Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BUKTI-BUKTI EVOLUSI

Penyusun :
1. REGIA ADINTARI (28)
2. RISMA WULANDARI (29)
3. SHINTA CAHYANI L. (32)
4. SRI MARTANIA (33)

SMA NEGERI 4 PRAYA


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah biologi
tentang “BUKTI-BUKTI EVOLUSI”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerika saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Praya, 8 Maret 2021


BAB I

PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Teori evolusi adalah salah satu toeri yang masih hangat dipertentangkan
hingga saat ini. Banyak teori yang dikemukakan para ahli, tetapi tampaknya belum
ada satu pun teori yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah
perkembangan makhluk hidup.

Meskipun berada dalam 1 spesies, tidak ada satu individu pun di muka bumi
ini yang sama persis dengan individu lain. Hal ini disebabkan karena adanya variasi.
Variasi individu dalam suatu populasi umumnya terjadi pada seluruh organisme yang
bereproduksi secara seksual. Adanya variasi memberikan keuntungan makhluk hidup
untuk dapat bertahan hidup

Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan cara
bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi itu telah dipastikan
secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang
suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Hal ini
berarti bahwa evolusi itu ada dan merupakan suatu kenyataan yang telah terjadi.

1. 2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja yang merupakan bukti-bukti evolusi ?

2. Bagaimana contoh-contoh dari bukti evolusi ?

3. Mengapa bukti-bukti evolusi yang telah ada bisa dikatakan bukti ?

1.3. Batasan Masalah


Agar masalah dalam makalah ini tidak meluas dan menjadi lebih terfokus
maka pembahasan dalam makalah ini terbatas pada bukti-bukti yang menunjukkan
telah terjadinya evolusi.

1.4. Tujuan Penyusunan


Makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui apa saja yang merupakan bukti evolusi


2. Menegtahui contoh-contoh evolusi

3. Mengetahui alasan mengapa bukti yang telah ada bisa dikatakan sebagai
bukti.

1. 5. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan agar dapat menambah wawasan bagi
pembaca terutama mahasiswa/siswi tentang bukti-bukti yang menunjukan terjadinya
evolusi dan sekaligus menjadi renungan bersama apakah bukti-bukti tersebut pantas
dikatakan sebagai bukti.
BAB II

PEMBAHASAN

Proses evolusi berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengamati
terjadinya suatu proses evolusi, ilmuwan mengumpulkan berbagai bukti. Bukti-bukti
ini dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya. Pembagian ini adalah sebagai
berikut :

2. 1. Bukti Evolusi Berdasarkan Kepada Makhluk Yang Ada Sekarang Ini

3. 2.1. Studi Perbandingan Embriologi


Perkembangan embrio berbagai spesies yang termasuk kelas vertebrata
menunjukkan adanya persamaan pada fase tertentu yakni pada fase morulla, blastula,
dan gastrula/awal embrio. Hal ini menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di
antara hewan-hewan sesama vertebrata, yang mungkin pula mereka memiliki satu
nenek moyang.

Perbandingan perkembangan embrio pada ikan, ayam, babi, dan manusia mirip

Dari gambar tersebut dapat dibandingkan betapa miripnya semua embrio


vertebrata. Meskipun tidak ada kesamaan dari embrio manusia dengan yang lain, kita
tetap berkerabat karena mempunyai embrio yang sama. Hal inilah yang menunjukan
bahwa evolusi itu memang ada.
3. 2.2. Homologi Organ Pada Berbagai Jenis Makhluk Hidup
Organ-organ berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama dan
kemudian berubah struktur sehingga fungsinya berbeda disebut organ yang homolog.
Homologi organ menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk yang bersangkutan.
Makin banyak organ yang homolog kemungkinan kekerabatannya makin dekat, yang
artinya nenek moyangnya mungkin sama.
Perhatikan bahwa anggota gerak pada makhluk di atas memiliki bentuk
berbeda, tetapi pada dasarnya memiliki bagian yang sama. Perbedaan ini
disebabkan karena perbedaan fungsi.

