada Allah SWT dan bertekad
untuk menggoda umat mausia (anak cucu Adam) mengikuti langkah mereka
menentang perintah Allah SWT.
2. Cara-cara Syaitan Mengganggu Manusia
Syaitan adalah musuh besar bagi manusia seperti yang telah di katakana
didalam Al-Quran. Dan cara-cara syaitan mengganggu manusia untuk
mengikuti langkah-langkahnya dengan 2 cara: pertama, Tadhil (menyesatkan),
yang kedua, takhwif (menakut-nakuti). Berikut ini kami akan menjelaskan
kedua cara tersebut secara terperinci:
a) Tadhil
Allah SWT sudah menjelaskan melalui para rasul yang Dia utus, mana
yang hak dan mana yang batil, mana yang baik dan mana yang buruk,
mana yang terpuji dan mana yang tidak terpuji, mana yang boleh
dikerjakan dan mana yang tidak boleh dikerjakan. Allah SWT sudah
12

memberikan hidayah kepada umat manusia bagaimana menempuh


kehidupan di dunia supaya mendapatkan kebaikan didunia maupun
kebaikan di akhirat. Akan tetapi syaithan berusaha memutar balikkan,
sehingga manusia akan mudah tersesat dan mengikutinya. Langkahlangkah syaitan untuk menyesatkan manusia paling kurang ada delapan
yaitu:
1) Waswashah (Bisikan).
Syaithan membisikkan keraguan, kebimbangan dan keinginan
untuk melakukan kejahatan ke dalam hati manusia. Firman Allah
SWT:
Artinya: Katakanlah: Aku berlidung kepada Tuhan (yang
memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan
manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi.
Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari
(golongan) jin dan manusia. Dari (golongan) jin dan manusia. (QS.
An-Nas: 1-6)
2) Nisyan (Lupa)
Lupa memang sesuatu yang manusiawi. Tapi syaitan
berusaha membuat manusia lupa engan Allah SWT, atau paling
kurang membuat manusia menjadikan lupa sebagai alas an untuk
menutupi kesalahn atau menghindari tanggung jawab. Firman Allah
SWT:
Artinya: Dan apabila kamu melihat orang-orang
memperolok-olokkan ayat-ayat kami, Maka tinggalkanlah mereka
sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. dan jika
syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah
13

kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat


(akan larangan itu). (QS. Al-Anam: 68)

3) Tamani (Angan-angan)
Syaitan berusaha memperdayakan pikiran manusia dengan
khayalan yang mustahil terjadi dan dengan angan-angan kosong, Allah
mengingatkan kita akan tekad Syaitan untuk membangkitkan anganangan kosong pada diri manusia. Firman Allah SWT:
Artinya: Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan
akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh
mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka
benar-benar memotongnya, dan akan Aku suruh mereka (mengubah
ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya. barangsiapa
yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka
Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. (QS. An-Nisa: 119)
4) Tazyin (Memandang Baik Perbuatan Maksiat)
Syaitan berusaha dengan segala macam cara menutupi
keadaan yang sebenarnya sehingga yang batil keliatan terpuji dan
sebagainya. Allah SWT mengingatkan tekad syaitan untuk melakukan
tazyin tersebut:
Artinya: Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau
Telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan menjadikan
mereka memandang baik (perbuatan masiat) di muka bumi, dan pasti
Aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba
Engkau yang mukhlis di antara mereka. (QS. Al-Hijr: 39-40)
14

5) Wadun (Janji Palsu)


Syaitan berusaha membujuk umat manusia supaya mau
mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan yaitu
keuntungan yang akan peroleh jika mau menuruti ajakannya. Di
akhirat nanti syaitan akan mengakui bahwa janji-janji yang
diberikannya kepada umat manusia dahulu di dunia adalah janji-janji
palsu yang pasti tidak mampu menepatinya. Firman Allah SWT:
Artinya: Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) Telah
diselesaikan: Sesungguhnya Allah Telah menjanjikan kepadamu janji
yang benar, dan akupun Telah menjanjikan kepadamu tetapi Aku
menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu,
melainkan (sekedar) Aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi
seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca Aku akan tetapi
cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan
kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya Aku tidak
membenarkan perbuatanmu mempersekutukan Aku (dengan Allah)
sejak dahulu. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat
siksaan yang pedih. (QS. Ibrahim: 22).
6) Kaidun (Tipu Daya)
Syaitan berusaha dengan segala macam tipu daya untuk
menyesatkan umat manusia. Akan tetapi sebenarnya tipu daya syaitan
itu tidak aka nada pengaruhnya bagi orang-orang yang benar-benar
beriman kepada Allah SWT. Firman Allah SWT:
Artinya: Orang-orang yang beriman berperang di jalan
Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab
itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu
daya syaitan itu adalah lemah. (QS. An-Nisa: 76)
15

