Anda di halaman 1dari 23

Materi Akidah Akhlak (SD/SMP/SMA)

Keimanan Kepada Malaikat Allah Swt.

Karya Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Materi Akidah Akhlah
(SD/SMP/SMA)
Program Studi Pendidikan Agama Islam

DISUSUN OLEH:
OLIF AISYI
NIM: 2120202079
KELAS: PAI 2102C

DOSEN PENGAMPU:
Rohmadi M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim.

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga

Makalah “Keimanan Kepada Malaikat Allah Swt”, ini dapat saya selesaikan dengan tepat waktu.

Makalah ini saya susun untuk memenuhi mata Materi Aqidah Akhlak SD/SMP/SMA sebagai

tugas individu .Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan

mendukung saya dalam menyelesaikan makalah ini.Khususnya saya ucapkan terima kasih

kepada Bapak Rohmadi M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah ini.Saya mohon maaf apabila

banyak terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah atau dalam isi makalah.Oleh karena itu

saya mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih

baik.

Palembang, 2022

Penulis
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keimanan merupakan basis, fondasi, dan inti dalam beragama. Secara praktis beriman

berarti secara sadar seseorang yakin dan percaya kepada Tuhan, kepada kitab-kitab yang

diturunkan-Nya, kepada para malaikat-Nya, kepada takdir-Nya dan kepada hari akhir.

Iman adalah pembenaran dengan penuh keyakinan tanpa keraguan sedikitpun mengenai

segala yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Islam merupakan agama yang mengajarkan

kepada pengikutnya untuk meyakini adanya Tuhan yang Maha Esa, yaitu Allah SWT. Dalam

Bahasa agama islam keyakinan disini dinamakan al-iman (iman). Iman membentuk jiwa dan

watak manusia menjadi kuat dan positif, yang akan mengejawantah dan diwujudkan dalam

bentuk perbuatan dan tingkah laku ahlakiah manusia sehari-hari yang didasari oleh apa yang

dipercayainya.

Keimanan kepada keesaan Allah itu merupakaan hubungan yang semulia-mulianya

antara manusia dengan penciptanya. Oleh karena itu, mendapatkan petunjuk sehingga

menjadi orang yang beriman, adalah kenikmatan terbesar yang dimiliki oleh seseorang.

Keimanan itu bukanlah semata-mata ucapan yang keluar dari bibir dan lidah saja atau

semacam keyakinan dalam hati saja. Tetapi keimanan yang sebenar-benarnya adalah

merupakan suatu akidah atau kepercayaan yang memenuhi seluruh isi hati nurani, dari situ

timbul bekas-bekas atau kesan-kesannya, seperti cahaya yang disorotkan oleh matahari.1

1
Herni, Indriani, Keimanan, (Banten: 2017), hal, 2
Allah SWT tidak hanya menciptakan makhluk yang tampak saja, tetapi Allah Swt

juga menciptakan makhluk yang tidak nyata atau makhluk ghaib, sebagai contoh adalah

malaikat. Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba,

dicium dan dirasakan oleh manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca

indera, kecuali jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa

manusia. Makhluk ghaib lainnya yang diciptakan Allah diantaranya adalah malaikat, jin

dan iblis atau setan. Dari ketiga makhluk ghaib tersebut terdapat perbedaan-perbedaan

baik dari asal penciptaan maupun sifat-sifatnya. Beriman kepada malaikat adalah satu

dari rukun iman. Dengan kata lain, iman seorang hamba kepada Allah tidak akan

sempurna kecuali dengan menegakkan rukun iman, yang diantaranya adalah beriman

kepada malaikat Allah. Beriman akan adanya malaikat adalah wajib. Iman kepada

malaikat ini, masuk kedalam iman kepada sesuatu yang ghaib. Orang yang mengingkari

akan adanya hal ini berarti mengingkari keterangan Al-qur’an dan Rasul. 2

Untuk memahami lebih dalam, maka dalam makalah ini akan menjelaskan dan

membahas seputar mengenai “Keimanan Keapda Malaikat Allah Swt”.