Contohnya: tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog


dengan sirip depan paus yang digunakan untuk berenang, atau sayap kelelawar yang
berguna untuk terbang homolog dengan tungkai depan kucing yang berguna untuk
berjalan.

Apakah persamaan antara sayap burung dengan tangan manusia atau kaki
depan kuda. Meskipun kesamaanya sedikit sekali, ternyata semua anggota depan
vertebrata mempunyai kesamaan struktur. Lengan atas terdiri dari satu tulang, lengan
bawah terdiri dari dua tulang dan kemudian dapat dilihat adanya tulang-tulang kecil
yang membentuk telapak dan jari tangan. Dalam perjalanan evolusi dapat terjadi
sejumlah perubahan, misalnya pertumbuhan legan atas yang lebih lambat, sehingga
proporsinya tidak sama (Djoko T. Iskandar :2001).

3.2.3. Domestikasi
Perhatikanlah hewan atau tumbuhan yang dibudidayakan, akan terlihat betapa
suatu bunga mempunyai begitu banyak variasi dalam bentuk, ukuran dan warna. Kita
juga mengetahui adanya variasi warna, bentuk, dan ukuran dari anjing ras. Adanya
variasi menunjukan bahwa suatu organisme mempunyai begitu banyak kemungkinan.
Kebanyakan varisi tersebut bukan variasi yang unggul di alam, hanya karena
dipelihara manusialah maka mereka dapat bertahan.hal ini dapat kita analogikan
dengan suatu kelompok organisne di alam yang tiba-tiba dapat berkembang dan dapat
menjadi sangat beragam. Domestikasi menunjukan bagaimana suatu organisme dapat
berevolusi (Djoko T. Iskandar :2001).

3.2.4. Adanya Variasi Antar Individu Dalam Satu Keturunan


Jika diamati bahwa akibat domestikasi maka timbul variasi. Sebenarnya tidak
demikian, karena variasi sudah ada sebelum domestikasi. Yang dilakukan oleh
manusia adalah melakukan seleksi dari variasi yang ada.
Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan
anak kembar sekalipun pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula individu yang
termasuk dalam satu spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan,
dan lain-lain. Jadi antar individu dalam satu spesies pun terdapat variasi. Variasi
adalah segala macam perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal
ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan
habitat.

Perhatikan bahwa dalam satu keturunan pun akan selalu memunculkan variasi. Ini
disebabkan karena pada perkawinan selalu terjadi rekombinasi gen.

3.2.5. Anatomi Komparatif


Studi komparatif struktur tulang dan sistem tubuh hewan dari beragam filum
menunjukkan sejumlah besar kesamaan. Bukti yang lebih jelas terletak pada
perbandingan anatomi primitif dan modern. Karakter primitif adalah karakter yang
ada sebelum karakter modern. Primitif tidak harus lebih sederhana, karena hilangnya
sebuah struktur atau kerumitan juga termasuk perubahan. Primitif dan modern hanya
dapat berguna saat kita merujuk pada bagian tertentu karakter tersebut, dan sebuah
karakter dapat primitif di satu hal dan modern dalam hal lainnya.
Perkembangan kuda modern adalah salah satu bentuk yang paling lengkap
dalam fosil. Peningkatan ukuran tubuh terlihat jelas seiring berjalannya waktu saat
bentuk primitif memunculkan spesies modern yang lebih besar.

Saat ukuran tubuh meningkat dari Hyracotherium terkecil di zaman Eosen


(sekitar 50 juta tahun lalu) hingga Equus yang terbesar (kuda modern), terdapat
penurunan kerumitan pada tulang kaki. Seluruh berat kuda sekarang bertopang pada
jari ketiga, sementara jari lainnya begitu kecil dan tidak banyak bermanfaat.

