Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGAMA

IMAN, ILMU DAN AMAL SERTA AKLAK DALAM AQTUALISASI DALAM


KEHIDUPAN MANUSIA

OLEH :

NAMA : NURILAH
NIM : D1B1 16 259

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan Makalah AGAMA yang berjudul “IMAN, ILMU DAN AMAL
SERTA AKHLAK DALAN AQTUALISASI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA ”. Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal
ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang saya miliki. Dalam kesempatan
ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan kepada pihak yang
membantu sehingga terselesainya makalah ini.
Semoga tugas saya ini dapat diterima dan bermanfaat untuk kita semua amin.
Wassalamualaikum wr.wb

Kendari, 24 Oktober 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI..…………………………………………………………………………………......
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………...
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………...
C. TUJUAN……………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. IMAN………….……………………………………………………………………………
B. ILMU…………………………………………………………………………………….....
C. AMAL………………………………………………………………………………..……..
D. AKHLAK…………………………………………………………………………………...
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………….
B. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..……..………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam sebagai agama tidak hanya memuat seperangkat konsep–konsep ideal (ilmu).
Tetapi juga memuat seperangkat amal praktek untuk diaktualisasikan (diterapkan) dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, iman yang merupakan bagian integral dari
ajaran islam pengertiannya harus secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu.Itulah tiga hal
yang harus senantiasa dijadikan prinsip dalam hidup kita.Hidup manusia tidak akan sempurna
apabila salah satu dari iman, ilmu dan amal tidak dimiliki, di asah, dan diperbaiki.Keyakinan
kalau tidak ada amal perbuatan, tidak ada artinya begitu juga ilmuyang tidak melahirkan amal
umat shaleh dalam kehidupan tidak ada artinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi atau pengertian Ilmu,Iman dan Amal?

2. Apa kedudukan Ilmu,Iman dan amal dalam kehidupan?

3. Bagaimanakah Hubungan Antara Iman, Ilmu, dan Amal?

4. Bagaimana cara menyeimbangkan antara Iman, Ilmu dan amal?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian Iman,ilmu dan amal.

2. Untuk kedudukan ilmu,iman dan amal dalam kehidupan.

3. Untuk Hubungan Antara Iman, Ilmu, dan Amal.

4. Untuk mengetahui cara menyeimbangkan antara Iman, Ilmu dan Amal.


BAB II
PEMBAHASAN

A. IMAN

1. Pengertian Iman

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman
adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah
dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal
termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal
juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam
Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama
selainnya.Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan,
dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.

Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah
dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab
kemaksiatan.” Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah
dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.” Imam Bukhari
mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru
negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan
perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.

Kemudian penbgertian iman secara terminology, iman adalah 'aqdun bil qalbi,
waiqraarun billisaani, wa'amalun bil arkaan yang artinya diyakini dengan hati diucapkan dengan
lisan dan diwujudkan dengan amal perbuatan. Sedang berdasar akidah iman sering dikenal
dengan istilah akidah, dimana akidah artinya ikatan "ikatan hati", maksudnya seseorang yang
beriman mengikatkan hati dan perasaannya dengan sesuatu kepercayaan yang tidak lagi
ditukarnya dengan kepercayaan lain.
2. Macam-Macam Iman

Perlu dimengerti, bahwa iman seseorang kepada Allah ada tiga macam , yaitu :
1. Iman taqlidi
2. Iman tahqiqi
3. Iman istidlali

Iman Istidlali Adalah mempercayai keesaan Allah SWT. Dengan cara taqlidi (mengikuti)
keterangan ulam tanpa mengerti dalil atau pembuktian. Iman seperti ini rawan berubah akibat
ulah orang-orang yang berusaha merusaknya.
Iman Tahqiqi Adalah kemantapan hati pada keesaan Allah SWT. Yang jika ditentag atau
diusik oleh siapapun, maka takberubah sedikitpun.
Iman Istidlali Adalah iman yang disertai bukti dari makhluk yang ada di ini membuktikan
adanya yang mencipta, suatu bangunan menunjukan adanya yang membangun, kotoran unta
menunjukan akan adanya unta, karena keberadaan sesuatu (akibat) tanpa sebab adanya sebab
adanya pencipta adalah suatu yang tidak masuk akal (muhal).