B. Rumusan Masalah

Terdapat beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini diantaranya

sebagai berikut:

1. Apa pengertian iman kepada malaikat Allah Swt?

2. Bagaimana hukum beriman kepada malaikat Allah Swt ?

3. Bagaimana penciptaan malaikat itu terjadi?

2
Quraish, Shihab, Malaikat dalam Al-Qur’an, (Tanggerang: Lentera Hati, 2017), Hal, 57.
4. Berapa banyak jumlah malaikat dan yang wajib kita imani serta apa saja tugas-

tugasnya?

5. Hikma beriman kepada malaikat Allah Swt?

C. Tujuan

Dalam penulisan makalah tentang “ Keimanan kepada malaikat Allah Swt” ini memiliki

beberapa tujuan, diantaranya;

1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Materi Akidah Akhlak (SD/SMP/SMA).

2. Mengetahui pengertian tentang iman kepada malaikat Allah Swt.

3. Memahami hukum beriman kepada malaikat Allah Swt.

4. Mengetahui bagaimana proses penciptaan malaikat.

5. Mengetahui seberapa banyak malaikat Allah Swt dan yang wajib kita imani serta

mengetahui hal-hal yang menjadi tugas para malaikat

6. Mengetahui hikma yang di dapat dari beriman kepada malaikat Allah Swt.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada malikat Allah Swt

Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Iman dari segi istilah artinya meyakini

setulus hati yang mengakar kuat, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan

seluruh anggota badan. Menurut M. Quraish Shihab, kata malaikat berasal dari bahasa Arab

yaitu "mala'ikah" yang merupakan bentuk jamak dari kata "malak" yang terambil dari kata

"la'akal" yang berarti "menyampaikan sesuatu”. Jadi, malak/malaikat adalah makhluk yang

menyampaikan sesuatu dari Allah Swt.. Menurut istilah, mailakat adalah makhluk gaib yang

diciptakan oleh Allah Swt. dari cahaya, sebagai utusan Allah Swt. yang taat, patuh, serta

tidak pernah membangkang terhadap perintah-perintah-Nya.3

Dalam hadits diatas diterangkan bahwa iman ialah percaya kepada Allah SWT, para

malaikat-Nya, Kitab-kitabnya, para Rasul-Nya dan percaya pada hari akhir. Secara singkat

dapat dijelaskan bahwa iman arinya kepercayaan, yang intinya percaya dan mengakui bahwa

Allah itu ada dan Esa.4

Iman memiliki beberapa sifat, yaitu:

1. Pertama, iman itu bersifat abstrak dengan pengertian manusia tidak dapat mengetahui dan

mengukur kadar keimanan orang lain. Iman bersifat abstrak karena iman ada dalam hati

dan isi hati tidak ada yang tahu kecuali Allah dan orang tersebut. Namun meskipun

3
Ahmad, Sandi dan Moh, Rizki, Makalah Agama Islam Iman Kepada Malaikat, ( Gersik: 2015), Hal, 6
4
Ibid, 24
demikian ada sebuah hadits yang memberi petunjuk kepada kita bahwa meskipun iman

itu bersifat abstrak, tetapi iman dapat diidentifikasi dari amaliah dan ketaatan seseorang

dalam menjalankan agamanya. Nabi bersabda: Artinya:"Apabila kamu melihat seorang

laki-laki membiasakan dirinya pergi ke mesjid (untuk menunaikan ibadah), maka

persaksikanlah bahwa orang tersebut beriman"(al-Hadits).

2. Kedua, iman bersifat fluktuatif artinya naik turun, bertambah dan berkurang, bertambah

karena melaksanakan keta'atan dan berkurang karena melakukan kemaksiatan. Kondisi

iman bersifat fluktuatif ini karena iman bertempat dalam hati yang mana karakter dasar

hati adalah berubah-ubah dan tidak tetap dalam satu kondisi, hati kadang senang, sedih,

marah, rindu, cinta, benci sehingga dalam bahasa Arab hati dinamai qalbun yang artinya

bolak-balik dan tidak tetap dalam satu kondisi. Abu Musa al-‘Asy’ari menyebutkan,

sesungguhnya hati disebut qalbun tiada lain karena hati selalu bolak-balik dan berubah.

