Disusun oleh:
KELAS A
2021
2
KATA PENGANTAR
Kelompok 3 PAI
3
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. KESIMPULAN ......................................................................................................15
B. SARAN ...................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dapat kita ketahui bahwa manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling istimewa,
seorang manusia dibekali Allah SWT akal dan nafsu. Berbeda dengan hewan yang
hanya diberi nafsu dan karena itu hewan tidak bisa membedakan sesuatu. Dari
keistimewaan tersebut harus diketahui bahwa manusiapun diperintahkan oleh Allah
SWT untuk iman dan taqwa kepada Nya dan menjauhi segala larangan Nya karena kita
telah dibekali akal yang mana pasti bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk.
Namun manusia pun masih butuh dibimbing dan diarahkan dengan suatu pentunjuk
yang kita sebut dengan agama. Dalam agama islam kita kerap sering mendengar istilah
iman atau islam ataupun ihsan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai seorang
muslim terkadang masih melakukan kekhilafan baik disengaja maupun tidak disengaja.
Dengan ini kita harus memahami apa pengertian dari iman, islam dan ihsan yang lebih
mendalam supaya menjadi insan kamil yang sesungguhnya. Agar kita tahu ditingkatan
mana keimanan kita saat ini terhadap Allah SWT dan agar kita merasakan apa yang
disebut dengan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari iman, islam dan ihsan?
2. Apa karakteristik dari insan kamil?
3. Bagaimana urgensi iman, islam dan ihsan dalam membentuk insan kamil?
C. TUJUAN
1. Memahami definisi dari iman, islam dan ihsan
2. Mengetahui karakteristik dari insan kamil
3. Mengetahui urgensi iman, islam dan ihsan dalam membentuk insan kamil
5
D. MANFAAT
Berdasarkan materi yang akan dibahas pada makalah ini penulis berharap
para pembaca bisa mendapatkan manfaat sebagai berikut :
1. Pembaca bisa memahami semua materi yang telah dituliskan oleh penulis.
2. Pembaca dapat mengamalkan pokok-pokok ajaran kehidupan yang ada di
makalah ini yang berjudul “Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan Dalam
Membentuk Insan Kamil”.
3. Dibuatnya makalah ini supaya menjadi acuan pembelajaran di mata kuliah
Pendidikan Agama Islam kelas A Prodi Bimbingan Konseling Universitas
Nahdlatul Ulama Sunan Giri.
6
E.
7
BAB II
PEMBAHASAN
1. IMAN
Menurut para ulama, iman mencakup keyakinan, perkataan dan perbuatan. Iman
secara bahasa yakni tashdiq yang berarti membenarkan. Sedangkan menurut istilah,
berdasarkan pendapat imam syafi’i iman adalah perkataan, amal dan niat. Jika
dalam syariat, iman secara istilah adalah keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati,
diikhrarkan oleh lidah dan dibuktikan dengan amalan dan perbuatan. Tidaklah
cukup salah satu saja tanpa mencakup ketiga unsur lainnya.
Dan menurut Imam Al-Baghawi, seorang ahli tafsir dan ahli hadits, juga sebagai
ulama dari madzhab Imam Syafi’i berkata bahwa amal juga termasuk keimanan,
iman adalah perkataan, amalan dan aqidah. Jadi bisa disimpulkan bahwa Iman
adalah pembenaran dalam hati (keyakinan), mengucapkan dengan lisan (perkataan)
dan pengamalan dalam tindakan (perbuatan). Berikut merupakan hadis dari Nabi
Muhammad, beliau bersabda:
ان تؤمن باهلل ومالئكته وكتبه ورسله واليوم االخر وتؤمن بالقدرخيره وثره (رواه
)مسلم
Dari hadis diatas bisa disimbulkan bahwa rukun iman yang ada 6 yaitu :
1. ISLAM
Kata islam berasal dari kata السالمة/ سلمyang memiliki arti selamat, yang
dari kata tersebut muncullah kata المvv اسyang berarti menyerahkan diri atau
tunduk dan patuh. Dan dari itulah islam muncul dan umatnya disebut dengan
muslim.
دين هللا يبغون وله اسلم من في السموت و االرض طوعا وكرها واليه يرجعونvافغير
Artinya : “Maka apakah mereka mencari agama lain dari agama Allah, padahal
kepada Nya lah menyerahkan diri segala apa yang dilangit dan dibumi, baik
dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah lah mereka
dikembalikan”(QS. Al-Imron : 83)
dan berdoa hanya kepada Allah SWT. Terdapat beberapa karakteristik islam
yang harus kita ketahui, dalam KBBI karakteristik berarti suatu ciri khas atau
bentuk watak. Berikut karakteristik islam menurut Dr. Yusuf Al-Qaradhawy :
a. Rabbaniyyah (ketuhanan), islam murni agama dari Allah SWT tanpa ada
campur tangan dari manusia.
b. Insaniyyah (manusiawi), islam diciptakan oleh Allah SWT sesuai dengan
fitrah manusia.
c. Syumul (lengkap), islam merupakan agama yang membicarakan mengenai
dunia, akhirat, pribadi, keluarga, hingga negara.
d. Waqi’iyyah (realitas), islam sebagai agama akhir zaman dan tidak akan
ketinggalan zaman dan dapat direalisasikan dimanapun dan kapanpun.
e. Wasathiyyah (moderat), islam sebagai agama tengah-tengah yakni
memandang segala sudut.
f. Wudhuh (jelas), konsep islam yaitu jelas.
g. Al-Jam’u Baina Ats-Tsabat wa Al-Muruunah (perpaduan antara konsisten
dan flesibel), islam memadukan sebuah tanggungjawab dan toleransi.
