FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)
CILACAP
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Malaikat Alloh Swt dan Makhluk Ghaib Lainnya.
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata Akidah
Akhlak Tsanawiyah.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Penyusun berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun
hadapi. Namun, penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
makalah ini mendapat bimbingan dari Dosen mata kuliah Akidah Akhlak
Tsanawiyah , serta rekan satu kelompok yang telah berkerja sama.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... I
DAFTAR ISI ........................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
III
IV
IV
IV
BAB II PEMBAHASAN
A. Makhluk Ghaib ............................................................................ 1
B. Malaikat ....................................................................................... 2
C. Jin, Iblis dan Syaiton .................................................................. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 18
B. Saran .......................................................................................... 18
DAFTAR PUSAKA ............................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pengetahuan tentang agama sedikit banyak mulai luntur dari
kalangan umat islam sendiri, khususnya kaula muda. Mereka yang megaku islam,
justru kebanyakan tidak tahu mengenai ajaran ( Syariat ) Islam. Hal semacam ini
tentu membuat hati semakin miris. Apalagi kita yang notabene sebagai mahasiswa
muslim yang sepautnya mengenal lebih dalam sebagai pedoman hidup, malah
tidak mengerti bahkan tidak peduli sama sekali terhadapnya. Banyak sekali
sebenarnya persoalan dalam islam yang memang seharusnya patut untuk kita
ketahui sebagai umat islam. Berkaitan mengenai asasnya, Agama Islam memiliki
dua asas yaitu, Islam dan Iman yang tertuang dalam rukun Islam dan 6 rukun
iman.
Syiar islam yang berbunyi asy-hadu an laa illaaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammad Ar-Rosulullah. Kesaksian yang satu ini tidak dapat
diwakilkan oleh yang lainnya. Akal dan hati manusia meyakini bahwa tidak ada
illah yang berhak diibadahi melainkan Allah SWT dan Muhammad SAW adalah
Rosul-Nya, kemudian ia mengucapkan dengan lisannya dan mengamalkan
berbagai konsekuensinya dengan penuh keikhlasan dan kesadaran.
Keimanan dan pengucapan dua kalimat syahadat mengharuskan adanya
keimanan pada hal ghaib yang diinformasikan Allah melalui Rosul-Nya. Maka
dari sinilah muncul istilah rukun iman, yang semuanya bersifat ghaib, atau
mempunyai unsur ghaib. iman kepada jin adalah cabang keimanan kepada AlQuran. Iman kepada tujuh langit, yang didalamnya terdapat malaikat, baitul
mamur, di tingkat ketujuh ada syurga, atapnya adalah Arsy, ruh- ruh kaum
mukminiin naik padanya, semuanya adalah bagian dari keimanan kepada Al3
Quran. Iman dengan adanya alam barzah setelah kematian adalah cabang dari
keimanan kepada hari akhir, begitu seterusnya, tidak ada satupun perkara yang
ghaib yang tidak merujuk kepada enam rukun.
Keimanan kepada rukun-rukun iman merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Barang siapa yang kufur dengan salah satu rukun, maka ia
dianggap kufur dengan semuanya. Maka dari itu, setiap manusia harus mengimani
ke-enam rukun iman secara keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah yang termasuk kepada kategori makhluk ghaib?
2. Bagaimana cara kita mengimani dan meyakininya?
3. Dan sudahkah kita melaksanakan rukun iman ini?
C. Tujuan Penulisan
Pada penulisan makalah ini sebenarnya ditujukan untuk:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Akidah Akhlak Tsanawiyah.
2. Bagi pembaca, dengan tulisan yang kecil ini semoga dapat memberikan
dan menambahkan pengetahuan anda tentang semua hal yang berkaitan
dengan iman kepada yang ghaib.
3. Bagi penulis sendiri, yang nantinya akan menjadi bekal di kemudian hari
dan menjadi sebagai pembelajaran yang berharga.
D. Manfaat Penulisan
Dalam tulisan ini, banyak sekali yang diharapakan diantaranya adalah
untuk menambah pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya. Kemudian dari
sini juga kita akan sedikit banyak tahu tentang definisi iman kepada yang ghaib,
seperti malaikat, jin, syetan dan juga istilah yang biasa kita kenal dengan iblis,
selain itu bagaimana cara kita mengimaninya, dan yang paling penting yaitu
4
hikmah atau manfaat dari keimanan tersebut. Insya Allah dengan pengamalan
yang baik dan benar, kita dapat belajar menumbuhkan iman sebagai sikap seorang
mukmin yang kaffah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makhluk Ghaib
Semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dapat dibagi kepada dua
macam yaitu, yang ghaib (al-ghaib) dan yang nyata (as-syahadah). Yang
membedakan keduanya adalah bisa dan tidak bisanya dipantau oleh pancaindera
manusia.
