Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KEBUDAYAAN ISLAM YANG DIANGKAT MENJADI KEBUDAYAAN


INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING

Aziza aryati,S.Ag, M.Ag

Oleh :
Rafifah Nur'Aini H1A019006

Syauqi Habibullah H1A019024

Afrizal Rais H1A019029

Putri Syifa Nabilah H1A019030

Reike Nursafitri H1A019032

Amalia Safa’atun Qolbi H1A019045

Khanya Ayu Tiffani H1A019058

Dhiya Arifah H1A019065

Athira Zuhrah Komena H1A019074

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Kebudayaan Islam yang
diangkat Menjadi Kebuduyaan Indonesia” ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam tidak lupa kita limpahkan kepada baginda nabi besar Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT kepada kita semua,
yang merupakan petunjuk yang paling benar yakni syariah agama Islam yang
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari para pembaca
untuk selanjutnya agar kami dapat memperbaiki tulisan kami menjadi lebih baik lagi.
Karena kami menyadari sepunuhnya keterbatasan pengetahuan dan kekurangan yang
kami miliki.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
telah mendukung dan membantu kami selama proses pembuatan makalah ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, kami berharap supaya makalah yang
telah kami buat ini mampu memberikan manfaat bagi setiap pembacanya.

Bengkulu, 14 Oktober 2019

Penyusun
BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Islam sudah mulai berkembang lagi sejak abad ke-7 dan berkembang secara pesat ke
seluruh dunia dari waktu ke waktu. Di Indonesia, kebudayaan Islam telah berasimilasi
dengan kebudayaan setempat. Pada mulanya Islam dibawa oleh pendakwah dan
pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat. Mereka berdagang dan berasimilasi dengan
penduduk sekitar. Dalam penyebarannya secara otomatis Islam telah meletakkan nilai-
nilai kebudayaannya.
Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa, dan karya manusia
yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk
berkiprah dan berkembang. Hasil olah akal,budi,rasa,dan karsa yang telah terseleksi
oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah
peradaban.
Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat
agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber pada nafsu hewani, sehingga akan
merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam
mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau
perdaban Islam.
Para penyebar ajaran Islam di Pulau Jawa yang dikenal dengan Wali Sembilan atau
Wali Songo menggunakan idiom-idiom lokal untuk menjelaskan konsep-konsep dan
ajaran Islam. Hal yang sama juga terjadi di daerah-daerah lain di Nusantara seperti di
Melayu, Bugis, Sasak, Lombok, dan lain sebagainya. Kebudayaan lokal 'diislamkan'
atau disusupi dan disisipi oleh nilai-nilai Islam. Islam telah menjadi ruh kebudayaan
Nusantara.
Kebudayaan islam sendiri banyak telah menjadi darah daging bagi kebudayaan
Indonesia. Begitu banyak kebudayaan-kebudayaan islam yang telah di angkat menjadi
kebudayaan masyarakat Indonesia. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini kami akan
membahas makalah yang berjudul “Kebudayaan Islam yang diangkat Menjadi
Kebuduyaan Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebudayaan islam?
2. Bagaimana Konsep Kebudayaan dalam Islam?
3. Kebudayaan islam apa saja yang telah diangkat menjadi kebudayaan Indonesia ?

1.3 Tujuan
Yang menjadi tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang Sistem Kebudayaan Islam
2. Untuk membimbing manusia dalam mengembangkan Sistem Kebudayaan
Islam
3. Untuk mengetahui Kebudayaan islam apa saja yang telah diangkat menjadi
kebudayaan Indonesia
4. Dan sebagai pelengkap tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebudayaan Islam