3. Bentu Keimana
 Iman kepada Allah

Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal:
Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta,
menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa
tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua
sembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul
Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-Nya tetapkan untuk
Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna,
mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
 Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
Mengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka. Hal
tersebut juga dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim tentang iman dan rukunnya. Dari
Abdullah bin Umar, ketika diminta untuk menjelaskan iman, Rasulullah bersabda,“iman
itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya
dan hari akhir serta beriman kepada ketentuan (takdir) yang baik maupun yang buruk.”
Dalam hadits tersebut, percaya kepada malaikat merupakan unsur kedua keimanan dalam
Islam. Percaya kepada malaikat sangatlah penting karena akan dapat memurnikan dan
membebaskan konsep tauhid dari bayangan syirik.
 Iman kepada Kitab-kitab Allah

Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya.
karena kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim
wajib mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci
yang turun sebelumnya.
 Iman kepada Rasul-rasul Allah

Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih
sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua
tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-
hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata.
Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan
bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui
namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.
 Iman kepada Hari Akhir

Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa
fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat.
Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.
 Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk
Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala.
Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan
mereka adalah ciptaan Allah.
B. ILMU
1. Pengertian Ilmu

Ilmu sesuatu yang sering diutamakan. Tidak dipelihara dengan baik. Kadang ilmu hanya
dijadikan sesuatu yang nisbi. Ada tapi tidak ada atau Tidak ada tetapi ada? Tetapi yang pasti
adalh ilmu itu satu kewajipan yang tidak bole di pertikai kerana terdapat bukti dan dalil yang
pasti semua mengetahuinya. Akhir-akhir ini satu fenomena yang ditemui, yang membuat kita
ketahui bahawa kadang-kadang seseorang tidak faham dengan ilmu yang dipelajarinya. Untuk
apa ilmu itu digunakan? Akan bagaimana bila mengamalkan ilmu itu? Fenomena klasik, tapi
tetap membuat kita tidak habis berfikir.
Belajar, mencari ilmu kadang di jadikan formula belaka. Kerana maruah, harga diri, atau
bahkan desakan dari pihak orang lain, orang tua, suami, isteri, desakan majikan ,dan lain-lain
lagi. Pada akhirnya ilmu tidak meresapi dalam diri. Tidak meninggalkan bekas. Bahkan
mungkin, tidak menjadikan diri lebih baik

