KELOMPOK 2 :
FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam proses belajar.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah pendidikan Ilmu Tauhid pada program studi Hukum Ekonomi Syariah di
IAIN Madura. Kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang. Harapan kami
semoga makalah sederhana ini membantu menambah pengatahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara bahasa tauhid yaitu ilmu yang membahas tentang Allah SWT yang maha Esa. Karena, arti dari tauhid adalah meng-
esakan, dengan maksud meng-esakan Allah SWT adalah dzat-Nya, asma-Nya, dan af’al-Nya. Jadi ilmu tauhid mempelajari bahwa
Allah SWT adalah Esa, Tungga, Satu. Wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib disifatkan kepada-Nya, sifat-sifat yang sama sekali
wajib dilenyapkan daripada-Nya, meyakinkan kerasulan mereka, sifat-sifat yang boleh ditetapkan kepada mereka, dan apa yang
terlarang dinisbatkan kepada mereka.
Tauhid harus kita pelajari agar kita mengetahui hakikat kita mengimani Allah SWT sebagai tuhan kita dan Nabi Muhammad
SAW sebagai rasul. Tentunya ilmu kita masih sangat jauh, makalah ini juga disusun agar kita bisa berdiskusi tentang suatu persoalan
ini. Semoga disusun-nya makalah ini dapat memberi suatu hasil kepuasan untuk kita semua.
Menambah wawasan kita agar kita dapat lebih memahami apa itu iman, dan seperti apa cara kita beriman kepada Allah SWT.
Iman berarti suatu kepercayaan yang ada didalam hati kita, kepercayaan yang memang kita pegang dan tak ada hal lain yang mampu
menggoyahkan hal tersebut. Sering kali kita mengganggap remeh tentang keimanan yang ada didalam diri kita. Selalu kita katakan
kepada diri kita bahkan kepada orang lain bahwa kita sudah iman, akan tetapi kelakuan kita tak sesuai dengan bagaimana cara kita
selalu mempertahankan keimanan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Iman kepada Allah SWT ?
2. Apa saja sifat-sifat Allah SWT?
3. Bagaimana wujud Allah SWT ?
4. Apa hikmah beriman kepada Allah SWT ?
C. TUJUAN
1. Untuk menegtahui Pengertian Iman kepada Allah SWT
2. Untuk mengetahui sifat-sifat Allah SWT
3. Untuk mengetahui wujud Allah SWT
4. Untuk mengetahui Hikmah beriman kepada Allah SWT
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhammad Amri. Aqidah Akhlak, (Makkasar: Semesta Aksara, 2018)hlm. 08
2
Muhammad Amri. Aqidah Akhlak, (Makkasar: Semesta Aksara, 2018)hlm. 08
3
Muhammad Amri. Aqidah Akhlak, (Makkasar: Semesta Aksara, 2018)hlm. 09
4
Damanhuri Basyir. Tauhid Kalam, (Lamreung: Walisongo Press, 2014)hlm. 38
5
Chamzah. Akidah Akhlak, (Tegal: FGP Press, 2016)hlm. 17
4
2. Sifat salbiyah yaitu sifat yang harus melekat pada Allah SWT yang menunjukkan keberadaan dan kesempurnaan-
Nya. Sifat salbiyah ada 5 yaitu Qidam, Baqa', Mukhalafatu lil hawaditsi, Qiyamuhu binafsihi dan wahdaniyah
3. Sifat Ma'ani yaitu sifat-sifat wajib Allah yang dapat digambarkan oleh akal pikiran manusia serta dapat meyakinkan
orang lain karena kebenarannya dan dapat dibuktikan dengan panca indera. Sifat ma'ani ada 7 yaitu Qudrat , Iradat,
Ilmu, Hayat, Sama', Bashar, Kalam.
4. Sifat Ma'nawiyah yaitu sifat-sifat yang berhubungan dengan sifat ma"ani. Sifat ma'nawiyah ada 7 yaitu Qadiran ,
Muridan, 'Aliman , Hayyan, Sami'an , Bashiran dan Mutakalliman.
6
Damanhuri Basyir. Tauhid Kalam, (Lamreung: Walisongo Press, 2014)hlm. 38
5
menghina dan meremehkan orang lain, sebab bisa jadi mereka yang kita hina/kita remehkan suatu saat menjadi orang yang
lebih baik dari kita. Qana'ah (menerima apa adanya atas pemberian Allah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari segi bahasa, syariat mempunyai arti tata hukum. Sedangkan menurut istilah adalah ketentuan norma ilahi yang
mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia dengan
alam. Dalam hal ini, manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai hamba Allah perlu diatur dan ditata sehingga tercipta
keteraturan yang menyangkut hubungan antara manusia dengan Maha Pencipta-Nya. Dari kerangka tersebut sangat jelas
bahwa syariat merupakan jalan untuk tempat penyiraman, jalan yang jelas yang harus diikuti dan jalan yang harus ditempuh
oleh orang yang beriman untuk mendapatkan bimbingan dalam dunia dan pembebasan di akhirat.
Sedangakan tarekat menurut abdul halim mahmud berasal dari kata al – thariqat (jalan) yang mengutamakan
perjuangan, menghapus sifat – sifat tercela, memutuskan segala hubungan duniawi serta maju dengan kemauan yang besar
kepada Allah. Sedangkan Harun Nasution mendefinisikan tarekat sebagai jalan yang harus ditempuh oleh sufi, dengan tujuan
untuk berada sedekat mungkin dengan Allah. Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa tarekat adalah suatu jalan atau
metode tetentu dalam ibadah yang dilakukan oleh seorang sufi dan diikuti oleh para muridnya dengan tujuan bisa berada
sedekat mungkin dengan Allah.
. Hakikat adalah kesaksian terhadap sesuatu yang telah ditentukan dan ditakdirkan-Nya serta yang disembunyikan dan
ditampakkannya. Kebenaran bukan hanya terletak pada akal pikiran dan hati, tetapi juga pada “rasa”, yakni rasa jasmani yang
dapat dirasakan dengan rasa pahit, manis, asam ,asin dan sebagainya. Ada juga yang disebut rasa rohani yang dapat
merasakan gembira, sehat, bingung, ceria dan sebagainya.
Ma’rifat secara bahasa berarti mengetahui atau mengenal sesuatu, sedangkan menurut istilah mengetahui Allah dari
dekat, sehingga hati dapat melihat dan merasakan kehadiran Allah. Dzu al – Nun al – Mishri didalam kitabnya al – Qalam
‘ala al – Basmalah, membagi ma’rifat atau pengetahuan menjadi tiga klasifikasi. Pertama, ma’rifat tauhid yang dialami oleh
orang – orang yang beriman awam. Kedua, ma’rifat alasan dan uraian mengenai Tuhan yang dialami oleh ilmuan, filsuf, dan
sastrawan. Ketiga, ma’rifat tentang sifat – sifat keesaan dan ketunggalan Allah yang dialami oleh para wali dan kekasih Allah.
B. Saran
Penuyusun berharap kepada pembaca dengan adanya penulisan makalah ini, dapat memberikan dorongan motivasi
atau semangat untuk merubah diri menjadi lebih baik. Mudah-mudahan apa yang ada dalam makalah ini dapat memotivasi
atau menambah semangat bagi orang yang mendalami ilmu agama terkhusus untuk bidang Akhlak Tasawuf. Meskipun
penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis yang dimiliki. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat di harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan kartya tulis yang bermanfat bagi banyak orang.
6
DAFTAR PUSTAKA