Evolusi Kuda

3.2.6. Radiasi Adaptasi


Radiasi adptasi adalah suatu fakta mengenai timbulnya suatu kelompok
organisme pada suatu masa. Kemunculan kelompok organisme tersebut biasanya
digambarkan sebagai kemunculan yang tidak terlalu mendadak, tetapi pada umumnya
melibatkan banyak sekali anggotanya (Djoko T. Iskandar :2001).
Gambar ; Pohon evolusi Finch Darwin

Radiasi adaptasi terjadi saat sebuah bentuk primitif sebuah spesies


berkembang menjadi sejumlah besar bentuk modern, masing-masing teradaptasi
dengan kondisi lingkungan tertentu. Salah satu contoh terbaik radiasi adaptasi adalah
burung finch Darwin dari kepulauan Galapagos. Kepulauan Galapagos adalah
sekelompok pulau di Samudera Pasifik yang berjarak 965 kilometer di barat Ekuador.
Setiap pulau memiliki iklim mikronya sendiri dengan flora dan fauna berbeda.

Ahli biologi Charles Darwin mengunjungi Kepulauan Galapagos pada abad


ke-19. Ia menemukan kalau tiap pulau memiliki tipe finch nya sendiri-sendiri. Mereka
teradaptasi untuk makan makanan tertentu yang ada di pulaunya. Semua finch hanya
berbeda sedikit satu sama lain dan dari burung finch primitif yang ada di daratan
Amerika Selatan.

Darwin menyatankan kalau individu tertentu di tiap pulau memiliki


keuntungan bertahan hidup bila mereka lebih baik dalam makan makanan yang
tersedia di tempatnya. Selama banyak generasi, finch ini bertambah jumlahnya, dan
karena mereka terisolasi dari finch di pulau lain, mereka pada akhirnya menjadi
spesies yang berbeda (M. Datun Sukandarrumidi : 1980).

3.2.7. Rudimentasi
Rudimentasi diartikan sebagai organ atau bagian tubuh suatu organisme yang
pada awalnya ada tetapi semakin tidak ada fungsi karena perkembangan zaman dan
proses adaptasi.

Berikut beberapa contoh rudimentasi pada organisme :

 Contoh sebelumnya menunjukan adanya celah insang pada semua


Vertebrata darat. Dengan berkembangnya embrio, maka celah insang
akan berkembang menjadi insang pada ikan dan katak, tetapi
mengalami reduksi pada Vertebrata darat
 Umbai cacing merupakan contoh lain dari rudimentasi sebagian usus.
 Tidak ada alasan bahwa manusia mempunyai tulang ekor, karena
selama hidup tulang ekor tidak berfungsi sama sekali.

3.2.8. Bukti Biokimiawi


Fakta menunjukan bahwa adanya suatu protein sering kali bersifat universal.
Misalnya enzim Laktat dehidroginase ditemukan pada semua vertebrata. Kesamaan
tersebur bukan saja dari fungsinya, tetapi juga bentuk proteinnya. Lebih dekat
hubungan kekerabatan dua organisme, lebih mirip pula struktur biokimiawinya.
Kesamaan ini dapat pula ditelusuri hingga pada DNAnya. Kalau kesamaan itu hanya
diantara dua organisme berlainan jenis, dapat dikatakan sebagai kebetulan. Tetapi
kesamaan yang dapat ditemui adalah pada semua organisme. Contoh lain adalah
misalnya protein histon yang terdapat pada kacang kapri dan sapi hanya berbeda
dalam dua asama amino (Djoko T. Iskandar :2001).
3.2.9. Bukti Sistematik
Data sistematik dapat memberikan gambaran yang nyata dari organisme yang
paling primitive kepada organisme yang lebih maju. Misalnya kalau kita
memngambil contoh vertebrata, maka kita akan melihat dengan jelas bagaimana
antara ikan dengan reptile terdapat katak. Katak merupakan hewan peralihan dari ikan
ke reptile misalnya masih mempunyai insang seperti ikan, tetapi berkaki empat
seperti reptile. Kalu reptile berevolusi dari ikan dan kemudian berevolusi ke amfibi,
maka pada reptile, insang telah hilang, dan harus kembali diciptakan untuk amfibi.
Data fosilpun mendukung bahwa ikan ada sebelum ada amfibi dan reptile, sedangkan
amfibi ada sebelum reptile. Jadi data sistematik sudah memberikan gambaran
mengenai proses evolusi tanpa perlu diterangkan secara terperinci.