Ghaib secara bahasa berarti sesuatu yang disamarkan, yang tidak terlihat
dan tidak jelas. Hal ini mengisyaratkan bahwa yang ghaib adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak nampak, seperti jin, syetan, hantu,
malaikat, dan yang tidak nampak lainnya.
Percaya kepada hal yang ghaib merupakan rukun iman yang enam, oleh
karena itu iman kepada yang ghaib menjadi salah satu yang harus diyakini dan
dipedomani. Dan iman kepda yang ghaib merupakan sesuatu yang wajib diyakini
oleh setiap pemeluk Islam.
Rukun iman yang enam adalah 1) iman kepada Allah, 2) iman kepada
malaikat, 3) iman kepada kitab-kitab Allah, 4) iman kepada rasul-rasul Allah, 5)
iman kepada hari akhir, dan 6) iman kepada qadha dan qadhar Allah.
Alquran sendiri mengisyaratkan bahwa salah satu ciri orang yang beriman
salah satunya adalah mempercayai kepada hal yang ghaib.
Makhluq ghaib harus kita percayai keberadaannya karena dengan kita
meyakini atau mengimani keberadaan makhluq ghaib berarti kita iman kepada hal
yang ghaib. Iman kepada hal yang ghaib berarti meyakini ciptaan Allah SWT
yang berada diluar dunia nyata. Dan meyakini secara penuh tentang kekuasaanNya. Namun percaya atau beriman kepada hal yang ghaib bukan berarti meyakini
1
bahwa makhluk ghaib itu memiliki kekuatan penuh, karena jika hal ini sampai
terjadi maka akan mengakibatkan kemusyrikan atau menganggap ada sesuatu
kekuatan selain kekuatan Allah SWT.
Pada paragraph sebelumnya telah kita bahas tentang contoh-contoh
makluk ghaib. Setelah ini kami akan merinci beberapa makluk ghaib dan
kewajiban kita mengimaninya serta hikmah-hikmahnya. Diantara pembahasan
makhluk ghaib kita kali ini adalah malaikat, jin, iblis dan syaithan.
B. Malaikat
Pada bagian ini kami akan membahas tentang pengertian malaikat,
eksistensi malaikat, nama dan tugas malaikat, Sifat-sifat dasar malaikat,
perbedaan malaikat dengan jin, setan/syetan dan iblis, hikmah beriman kepada
malaikat allah swt dan cara untuk meyakini dan mengimani keberadaan malaikat.
1.
Pengertian Malaikat
Secara etimologis (lughawi), kata malaikah yang dalam bahasa Indonesia
disebut malaikat, adalah bentuk jamak dari kata malak, berasal dari mashdar alalukah yang berarti ar-risalah (misi atau pesan). Yang membawa misi disebut
ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Qur`an, malaikat juga disebut
dengan rusul (utusan-utusan), misalnya pada surat Huud ayat 69. Bentuk jamak
lainnya dari kata malak adalah mala`ik. Dalam bahasa Indonesia, kata malaikat
bermakna tunggal (satu malaikat), bentuk jamaknya menjadi malaikatmalaikat.
Secara terminologis (isthilahi), makaikat adalah makhluk gaib yang
diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya (nur) dengan wujud dan sifat-sifat
tertentu. Tentang penciptaan malaikat, Rasulullah SAW menginformasikan
bahwa malaikat diciptakan dari cahaya (nur), berbeda dengan jin yang
diciptakan dari api (nar)
2
Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam
diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepadamu semua. (HR. Muslim)
Tentang kapan waktu penciptaannya, tidak ada penjelasan yang rinci. Tapi
secara jelasnya, malaikat diciptakan lebih dahulu dari manusia pertama,
Adam As. sebagaimana yang disebutkan oleh Allah SWT dalam surat AlBaqarah ayat 30 yang artinya:
Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
2. Eksistensi Malaikat
Semua makhluk ciptaan Allah SWT dapat dibagi kepada dua macam,
yaitu: makhluk yang gaib (al ghaib) dan makhluk yang nyata (as syahadah).
Yang bisa membedakan keduanya adalah panca indera manusia. Segala
sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh salah satu panca indera manusia
digolongkan kepada al ghaib, sedangkan yang bisa dijangkau oleh salah satu
panca indera manusia digolongkan kepada as syahadah.