1. Syahadat
2. Solat
3. Puasa
4. Zakat
5. Haji
2. IHSAN
Ihsan berasal dari bahasa arab (isim mufrod) حسنyang berarti baik.
Dan menjadi انvv إحسyang mempunyai makna terbaik atau sempurna. Secara
istilah, ihsan adalah seseorang yang menyembah Allah SWT seolah-olah ia
melihat-Nya dan bila ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang
11
tersebut membayangkan bahwa Allah SWT pasti melihat ia. Berikut hadis yang
menguatkan pengertian diatas,
ْيَ َرا َك فَإِنَّهُ تَ َراهُ تَ ُكنْ لَ ْم فَإِنْ ت ََراهُ َكأَنَّكَ هللاَ تَ ْعبُ َد أَن
Artinya : “engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan
apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”
(HR. Muslim)
Ihsan dapat diartikan segala perbuatan baik yang dilakukan didasarkan
dengan keikhlasan dan keridhoan kepada Allah SWT serta dilakukan dengan
terus-menerus (istiqomah). Ihsan yang paling sempurna bisa dilakukan dengan
ibadah yang dipenuhi oleh rasa harap dan keinginan, seolah-olah kita melihat-
Nya sehingga kita pun sangat ingin sampai kepada-Nya. Jika tidak mampu maka
kita bisa ibadah dengan menyembah Allah dengan dipenuhi kecemasan dan rasa
takut akan siksa-Nya kelak. Berikut ihsan dan aspek-aspeknya :
1. Aspek ibadah
Dalam aspek ibadah, kita sebagai umat muslim diwajibkan untuk
menunaikani ibadah seperti solat, zakat, puasa, wirid dan yang lainnya dengan
cara menyempurnakannya dengan ajaran-ajaran dalam islam.
2. Aspek muamalah
Telah dijelaskan didalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 36 sebagai
berikut,
ۡ ۡ ِ ب َوالصَّا ِح
ِ ب ال َم ٰس ِك ۡي ِن َوال َج
ـار ِذى ِ ُـار ۡالجُـن ِ بِ ۡال َج ۡۢـن
ِ ب َو ۡاب ِن ال َّسبِ ۡي ِل
ۡفَ ُخ ۡو َرا اِ َّن هّٰللا َ اَل ي ُِحبُّ َم ۡن َكانَ ُم ۡختَااًل َو َما َملَـ َك ۡت اَ ۡي َمانُ ُكم
Artinya : “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak (orang
tua), karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga terdekat
maupun jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya” (QS. An-Nisa : 36).
12
Dari ayat diatas kita diharuskan berbuat baik dengan siapapun karena itu
merupakan muamalah dari sebuah ihsan.
3. Aspek akhlak
Akhlak merupakan buah dari ibadah dan muamalah. Akhlak seseorang
tergantung pada seberapa maksimal seseorang itu dalam melaksanakan ibadah
dan muamalah. Jika kita telah bermuamalah dengn baik yakni memperlakukan
orang tua, kerabat, sahabat, tetangga dan yang lainnya dengan baik maka secara
tidak langsung kita pun telah memperbaiki akhlak kita.
Jika berdasarkan suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW berikut merupakan
ciri-cirinya :
ۙا َوهّٰللا ُ اَ ْخ َر َج ُك ْم ِّم ۢ ْن بُطُوْ ِنvًًٔاُ َّم ٰهتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُموْ نَ َش ْئـ
َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َّو صا َر َ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ نَ َوااْل َ ْبvَِِٕوااْل َ ْفٕـ
Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberimu
pendengaran, penglihatan dan hati nurani agar kamu bersyukur” (QS.
An-Nahl : 78).
c. Self Education (Tarbiyah An-Nafs)
Menurut muzayyin, self education timbul karena dorongan dari
naluri kemanusiaan yang ingin mengetahui. Self education ini biasa
dilakukan dengan membaca buku-buku, majalah, koran dan yang
lainnya. Tidak semua orang di anugrahi hal ini karena kecenderungan
setiap orang berbeda-beda. Dan pergaulan sangat memengaruhi
15
ْ ٰايٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَتَّ ِخ ُذو اَل يَأْلُوْ نَ ُك ْم خَ بَااًل ۗ بِطَانَةً ِّم ْن ُدوْ نِ ُك ْم
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Iman, islam dan ihsan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan karena ketiganya memiliki tujuan yang sama yakni menyempurnakan
agama setiap individu. Iman, islam dan ihsan saling berkaitan dalam segala
aspek misal ibadah. Jika seseorang telah kukuh dalam ketiganya maka orang
tersebut bisa dikatakan sebagai insan kamil. Dimana insan kamil merupakan
manusia yang sempurna.
Jadi insan kamil ini harus dibentuk sejak pemilihan calon pasangan kita.
Kita harus memilih seorang pasangan yang baik dan berakhlak agar insan kamil
tersebut lahir dari sebuah hubungan suami istri yang sah. Kemudian bisa dididik
dengan berbagai upaya dan tentunya melalui beberapa proses, sebagaimana yang
telah disebutkan diatas.
B. SARAN
Sebagai penulis kami selalu menantikan sebuah kritik dan saran dari
pembaca agar nantinya bisa menjadi pembelajaran dan ilmu yang kami terapkan
pada makalah atau karya tulis lainnya. Makalah ini ditulis dengan penuh kehati-
hatian jika masih terdapat salah dan luput yang disengaja maupun tidak
disengaja, penulis mengucapkan banyak permohonan maaf.
17
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, A. (2014). Insan Kamil Perspektif Ibnu Arabi. jurnal wawasan keislaman.
shania, e. (2019). Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsan. 7-8.