2.2. Bukti Berdasarkan Adanya Fosil Yang Ditemukan Di Lapisan-Lapisan


Bumi

3.2.10. Bukti Fosil


Fosil adalah sisa-sisa tanaman dan hewan yang terlestarikan atau biasa disebut
membatu. Mereka sering ditemukan di batuan endapan, yang terbentuk dengan
penumpukan perlahan atau sedimentasi. Usia fosil ditentukan dengan pengukuran
karbon. Fosil tanaman atau hewan sampel di uji rasio karbon radioaktif (carbon 14)
dengan karbon non radioaktif (carbon 12). Dengan menggunakan tingkat peluruhan
karbon 14 menjadi karbon 12, usia fosil dapat ditentukan.

Catatan fosil yang tersimpan dalam lapisan batuan endapan memberikan bukti
yang sah mengenai perubahan spesies hewan dan tanaman. Semakin jauh dibawah
batuan, semakin tua usia fosil. Lapisan atas mengandung sisa fosil yang lebih baru
dan lebih rumit. Bagian keras hewan, seperti cangkang atau kerangka, menjadi fosil
di endapan keras batuan. Cetakan, jejak atau gumpalan merupakan tipe fosil lainnya,
yang dihasilkan oleh mahluk hidup saat berjalan, berlari atau tubuhnya sendiri.

Tahun 1998, Wes Linster (14 tahun) menemukan kerangka hewan prasejarah
bersayap yang hampir sempurna saat ia berburu fosil di Montana. Para ilmuan
memperkirakan kalau predator mirip burung ini hidup lebih dari 75 juta tahun lalu.
Dinosaurus ini (gambar ) diberi nama Bambiraptor feinbergi, menunjukkan kalau ia
masih anak-anak dan belum mencapai ukuran tubuh sepenuhnya. Ia memiliki otak
yang besar, sternum mirip burung, dan lengan mirip sayap. Fosil ini langka karena
lengkap tanpa kehilangan satu tulangpun. Fosil lain yang menunjukkan adanya
transisi antara dinosaurus dan burung yang ditemukan dalam sepuluh tahun terakhir
adalah : fosil Anchiornis huxleyi dari provinsi Liaoning, China, serta Longicrusavis
houi juga dari China.

Gambar . Bambiraptor, sebuah dinosaurus bersayap pra sejarah yang hidup


75 juta tahun lalu.

Gambar : fosil Anchiornis huxleyi. Memperkuat gagasan bahwa burung


berasal dari Dinosaurus
Tipe fosil lainnya juga memberi bukti spesies purba. Amber adalah getah
pohon yang mengeras. Serangga terjebak dalam getak lengketnya dan terlestarikan
saat getah tersebut menjadi amber. Es telah melestarikan hewan yang cukup besar,
seperti Mammoth wol, yang mungkin terjebak glasier di Siberia. Cetakan daun
terlestarikan di batu bara saat ia terbentuk. Petrifikasi, penyerapan materi mineral
oleh tanaman dan hewan yang telah mati, melestarikan spesies tersebut dalam bentuk
batu. Tumpukan fosil pohon yang dijual di berbagai tempat di Sukabumi dan diambil
dari hutan gunung berapi merupakan contohnya. Fosil harimau gigi pedang telah
ditemukan di cekungan aspal cair di La Brea, Los Angeles.