Kebudayaan merupakan perwujudan segala aktivitas manusia sebagai
upaya memenuhi kebutuhan hidupnya . Kebudyaan akan terus perkembang,
tidak akan berhenti selama masih ada kehidupan manusia. Hasil perkembangan
kebudayaan yang dilandasi oleh nilai – nilai ketuhanaan disebut kebudayaan
islam.
Sebagian ahli kebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk
berbudaya merupakan dinamik ilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya
sadar insani yang berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak
lain daripada proses realisasidiri dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti
Pater Jan Bakker, dalam bukunya “Filsafat Kebudayaan” menyatakan
bahwa tidak ada hubungannya antara agama dan budaya, karena menurutnya,
bahwa agama merupakan keyakinan hidup rohaninya pemeluknya, sebagai
jawaban atas panggilan ilahi. Keyakinan ini disebut Iman, dan Iman merupakan
pemberian dari Tuhan, sedang kebudayaan merupakan karya manusia. Sehingga
keduanya tidak bisa ditemukan. Adapun menurut para ahli Antropologi,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama
merupakan salah satu unsur kebudayaan.
Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah
memandangnya dari satu sisi saja. Islam memandang bahwa manusia
mempunyai dua unsur penting, yaitu unsur tanah dan unsur ruh yang ditiupkan
Allah kedalam tubuhnya. Ini sangat terlihat jelas di dalam firman Allah Qs As
Sajdah 7-9 : “ ( Allah)-lah Yang memulai penciptaan manusia dari tanah,
kemudian Dia menciptakan keturunannya dari saripati air yan hina (air mani).
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam ( tubuh )-nya roh (
ciptaan)-Nya”.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya,
untuk selalu menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam
dunia ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan
demikian, Islam telah berperan sebagai pendorong manusia untuk “ berbudaya “.
Dan dalam satu waktu Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman.
Sampai disini, mungkin bisa dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri.
Kebudayaan muslim yang islami adalah kebudayaan atau karya budaya
muslim yang komitmen pada islam. Bukan yang malah keluar dari sumber nilai
islam itu sendiri. Sebagai contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari adalah
fashion dimana model busana dan pakaian lebih cenderung menampilkan gaya
dan model dari pada nilai ibadah, padahal didesaign oleh desaigner muslim tapi
tidak bereferensi pada nilai-nilai Islam sehingga budaya yang dihasilkan secara
prinsipil bertentangan dengan Al-Qur’an.

2.2 Konsep Kebudayaan Islam


Kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). 1Budi mempunyai arti
akal, kelakuan, dan norma. Sedangkan “daya” berarti hasil karya cipta manusia.
Dengan demikian, kebudayaan adalah semua hasil karya, karsa dan cipta
manusia di masyarakat. Istilah "kebudayaan" sering dikaitkan dengan istilah
"peradaban". Perbedaannya : kebudayaan lebih banyak diwujudkan dalam
bidang seni, sastra, religi dan moral, sedangkan peradaban diwujudkan dalam
bidang politik, ekonomi, dan teknologi. Sedangkan pengertian Islam berasal dari
bahasa arab yaitu “Aslama-Yuslimu-Islaman” yang artinya selamat. Menurut
istilah, Islam adalah agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa
rahmat bagi seluruh alam.

َ‫ش ِهد‬ ّ ‫ْط ائِ ًما ََق ْال ِع ْل ِم َوأهولهو َو ْال َم ََلئِ َكةه ه َهو إِ ّل إِلَهَ َل أَنّهه‬
َ ‫َللاه‬ ِ ‫يز ه َهو إِ ّل إِلَهَ َل بِ ْال ِقس‬
‫ْال َح ِكيم ْالعَ ِز ه‬

1
http://imaza17.blogspot.com/2012/02/makalah-sejarah-kebudayaan-islam.html
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang
yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.2

‫س ْلناكَ َوما‬
َ ‫ِل ْلعالَ ِمينَ َرحْ َمةً ِإلّ أ َ ْر‬

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat


bagi seluruh manusia” 3(QS. Al Anbiya: 107)

Sehingga disimpulkan bahwa Kebudayaan Islam adalah kejadian atau


peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam
yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam.

Allah mengangkat Nabi Muhammad sebagai Rosul yaitu memberikan


bimbingan kepada umat. Manusia agar dalam mengembangkan kebudayaan
tidak lepas dari nilai-nilai ketuhanan. Sebagaimana sabdanya yang berarti,
“Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak.”

Dalam perkembangannya kebudayaan Islam perlu dibimbing oleh wahyu


dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang
bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan dirinya sendiri.

