BUKTI-BUKTI EVOLUSI
Penyusun :
1. REGIA ADINTARI (28)
2. RISMA WULANDARI (29)
3. SHINTA CAHYANI L. (32)
4. SRI MARTANIA (33)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah biologi
tentang “BUKTI-BUKTI EVOLUSI”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerika saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Teori evolusi adalah salah satu toeri yang masih hangat dipertentangkan
hingga saat ini. Banyak teori yang dikemukakan para ahli, tetapi tampaknya belum
ada satu pun teori yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah
perkembangan makhluk hidup.
Meskipun berada dalam 1 spesies, tidak ada satu individu pun di muka bumi
ini yang sama persis dengan individu lain. Hal ini disebabkan karena adanya variasi.
Variasi individu dalam suatu populasi umumnya terjadi pada seluruh organisme yang
bereproduksi secara seksual. Adanya variasi memberikan keuntungan makhluk hidup
untuk dapat bertahan hidup
Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan cara
bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi itu telah dipastikan
secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang
suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Hal ini
berarti bahwa evolusi itu ada dan merupakan suatu kenyataan yang telah terjadi.
1. 2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
3. Mengetahui alasan mengapa bukti yang telah ada bisa dikatakan sebagai
bukti.
1. 5. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan agar dapat menambah wawasan bagi
pembaca terutama mahasiswa/siswi tentang bukti-bukti yang menunjukan terjadinya
evolusi dan sekaligus menjadi renungan bersama apakah bukti-bukti tersebut pantas
dikatakan sebagai bukti.
BAB II
PEMBAHASAN
Proses evolusi berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengamati
terjadinya suatu proses evolusi, ilmuwan mengumpulkan berbagai bukti. Bukti-bukti
ini dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya. Pembagian ini adalah sebagai
berikut :
Perbandingan perkembangan embrio pada ikan, ayam, babi, dan manusia mirip
Apakah persamaan antara sayap burung dengan tangan manusia atau kaki
depan kuda. Meskipun kesamaanya sedikit sekali, ternyata semua anggota depan
vertebrata mempunyai kesamaan struktur. Lengan atas terdiri dari satu tulang, lengan
bawah terdiri dari dua tulang dan kemudian dapat dilihat adanya tulang-tulang kecil
yang membentuk telapak dan jari tangan. Dalam perjalanan evolusi dapat terjadi
sejumlah perubahan, misalnya pertumbuhan legan atas yang lebih lambat, sehingga
proporsinya tidak sama (Djoko T. Iskandar :2001).
3.2.3. Domestikasi
Perhatikanlah hewan atau tumbuhan yang dibudidayakan, akan terlihat betapa
suatu bunga mempunyai begitu banyak variasi dalam bentuk, ukuran dan warna. Kita
juga mengetahui adanya variasi warna, bentuk, dan ukuran dari anjing ras. Adanya
variasi menunjukan bahwa suatu organisme mempunyai begitu banyak kemungkinan.
Kebanyakan varisi tersebut bukan variasi yang unggul di alam, hanya karena
dipelihara manusialah maka mereka dapat bertahan.hal ini dapat kita analogikan
dengan suatu kelompok organisne di alam yang tiba-tiba dapat berkembang dan dapat
menjadi sangat beragam. Domestikasi menunjukan bagaimana suatu organisme dapat
berevolusi (Djoko T. Iskandar :2001).
Perhatikan bahwa dalam satu keturunan pun akan selalu memunculkan variasi. Ini
disebabkan karena pada perkawinan selalu terjadi rekombinasi gen.
Evolusi Kuda
3.2.7. Rudimentasi
Rudimentasi diartikan sebagai organ atau bagian tubuh suatu organisme yang
pada awalnya ada tetapi semakin tidak ada fungsi karena perkembangan zaman dan
proses adaptasi.
Catatan fosil yang tersimpan dalam lapisan batuan endapan memberikan bukti
yang sah mengenai perubahan spesies hewan dan tanaman. Semakin jauh dibawah
batuan, semakin tua usia fosil. Lapisan atas mengandung sisa fosil yang lebih baru
dan lebih rumit. Bagian keras hewan, seperti cangkang atau kerangka, menjadi fosil
di endapan keras batuan. Cetakan, jejak atau gumpalan merupakan tipe fosil lainnya,
yang dihasilkan oleh mahluk hidup saat berjalan, berlari atau tubuhnya sendiri.
Tahun 1998, Wes Linster (14 tahun) menemukan kerangka hewan prasejarah
bersayap yang hampir sempurna saat ia berburu fosil di Montana. Para ilmuan
memperkirakan kalau predator mirip burung ini hidup lebih dari 75 juta tahun lalu.
Dinosaurus ini (gambar ) diberi nama Bambiraptor feinbergi, menunjukkan kalau ia
masih anak-anak dan belum mencapai ukuran tubuh sepenuhnya. Ia memiliki otak
yang besar, sternum mirip burung, dan lengan mirip sayap. Fosil ini langka karena
lengkap tanpa kehilangan satu tulangpun. Fosil lain yang menunjukkan adanya
transisi antara dinosaurus dan burung yang ditemukan dalam sepuluh tahun terakhir
adalah : fosil Anchiornis huxleyi dari provinsi Liaoning, China, serta Longicrusavis
houi juga dari China.