7) Shaddun (Hambatan)
Syaitan berusaha untuk menghalang-halangi umat manusia
menjalankan perintah-Nya dengan menggunakan segala cara macam
hambatan. Firman Allah SWT:
Artinya: Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah
matahari, selain Allah; dan syaitan Telah menjadikan mereka
memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi
mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, (QS.
An-Naml: 24)
8) Adawah (Permusuhan)
Syatan berusaha menimbulkan permusuhan dan rasa saling
membenci di antara sesame manusia, karena dengan permusuhan tiu
manusia akan lupa diri dan melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan
oleh Allah untuk membinasakan musuh-musuhnya. Firman Allah
SWT:
Artinya: Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al-Maidah: 91)
Demikianlah

delapan

langkah

syaitan

memperdaya,

menyesatkan manusia untuk mengikuti segla langkahnya, yaitu kufur.


Dan sebagai seorang manusia kita jangan sampai mengikutinya
karena syaitan adalah musuh bagi kita (manusia).
b) Takhwif

16

Jika syaitan tidak berhasil dengan delapan cara tersebut,


syaitan masih mempunyai cara lain yaitu takhwif (menakut-nakuti).
Takut yang dimaksud disini bukan takut yang tabiI (alami). Seperti
takut dengan binatang buas, atau takut mengerjakan kemaksiatan.
Akan tetapi taku disini adalah takut melaksanakan kebenaran. Takut
melakukan amar maruf nahi munkar karena khawatir dengan segala
risiko dan konsekwensinya. Misalnya risiko jatuh miskin, turun
jabatan, dipecat atau lainnya. Allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah
syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orangorang musyrik Quraisy), Karena itu janganlah kamu takut kepada
mereka, tetapi takutlah kepadaku, jika kamu benar-benar orang yang
beriman. (QS. Ali-Imran: 175)
Itulah cara syaitan yang tanpa lelah selalu mengajak manusia kepada kesesatan
dan kita sebagai seorang muslim jangn lelah juga untuk selalu mendekatkan diri
kita kepada Allah SWT.
Inilah beberapa langkah agar kita terhindar dari tipu daya syaitan:

Masuk Islam secara kaffah (utuh).

Selalu menyadari bahwa syaitan adalah musuh yang utama.

Mengikuti ajaran-ajaran nabi Muhammad.

Mengikuti hal-hal yang diajarkan nabi untuk melawan syaitan.

Membaca Al-Istiadzah

Membaca Al-Mauzatain (surat Al-Falaq dan Surat An-naas)

17

Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah ayat 255)

Membaca surat Al-Baqarah Lengkap


o Membaca zikir 100 kali sehari ( Laa Ilaha Illalloh Wahdahu Laa
Syarikalah Lahul Mulku Walahul Hamdu Wa Huwa ala Kulli Syaiin
Qodir )

Berwudhu tatkala marah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti yang telah kita tahu bahwa iman adalah sesuatu yang kita percayai atau
yakini dalam hati, dan kita ucapkan atau ikrarkan dengan lisan dan kita wujudkan
dalam bentuk amal perbuatan dengan anggota tubuh. Dan rukun iman yang enam
itu haruslah kita percayai keberadaannya.
Beriman kepada yang ghaib merupakan rukun iman yang enam tersebut. itu
artinya kita mempercayai dan meyakini bahwa segala sesuatu yang ghaib atau
yang tidak bisa kita lihat dengan kasat mata itu benar ada. Contohnya seperti
malaikat, syetan/ iblis dan jin. Jika kita meyakini dan mengimani dengan sebenarbenarnya keimanan, insya Allah kita bisa menjadi muslim yang kaffah (utuh)
keimanannya. Amin.
18

B. Saran
Kita sebagai seorang muslim yang baik, wajiblah bagi kita untuk mengimani
semua rukun iman yang enam. salah satunya adalah beriman kepada yang ghaib.
Banyak cara untuk kita mengimani dan meyakininya, seperti melalui berita
(akhbar) yang disampaikan oleh firman Allah dalam Al-Quran maupun sabda
Rasulullah SAW dalam Hadits. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan hadits yang
menjelaskan perihal tentang makhluk ghaib. Karena kita mengimani kebenaran
sumber (Al-Quran dan Hadits), maka berita tentang makhluk ghaib pun kita
imani. kemudian kita dapat mengetahui dan mengimani keberadaan yang ghaib
melalui bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang menunjukkan bahwa
makhluk ghaib itu benar-benar ada.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. 1998. Minhajul Muslim, Madinah: Maktabatul Ulum
Wal hikam.
Departemen Agama RI. 2005. AL-Quran dan Terjemahannya, Bandung: PT
Syamil Media Cipta
Ilyas, Yunahar. 1995. Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI)
Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran Tafsir MaudhuI atas Barbagai
Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan
https://nurdiansyah89.wordpress.com/2009/12/02/iman-kepada-makhkuk-ghaib/
http://www.academia.edu/9354498/Makalah_Iman_Kepada_Malaikat
19

20

Anda mungkin juga menyukai