Oleh karena itu iman mesti dijaga dan dipupuk. Iman itu ibarat tanaman yang mesti

dipupuk dan pelihara dengan baik. Karena apabila iman tidak dipelihara dan dipupuk bisa

saja iman itu mati ataupun kalau tidak mati, iman itu tidak akan tumbuh dengan baik dan

tidak akan berbuah amal kebajikan seperti tanaman yang tidak terurus dan ditelantarkan

yang mungkin mati atau mungkin hidup tetapi tidak berbuah dan tidak menghasilkan.

3. Ketiga, iman itu bertingkat-tingkat. Artinya tingkat dan kadar keimanan dalam hati orang

beriman itu berbeda dan tidak sama, ada yang kuat, ada yang sedang dan ada yang lemah

imannya. Diantara hal-hal yang harus dilakukan untuk memelihara dan memupuk

keimanan adalah men-tadaburi ayat-ayat Alqur'an, men-tafakkuri ciptaan-ciptaan Allah,

berdzikir, berdo'a kepada Allah agar diberi anugrah iman yang kuat dan senantiasa

mengamalkan ajaran-ajaran agama dengan konsisten. Dalam sebuah Hadits Nabi


bersabda:"Perbaharuilah imanmu". Lalu para shahabat bertanya kepada

Rasul:"Bagaimana kami memperbaharui iman kami. Beliau menjawab:"Perbanyaklah

menyebut La Ilaha Illallah".

Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt.

menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus untuk melaksakan segala

perintahNya. Orang yang mengimaninya akan senantiasa menggunakan seluruh anggota

badannya untuk berhati-hati dari dalam berkata-kata dan berbuat.5

A. Hukum beriman kepada malaikat

Beriman beriman kepada malaikat hukumnya adalah fardu’ain. Ia merupakan salah satu

rukun Iman setalah Iman kapada Allah Swt. Hal ini berdasarkan pada Al-qur’an dan hadist

diantaranya sebagai berikut;6


ۤ
ُ ‫ٰا َمنَ ال َّرسُوْ ُل بِ َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْي ِه ِم ْن َّرب ِّٖه َو ْال ُمْؤ ِمنُوْ ۗنَ ُك ٌّل ٰا َمنَ بِاهّٰلل ِ َو َم ٰل ِٕى َكتِ ٖه َو ُكتُبِ ٖه َو ُر ُسلِ ٖ ۗه اَل نُفَ ِّر‬
‫ق بَ ْينَ اَ َح ٍد ِّم ْن رُّ ُسلِ ٖه ۗ َوقَالُوْ ا‬

ِ ‫ك َربَّنَا َواِلَ ْيكَ ْال َم‬


‫ص ْي ُر‬ َ َ‫َس ِم ْعنَا َواَطَ ْعنَا ُغ ْف َران‬

Artinya ;” Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-

Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada

Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata),

“Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata,

“Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat

(kami) kembali.”(Q.S Al-Baqorah/2:285)7

5
Ibid, 26
6
Ahmad, Sandi dan Moh, Rizki, Makalah Agama Islam Iman Kepada Malaikat, ( Gersik: 2015), Hal, 6
7
https://quran.kemenag.go.id/ Diakses Pada Tanggal 31 Agustus 2022
ۤ
‫ب الَّ ِذيْٓ اَ ْن َز َل ِم ْن قَ ْب ُل ۗ َو َم ْن يَّ ْكفُرْ بِاهّٰلل ِ َو َم ٰل ِٕى َكتِ ٖه َو ُكتُبِ ٖه َو ُر ُسلِ ٖه َو ْاليَوْ ِم‬
ِ ‫ب الَّ ِذيْ نَ َّز َل ع َٰلى َرسُوْ لِ ٖه َو ْال ِك ٰت‬
‫هّٰلل‬
ِ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا ٰا ِمنُوْ ا بِا ِ َو َرسُوْ لِ ٖه َو ْال ِك ٰت‬
‫ض ٰلاًل ۢ بَ ِع ْيدًا‬َ ‫ض َّل‬ َ ‫ااْل ٰ ِخ ِر فَقَ ْد‬

