Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

Dosen Pembibing
Nuryadin, S.Ag.,SH.,M.Ag

Disusun oleh:
Riszka Aulia
NIM: 221140671008

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


AKADEMIK KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN BANJARMASIN
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya
tentunya saya tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
..........................................................................................................................Saya
mengucapka syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu menyelesaikan
makalah dengan judul “HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM”
..........................................................................................................................Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan maakalah saya.

Banjarmasin 29 November 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................4
Latar Belakang..................................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................5
Tujuan ..............................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................6
Siapakah Tuhan Itu..........................................................................................6
Makna Berserah Diri Kepada Allah Dengan Merealisasikan tauhid................6
Maakna Keimanan Dan Ketakwaan.................................................................7
Implementasi Iman Dan Dan Takwa Dalam Kehidupan Moderen...................7
keimanan Dalam Bidang Kesehatan.................................................................8
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................9
Kesimpulan ......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian aspek keimanan mendapat perhatian dan pengkajian yang begitu
intensif, sehingga mudah didapat di tengah masyarakat. Aspek yang akan dikaji
dalam tulisan ini adalah aspek kejiwaan dan nilai. Aspek ini belum mendapat
perhatian seperti perhatian terhadap aspek lainnya. Kecintaan kepada Allah, ikhlas
beramal hanya karena Allah, serta mengabdikan diri dan tawakkal sepenuhnya
kepada- Nya, merupakan nilai keutamaan yang perlu diperhatikan dan harus
diutamakan dalam menyempurnakan cabang-cabang keimanan.
Sesungguhnya amalan lahiriah berupa ibadah mahdhah dan muamalah tidak akan
mencapai kesempurnaan, kecuali jika didasari dan diramu dengan nilai keutamaan
tersebut. Sebab nilai-nilai tersebut senantiasa mengalir dalam hati dan tertuang
dalam setiap gerak serta perilaku keseharian.
Seorang muslim yang paripurna adalah yang nalar dan hatinya bersinar,
pandangan akal dan hatinya tajam, akal pikiran dan nuraninya berpadu dalam
berinteraksi dengan Allah dan dengan sesama manusia, sehingga sulit diterka
mana yang lebih dahulu berperan kejujuran jiwanya atau kebenaran akalnya. Sifat
kesempurnaan ini merupakan karakter Is lam, yaitu agama yang membangun
kemurnian akidah atas dasar kejernihan akal dan membentuk pola dalam segi
akidah, Islam hanya menerima hal- hal yang menurut ukuran akal sehat dapat
diterima sebagai ajaran akidah benar dan lurus.
Pilar akal dan rasionalitas dalam akidah Islam tercermin dalam aturan muamalat
dan dalam memberikan solusi serta terapi bagi persoalan yang dihadapi. Selain itu
Islam adalah agama ibadah. Ajaran tentang ibadah didasarkan atas kesucian hati
yang dipenuhi dengan keikhlasan, cinta, serta dibersihkan dari dorongan hawa
nafsu, egoisme, dan sikap ingin menang sendiri. Agama seseorang tidak
sempurna, jika kehangatan spritualitas yang dimiliki tidak disertai dengan
pengalaman ilmiah dan ketajaman nalar. Pentingnya akal bagi iman ibarat
pentingnya mata bagi orang yang sedang berjalan.

4
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalah yaitu
antara lain:
1. Siapakah Tuhan itu?
2. Makna berserah diri Kepada Allah Dengan Merealisasikan Tauhid.
3. Makna Keimanan Dan Ketakwaan
4. Implementasi iman dan takwa dalam kkehidupan moderen
5. Keimanan dalam Bidang Kebidanan

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan diantaranya:
1. Untuk mengetahui Siapa Itu Tuhan
2. Untuk mengetahui Makna berserah diri Kepada Allah Dengan
Merealisasikan Tauhid
3. Untuk mengetahui Makna Keimanan Dan Ketakwaan
4. Untuk Mengetahui Implementasi iman dan takwa dalam kkehidupan
moderen
5. Untuk mengetahui Keimanan dalam Bidang Kebidanan

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Siapakah Tuhan Itu


Tuhan menurut Agama-agama Wahyu
yang haq dalam konsep al-Qur'an adalah "Allah" (QS. Al Imran, 3: 62, Shad, 38:
35 & 65, dan Muhammad, 47: 19). Ajaran tentang Tuhan yang diberikan kepada
para Nabi sebelum Muhammad adalah Tuhan "Allah" juga (QS. Had, 11: 84, dan
Al-Maidah, 5: 72). Allah adalah "Esa" (QS. Al-Ankabut, 29: 46, Thaba, 20: 98 &
Shad, 38: 4).
Menurut informasi al-Qur'an, sebutan yang benar bagi Tuhan yang benar-benar
Tuhan adalah sebutan "Allah", dan kemahaesaan Allah tidak melalui teori evolusi
melainkan dari wahyu yang datang dari Allah sendiri. Keesaan Allah adalah
mutlak, tidak dapat disejajarkan dengan yang lain.
Kebenaran tentang Tuhan yang datang dan Tuhan sendiri merupakan kebenaran
yang bersifat mutlak. Informasi yang benar tentang Tuhan harus melalui Rasul
yang dipercaya dan dipilih Tuhan untuk menerangkan tentang diri-Nya. Al-Qur'an
menegaskan Nabi Muhammad Saw, sebagai Rasul terakhir (QS. An-Najm, 53: 2-
4).