Gambar : fosil naga yang ditemukan di Desa Guanling, Kota Anshun, China (1996)

Terdapat pula fosil berupa jejak sehingga bentuk binatang dapat


direkonstruksi secara umum atau untuk mengetahui bagaimana binatang bergerak.
Selain fosil jejak, noda-noda pada tulang tempat menempel otot dan ukuran serta
bentu otot, memungkingkan rekontruksi keseluruhan bentuk binatang. Paleontologi
adalah ilmu yang khusus mempelajari mengenai fosil.
Potret jejak Batrachopus yang masih baik, diyakini jejak dari buaya purba besar
berkaki dua.

Dalam keadaan khusus, seluruh tubuh suatu organisme setelah mati dapat
diawetkan. Anak dinosaurus yang ditemukan secara utuh menjadi fosil pada batu
ambar di selatan Italia dapat dipelajari dengan mudah seakan-akan baru mati.
Bangkai (karkas) mammoth yang beku, suatu kerabat gajah yang telah punah,
kadang-kadang ditemukan di Seberia. Meskipun telah membeku selama 40.000tahun,
dagingnya masih cukup baik untuk digunakan dalam studi biokimia

Akan tetapi, pengawetan total organisme secara utuh jarang terjadi. Biasanya
setelah mati, bagian-bagian lunak tubuh dengan cepat dirusak oleh pemakan bangkai
atau busuk karena bakteri. Bagian keras seperti tulang atau cangkang lebih tahan
terhadap pengrusakan, karena itu kemungkinannya lebih besar untuk menjadi fosil.
jika dikelilingi oleh sedimen tanah liat atau pasir, bagian tersebut dapat menjadi fosil
yang dengan mudah dapat dikenali ratusan juta kemudian, lama setelah sedimen yang
membungkusnya berubah menjadi batuan seperti serpihan atau batu pasir. Fosil-fosil
ini malahan dpat mengandung sisa bahan organik untuk jangka waktu yang sangat
lama. dari beberapa fosil yang berumur lebih dari 300 juta tahun telah ditemukan
asam amino dan peptida.

Kita tahu bahwa fosil bahwa fosil telah menimbulkan keingintahuan manusia
paling tidak sejak zaman Yunani kuno. Sering ditemukan fosil yang bentuknya tidak
ada pada organisme yang hidup di bumi sekarang ini. Lalu bagaimana kita dapat
menjelaskan adanya organisme tersebut? Sebagai penjelasan kadang-kadang diktakan
adanya serangkaian penciptaan khusus yang diikuti bencana alam yang memusnahkan
organisme diseluruh dunia. Tetapi teori evolusi memberikan jawaban yang lebih
memuaskan. Ada gagasan yang menyatakan bahwa semua organisme yang hidup
sekarang ini pada suatu periode dalam sejarahnya mempunyai moyang yang sama.
Secara tidak langsung hal ini menyatakan bahwa pada waktu yang lampau terdapat
lebih sedikit jenis makluk hidup dan keadaanya lebih sederhana. Hal ini sesuai
dengan bukti-bukti fosil yang ditemukan. Jika kita menuruni Grand Canyon di
Amerika Serikat, kita akan melihat secara jelas lapisan demi lapisan batu batuan
sedimen, lapisan terdalam adalah ialah lapisan yang tertua. Makin dalam kita
menuruni lembah tersebut makin berkurang jumlah jenis fosil. Selanjutnya juga
terdapat fakta, sifat organisme yang terdapat di lapisan yang lebih dalam itu kurang
kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di lapisan atasnya. Fosil reptilia
terdapat dilapisan tanah yang secara geologi lebih muda, sedangkan fosil cacing
terdapat dalam lapisan yang lebih tua.

Perlu diperhatikan bahwa dalam satu lokasi kita tidak akan pernah
menemukan sejarah fosil yang tidak terputus. Pergolakan geologi tanah selalu diikuti
erosi. Oleh karena itu sebagian dari sejarah catatan fosil akan lenyap (missing link).