Disini agama Islam berfungsi untuk membimbing manusia dalam


mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang
beradab atau berperadaban Islam. Sehubungan dengan hasil perkembangan
kebudayaan yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan atau disebut sebagai peradaban
Islam, maka fungsi agama disini semakin jelas. Ketika perkembangan dan
dinamika kehidupan umat manusia itu sendiri mengalami kebekuan karena
keterbatasan dalam memecahkan persoalannya sendiri, disini sangat terasa akan
perlunya suatu bimbingan wahyu. Allah mengangkat seorang Rasul dari jenis
manusia karena yang akan menjadi sasaran bimbingannya adalah umat manusia.

2
Q.S Al-Imran ayat 18
3
QS. Al Anbiya: 107
Oleh sebab itu misi utama Muhammad diangkat sebagai Rasul adalah
menjadi Rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam. Mengawali tugas
utamanaya, Nabi meletakkan dasar – dasar perkembangan Islam yang kemudian
berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dari jazirah
Arab, kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang
dan rumit, yaitu asimilasi budaya - budaya setempat dengan nilai – nilai Islam
yang kemudian melahirkan budaya Islam. Kebudayaan ini berkembang menjadi
suatu peradaban yang diakui kebenarannya secara universal.

2.3 Kebudayaan Islam yang Telah diangkat Menjadi Kebudayaan Indonesia


4
Contoh kebudayaan Islam yang telah diangkat menjadi kebudayaan Indonesia
adalah sebagai berikut:
a. Tradisi atau Upacara
Tradisi atau upacara yang merupakan peninggalan Islam yang menjadi
kebudayaan Indonesia antaranya, yaitu :
1. Tradisi Halal Bihalal.
Halal bihalal dilakukan pada Bulan Syawal, berupa acara saling bermaaf-
maafan. Setelah umat Islam selesai puasa ramadhan sebulan penuh maka
dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah Swt. Namun, dosa kepada sesama
manusia belum akan diampuni Allah Swt. jika belum mendapat kehalalan
atau dimaafkan oleh orang tersebut. Oleh karena itu tradisi halal bihalal
dilakukan dalam rangka saling memaafkan atas dosa dan kesalahan yang
pernah dilakukan agar kembali kepada trah (kesucian). Tradisi ini erat
kaitannya dengan perayaan Idul Fitri.
Tujuan halal bihalal selain saling bermaafan adalah untuk menjalin tali
silaturahim dan mempererat tali persaudaraan. Sampai saat ini tradisi ini
masih dilakukan di semua lapisan masyarakat. Mulai keluarga, tingkat RT
sampai istana kepresidenan. Bahkan acara halal bihalal sudah menjadi tradisi
nasional yang bernafaskan Islam.

4
https://www.bacaanmadani.com/2018/02/10-contoh-tradisi-islam-di-nusantara.html
Istilah halal bihalal berasal dari bahasa Arab (halla atau halal) tetapi
tradisi halal bi halal itu sendiri adalah tradisi khas bangsa Indonesia, bukan
berasal dari Timur Tengah. Bahkan bisa jadi ketika arti kata ini ditanyakan
kepada orang Arab, mereka akan kebingungan dalam menjawabnya.
Halal bihalal sebagai sebuah tradisi khas Islam Indonesia lahir dari
sebuah proses sejarah. Tradisi ini digali dari kesadaran batin tokoh-tokoh
umat Islam masa lalu untuk membangun hubungan yang harmonis
(silaturahim) antar umat. Dengan acara halal bihalal, pemimpin agama,
tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah akan berkumpul, saling berinteraksi
dan saling bertukar informasi. Dari komunikasi ini akan mempererat
kekeluargaan dan dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ada. Pada
acara halal bihalal semua orang mengucapkan mohon maaf lahir dan batin.
Hal ini mengandung maksud bahwa ketika secara lahir telah memaafkan
yang ditandai dengan berjabat tangan atau mengucapkan kata maaf, maka
batinnya juga harus dengan tulus memaafkan dan tidak lagi tersisa rasa
dendam dan sakit hati.