Gambar : fosil naga yang ditemukan di Desa Guanling, Kota Anshun, China (1996)
Dalam keadaan khusus, seluruh tubuh suatu organisme setelah mati dapat
diawetkan. Anak dinosaurus yang ditemukan secara utuh menjadi fosil pada batu
ambar di selatan Italia dapat dipelajari dengan mudah seakan-akan baru mati.
Bangkai (karkas) mammoth yang beku, suatu kerabat gajah yang telah punah,
kadang-kadang ditemukan di Seberia. Meskipun telah membeku selama 40.000tahun,
dagingnya masih cukup baik untuk digunakan dalam studi biokimia
Akan tetapi, pengawetan total organisme secara utuh jarang terjadi. Biasanya
setelah mati, bagian-bagian lunak tubuh dengan cepat dirusak oleh pemakan bangkai
atau busuk karena bakteri. Bagian keras seperti tulang atau cangkang lebih tahan
terhadap pengrusakan, karena itu kemungkinannya lebih besar untuk menjadi fosil.
jika dikelilingi oleh sedimen tanah liat atau pasir, bagian tersebut dapat menjadi fosil
yang dengan mudah dapat dikenali ratusan juta kemudian, lama setelah sedimen yang
membungkusnya berubah menjadi batuan seperti serpihan atau batu pasir. Fosil-fosil
ini malahan dpat mengandung sisa bahan organik untuk jangka waktu yang sangat
lama. dari beberapa fosil yang berumur lebih dari 300 juta tahun telah ditemukan
asam amino dan peptida.
Kita tahu bahwa fosil bahwa fosil telah menimbulkan keingintahuan manusia
paling tidak sejak zaman Yunani kuno. Sering ditemukan fosil yang bentuknya tidak
ada pada organisme yang hidup di bumi sekarang ini. Lalu bagaimana kita dapat
menjelaskan adanya organisme tersebut? Sebagai penjelasan kadang-kadang diktakan
adanya serangkaian penciptaan khusus yang diikuti bencana alam yang memusnahkan
organisme diseluruh dunia. Tetapi teori evolusi memberikan jawaban yang lebih
memuaskan. Ada gagasan yang menyatakan bahwa semua organisme yang hidup
sekarang ini pada suatu periode dalam sejarahnya mempunyai moyang yang sama.
Secara tidak langsung hal ini menyatakan bahwa pada waktu yang lampau terdapat
lebih sedikit jenis makluk hidup dan keadaanya lebih sederhana. Hal ini sesuai
dengan bukti-bukti fosil yang ditemukan. Jika kita menuruni Grand Canyon di
Amerika Serikat, kita akan melihat secara jelas lapisan demi lapisan batu batuan
sedimen, lapisan terdalam adalah ialah lapisan yang tertua. Makin dalam kita
menuruni lembah tersebut makin berkurang jumlah jenis fosil. Selanjutnya juga
terdapat fakta, sifat organisme yang terdapat di lapisan yang lebih dalam itu kurang
kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di lapisan atasnya. Fosil reptilia
terdapat dilapisan tanah yang secara geologi lebih muda, sedangkan fosil cacing
terdapat dalam lapisan yang lebih tua.
Perlu diperhatikan bahwa dalam satu lokasi kita tidak akan pernah
menemukan sejarah fosil yang tidak terputus. Pergolakan geologi tanah selalu diikuti
erosi. Oleh karena itu sebagian dari sejarah catatan fosil akan lenyap (missing link).
Meskipun kita mungkin tidak akan pernah mampu merunut evolusi semua
makluk hidup melalui fosil moyangnya, tetapi adanya fosil dan penyebarannya yang
telah ditemukan memberikan pada kita beberapa bukti nyata dari evolusi.
BAB III
PENUTUP
4.1. Simpulan
Evolusi merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada mahluk hidup
secara perlahan dan dalam waktu yang lama dari mahluk hidup yang tidak adptif
menjadi mahluk hidup yang adaptif. Teori evolusi adalah salah satu teori yang masih
hangat dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang dikemukakan para ahli,
tetapi tampaknya belum ada satu pun teori yang dapat menjawab semua fakta dan
fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup
Ada banyak alasan yang dapat digunakan untuk membuktikan bahwa evolusi
memang terjadi. Bukti-bukti evolusi yang dikemukakan pada makalah ini hanya
beberapa contoh yang mungkin akan mudah dimengerti. Evolusi dapat dibuktikan
mulai dari bukti skala kecil seperti pada pemuliaan anjing atau tumbuhan, homologi
antara suatu bagian dari organisme hingga menyangkut pada masalah yang lebih luas
seperti pembandingan data sistematik. Data-data yang ada saling mendukung bahwa
suatu proses yang universal telah berlangsung, yaitu proses evolusi abiotik maupun
proses evolusi biotik. Kedua-duanya bekerjasama ataupun saling mempengaruhi
hingga terbentuknya bumi sekarang. Data-data modern seperti data genetika (DNA)
dan data biokimia yang menunjukkkan betapa kesamaan yang besar antara organisme
eukariot mulai dari tanaman hingga manusia merupakan fakta yang sangat
meyakinkan mengenai proses evolusi.
DAFTAR PUSTAKA