AKIDAH ISLAM
Disusun Oleh :
Kelompok II
UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………...........…………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………...………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………… 3
A. Pengertian Iman…………………………………………………… 3
B. Rukun Iman……………………………………………………..… 3
3.1 Kesimpulan………………………...………………………………… 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tak diragukan lagi bahwa siapapun ingin hidup bahagia. Masing-masing dalam hidup ini
mendambakan ketenangan kedamaian kerukunan dan kesejahteraan. Namun di manakah
sebenarnya dapat kita peroleh hal itu semua? Sesungguhnya menurut ajaran Islam hanya
iman yg disertai dgn amal shaleh yg dapat menghantarkan kita baik sebagai individu maupun
masyarakat ke arah itu. “Barangsiapa yg mengerjakan amal shaleh baik laki-laki-laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yg baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dgn
pahala yg lbh baik dari apa yg telah mereka kerjakan.” Dengan iman umat Islam generasi
pendahulu mencapai kejayaan berhasil merubah keadaan duni dari kegelapan menjadi terang
benderang. Dengan iman masyarakat mereka menjadi masyarakat adil dan makmur. Para
umara’ melaksanakan perintah Allah para ulama beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan
rakyat saling tolong-menolong atas kebajikan dan kebaikan. Kalimatul Haq mereka junjung
tinggi tiada yg mengikat antar mereka selain tali persaudaraan iman. Namun setelah redup
cahaya iman di hati kita lenyaplah nilai-nilai kebaikan diantara kita. Masyarakat kita pun
menjadi masyarakat yg penuh dgn kebohongan kesombongan kekerasan individualisme
keserakahan kerusakan moral dan kemungkaran. “Yang demikian itu adl krn sesungguhnya
Allah sekali-kali tidak merubah sesuatu ni’mat yg telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu
kaum sehingga kaum itu merubah apa yg ada pada diri mereka sendiri?..”
Dengan memohon ma’unah Allah makalah singkat ini mencoba menjelaskan beberapa hal yg
berkaitan dgn topik tersebut di atas.
1) Pengertian Iman
2) Rukun Iman
1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yakni untuk memenuhi kewajiban sebagai pelajar,
yakni membuat tugas yang diberikan oleh dosen, akan pemenuhan dari kewajiban itupula
tidak lepas ari banyaknya manfaat yang bisa didapatkan. Yaitu kita dapat mengetahui apa
pengertian dari iman, rukun Iman, proses terbentuknya iman, tantangan orang yang beriman
di era modern, dan cirri-ciri orang yang beriman
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IMAN
Berbicara tentang iman, tentu berbicara tentang keyakinan. Maka secara mutlak orientasi
pembahasan dititik beratkan pada jiwa seseorang atau lazimnya di sebut “qalbu”. Hati
merupakan pusat dari satu keyakinan, kita semua sepakat bahwa dalam diri manusia terdapat
dua unsur pokok kejadian, terbentuknya jazad dan rohani, apabila keduanya pincang atau
salah satu di antaranya kurang, maka secara mutlak tidak mungkin terbentuk makhluk yang
bernamamanusia.
Iman menurut bahasa adalah membenarkan dengan hati atau percaya, sedangkan menurut
syara’ iman itu bukanlah suatu angan-angan akan tetapi apa yang telah mantap dalam hati
dan dibuktikan lewat amal perbuatan. Hal ini tercermin dalam salah satu hadis Nabi yang
berikut ini “Iman itu bukanlah dengan angan-angan tetapi apa yang telah mentap di dalam
hatimu dan dibuktikan kebenarannya dengan amal”.
Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia dikatakan bahwa: “Iman secara bahasa berasal dari
kata anamah yang berarti menganugrahkan rasa aman dan ketentraman, dan yang kedua
masuk ke dalam suasana aman dan tentram, pengertian pertama ditunjukkan kepada Tuhan,
karena itu salah satu sifat Tuhan yakni, al-Makmun, yaitu Maha Memberi keamanan dan
ketentraman kepada manusia melalui agama yang diturunkan lewat Nabi. pengertian kedua
dikaitkan dengan manusia. Seorang mukmin (orang yang beriman) adalah mereka memasuki
dalam suasana aman dan tentram menerima prinsip yang telah ditetapkan Tuhan”.
Dari beberapa keterangan di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai bahan referensi
bahwa pengertian bahwa iman adalah keyakinan yang kuat dan kepercayaan penuh terhadap
suatu subjek, gagasan dan doktrin. Dengan kata lain, tidaklah sempurna iman seseorang
kalau hanya menyakini dengan hati tanpa dibarengi dengan amal perbuatan.
Dari definisi bahasa dan istilah diatas. Maka dipahami bahwa para pakar sepakat bahwa
iman adalah pembenaran dengan hati. Adapaun mengenai ucapan dan pengamalan anggota
badan, maka sebagian ulama memasukkannya sebagian dari pada iman sedang lainnya
menempatkan sebagai kelengkapan saja.