2. Tradisi Tabot atau Tabuik.


Tabot atau Tabuik, adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu
untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian Hasan dan Husein bin
Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad saw. Kedua cucu Rasulullah saw.
ini gugur dalam peperangan di Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61
Hijriah (681 M). Perayaan di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh
Syaikh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685.
Syaikh Burhanuddin menikah dengan wanita Bengkulu kemudian
keturunannya disebut sebagai keluarga Tabot. Upacara ini dilaksanakan dari
1 sampai 10 Muharram (berdasar kalendar Islam) setiap tahun.
Istilah Tabot berasal dari kata Arab, “tabut”, yang secara har!ah berarti
kotak kayu atau peti. Tidak ada catatan tertulis sejak kapan upacara Tabot
mulai dikenal di Bengkulu. Namun, diduga kuat tradisi ini dibawa oleh para
tukang yang membangun Benteng Marlborought (1718-1719) di Bengkulu.
Para tukang bangunan tersebut, didatangkan oleh Inggris dari Madras dan
Bengali di bagian selatan India.

3. Tradisi Kupatan (Bakdo Kupat)


Di Pulau Jawa bahkan sudah berkembang ke daerah-daerah lain terdapat
tradisi kupatan. Tradisi membuat kupat ini biasanya dilakukan seminggu
setelah hari raya Idul Fitri. Biasanya masyarakat berkumpul di suatu tempat
seperti mushala dan masjid untuk mengadakan selamatan dengan hidangan
yang didominasi kupat (ketupat). Kupat merupakan makanan yang terbuat
dari beras dan dibungkus anyaman (longsong) dari janur kuning (daun
kelapa yang masih muda). Sampai saat ini ketupat menjadi maskot Hari
Raya Idul Fitri.
Ketupat memang sebagai makanan khas lebaran. Makanan itu ternyata
bukan sekadar sajian pada hari kemenangan, tetapi punya makna mendalam
dalam tradisi Jawa. Oleh para Wali, tradisi membuat kupat itu dijadikan
sebagai sarana untuk syiar agama. Oleh sebagian besar masyarakat, kupat
juga menjadi singkatan atau di-jarwo dhosok-kan menjadi rangkaian kata
yang sesuai dengan momennya yaitu Lebaran. Kupat adalah singkatan dari
ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan menjadi simbol untuk saling
memaafkan.

4. Tradisi Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta.


Tradisi Sekaten dilaksanakan setiap tahun di Keraton Surakarta Jawa
Tengah dan Keraton Yogyakarta. Tradisi ini dilaksanakan dan dilestarikan
sebagai wujud mengenang jasa-jasa para Walisongo yang telah berhasil
menyebarkan Islam di tanah Jawa. Peringatan yang lazim dinamai Maulud
Nabi itu, oleh para wali disebut Sekaten, yang berasal dari kata Syahadatain
(dua kalimat Syahadat). Tradisi ini sebagai sarana penyebaran agama Islam
yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan Bonang. Dahulu setiap kali Sunan
Bonang membunyikan gamelan diselingi dengan lagu-lagu yang berisi
ajaran agama Islam serta setiap pergantian pukulan gamelan diselingi dengan
membaca syahadatain.
Jadi, Sekaten diadakan untuk melestarikan tradisi para wali dalam
memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. Sebagai tuntunan bagi umat
manusia, diharapkan masyarakat yang datang ke Sekaten juga mempunyai
motivasi untuk mendapatkan berkah dan meneladani Nabi Muhammad saw.
Dalam upacara Sekaten tersebut disuguhkan gamelan pusaka peninggalan
dinasti Majapahit yang telah dibawa ke Demak. Suguhan ini sebagai
pertanda bahwa dalam berdakwah para wali mengemasnya dengan menjalin
kedekatan kepada msyarakat.

5. Tradisi Grebeg.
Tradisi untuk mengiringi para raja atau pembesar kerajaan. Grebeg
pertama kali diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta oleh Sultan
Hamengkubuwono ke-1. Grebeg dilaksanakan saat Sultan memiliki hajat
dalem berupa menikahkan putra mahkotanya. Grebek di Yogyakarta di
selenggarakan 3 tahun sekali yaitu:
a. Pertama grebek pasa-syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal
bertujuan untuk menghormati Bulan Ramadhan dan Lailatul Qadr.
b. Kedua grebeg besar, diadakan setiap tanggal 10 dzulhijjah untuk
merayakan hari raya kurban.
c. Ketiga grebeg maulud setiap tanggal 12 Rabiul awwal untuk
memperingati hari Maulid Nabi Muhammad saw. Selain kota
Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta grebeg adalah kota Solo,
Cirebon dan Demak.