2. Pentingnya Menuntut Ilmu dalam Islam dan Mengamalkannya

Menuntut Ilmu Sejarah pernah mencatat, bahwa imperium Utsmaniyah pernah memiliki
peranan yang menentukan dalam percaturan dunia. Bahkan dakwah Islamiyah pernah sampai ke
Wina. Sehingga masyarakat barat menjadi tidak tenang. Itu semua bisa terjadi karena umat Islam
di waktu itu membekali diri dengan ilmu pengetahuan, di samping memperkokoh keimanan.
Bahkan sejarah pernah pula mencatat, bahwa kemajuan peradaban Islam di Eropa, khususnya di
Spanyol, tidak terlepas dari ajaran Islam, yang menjunjung tinggi dan mengagungkan ilmu
pengetahuan. Kemajuan barat, tidak bisa dipisahkan dari kontribusi Islam. Sebagaimana
diungkapkan oleh para ilmuwan mereka dengan tegas mengatakan, bahwa bangsa eropa sangat
beruntung dan berhutang budi dengan kedatangan Islam. Banyak ilmu pengetahuan yang
ditemukan dan kemudian diadopsinya. Kesan juga diungkapkan oleh ilmuwan barat lainnya,
bahwa ilmu pengetahuan yang dibawa Islam, menjadi inspirasi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan modern barat. Saat itulah izzul Islam wal muslimin (kemulyaan Islam dan kaum
muslimin) dirasakan oleh dunia. Ini merupakan rahmat besar. Hidup dengan ilmu pengetahuan,
disegani dan dihormati oleh bangsa lain. Ini sebagai bukti bahwa Islam adalah agama yang
merupakan aturan hidup yang sempurna yang datang dari Allah SWT.
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘aalamiin. Telah mensyariatkan dan mewajibkannya kepada
umatnya untuk menuntut ilmu dan mengamalkannya melalui wahyuNya yang pertama kali turun
yakni iqra’ (bacalah). Artinya ini perintah untuk belajar dan menuntut ilmu. (QS At Taubah :
122, AzZumar : 9).
Kata “ilmu” di dalam Al Qur’an dengan berbagai bentuknya terulang sebanyak 854 kali.
Artinya agama Islam memberi perhatian besar kepada manusia untuk membekali diri dengan
ilmu, dalam rangka menjalankan tugasnya sebagai hamba Allah untuk beribadah kepadaNya dan
sebagai khalifatullah di muka bumi ini. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mewajibkan kepada
semua umatnya untuk menuntut ilmu. Sebagaimana sabdanya : thalabul ilmi fariidhotun ‘alaa
kulli muslimiin wa muslimatun (mencari ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki maupun
perempuan). Beliau juga mempunyai kebijakan untuk mendorong umatnya terus belajar dan
belajar. Misalnya ketika kaum muslim berhasil menawan sejumlah pasukan kaum musyrikin
dalam perang Badar. Dengan cara menawarkan mereka, jika mau bebas mereka harus membayar
tebusan, atau mengajar baca tulis kepada warga Madinah. Kebijakan ini sungguh cukup strategis,
karena mempercepat terjadinya transformasi ilmu pengetahuan di kalangan kaum muslimin.
Kita sebagai orang tua, harus menjadi teladan di tengah keluarga kita masing-masing.
Sebagai orang tua juga mendorong penuh agar keluarga kita untuk menuntut ilmu, jangan sampai
kita telantarkan mereka. Jangan membiarkan mereka menjadi generasi yang lemah. (An Nisa’ :
9, Maryam : 59).
Di akhirat nanti jangan sampai anak isteri kita menggugat di pengadilan Ilahi, hanya
karena kita tidak pernah menjadi teladan yang baik, di rumah tangga. Hanya karena kita tidak
pernah memberi dorongan kepada keluarga untuk hadir di majlis ilmu untuk menuntut ilmu.
Allah SWT berfirman dalam surah At Tahrim : 6 yang maknanya : Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.
Menuntut ilmu itu adalah bagian dari ibadah. Menuntut ilmu itu adalah suatu kemulyaan.
Allah SWT akan mengangkat derajat dan kedudukan orang yang menuntut ilmu. Dan Allah akan
mudahkan jalan menuju surga orang yang menuntut ilmu. Allah berfirman dalam surah Al
Mujadilah : 11 yang maknanya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

C. AMAL
1. Pengertian Amal
Amal merupakan satu aplikasi yang hasil dari gabungan ilmu dan iman kerana kebenaran
iman dapat di lihat amal soleh seseorng .Allah bersumpah demi sesungguhnya manusia itu rugi
andai beriman tanpa amal.
Allah SWT berfirman, "Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati untuk
kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (Surah Al-Asr : 1-3).
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan
tanpa iman”…. [HR. Ath-Thabrani]
Berdasarkan bukti dan dalil di atas tidak sempurna iman dan ilmu seseorng itu melainkan
dengan disulami dengan amal yang terhasil kefahaman dari ilmu ,dan penyatuan yang hadir hasil
penyaksian bahawa ianya benar dan hasilnya , anggota badan itu yang bergerak demi
merealisasikan ilmu dan iman dengan amalnya.

2. Kedudukan Amal
Amal adalah setiap perilaku mahluk hidup yang disertai suatu maksud, apakah perilaku
tersebut baik ataukah buruk.
Allah berfirman:
‫ت وع ِملُوا ءامنُوا الذِين إِن‬
ِ ‫الصا ِلحا‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh.” (QS.Al Baqoroh[2]:277)
‫سو ًءا ي ْعم ْل من‬
ُ ‫ِب ِه يُجْ ز‬
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan
itu.” (QS. An Nisa [4]:123).
Sedangkan amal sholeh adalah:
‫مؤمنا كان و اإلخالص و العلم بين فاعله يجمع الذي األفعال‬
“Perilaku yang mana para pelakunya memiliki ilmu dan keikhlasan serta dalam keadaan
beriman”.
Beramal shaleh memiliki kedudukan yang cukup mulia di dalam Islam berdasarkan beberapa
pandangan berikut ini:
Amal shaleh merupakan sebab memasuki syurga-setelah rahmat Allah subhanahu wata’ala-serta
meraih ridho dan kecintaan-Nya.
Allah berfirman :

ُ ‫ي ْعملُون كانُوا بِما و ِل ُّي ُه ْم وهُو ربِِّ ِه ْم ِع ْند السال ِم د‬


‫ار ل ُه ْم‬
“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka
disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al An`am [6]:127)
Sedangkan di sisi lain, para penghuni neraka disungkurkan ke dalamnya dengan sebab amal-
amal mereka yang buruk.