3
B. RUKUN IMAN
Rukun iman ada 6 yang mesti diyakini umat Islam. Iman dalam Islam merupakan dasar
atau pokok kepercayaan yang harus diyakini setiap muslim. Jika tak memiliki iman,
seseorang dianggap tidak sah menganut Islam. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan
Umar bin Khattab RA, ketika malaikat Jibril menyaru menjadi seorang laki-laki, ia
bertanya kepada Nabi Muhammad SAW: " ... 'Beritahukan kepadaku tentang Iman'
Rasulullah SAW menjawab 'Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang
baik maupun yang buruk.' Orang tadi [Jibril] berkata, 'Engkau benar'," (H.R. Muslim).
Hadis di atas menjelaskan enam rukun Iman yang mesti diyakini seorang muslim sebagai
berikut:
1. Iman pada adanya Tuhan Allah Yang Maha Esa.
2. Iman pada adanya malaikat Allah SWT.
3. Iman pada adanya kitab-kitab Allah SWT.
4. Iman pada adanya rasul-rasul Allah SWT.
5. Iman pada adanya hari kiamat.
6. Iman pada qada dan qadar
Aspek-aspek rukun iman dalam Islam dijelaskan dalam uraian sebagai berikut:
4
wajib diikuti dan dilaksanakan. beriman kepada kitab Allah dapat dilakukan dengan
dua hal, yaitu beriman secara umum dan terperinci.
Pertama, beriman secara umum artinya meyakini bahwa Allah SWT
menurunkan kitab-kitab kepada rasul-Nya. Jumlahnya, tiada yang tahu kecuali
Allah SWT sendiri.
Kedua, beriman secara terperinci artinya mengimani kitab-kitab yang
disebutkan Allah SWT secara spesifik dalam Alquran, seperti Taurat, Injil,
Zabur, Alquran, serta Suhuf Ibrahim dan Musa.
qadar adalah realisasi dari qada itu sendiri. Artinya, adalah ketetapan atau keputusan
Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (qudrah dan qadirun) atas segala ciptaan-
Nya, baik berupa takdir yang baik, maupun takdir yang buruk. Jika qada itu ketetapan
yang belum terjadi, maka qadar adalah terwujudnya ketetapan yang sudah ditentukan
sebelumnya itu. karena qada dan qadar adalah perkara gaib, keduanya tidak bisa
menjadi alasan seorang muslim bersikap pasif dan pasrah dengan takdirnya. Dengan
beriman kepada qada dan qadar, seorang muslim tetap harus berikhtiar, berusaha, dan
5
mengupayakan potensinya agar dapat terwujud, serta produktif di kehidupan sehari-
hari.
Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung, baik yang
disengaja maupun tidak disengaja amat berpengaruh terhadap iman seseorang. Tingkah
laku orang tua dalam rumah tangga senantiasa merupakan contoh dan teladan bagi anak-
anak. Tingkah laku yang baik maupun buruk akan ditiru anak-anaknya. Jangan
diharapkan anak berperilaku baik, apabila orang tuanya selalu melakukan perbuatan
tercela. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda; “setiap anak lahir membawa fitrah. Orang
Tuanya yang berperan menjadikan anaknya tersebut menjadi yahudi, Nasrani atau majusi.
Pada dasarnya, proses pembentukan iman juga demikian. Diawali dengan proses
perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah
adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal
ajaran allah, maka orang tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah. Seseorang yang
menghendaki anaknya menjadi mukmin kepada Allah, maka ajaran Allah harus
diperkenalkan sedini mungkin seseuai dengan kemampuan anak itu dari tingkat verbal
sampai tingkat pemahaman. Bagaimana seorang anak menjadi anak beriman, jika kepada
mereka tidak diperkenalkan al-Quran. Disamping proses pengenalan, proses pembiasaan,
seseorang bisa saja semula benci beubah menjadi senang. Seorang harus dibiasakan untuk
melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi hal-hal yang dilarang-Nya
agar kelak setelah menjadi dewasa menjadi senang dan terampil dalam melaksanakan
ajaran-ajaran Allah.
6
sesuatu yang lumrah,hldup hura-hura, pulang larut malam menjadi hal yang
blasa,sehingga dapat dikatakan bebas gaul atau gaul bebas. Sementara ada
sebaglan pemuda yang memakal sarung pecl berangkat ke masjid,menuju majiis
ta'Tim dikatakan sok alim,nda maunya dan lain sebagainya. Islam tidak antipati
dengan sebuah pergaulan/ukhuwah,Islam mengajarkan kepada kita untuk bergaul
kepada siapapun bahkan kepada non muslim sekalipun sebagalmana Firman-
Nya"Allah clptakan manusia laki-laki dan perempuan,bersuku- suku dan
berbangsa-bangsa-bangsa agar saling mengenal".Islam mengajarkan kepada kita
dengan tiga ukhuwah agar hidup ini damai,ukhuwah Islamiyah(hubungan saudara
se-lman),ukhuwah basyariyah(hubungan kemasyarakatan) dan ukhuwah
wathonlyah(hubungan dengan para pemimpin).Kita ketahul bersama bahwa
dilingkungan kita adalah dan umurmya,strata dan latar belakangnya,bahkan
agama serta keyakinannya.Kalau kita tidak bisa menjaga maka hancurlah
peradaban ini.Terkait dengan GAUL BEBAS dikalangan remaja inl sungguh
sangat mengkhawatirkan,sebuah catatan dari BKKBN dikatakan bahwa hampir
2,4 juta wanita usia remaja setiap tahun melakukan aborsi,inl barangkall
merupakan fenomena Bebas Gaul yang sudah tidak dilandasi dengan ajaran Islam
yang benar.Mau jadi opa negeri ini jika para generasi muda Islam tidak dapat
menghindari hal tersebut.Dalam Alqur'an Surat perbuatan yang keji dan suatu
jalan yang buruk.