6. Tradisi Grebeg Besar di Demak


Tradisi Grebeg Besar merupakan upacara tradisional yang setiap tahun
dilaksanakan di Kabupaten Demak Jawa Tengah. Tradisi ini dilaksanakan
pada tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan datangnya Hari Raya Idul
Adha atau Idul Kurban. Tradisi ini cukup menarik karena Demak merupakan
pusat perjuangan Walisongo dalam dakwah.
Pada awalnya Grebeg Besar dilakukan tanggal 10 Dzulhijjah tahun 1428
Caka dan dimaksudkan sekaligus untuk memperingati genap 40 hari
peresmian penyempurnaan Masjid Agung Demak. Mesjid ini didirikan oleh
Walisongo pada tahun 1399 Caka, bertepatan 1477 Masehi. Tahun
berdirinya masjid ini tertulis pada bagian Candrasengkala “Lawang Trus
Gunaning Janmo”. Pada tahun 1428 tertulis dalam Caka tersebut Sunan Giri
meresmikan penyempurnaan masjid Demak. Tanpa diduga pengunjung yang
hadir sangat banyak. Kesempatan ini kemudian digunakan para Wali untuk
melakukan dakwah Islam. Jadi, tujuan semula Grebeg Besar adalah untuk
merayakan Hari Raya Kurban dan memperingati peresmian Masjid Demak.

7. Tradisi Kerobok Maulid di Kutai dan Pawai Obor di Manado.


Di kawasan Kedaton Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur,
juga diselenggarakan tradisi yang dinamakan Kerobok Maulid. Istilah
Kerobok berasal dari Bahasa Kutai yang artinya berkerubun atau
berkerumun oleh orang banyak. Tradisi Kerobok Maulid dipusatkan di
halaman Masjid Jami’ Hasanuddin, Tenggarong. Tradisi ini dilaksanakan
dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw., tanggal 12
Rabiul Awwal.
Kegiatan Kerobok Maulid ini diawali dengan pembacaan Barzanji di
Masjid Jami’ Hasanudin Tenggarong. Kemudian dari Keraton Sultan Kutai,
puluhan prajurit Kesultanan akan keluar dengan membawa usung-usungan
yang berisi kue tradisional, puluhan bakul Sinto atau bunga rampai dan
Astagona.
Usung-usungan ini kemudian dibawa berkeliling antara Keraton dan
Kedaton Sultan dan berakhir di Masjid Jami’ Hasanuddin. Kedatangan
prajurit keraton dengan membawa Sinto, Astagona dan kue-kue di Masjid
Hasanudin ini akan disambut dengan pembacaan Asrakal yang kemudian
membagi-bagikannya kepada warga masyarakat yang ada di dalam Masjid.
Akhir dari upacara Kerobok ini ditandai dengan penyampaian hikmah
maulid oleh seorang ulama.
Lain di Kutai lain pula di Manado. Untuk memperingati Maulid nabi
Muhammad saw. warga muslim di Kota Manado, Sulawesi Utara, menggelar
tradisi pawai obor. Obor yang dibawa berpawai oleh ribuan warga membuat
jalan-jalan di Kota Manado terang. Bagi warga muslim setempat pawai obor
sudah jadi tradisi dan dilaksanakan turuntemurun sebagai simbol
penerangan. Lebih lanjut simbol penerangan itu bermakna bahwa kelahiran
Nabi Muhammad saw. adalah membawa ajaran yang menjadi cahaya
penerang iman saat manusia hidup dalam kegelapan dan kemusyrikan.