2.2 Makna Berserah Diri Kepada Allah Dengan Merealisaikan Tauhid


kerendahan diri dan tunduk kepada Allah dengan tauhid, yakni mengesakan Allah
dalam setiap peribadahan kita. Tidak boleh menujukan satu saja dari jenis ibadah
kita kepada selain-Nya. Karena memang hanya Dia yang berhak untuk disembah.
Dia lah yang telah menciptakan kita, memberi rizki kita dan mengatur alam
semesta ini, pantaskah kita tujukan ibadah kita kepada selain-Nya, yang tidak
berkuasa dan berperan sedikitpun pada din kita?

Semua yang disembah selain Allah tidak mampu memberikan pertolongan bahkan
terhadap diri mereka sendiri sekali pun. Alloh berfirman, "Apakah mereka
mempersekutukan dengan berhala-berbala yang tak dapat menciptakan sesuatu

6
pun? Sedang berbala-berbala itu sendiri yang diaptakan Dan berhala-berbala itu
tidak mampu memberi pertolongan kepada para penyebabnya, balkan kepada diri
meraka sendiripun berhala-berbala itu tadak dapat member pertolongan."(Al-
Arof: 191-192) Semua yang disembah selain Allah tidak memiliki sedikitpun
kekuasaan di alam semesta ini. Allah berfirman, "Dan orang-orang yang kamu
seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipes kulit an. Jika kamu
menyera mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka
mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu, dan pada hari
kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat
memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha
Mengetahui." (Fathir: 13-14)

2.3 Makna Keimanan Dan Ketakwaan


Dalam surah al-Baqarah ayat 165 dikatakan bahwa orang yang beriman
adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah (aryaddu hubban hillab).
Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat rindu terhadap ajaran
Allah, yaitu al-Qur'an menurut Sunnah Rasul. Hal itu karena apa yang
dikehendaki Allah, menjadi kehendak orang yang beriman, sehingga dapat
menimbulkan tekad untuk mengorbankan segalanya dan kalau perlu
mempertaruhkan nyawa.

2.4 Implementasi iman dan takwa dalam kkehidupan modern


Secara ekonomi bangsa Indonesi semakin tambah terpuruk. Hal ini karena
diadopsinya sistem kapitalisme dan melahirkan korupsi besar- besaran. Di bidang
politik selalu muncul konflik di antara partai dan semakin jauhnya anggota
parlemen dengan nilai-nilai Qur'ani, karena pragmastis dan oportunis. Sedangkan
di bidang sosial banyak muncul masalah. Berbagai tindakan kriminal sering
terjadi dan pelanggaran terhadap norma-norma bisa dilakukan oleh anggota
masyarakat. Persoalan itu muncul, karena wawasan ilmunya salah, sedang ilmu
merupakan roh yang menggerakkan dan mewarnai budaya. Hal ini menjadi

7
tantangan yang amat berat dan dapat menimbulkan tekanan kejiwaan, karena
kalau masuk dalam kehidupan seperti itu, makan akan melahirkan risiko yang
besar. Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah.
Kalau Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun
yang dapat mencegahnya. Sebaliknya, jika Allah hendak menimpakan bencana,
maka tidak ada satu kekuatanpun yang sanggup menahan dan mencegahnya.
Kepercayaan dan keyakinan demikian menghilangkan sifat mendewa-dewakan
manusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan, menghilangkan
kepercayaan pada kesaktian benda-benda keramat, mengikis kepercayaan pada
khurafat, takhayul, jampi-jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang beriman
adalah firman Allah surat al-Fatihah 1-7 yang berbunyi:

ِ Zِ‫) َمل‬3( ‫ َّر ِح ِيم‬Z‫رَّحْ م ِن ال‬Z‫) ال‬3( َ‫ ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعلَ ِمين‬Z‫ َّر ِح ِيم ْال َح ْم‬Z‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال‬
َ‫د َوِإيَّاك‬Zُ Zُ‫دين ( ِإيَّاكَ نَ ْعب‬Z‫وْ ِم ال‬Zَ‫ك ي‬
َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َواَل الضَّالِين‬ ِ ‫ص َراطَ الَّ ِذينَ َأ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم َغي ِْر ْال َم ْغضُو‬
ِ )3( ‫) نَ ْستَ ِعينُ ) ا ْه ِدنَا الص َِّراطَ ْال ُم ْستَقِي َم‬
Artinya: 1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. 2. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. 4. yang menguasai di hari Pembalasan. 5. hanya Engkaulah
yang Kami dan kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. 6. Tunjukilah
Kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat
kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.
2.5 Keimanan Dalam Bidang Kebidnan, Sebagai Bidan kita tentu harus memiliki
keimanan yang kuat, karena sejak awal kita sudah memegang sumpah bidan yaitu
akan mengabdi dengan jujur dan adil, berprilaku jujur tentu saja sangt erat
kaitanya dengan keimanan karena berprilaaku jujur adalah erilaku yang selalu
diajarkan dalam agama islam, maka dari itu ilmu kebidanan sangat erat
hubungannya dengan profesi bidan

8
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh
manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-
Nya. Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di
dalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan
kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pola sesuatu yang ditakuti akan
mendatangkan bahaya atau kerugian.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agama RI. 2012. Penciptaan Manusia Dalam Perspektif Al-


Qur'an dan Sains. Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia

Mansoer, Hamdan. 2004. Materi Instruksional di Perguruan Tinggi. Jakarta:

Departemen Agama Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam,


Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis. Jakarta: Ciputat Pers.

10

Anda mungkin juga menyukai