ِ ‫ت ْعملُون ما ُكنت ُ ْم ِإل تُجْ ز ْون ه ْل الن‬


ْ ‫ار ِفي ُو ُجو ُه ُه ْم ف ُكب‬
‫ت ِبالس ِيِّئ ِة جآء ومن‬
“Dan barangsiapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam
neraka.Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan.”
(QS. 27:90)
Karena Iman terdiri dari unsur Qaul (perkataan) Qalbu dan Lisan serta unsur Amal (perbuatan)
Qalbu dan anggota tubuh. Bahkan didalam ayat Al Quran, Allah mengiringi kata amal shalih
dengan Iman di lebih dari 50 ayat. Karena itu, Al Hasan Al Basry rahimahullah berkata:

ِ ‫اْألعْما ُل صدقتْهُ و الصد ِْر فِ ْي وقََِّ ر ما ول ِكنََِّ هُ ِبالتَ َِّمنِِّ ْي ول ِبالتََِّ ح ِلِّ ْي‬
‫اإليْمان ليْس‬
“Iman bukan dengan hiasan dan angan-angan. Akan tetapi, Iman adalah sesuatu yang tertancap
di dalam dada dan dibuktikan dengan amal”. (Ibnu Abi Al `Izz, Syarah Al Aqidah Ath Tha
Hawiyah:339)
Amal merupakan tempat pandangan Allah subhanahu wata’ala
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ُ ‫صو ِر ُك ْم إِلى ي ْن‬
‫ظ ُر ل للا إن‬ ُ ‫أعْما ِل ُك ْم و قُلُ ْوبِ ُك ْم إِلى ي ْن‬
ُ ‫ظ ُر ل ِك ْن و أ ْموا ِل ُك ْم و‬
“Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa dan harta kalian. Akan tetapi Dia memandang
Qalbu dan amal- amal kalian“. (HR.Muslim Kitab Al Bir wa Ash Shilat, Tahrim Dzulm Al
Muslim Al Khadzalih: 2567)
Perbedaan derajat manusia di hari kiamat akan tergantung tingkat amal-amal mereka.
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
ْ ‫ي‬
‫ُظل ُمون ل و ُه ْم أعْمال ُه ْم و ِليُوفِِّي ُه ْم ع ِملُوا ِِّمما درجات و ِل ُك ِّل‬
“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar
Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada
dirugikan.” (QS. 46:19).

D. AHLAK

Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti tabeat, perangai,
tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam
diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya
suatu pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan.
Sedangkan menurut para ahli, pengertian akhlak adalah sebagai berikut:

1. Menurut Abu Hamid Al Ghazali: Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia
yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang dan mudah
tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
2. Menurut Ahmad bin Mushthafa: Akhlak merupakan sebuah ilmu yang darinya dapat
diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana keutamaan itu ialah terwujudnya keseimbangan
antara tiga kekuatan yakni kekuatan berpikir, marah dan syahwat.
Dari devenisi di atas maka dapat di pahami bahwa istila ahlak adalah netral, artinya ada
ahlak yang terpuji (akhlak al- mahmuda) dan ada akhlak yang tercela (akhlak Al-mazmumah).
Dari sinila terjadi perbedaan konsep antara Akhlak dan Etika.

Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:


1) Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2) Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3) Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari
luar.
4) Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5) Dilakukan dengan ikhlas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

 IMAN
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah
membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan
amal perbuatan secara nyata.

 ILMU
Kata ilmu berasal dari kata kerja ‘alima, yang berarti memperoleh hakikat ilmu,
mengetahui, dan yakin. Ilmu, yang dalam bentuk jamaknya adalah ‘ulum, artinya ialah
memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan pengetahuan. Jadi ilmu
merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia melakukan
perbuatan amalnya. Jika manusia mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut
menjadi sia-sia.

 AMAL
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan,
sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan
baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di
akhirat.

 AHLAK

Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti tabeat, perangai,
tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam
diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah.

B. SARAN

Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan, membantu, dan memudahkan kita
dalam memahami dan mempelajari ajaran islam yang sebenarnya. untuk itu saya menghimbau
untuk memahami isi makalah ini sebaik-baik mungkin sehingga dapat di implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Saya mengucapkan terimakasih dan permohonan maaf yang sebesar-
besarnya kepada pembaca.

Anda mungkin juga menyukai