8. Tradisi Rabu Kasan di Bangka.


Tradisi Rabu Kasan dilaksanakan di Kabupaten Bangka setiap tahun,
tepatnya pada hari rabu terakhir bulan Safar. Hal ini sesuai dengan namanya,
yakni Rabu Kasan berasal dari Kara Rabu Pungkasan (terakhir). Upacara
Rabu Kasan sebenarnya tidak hanya dilakukan di Bangka saja, tetapi juga di
daerah lain, seperti di Bogor Jawa Barat dan Gresik Jawa Timur. Pada
dasarnya maksud dari tradisi ini sama, yaitu untuk memohon kepada Allah
Swt. agar dijauhkan dari bala’ (musibah dan bencana).
Di Kabupaten Bangka, tradisi ini dipusatkan di desa Air Anyer,
Kecamatan Merawang. Sehari sebelum upacara Rabu Kasan di Bangka
diadakan, semua penduduk telah menyiapkan segala keperluan upacara
tersebut seperti ketupat tolak balak, air wafak, dan makanan untuk dimakan
bersama pada hari Rabu esok hari. Tepat pada hari Rabu Kasan, kira-kira
pukul 07.00 WIB semua penduduk telah hadir di tempat upacara dengan
membawa makanan dan ketupat tolak bala sebanyak jumlah keluarga
masing-masing.
Acara diawali dengan berdirinya seseorang di depan pintu masjid dan
menghadap keluar lalu mengumandangkan adzan. Lalu disusul dengan
pembacaan doa bersama-sama. Selesai berdoa semua yang hadir menarik
atau melepaskan anyaman ketupat tolak balak yang telah tersedia tadi, satu
persatu menurut jumlah yang dibawa sambil menyebut nama keluarganya
masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan acara makan bersama.
Setelah itu, masing-masing pergi mengambil air wafak yang telah disediakan
untuk semua angngota keluarganya. Setelah selesai acara ini mereka pulang
dan bersilahturahmi ke rumah tetangga atau keluarganya..

9. Tradisi Dugderan di Semarang.


Tradisi dugderan merupakan tradisi khas yang dilakukan oleh
masyarakat Semarang, Jawa Tengah. Tradisi Dugderan dilakukan untuk
menyambut datangnya bulan puasa. Dugderan biasanya diawali dengan
pemberangkatan peserta karnaval dari Balaikota Semarang.
Ritual dugderan akan dilaksanakan setelah shalat Asar yang diawali
dengan musyawarah untuk menentukan awal bulan Ramadan yang diikuti
oleh para ulama. Hasil musyawarah itu kemudian diumumkan kepada
khalayak. Sebagai tanda dimulainya berpuasa dilakukan pemukulan bedug.
Hasil musyawarah ulama yang telah dibacakan itu kemudian diserahkan
kepada Kanjeng Gubernur Jawa Tengah. Setelah itu Kanjeng Bupati
Semarang (Walikota Semarang) dan Gubernur bersama-sama memukul
bedug kemudian diakhiri dengan doa.

10. Tradisi atau Budaya Tumpeng.


Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk
kerucut. Nasi tumpeng umumnya berupa nasi kuning, atau nasi uduk. Cara
penyajian nasi ini khas Jawa atau masyarakat Betawi keturunan Jawa, dan
biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan suatu kejadian penting.
Meskipun demikian, budaya tumpeng sudah menjadi tradisi nasional bangsa
Indonesia. Tumpeng biasa disajikan di atas tampah (wadah tradisional) dan
dialasi daun pisang. Ada tradisi tidak tertulis yang menganjurkan bahwa
pucuk dari kerucut tumpeng dihidangkan bagi orang yang dituakan dari
orang-orang yang hadir. Ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat
kepada orang tersebut. Saat ini budaya tumpeng sudah menjadi tradisi
nasional bangsa Indonesia.

b. Karya Sastra
Pengaruh Islam dalam sastra Melayu tidak langsung dari Arab, tetapi
melalui Persia dan India yang dibawa oleh orang-orang Gujarat. Dengan
demikian, sastra Islam yang masuk ke Indonesia sudah mendapat pangaruh
dari Persia dan India. Karya sastra masa Islam banyak sekali macamnya,
antara lain sebagai berikut.
1. Babad, ialah cerita berlatar belakang sejarah yang lebih banyak di
bumbui dengan dongeng. Contohnya: Babad Tanah Jawi, Babad Demak,
Babad Giyanti, dan sebagainya.
2. Hikayat, ialah karya sastra yang berupa cerita atau dongeng yang dibuat
sebagai sarana pelipur lara atau pembangkit semangat juang. Contoh,
Hikayat Sri Rama, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Amir Hamzah dan
sebagainya.
3. Syair, ialah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang
berakhir dengan bunyi yang sama. Contoh: Syair Abdul Muluk, Syair
Ken Tambuhan, dan Gurindam Dua Belas.
4. Suluk, ialah kitab-kitab yang berisi ajaran Tasawuf, sifatnya pantheistis,
yaitu manusia menyatu dengan Tuhan. Tasawuf juga sering dihubungkan
dengan pengertian suluk yang artinya perjalanan. Alasannya, karena para
sufi sering mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Di Indonesia,
suluk oleh para ahli tasawuf dipakai dalam arti karangan prosa maupun
puisi. Istilah suluk kadang-kadang dihubungkan dengan tindakan zikir
dan tirakat. Suluk yang terkenal, di antaranya: Suluk Sukarsah, Suluk
Wijil, Suluk Malang Semirang.
c. Seni Film
Kebudayaan islam yang telah menjadi kebudayaan Indonesia dalam hal
seni film dapat dilihat dari berbagai film-film yang bertemakan agama
seperti film “Emak Ingin Naik Haji” yang menyajikan pesan-pesan Islami
dan kehidupan dengan sangat apik. Selain itu ada film berjudul “Perempuan
berkalung Sorban”yang lebih banyak melakukan kritik sosial tehadap
kehidupan di pesantren.