Untuk mengetahui dan mengimani wujud makhluk ghaib tersebut,
seseorang dapat menempuh dua cara. Pertama, melalui berita atau informasi
yang diberikan oleh sumber tertentu (bil-Akhbar). Kedua, melalui bukti bukti
nyata yang menunjukkan makhluk gaib itu ada (bil atsar).
Salah satu makhluk ghaib Allah adalah malaikat. Allah menciptakan
mahkluk-makhluk untuk menjalankan alam semesta ini. Di antara makhlukmakhluk Allah, ada yang diciptakan nyata (yaitu meliputi seluruh zat dan
energi fisik, termasuk makhluk-makhluk biologis), dan ada yang diciptakan
ghaib . Hukum fisik real berlaku untuk mahkluk nyata, dan hukum ghaib
berlaku untuk makhluk ghaib. Tidak banyak yang dapat diketahui manusia
tentang keghaiban, kecuali yang diinformasikan Allah melalui rosul dan kitabNya.
3
c)
Nasaai)
d) Maut Mencabut nyawa seluruh makhluk (QS. As-Sajdah: 11)
Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu
akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan
dikembalikan. (QS. As-Sajdah: 11)
e)
f)
g)
Raqib Mencatat amal baik manusia ketika hidup di dunia (QS. Qaf:
18)
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir (QS. Qaaf: 18)
h)
Atid Mencatat amal buruk manusia ketika hidup di dunia (QS. Qaf:
18)
i)
j)
penjaga-penjaganya:
Kesejahteraan
dilimpahkan
atasmu.
Pasti selalu patuh pada segala perintah Allah dan selalu tidak melaksanakan
apa yang dilarang Allah SWT.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Tidak berkeluarga.
j)
Hidup dalam alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita
saksikan ini.
k)
b. Malaikat tidak memiliki hawa nafsu dan selalu taat dan melaksanakan perintah
Allah:
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan
apa yang diperintahkan (kepada mereka). [QS. An-Nahl: 50)
dan
beriman
kepada
Allah
SWT
serta
berlomba-lomba
Meningkatkan
keikhlasan,
keimanan
dan
kedisiplinan
kita
untuk
perbuatan
baik
yang
baik
maupun
yang
buruk
akan
baik/buruk kita, maka kita akan lebih hati-hati dalam berbuat. Kita malu
berbuat dosa.
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi
pekerjaanmu, yang mulia di sisi Allah dan mencatat pekerjaan-pekerjaanmu,
mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Infithaar: 10-12)
f)
Dengan meyakini adanya malaikat Maut yang mencabut nyawa kita, Munkar
dan Nakir yang memeriksa kita di alam kubur serta malaikat Malik yang
menyiksa para pendosa di neraka, niscaya kita takut berbuat dosa. Kita juga
bisa meniru ketaatan dan kerajinan malaikat dalam beribadah.
Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikatmalaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk
menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. (QS. Al-Anbiyaa: 19)
Islam
memaksudkannya
dengan
makhluk-makhluk
berakal,
berkehendak, sadar dan punya kewajiban, berjasad halus dan hidup bersamasama kita di bumi ini. Dalam sebuah hadits dari Abu Thalabah yang
bermaksud : Jin itu ada tiga jenis yaitu: Jenis yang mempunyai sayap dan
11
terbang di udara, Jenis ular dan jengking dan Jenis yang menetap dan
berpindah-pindah.
Kata Iblis menurut sebagian ahli bahasa berasal dari ablasa artinya putus
asa. Dinamai iblis karena dia putus asa dari rahmat atau kasaih saying Allah
SWT. (Sayid Sabiq, 1986, hal. 219).
Kata Syaitan berasal dari kata syatana artinya menjauh. Dinamai Syaitan
karena jauhnya dari kebenaran. (Shabuni, 1977, hal. 17)
Bangsa jin itu ada yang patuh dan ada yang durhaka kepada Allah SWT
tatkala Allah SWT memerintahkan kepada bangsa jin untuk sujud kepada
Adam bersama dengan para malaikat, salah satu dari mereka menentang. Yang
menentang itulah dikenal dengan iblis. Iblis itulah nenek moyang seluruh
syaitan, yang seluruhnya selalu durhaka kepada Allah SWT dan bertekad
untuk menggoda umat mausia (anak cucu Adam) mengikuti langkah mereka
menentang perintah Allah SWT.