2) Media dan dunia intertaint,gemerlapnya dunia hiburan yang didukung dengan
media membuat kita umumnya dan para generasi muda dapat terlena olehnya,
sebunh catntan hampir 90'% tayangan yang ada kurang mendidik dan kurang
bermanfaat untuk membangun generasi islami yang cerdas,dan yang lebih
membahayakan lagi terhadap perkembangan pola pikir anak, dapat kita ihat
mereka lebih hafal dengan lagu-lagu orang dewasa,cara bicara orang dewasa
bahkan tindakan yang dilakukan oleh orang dewasa,mereka lebih hafal dengan
para seleb daripada lokoh dan pejuang agama Islam,mereka lebih hafal tema
sinetron percintaan dari pada menghafal Al-qur'an dan membaca buku pelajaran.
Jadi tidak aneh Jika generasi muda dan anak-anak lebih hafal ratusan judul lagu
dan sinetron dari pada mendalami ajaran Islam yang fundamen,Seperti juga
tayangan hiburan dengan kosturm yang tidak sesuai dengan adat ketimuran dan
agama Islarm,gaya hidup. pergaulan hidup modern,perbuatan kurang balk bahkan
tidak terpuji hampir sudah mengakar dikalangan generasi muda.Ini menjadi
tantangan berat generasi muda Islom sebagai agen perubahan untuk melakukan
sebuah Inovasi agar generasi Islam dapal terselamatkan.Sebagai umat Islam
seharusnya Ingat dan sadar bahwa hidup inl hanya sekall,dan kehidupan ini adalah
sendau gurau,sebagalmana Firman Allah SWT dalam surat Al-An'am 32 yang
artinyn 'Dan tiadalah kehidupan dunia inl selain dari main-main dan sendau gurau
belaka. Dan sungguh kampung akherat itu lebih baik bagi orang-orang yang
bertaqwa,maka tidaklah kamu memahaminya".
3) Kemajuan Teknologi saat inl sebagal penunjang kebutuhan hidup tidak dapat di
elakkan oleh semua orang dari yang muda hingga tua.Majunya teknolagl tidak
dapat kita hadang.justru harus kita manfaatkan untuk sesualu yang yang positif.
Akan menjadi salah jika kemajuan bidang teknologi tersebut untuk memfitnah
orang,menghancurkan karakter crang. sebagaimana majunya berbagal media
7
soslal yang didukung dengan teknologi android.Akan menjadi peluang bagl
generasi Islam yang dapat menguasai teknologi tersebut agar dapat digunakan
sebagal media da wah,bisnis dan sharing ilmu agama dan tentunya sesuatu yang
bermanfaat.
4) Gaya hidup,mungkin kita masih Ingat sebuah fenomena tentang jilboobs,mungkin
kebanyakan masih ingat dan pernah menjadl trend dikalangan muslimah.Jilboobs
sendiri adalah gaya pakalan muslimah yang menggunakan jilbab namun dibalut
dengan pakaian yang kelihatan ketat,sehingga menonjolkan sebuah benda yang
berada tepat didepan dan belakang.Kita menjadi bingung, sebenemya mereka itu
menutup aurat ataukah membentuk aurat ?. Fenomena tersebut merupakan salah
satu dari gaya hidup yang amburadul dan masih di diikuti oleh kalangan
ramaja,dan masih banyak lagi gaya hldup amburadul yang dapat kita saksikan saat
Inl.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkataan iman yang berarti ‘membenarkan’ itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya
dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: “Dia (Muhammad) itu membenarkan
(mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman.” Iman itu
ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.
Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan
merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan
sama dalam satu keyakinan, maka orang – orang beriman adalah mereka yang di dalam
hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga
disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan
sikap hidup.
Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan
oleh Imam Ali bin Abi Talib: “Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar
dengan hati dan perbuatan dengan anggota.” Aisyah r.a. berkata: “Iman kepada Allah itu
mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota.”
Imam al-Ghazali menguraikan makna iman: “Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan
pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota).”
Berbicara tentang iman, tentu berbicara tentang keyakinan. Maka secara mutlak orientasi
pembahasan dititik beratkan pada jiwa seseorang atau lazimnya di sebut “qalbu”. Hati
merupakan pusat dari satu keyakinan, kita semua sepakat bahwa dalam diri manusia terdapat
dua unsur pokok kejadian, terbentuknya jazad dan rohani, apabila keduanya pincang atau
salah satu di antaranya kurang, maka secara mutlak tidak mungkin terbentuk makhluk yang
bernama manusia.