d. Arsitektur
Beberapa hal yang mencangkup arsitektur khas Indonesia yang
diasimilasi dari kebudayaan islam.
1. Halaman dalam yang besar yang sering digabungkan dengan ruang
sembahyang utama (pada asalnya merupakan satu ciri dari Masjid an-
Nabawi).
2. Menara (pada asalnya digunakan sebagai menara pengawal yang
diterangi dengan obor, misalnya di Masjid Agung Damsyik; karena itu,
terbitlah kata "manāra" dalam bahasa Arab dari kata "nur", yang berarti
"cahaya").
3. Mihrab atau ceruk untuk menunjukkan arah ke Mekah.
4. Kubah (penggunaannya berawal pada masjid abad ke-8 yang terletak di
Madinah).
5. Penggunaan iwan untuk menyekat antar-ruang.
6. Penggunaan bentuk geometris dan seni repetitif (arabes).
7. Penggunaan seni berbahasa Arab sebagai hiasan.

e. Seni Musik
Kebudayaan Islam dalam konteks seni music yang sudah menjadi
kebudayaan Indonesia antara lain :
1. Marawis
Marawis adalah salah satu jenis "band tepuk" dengan perkusi sebagai
alat musik utamanya. Musik ini merupakan kolaborasi antara kesenian
Timur Tengah dan Betawi, dan memiliki unsur keagamaan yang kental.
Itu tercermin dari berbagai lirik lagu yang dibawakan yang merupakan
pujian dan kecintaan kepada Sang Pencipta.Kasidah.
2. Nasyid
Nasyid adalah salah satu seni Islam dalam bidang seni suara.Biasanya
merupakan nyanyian yang bercorak Islam dan mengandungi kata-kata
nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan yang sejenisnya. Biasanya
nasyid dinyanyikan secara acappela dengan hanya diiringi gendang.
Metode ini muncul karena banyak ulama Islam yang melarang
penggunaan alat musik kecuali alat musik perkusi.

3. Kasidah
Kasidah adalah seni suara yang bernapaskan Islam, dimana lagu-lagunya
banyak mengandung unsur-unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat
baik sesuai ajaran Islam. Biasanya lagu-lagu itu dinyanyikan dengan
irama penuh kegembiraan yang hamir menyerupai irama-irama Timur
tengah dengan diiringi rebana, yaitu sejenis alat tradisional yang terbuat
dari kayu, dibuat dalam bentuk lingkaran yang dilobangi pada bagian
tengahnya kemudian di tempat yang dilobangi itu di tempel kulit
binatang yang telah dibersihkan bulu-bulunya.

4. Gambus
Dengan menggunakan syair-syair kasidah, gambus mengajak masyarakat
mendekatkan diri pada Allah dan meng ikuti teladan Rasul-Nya. Pada
mulanya, para imigran Arab membawa sendiri peralatan petik gambus
dari negeri asalnya. Tetapi, kini sudah diproduksi sendiri yang tidak
kalah mutunya. Musik petik gam bus ini di Timur Tengah dinamai oud.
Jadi, istilah gambus hanya dikenal di Indonesia.

f. Seni Pertunjukan
Kebudayaan Indonesia dari bidang seni pertunjukan dari kebudayaan
islam antara lain, yaitu :
1. Zapin
Zapin ialah tarian yang menitik beratkan pada gerakan kaki, gerakan
isyarat tangan. Masyarakat yang memlunyai tradisi zapi pada umumnya
suku melayu.
Ada 3 jenis zapin yang ada di Indonesia yaitu Zapin arab, Zapin melayu
dan Zapin masa kini. Zapin biasanya dipertunjukkan di acara-acara
tertentu seperti khitanan, pernikahan, pemandian dan peringatan hari
raya islam.