Artinya ; “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya,

serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang

itu telah tersesat sangat jauh” (Q.S An-Nisa’/4: 136)8

Dalam sebuah hadist juga terdapat mengenai iman kepada malaikat yang Artinya:

"Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. muncul di

tengah orang banyak, lalu beliau didatangi oleh seorang laki-laki. Orang itu bertanya, "Wahal

Rasulullah saw., apakah Iman Itu? Beliau menjawab, 'Iman adalah kamu harus percaya

kepada Allah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-

Nya dan hari kebangkitan di akhirat nanti...“(H.R. Bukhari dan Muslim)

B. Tentang penciptaan malaikat

Mengenai penciptaan malaikat dijelaskan Al-Qur’an dan Hadist. Salah satunya nya

terdapat dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda yang artinya: ”Dari Aisyah berkata:

Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang

menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah dirsebutkan (ciri-cirinya) untuk

kalian.”(HR. Muslim) 9

Keterangan lain tentang malaikat sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Fatir/35:1

disebutkan bahwa malaikat mempunyai sayap. Allah Swt. berfirman

8
Ibid, 7
9
https://quran.kemenag.go.id/ Diakses Pada Tanggal 31 Agustus 2022
‫هّٰللا‬ ۤ ‫هّٰلِل‬
ْ ‫ق َما يَش َۤا ۗ ُء اِ َّن َ ع َٰلى ُكلِّ ش‬
‫َي ٍء‬ َ ‫ض َجا ِع ِل ْال َم ٰل ِٕى َك ِة ُر ُساًل ۙ اُولِ ْٓي اَجْ نِ َح ٍة َّم ْث ٰنى َوثُ ٰل‬
ِ ‫ث َو ُر ٰب ۗ َع يَ ِز ْي ُد فِى ْالخَ ْل‬ ِ ْ‫ت َوااْل َر‬ ِ َ‫اَ ْل َح ْم ُد ِ ف‬
ِ ‫اط ِر السَّمٰ ٰو‬

‫قَ ِد ْي ٌر‬

Artinya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat

sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,

masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa

yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu”.(Q.S Fatir/35:1)10

Malaikat di ciptakan untuk selalu bertasbih memuji Allah Swt dan beribadah kepada-

Nya. Malaikat adalah makhluk yang sangat taat kepada Allah Swt. Ketaatan kepada-Nya

sedemikian sempurna sehingga semua yang mereka lakukan hanya berdasarkan perintah-

Nya. Hal ini sesuia dengan firman Allah dalam Al-Qur’an sebagai berikut;11

َ‫اَل يَ ْسبِقُوْ نَهٗ بِ ْالقَوْ ِل َوهُ ْم بِا َ ْم ِر ٖه يَ ْع َملُوْ ن‬

Artinya: “mereka tidak berbicara mendahului-Nya dan mereka mengerjakan perintah-

perintah-Nya”.(Q.S Al-Anbiya/21:27)

Sifat-sifat yang dimiliki oleh malaikat,diantaranya;

1. Makhluk halus sehingga tidak bisa dilihat oleh mata

2. Tidak memiliki hawa nafsu

3. Memiliki akal pikiran

4. Tidak berjenis kelamini laki-laki dan tidak perempuan)

5. Tidak pernah makan dan minum

6. Tidak pernah tidur

7. Tidak memiliki nafsu

10
https://quran.kemenag.go.id/ Diakses Pada Tanggal 31 Agustus 2022
11
Ibid,8
8. Tidak pernah berbohong.

9. Tidak pernah menikah

10. Dapat berubah-ubah bentuk atau menjelma seperti apa yang kehendakinya.

11. Tidak berayah dan beribu

12. Merasa bahagia dan mendoakan orang yang memperoleh lailatul qadar

13. Senantiasa memintakan ampun terhadap orang yang beriman,

14. Tidak pernah lupa

15. Selalu melakukan tugasnya dengan penuh keikhlasan,tanpa kesalahan sedikit pun,

16. Selalu patuh dan taat menjalankan segala perintah Allah SWT. Tidak pernah melanggar

dan mendurhakai-Nya sekali pun. ,

17. Selalu beribadah dan bertasbih untuk memuji keagungan dan kekuasaan Allah SWT,

18. Memiliki kecepatan gerak yang luar biasa. Sehingga dapat menempuh jarak jauh dalam

sekejap mata Misalnya, Malaikat Jibril membutuhkan waktu satu (1) hari jika menghadap