2. Cara-cara Syaitan Mengganggu Manusia
Syaitan adalah musuh besar bagi manusia seperti yang telah di katakana
didalam Al-Quran. Dan cara-cara syaitan mengganggu manusia untuk
mengikuti langkah-langkahnya dengan 2 cara: pertama, Tadhil (menyesatkan),
yang kedua, takhwif (menakut-nakuti). Berikut ini kami akan menjelaskan
kedua cara tersebut secara terperinci:
a) Tadhil
Allah SWT sudah menjelaskan melalui para rasul yang Dia utus, mana
yang hak dan mana yang batil, mana yang baik dan mana yang buruk,
mana yang terpuji dan mana yang tidak terpuji, mana yang boleh
dikerjakan dan mana yang tidak boleh dikerjakan. Allah SWT sudah
12
3) Tamani (Angan-angan)
Syaitan berusaha memperdayakan pikiran manusia dengan
khayalan yang mustahil terjadi dan dengan angan-angan kosong, Allah
mengingatkan kita akan tekad Syaitan untuk membangkitkan anganangan kosong pada diri manusia. Firman Allah SWT:
Artinya: Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan
akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh
mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka
benar-benar memotongnya, dan akan Aku suruh mereka (mengubah
ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya. barangsiapa
yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka
Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. (QS. An-Nisa: 119)
4) Tazyin (Memandang Baik Perbuatan Maksiat)
Syaitan berusaha dengan segala macam cara menutupi
keadaan yang sebenarnya sehingga yang batil keliatan terpuji dan
sebagainya. Allah SWT mengingatkan tekad syaitan untuk melakukan
tazyin tersebut:
Artinya: Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau
Telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan menjadikan
mereka memandang baik (perbuatan masiat) di muka bumi, dan pasti
Aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba
Engkau yang mukhlis di antara mereka. (QS. Al-Hijr: 39-40)
14
7) Shaddun (Hambatan)
Syaitan berusaha untuk menghalang-halangi umat manusia
menjalankan perintah-Nya dengan menggunakan segala cara macam
hambatan. Firman Allah SWT:
Artinya: Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah
matahari, selain Allah; dan syaitan Telah menjadikan mereka
memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi
mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, (QS.
An-Naml: 24)
8) Adawah (Permusuhan)
Syatan berusaha menimbulkan permusuhan dan rasa saling
membenci di antara sesame manusia, karena dengan permusuhan tiu
manusia akan lupa diri dan melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan
oleh Allah untuk membinasakan musuh-musuhnya. Firman Allah
SWT:
Artinya: Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al-Maidah: 91)
Demikianlah
delapan
langkah
syaitan
memperdaya,
16
Membaca Al-Istiadzah
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti yang telah kita tahu bahwa iman adalah sesuatu yang kita percayai atau
yakini dalam hati, dan kita ucapkan atau ikrarkan dengan lisan dan kita wujudkan
dalam bentuk amal perbuatan dengan anggota tubuh. Dan rukun iman yang enam
itu haruslah kita percayai keberadaannya.
Beriman kepada yang ghaib merupakan rukun iman yang enam tersebut. itu
artinya kita mempercayai dan meyakini bahwa segala sesuatu yang ghaib atau
yang tidak bisa kita lihat dengan kasat mata itu benar ada. Contohnya seperti
malaikat, syetan/ iblis dan jin. Jika kita meyakini dan mengimani dengan sebenarbenarnya keimanan, insya Allah kita bisa menjadi muslim yang kaffah (utuh)
keimanannya. Amin.
18
B. Saran
Kita sebagai seorang muslim yang baik, wajiblah bagi kita untuk mengimani
semua rukun iman yang enam. salah satunya adalah beriman kepada yang ghaib.
Banyak cara untuk kita mengimani dan meyakininya, seperti melalui berita
(akhbar) yang disampaikan oleh firman Allah dalam Al-Quran maupun sabda
Rasulullah SAW dalam Hadits. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan hadits yang
menjelaskan perihal tentang makhluk ghaib. Karena kita mengimani kebenaran
sumber (Al-Quran dan Hadits), maka berita tentang makhluk ghaib pun kita
imani. kemudian kita dapat mengetahui dan mengimani keberadaan yang ghaib
melalui bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang menunjukkan bahwa
makhluk ghaib itu benar-benar ada.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. 1998. Minhajul Muslim, Madinah: Maktabatul Ulum
Wal hikam.
Departemen Agama RI. 2005. AL-Quran dan Terjemahannya, Bandung: PT
Syamil Media Cipta
Ilyas, Yunahar. 1995. Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI)
Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran Tafsir MaudhuI atas Barbagai
Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan
https://nurdiansyah89.wordpress.com/2009/12/02/iman-kepada-makhkuk-ghaib/
http://www.academia.edu/9354498/Makalah_Iman_Kepada_Malaikat
19
20