2. Seudati
Seudati merpakan tarian khas yang berasal dari aceh. Sedati diyakin
hadir bersamaa dengan penyebaran islam yang pada saat itu tari ini
digunakam untjk kenyebarkan islam dengan cara menghibur.

3. Beksa Golek Menak


Beksa golek menak diciptakan oleh Sultan Hamengkubuwono IX
pada tahun 1941. Tari ini berbeda dengan tari keraton lainnya dalam hal
teknik tari, busan dan cerita uang dibawakannya.Tekbik dan busana yang
didasarkan pada gerak gerik dan pakaian kayu tri-mantra dalam
pertujikaan wayang golek

4. Wayang
Asal usul dari pergelaran wayang lahir di Jawa, seiring dengan
datangnya agama Hindu ke Indonesia. Ada di Indonesia pada masa
pemerintahan Prabu Airlangga (Raja Kahuripan). Kata wayang berasal
dari kata wewayangan yang mengandung arti bayangan. Pada masa
Hindu, cerita wayang biasanya menceritakan tentang Ramayana dan
Mahabarata. Sedangkan pada masa Islam, tradisi yang ada pada masa
hindu dilanjutkan oleh para wali songo dan dikemas dan disesuaikan
dengan Islam serta dijadikan sarana untuk dakwah Islam.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebudayaan islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang


berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada
sumber nilai-nilai Islam. kebudayaan atau karya budaya muslim haruslah
komitmen pada islam. Bukan yang malah keluar dari sumber nilai islam itu
sendiri. Disini agama Islam berfungsi untuk membimbing manusia dalam
mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang
beradab atau berperadaban Islam. Sehubungan dengan hasil perkembangan
kebudayaan yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan atau disebut sebagai peradaban
Islam, maka fungsi agama disini semakin jelas.

Dalam perkembangannya Islam tidak dapat dipisahkan dengan budaya,


bahkan Islam merangkul budaya untuk menyampaikan ajarannya. Kebudayaan
akan terus berkembang, tidak aka berhenti selama masih ada kehidupan
manusia. Sekarang telah banyak perkembangan budaya-budaya yang memiliki
banyak dampak positif maupu negative bagi kehidupan manusia, disini agama
islam berfungsi untu membimbing manusia dalam menggembangkan akal
budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang berperadaban islam.

Kebudayaan islam sendiri sangat lah berkembang pesat saat ini.


Indonesia merupakan salah satu negara yang telah menjadikan kebudayaan islam
menjadi kebudayaan Indonesia. Begitu banyak kebudayaan islam yang telah
diangkat oleh Indonesia menjadi kebudayaan Indonesia, seperti Tradisi halal
bihalal, Tradisi tabot, Budayan tumpeng, Kasidah, Wayang, Nasyid, Tradisi
Grebeg Besar di Demak dan kebudayaan lainnya. Kebudayaa-kebudayan islam
tersebut belah mandarah daging menjadi kebuyaan di Indonesia.

3.2 Saran
Banyak kekurangan dalam makalah kami. Penulis berharap pembaca
tidak hanya terpaku kepada makalah yang kami buat ini untuk dijadikan sebagai
sumber pembelajaran.

DAFTAR PUSAKA

http://mbahduan.blogspot.com/2012/03/makalah-kebudayaan-islam.html
https://www.bacaanmadani.com/2018/02/10-contoh-tradisi-islam-di-nusantara.html

http://imaza17.blogspot.com/2012/02/makalah-sejarah-kebudayaan-islam.html

http://menjaga-bumi.blogspot.com/2012/02/cara-membuat-makalah-yang-baik-dan.html

https://mpu.acehprov.go.id/index.php/page/31/Agama%20Islam%20dan%20Budaya%2
0Islami%20Sebagai%20Benteng%20Jati%20Diri%20Bangsa%20Di%20Era%20Global

Anda mungkin juga menyukai