Allah. Sedang manusia memerlukan waktu ima puluh ribu 150.000) tahun untuk hal yang

sama. “Malakat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang

kadarnya lima puluh ribu tahun.” (Q.S. Al-Ma'aarij: 4)

19. Malaikat tidak pernah merasa letih dan lelah serta tidak sombong. “Dan kepunyaan-

Nyalah segala yang di langit dan di bumi: dan molaikatmalaikat di sisi-Nya, mereka tiada

mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan (tidak pula) merasa letih. Mereka

selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya".(Q.S. Al-Anbiya 19:20)12

C. Jumlah malaikat yang wajib kita imani serta apa saja tugas-tugasnya
12
Nurul, Ihsan, Mengenal Malaikat-malaikat Allah Tentara Allah yang Ptuh dan Setia, (Jakarta Selatan:
QultumMedia, 2008), Hal, 9-11
Malaikat adalah makhluk yang goib sehingga hanya Allah yang tau berapa banyak

jumlah malaikat. Namun terdapat acuan hadist yang dapat memberikan penjelasan seberapa

banyak malaikat. Hadist tersebut menggambarkan banyaknya jumlah malaikat. Artinya: Dari

Ali ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mengunjungi

saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga hingga ia

duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu

pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika

la mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat

kepadanya hingga pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah)

Banyaknya jumlah malaikat tersebut menggambarkan betapa Mahakuasa Allah Swt.

karena dengan jumlah malaikat yang demikian banyak, sangat mudah bagi Allah Swt. untuk

mengetahui gerak-gerik serta tingkah laku manusia. Namun demikian, umat Islam

diperintahkan untuk mengetahui dan mengimani sepuluh nama malaikat yang diberikut tugas

secara langsung kepada manusia. Nama-nama malaikat tersebut diabadikan oleh Allah Swt.

dalam al-qur’an serta hadis Rasulullah saw. Kesepuluh nama malaikat yang wajib kita

ketahui dengan tugas-tugasnya masing-masing.

Sebagaimana halnya manusia, para malaikat memiliki tugas, Bedanya, tugas yang

diberikan Allah Swt. kepada manusia seringkali diabaikan bahkan dipertentangkan untuk

dilaksanakannya. Namun para malaikat, yang diberikan tugas oleh Allah Swt. kepadanya,

Udah. pernah menunda apalagi melalaikan dan membangkang untuk mengerjakannya.

Bahkan, dia melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah Allah Swt. dan dia tidak

mendurhakai-Nya. Allah Swt. berfirman:13

13
Ibid, 9
ۤ
‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َّوقُوْ ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َم ٰل ِٕى َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُوْ نَ هّٰللا َ َمٓا اَ َم َرهُ ْم‬

َ‫َويَ ْف َعلُوْ نَ َما يُْؤ َمرُوْ ن‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat

yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(Q.S. At-Tahrim/66:6)14

Penjelasan tentang nama-nama malaikat dan tugasnya masing-masing adalah sebagai

berikut.

1. Malaikat Jibril

Malaikat Jibril dikenal juga sebagai penghulu para malaikat. Ia adalah satu dari

tiga malaikat yang namanya disebut dalam al-Qur'an. Nama Malaikat Jibril disebut dua

kali dalam al-Qur'an yaitu pada Q.S. al-Baqarah/2:97-98 dan Q.S. at-Tahrim/66:4.

Adapun tugas utamanya adalah menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada para nabi

dan rasul-Nya.

Malaikat Jibril pula yang menyampaikan berita kelahiran Nabi Isa as. kepada

ibunya Maryam dan menyampaikan al-Qur'an kepada Nabi Muhammad saw. Dalam

kisah suci perjalanan Isra” Mi'raj, sesampainya di pos perjalanan Sidratul Murtaha,

Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah saw. untuk terus naik

menghadap Allah Swt. la berkata, “Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah Swt.