Sebagian besar kecaman terhadap Darwin datang terkait kegagalan para


paleontologi untuk menemukan missing link, merupakan kelemahan besar bagi
gagasan bahwa organisme yang sekarang ini berkembang dari organisme yang
ditemukan sebagai fosil. Tetapi seiiring dengan waktu, ahli paleontologi telah banyak
menemukan missing link. Fosil Archeopteryx adalah salah satunya, berbentuk
peralihan antara burung dan reptilia yang diduga menjadi moyangnya. Kesenjangan
pada data fosil masih sangat mencolok pada hewan bertubuh lunak dan pada manusia.
Hal ini tidak mengherankan bila kita ingat bahwa peluang kedua tipe organisme dan
hewan darat lainnya (terutama primata yang cerdas) mati ditempat dimana dia akan
tertutup dengan cepat oleh sedimen adalah kecil.

Kemudian, juga harus diingat bahwa jangan berharap untuk menemukan


informasi secara lengkap selain bagian-bagian catatan fosil. Sebagian besar fosil yang
pernah terbentuk masih ada di pegunungan, dalam tanah dan lautan, mungkin juga
telah rusak oleh gejolak geologi berikutnya Rintangan terbesar menemukan missing
link ialah evolusi spesies baru dari tumbuhan atau hewan umumnya terjadi dalam
populasi kecil pada organisme yang kurang mengalami spesialisasi.

Meskipun kita mungkin tidak akan pernah mampu merunut evolusi semua
makluk hidup melalui fosil moyangnya, tetapi adanya fosil dan penyebarannya yang
telah ditemukan memberikan pada kita beberapa bukti nyata dari evolusi.
BAB III

PENUTUP
4.1. Simpulan
Evolusi merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada mahluk hidup
secara perlahan dan dalam waktu yang lama dari mahluk hidup yang tidak adptif
menjadi mahluk hidup yang adaptif. Teori evolusi adalah salah satu teori yang masih
hangat dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang dikemukakan para ahli,
tetapi tampaknya belum ada satu pun teori yang dapat menjawab semua fakta dan
fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup

Ada banyak alasan yang dapat digunakan untuk membuktikan bahwa evolusi
memang terjadi. Bukti-bukti evolusi yang dikemukakan pada makalah ini hanya
beberapa contoh yang mungkin akan mudah dimengerti. Evolusi dapat dibuktikan
mulai dari bukti skala kecil seperti pada pemuliaan anjing atau tumbuhan, homologi
antara suatu bagian dari organisme hingga menyangkut pada masalah yang lebih luas
seperti pembandingan data sistematik. Data-data yang ada saling mendukung bahwa
suatu proses yang universal telah berlangsung, yaitu proses evolusi abiotik maupun
proses evolusi biotik. Kedua-duanya bekerjasama ataupun saling mempengaruhi
hingga terbentuknya bumi sekarang. Data-data modern seperti data genetika (DNA)
dan data biokimia yang menunjukkkan betapa kesamaan yang besar antara organisme
eukariot mulai dari tanaman hingga manusia merupakan fakta yang sangat
meyakinkan mengenai proses evolusi.
DAFTAR PUSTAKA

 Anonim. 2008. Evolusi Manusia. Wikipedia.


 http : //in.wikipedia.org/wiki/evolusi manusia/ [diakses 28 Februari
2021].
 Iskandar T. Djoko.2001. Evolusi. Departemen Biologi. Bandung : ITB
 Muhaimin. 2011. Bukti Evolusi.
 http://biologionline.blogspot.com/2011/04/bukti-evolusi/ [diakses pada
28 Februari 2021]
 Pamungkas, Bambang. 2011. Evolusi : Pemahaman Teori dan Bukti
Evolusi.
 http://biologimediacentre.com/evolusi-pemahaman-teori-dan-bukti-
evolusi/ [diakses 28 Februari 2021]
 Sukandarrumidi., Datun, M. 1980. Geologi Sejarah 2. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai