Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
1. DEVANA ZADA AVTANA (210801029)
2. ERIKA SAFITRI (210801032)
3. MUHAMMAD RIFQI WAHYU. N (3320180108)
KELAS A SEMESTER 2
PRODI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO
TAHUN 2021/2022
i
2
KATA PENGANTAR
ii
3
DAFTAR ISI
C. TUJUAN ................................................................................................................ 1
A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 11
B. SARAN .................................................................................................................. 11
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru bimbingan konseling atau yang biasa disebut dengan konselor
sekolah yang memiliki andil cukup besar dalam proses belajar dan
pengembangan siswa di sekolah. Peran konselor dalam lingkup pendidikan
juga tidak dapat diremehkan. Dalam menjalin hubungan dengan para konseli
tidak asal namun juga diharuskan memiliki etika yang baik dan benar. Agar
konseli nyaman dan merasa aman jika berkonsultasi kepada konselor di
sekolah.
Untuk menangani hasil konsultasi tersebut konselor harus
menggunakan teknik-teknik yang benar dengan pendekatan-pendekatan yang
telah ditelaah selama pendidikan. Salah satu dari pendekatannya yakni
pendekatan analisis transaksional, yang mana akan kita kaji bersama-sama
pada makalah kali ini. Pendekatan ini sangat diperlukan agar konseli dapat
memutuskan dan menentukan pilihannya dengan arahan dan bantuan dari
konselor.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tokoh dari analisis transaksional ?
2. Bagaimana konsep dasar analisis transaksional ?
3. Bagaimana hakikat manusia menurut analisis transaksional ?
4. Apa tujuan analisis transaksional ?
5. Bagaimana proses konseling analisis transaksional ?
6. Bagaimana tahapan dan teknik dalam analisis transaksional ?
7. Apa saja tipe konseling dalam analisis transaksional ?
8. Apa kelemahan dan kelebihan dalam pendekatan analisis transaksional ?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dan tokoh dari analisis transaksional.
2. Memahami konsep dasar analisis transaksional.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Menurut Eric Berne status ego manusia adalah suatu pola perasaan dan
pengalaman yang tetap. Oleh karena itu apapun pekerjaan/jabatan seseorang,
ia tetap memiliki 3 jenis status ego. Analisis transaksional sebagai suatu
sistem terapi yang didasarkan pada suatu teori kepribadian yang memusatkan
perhatiannya pada tiga pola perilaku yang berbeda sesuai status egonya :
1. Status ego orang tua (SEO) merupakan bagian dari kepribadian yang
menunjukkan sifat-sifat orang tua. Orang tua dalam pandangan kita
selalu akan memperlihatkan sebagai nurturing parent (orang tua yang
mengasuh) dan critical parent (orang tua yang kritis).
2. Status ego dewasa (SED) merupakan bagian dari kepribadian yang
menunjukkan pada berbagai gambaran sebagai bagian objektif dari
kepribadian. Status egonya memperlihatkan kestabilan, tidak emosional,
rasional, bekerja dengan fakta dan kenyataan-kenyataan, selalu berusaha
untuk menggunakan informasi yang tersedia untuk menghasilkan
pemecahan yang terbaik dalam pemecahan berbagai masalah.
3. Status ego anak (SEA) merupakan bagian dari kepribadian yang
menujukkan ketidakstabilan, masih dalam perkembangan, berubah-ubah
dan ingin tahu. Status egonya berisi perasaan-perasaan, dorongan-
dorongan, dan tindakan-tindakan yang spontan. Dari perilaku-perilaku
spontan dari anak maka terdapat 2 pembagian perilaku atau sikap anak,
- Natural child, yakni perilaku yang ditunjukkan dalam sikap yang
impulsive, riang gembira secara spontan dan ekspresi secara
emosional.
- Adapted child, yakni perilaku dari status ego anak yang telah
disosialisasikan oleh kedua orang tuanya dan dapat mengatur serta
mendorong perilaku natural child.
Dalam hubungan antara anak dan orang tua memiliki konsep skenario, atau
pesan-pesan dan perintah orang tua dengan keputusan kita. Dalam hal ini
terbagi menjagi 4 poin,
5
Pertama saya OK – kamu OK, dalam posisi ini kedua belah pihak akan
merasa seperti pemenang dan diuntungkan serta bisa menjalin hubungan
langsung yang terbuka dan sehat.
Kedua saya OK – kamu tidak OK, posisi ini terdapat pada orang yang
memprediksi masalahnya kepda orang lain, dan biasanya seringkali
melimpahkan kesalahan pada orang lain. Ciri pada posisi ini seseorang telah
menunjukkan sikap arogan pada dirinya.
Ketiga saya tidak OK – kamu OK, posisi ini jika seseorang mengalami
depresi sehingga merasa tidak kuasa untuk dibandingkan dengan orang lain.
Dan orang ini cenderung menarik diri atau lebih suka memenuhi kebutuhan
dan keinginan orang lain diatas dirinya sendiri.
Terakhir adalah saya tidak OK – kamu tidak OK, ini merupakan posisi
orang yang saling meleburkan semua harapannya, memiliki sikap yang
pesimis dan memandang hidup sebagai sesuatu yang hampa serta tidak
berwarna.
b : Jangan, lebih baik jikalau kita lanjut latihan agar nilai kita
sempurna.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan analisis transaksional atau pendekatan AT adalah
pendekatan psikoterapi yang menekankan pada hubungan interaksional.
Pendekatan AT merupakan karya dari Eric Berne pada tahun 1961, yang
melalui proses panjang kurang lebih 15 tahun. Analisis transaksional
didasarkan kepada asumsi maupun anggapan bahwa individu mampu
memahami keputusan-keputusannya yang telah dibuat pada masa lalu dan
kemudian dapat memilih dan memutuskan kembali atau menyesuaikan
keputusan saat ini dengan apa yang pernah diambil. Tujuan utama dari
pendekatan AT adalah untuk membantu konseli dalam menentukan
keputusan-keputusan yang menyangkut tingkah lakunya saat ini dan arah
hidupnya nanti.
Dalam hal ini Eric Berne mengamati kehidupan sehari-hari yang mana
status ego dibagi menjadi 3 yakni SEO, SED dan SEA. Transaksi dalam
pendekatan ini ada 3 macam yakni, transaksi komplementer, transaksi silang
dan transaksi terselubung. Dari ketiga transaksi tersebut akan menentukan
posisi kehidupan antara lain : saya OK – kamu OK, saya OK – kamu tidak
OK, saya tidak OK – kamu OK dan saya tidak OK – kamu tidak OK.
Keterlasanaan dan kelancaran pendekatan ini ditentukan oleh keadaan yang
baik dan efisien antara konselor dan konseli yang mana mampu bekerja sama
dengan baik selama proses konseling berlangsung.
B. Saran
Jika ditinjau ulang tentu di dalam makalah yang kami buat tidak akan
lepas dari koreksi pembaca. Karena kami menyadari bahwa apa yang kami
sampaikan sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran yang membangun dari para pembaca agar nantinya
makalah ini dapat menjadi lebih baik untuk dikonsumsi oleh kita semua.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Corey, G. (2009). Teori dan praktik, konseling dan psikoterapi. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Miftahul Fikri, Y. K. (Vol. 10, No. 1, Edisi Januari-Juni 2020). Transactional Analysis
Counseling Untuk Meningkatkan Sosial Care Siswa. Jurnal Pendidikan dan
Konseling, 4-6.
12