Perlu waktu enam puluh ribu tahun lagi aku harus terbang untuk dapat aku capal. Jika aku

terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh”. Mahasuci Allah Swt. ternyata Malaikat Jibril

as. saja tidak sampai kepada Allah Swt.15

14
https://quran.kemenag.go.id/ Diakses pada Tanggall 31 Agustus 2022
15
Nurul, Ihsan, Mengenal Malaikat-malaikat Allah Tentara Allah yang Ptuh dan Setia, (Jakarta Selatan:
QultumMedia, 2008), Hal, 12
2. Malaikat Mikail

Malaikat Mikail adalah malaikat yang diberi tugas untuk mengatur urusan

makhluk Allah Swt. sekaligus mengatur rezeki terutama kepada manusia. ia bertugas

mengatur air, menurunkan hujan/petir, membagikan rezeki pada manusia, tumbuh-16

tumbuhan juga hewanhewan dan lain-lain di muka bumi ini. Malaikat Mikail bermasuk

salah satu malaikat yang menjadi pembesar seluruh malaikat selain Malaikat Jibril.

Di samping bertugas membagi rezeki dan hujan, Malaikat Mikail juga sering

mendampingi Malaikat Jibril dalam menjalankan tugas-tugasnya. Di antara tugas yang

pernah dilakukan bersama Malaikat Jibril adalah sebagai berikut,

a. Ketika Malaikat Jibril menjalankan tugas membelah dada Nabi Muhammad saw.

untuk dicuci hatinya karena akan diisl dengan Iman, islam, yakin dan sifat hil mia

mengambil peran sebagai pengambil air al-Kauiarfair sam.zam) untuk dijadikan

sebaga" pencuci hati Nabi Muhammad saw. |

b. Ketika Nabi Muhammad saw. mendapat kepercayaan untuk melakukan Isra'dan M

'raj, Malaikat Mikail besar Jibril ikut mendampingi selama perjalanan.

c. Malaikat Mikail juga bertugas untuk menyampaikan lembaran kepada Malaikat Maut.

Dalam lembaran Itu tertulis sangat detail nama, tempat, dan sebab-sebab pencabutan

nyawa bagi orang yang dimaksud.

3. Malaikat lzrail

Malaikat Izrail diberi tugas mencabut nyawa semua makhluk termasuk dirinya

sendiri. Ia dikenal juga dengan sebutan Malaikat Maut. la merupakan salah satu dari

empat malaikat utama selain Jibril dan Mikall, dan Israfil.

16
Ibid, 10-13
Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah Swt., hingga barat

dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang sedang

menghadap sebuah "meja makan yang dipenuhi dengan berbagai makanan yang siap

untuk dimakan. la juga sanggup membolakbalikkan dunia sebagaimana kemampuan

seseorang sanggup membolak-balikkan dunia. Sewaktu Malaikat Izrail menjalankan

tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama

dengan dua kumpulan malaikat, yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab. Untuk

mengetahui dimana seseorang akan menumui ajalnya, adalah tugas dari Malaikat Arham.

4. Malaikat Israfil .

Malaikat Israfil diberi tugas meniup sangkakala, Israfil setahu meregang terompet

suci yang terletak di bibirnya selama berabad-abad, menunggu perintah dari Allah Swt.

untuk meniupnya pada hari kiamat. Pada hari itu Ia akan turun ke bumi dan berdiri di

batu/bukit suci di Jerusalem. Tiupan pertama akan menghancurkan dunia beserta isinya,

tiupan kedua akan mematikan para malaikat dan tiupan ketiga akan membangkitkan

orang-orang yang telah mati dan mengumpulkan mereka di Padang Masyar.

Di dalam kitab Tanbihul Gafilin Jilid 1 halaman 60 ada sebuah hadist panjang

yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik

untuk dicermati.

Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Ketika Allah Swt. telah

selesai menjadikan langit dan bumi, Allah Swt. menjadikan sangkakala (terompet) dan

diserahkan kepada Malaikat Israfil, kemudian Ia letakkan di mulutnya sambil melihat ke

Arsy menantikan bilakah ia diperintah”. Saya bertanya: “Ya Rasulullah saw. apakah

sangkakalaitu?” jawab Rasulullah saw. “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya:
“Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah saw.: “Sangat besar bulatannya, demi Allah

Swt. yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan

akan ditiup hingga tiga kali. Pertama: Nafkhatul faza (ntuk menakutkan). Kedua:

Nafkhatus sa'aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba'ai(untuk menghidupkan

kembali atau membangkitkan)

Dalam hadist di atas, disebutkan bahwa sangkala atau terompet Malaikat Israfil

itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan

bumi. Bentuknya laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang-orang zaman

dahulu yang terbuat dari tanduk.

5. Malaikat Munkar

Malaikat Munkar diberi tugas untuk bertanya kepada orang yang sudah mati di

alam kubur bersama Malaikat Nakir.

6. Malaikat Nakir

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir adalah dua malaikat yang bertugas

menanyakan dan menguji iman orang yang sudah mati di alam kubur, Pemeriksaan akan

dimulai ketika pemakaman selesai dan orang terakhir dari jamaah pemakaman telah

melangkah 40 langkah dari kuburan.

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir menanyakan tiga pertanyaan: “Siapa

Tuhanmu? Siapa nabimu? Apa agamamu? Apa kitab mu? Di mana kiblatmu? Siapa

saudaramu?”. Seorang mukmin yang saleh akan merespons dengan benar, mengatakan

bahwa , Tuhan mereka adalah Allah Swt., Muhammad adalah nabi mereka, agama

mereka adalah Islam, al-qur'an adalah kitab mereka, Ka'bah adalah kiblat mereka, dan

muslimin dan muslimat adalah saudara mereka. Jika jawaban benar, waktu yang
dihabiskan untuk menunggu hari kebangkitan adalah menyenangkan. Mereka yang tidak

menjawab seperti yang dijelaskan di atas dihukum sampai hari penghakiman.

7. Malaikat Raqib

Malaikat Raqib bertugas mencatat segala amal kebaikan manusis. la bersama

Malaikat 'Atid yang mencatat amal buruk berjalan beriringan. (Q.S. Qaf/50:18). Dari

Anas ra, dari Nabi Muhammad saw., Sabdanya: “Sesungguhnya Allah Swt. telah

menugaskan dua malaikat untuk menulis segala apa yang dilakukan atau dituturkan oleh

seseorang hamba-Nya (satu di sebelah kanannya dan yang satu lagi di sebelah kirinya):

kemudian apabila orang itu mati, Tuhan perintahkan kedua malaikat itu dengan firman-

Nya, “Hendaklah kamu berdua tinggal tetap di kubur hamba-Ku itu serta hendaklah kamu

mengucap tasbih, tahmid dan takbir hingga ke hari giamat dan hendaklah kamu menulis

pahalanya untuk hamba-Ku itu." (H.R. Abu al-Syeikh dan Tabrani)

8. Malaikat “Atid

Malaikat “Atid adalah bertugas mencatat segala amal keburukan manusia. Kedua

malaikat ini (Raqib dan 'Atid) sangat jujur dan tak pernah bermaksiat kepada Allah Swt.

Mereka mencatat dengan penuh ketelitian, sehingga tidak ada satu pun keburukan dan

kebaikan yang luput dari catatan keduanya. Mereka tidak ditugaskan untuk mengolah,

menganalisis,menyimpulkan apalagi menjatuhkan vonis. Mereka hanya menyetor data,

semua keputusan ada pada Maha kasih-sayang Allah Swt.

9. Malaikat Malik

Malaikat Malik adalah pemimpin yang bertugas dari neraka. Malaikat Malik

disebut dalam Q.S Az-Zukhruf/43:77;


َ‫ال اِنَّ ُك ْم ٰ ّم ِكثُوْ ن‬ َ ۗ ُّ‫ض َعلَ ْينَا َرب‬
َ َ‫ك ق‬ ِ ‫ك لِيَ ْق‬
ُ ِ‫َونَادَوْ ا ٰيمٰ ل‬

Artinya; “Dan mereka berseru, “Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhanmu mematikan

kami saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).”17

Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa Malaikat Malik: adalah pemimpin

malaikat - yang bertugas di neraka. Hal ini dipertegas oleh firman Allah Swt yang

artinya, “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)”. (Q.S. al-muddaijir/74:30)

10. Malaikat Ridwan

Malaikat Ridwan diberi tugas menjaga dan mengawasi surga serta menyambut

semua hamba Allah Swt. yang akan masuk ke dalamnya. fa sangat ramah menyambut

dan mempersilahkan orang-orang yang akan masuk ke dalam surga.

D. Hikmah Beriman kepada Malaikat

Orang-orang yang beriman selalu dapat mengambil pelajaran dari apa yang diimani.

Dalam hal beriman kepada Malaikat-malaikat Allah Swt., pelajaran yeng dapat dipetik antara

lain seperti berikut.

1. Menambah keimanan den ketakwaan bepada Alah Swt.

2. Senantiasa hati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan sebab segala apa yang dilakukan

manusia tidak luput dari pengamatan malaikat Allah Swt.

3. Manambah kesadaran terhadap alam wujud yang tidak terjangkau oleh pancaindra,

4. Menambah rasya syukur kepada Allah Swt. karena melalui malaikat-malaikat-Nya,

manusia memperoleh banyak karunia.

5. Menambah semangat dan ikhlas dalam beribadah walaupun tidak dilihat oleh orang lain

ketika melakukannya.
17
https://quran.kemenag.go.id/ Diakses pada Tanggal 31 Agustus 2022
6. Menumbuhkan cinta kepada amal saleh karena malaikat selalu siap mencatat amal

manusia.

7. Semakin giat dalam berusaha karena udak ada rezeki yang diturunkan oleh malaikat

Allah Swt. tanpa usaha dan kerja keras.18

18
Ibid, 14
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Iman adalah percaya dan yakin dengan sepunuh hati yang diucapkan oleh lisan dan di

teguhkan oleh hati tanpa ada sedikitpun keraguan didalamnya. Malaikat adalah makhluk

ciptaan Allah Swt yang dibentuk dari cahaya dengan keistimewaan dan perintah yang di

berikanAllah Swt.

Keimanan kepada malaikat Allah Swt adalah menyakini dan percaya dengan sepenuh hati

tanpa ada keraguan sedikit pun bahwa Allah Swt menciptakan Makhluknya berupa Malaikat

dengan keistimewaan dan diberikan tugas tertentu.

Beriman kepada malaikat merupakan salah satu rukun islam yang kedua dan jumlah

malaikat itu hanya Allah dan rasul-Nya yang tau. Hal ini digambarkan pada sebuah hadist

dimana kurang lebih menjelaskan bahwa jika seorang muslim menjenguk saudaranya yang

sedang sakit dan mendoakan nya maka dia akan didoakan oleh 70.000 malaikat.

Dari sekian banyaknya jumlah malaikat kita hanya wajib mengimani 10 malaikat

diantarannya Jibril,Mikail,Izrail,Israfil,Mungkar,Nakir,Raqib,Atid,Malik dan malaikat

Ridwan. Kesepuluh malaikat ini memiliki tugas yang berbeda-beda seperti malaikat Raqib

yang mencatat amal baik setiap manusia dan malaikat Atid mencatat amal buruk yang

manusia lakuakan.
Akhlak yang tercermin saat kita menanamkan dan percaya kepada malaikat Allah maka

akhlak kita pasti akan terjaga karena selalu merasa diawasi dan dipantau disetiap perilaku

yang kita lakukan baik itu berupa ibadah maupun hal lainnya, sehingga di harapkan bahwa

seseorang akan malu saat ia akan melakukan yang buruk atau berperilaku maksiat.
Daftar Pustaka

Indriani, Herni. 2016. Keamanan.Banten. PT Bima Sakti

Shihab, Quraish. 2017. Malaikat Dalam Al-Qur’an. Tanggerang. Lentera Hati

Sandi, Ahmad dan Rizki, Mohammad. 2015. Makalah Agama Islam Iman Kepada Malaikat.
Gersik.

https://quran.kemenag.go.id/ Diakses pada Tanggal 31 Agustus 2022

Ihsan, Nurul. 2008. Mengenal Malaika-malaikat Allah Tentara Allah yang Patuh dan Setia.
Jakarta Selatan .QultumMedia

Anda mungkin juga menyukai