Anda di halaman 1dari 15

1

MAKALAH PENDEKATAN KONSELING

PENDEKATAN ANALISIS TRANSAKSIONAL

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Semester 2

Dosen Pengampu :

Riski Putra Ayu Distira, M.Pd.

Disusun oleh:
1. DEVANA ZADA AVTANA (210801029)
2. ERIKA SAFITRI (210801032)
3. MUHAMMAD RIFQI WAHYU. N (3320180108)

KELAS A SEMESTER 2
PRODI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO
TAHUN 2021/2022

i
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‘alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT telah


memberikan kita semua rahmat taufiq serta hidayat-Nya sehingga makalah ini
bisa sampai kepada pembaca sekalian tanpa kendala apapun. Tak luput dari ajaran
Nabi Muhammad SAW sehingga kita senantiasa berada di jalan yang di ridhoi
Allah SWT, Beliau yang memperjuangkan dan mendakwahkan ajaran islam
hingga akhir hayat beliau. Allahumma Sholli’ala Sayyidina Muhammad.

Penulisan makalah “Pendekatan Analisi Transaksional” ini membutuhkan


cukup banyak waktu agar teman-teman sekalian, mahasiswa Prodi Bimbingan
Konseling Offering A dan Bapak Dosen pengampun mata kuliah Pendekatan
Konseling, Bapak Riski Putra Ayu Distira, M. Pd. dari Universitas Nahdlatul
Ulama Sunan Giri dapat membaca makalah ini secara bersama-sama dengan
tujuan yang sama pula tentunya.

Penulisan makalah ini pun masih belum sempurna. Karena kesempurnaan


hanyalah milik Allah SWT semata. Dan yang menulis hanyalah manusia biasa.
Jika terdapat beberapa kata dan kalimat yang kurang tepat, kami sebagai penulis
mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terimakasih atas apresiasinya.
Semoga makalah ini bisa menjadi manfaat bagi kita semua.

Bojonegoro, 19 Maret 2022

Kelompok 5 Pendekatan Konseling

ii
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1

B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 1

C. TUJUAN ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. PENGERTIAN DAN TOKOH ANALISIS TRANSAKSIONAL ......................... 3

B. KONSEP DASAR ANALISIS TRANSAKSIONAL ............................................. 3

C. HAKIKAT MANUSIA MENURUT ANALISIS TRANSAKSIONAL ................ 5

D. TUJUAN ANALISIS TRANSAKSIONAL ........................................................... 6

E. PROSES KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL .................................... 6

F. TAHAPAN DAN TEKNIK DALAM ANALISIS TRANSAKSIONAL ............... 7

G. TIPE ANALISIS TRANSAKSIONAL .................................................................. 8

H. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN ANALISIS TRANSAKSIONAL ................ 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 11

A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 11

B. SARAN .................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru bimbingan konseling atau yang biasa disebut dengan konselor
sekolah yang memiliki andil cukup besar dalam proses belajar dan
pengembangan siswa di sekolah. Peran konselor dalam lingkup pendidikan
juga tidak dapat diremehkan. Dalam menjalin hubungan dengan para konseli
tidak asal namun juga diharuskan memiliki etika yang baik dan benar. Agar
konseli nyaman dan merasa aman jika berkonsultasi kepada konselor di
sekolah.
Untuk menangani hasil konsultasi tersebut konselor harus
menggunakan teknik-teknik yang benar dengan pendekatan-pendekatan yang
telah ditelaah selama pendidikan. Salah satu dari pendekatannya yakni
pendekatan analisis transaksional, yang mana akan kita kaji bersama-sama
pada makalah kali ini. Pendekatan ini sangat diperlukan agar konseli dapat
memutuskan dan menentukan pilihannya dengan arahan dan bantuan dari
konselor.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tokoh dari analisis transaksional ?
2. Bagaimana konsep dasar analisis transaksional ?
3. Bagaimana hakikat manusia menurut analisis transaksional ?
4. Apa tujuan analisis transaksional ?
5. Bagaimana proses konseling analisis transaksional ?
6. Bagaimana tahapan dan teknik dalam analisis transaksional ?
7. Apa saja tipe konseling dalam analisis transaksional ?
8. Apa kelemahan dan kelebihan dalam pendekatan analisis transaksional ?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian dan tokoh dari analisis transaksional.
2. Memahami konsep dasar analisis transaksional.

1
2

3. Memahami hakikat manusia menurut analisis transaksional.


4. Memahami tujuan analisis transaksional.
5. 1 transaksional.
Mengetahui proses konseling analisis
6. Mengetahui tahapan dan teknik dalam analisis transaksional.
7. Mengetahui tipe konseling dalam analisis transaksional.
8. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam pendekatan analisis
transaksional.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Tokoh Analisis Transaksional


Pendekatan analisis transaksional memiliki arti pendekatan psikoterapi
yang menekankan kepada hubungan interaksional. Kata
transaksional maksudnya ialah hubungan komunikasi antara seseorang
dengan orang lain. Adapun hal yang dianalisis yaitu meliputi bagaimana
bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka. Analisis transaksional
merupakan karya dari Eric Berne (1961) yang ditulisnya dalam bukunya yang
berjudul Games People Play. Berne merupakan ahli ilmu jiwa terkenal dari
kelompok Humanisme di Amerika, Berne lahir di Montreal 10 Mei 1910.
Eric Berne memulai karirnya sebagai psikiatris tahun 1941. Pada awal
mula terciptanya teori ini karena adanya rasa kecewa dari dalam diri Eric
Berne dengan pelaksanaan psikoanalisis yang membutuhkan waktu lama
dalam menganalisis pasien. Eric Berne akhirnya menciptakan teori baru
dengan melakukan percobaan selama hampir 15 tahun, pada akhirnya Berne
merumuskan hasil percobaan yaitu dalam suatu teori yang disebut Analisis
Transaksional.

B. Konsep Dasar Analisis Transaksional

Analisis transaksional didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa


orang mampu memahami keputusan-keputusannya pada masa lalu dan
kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan
kembali keputusan yang telah pernah diambil. Eric Berne dalam
pandangannya meyakini bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk memilih
dan dalam tingkat kesadaran tertentu individu dapat menjadi mandiri dalam
menghadapi persoalan-persoalan hidupnya.

3
4

Menurut Eric Berne status ego manusia adalah suatu pola perasaan dan
pengalaman yang tetap. Oleh karena itu apapun pekerjaan/jabatan seseorang,
ia tetap memiliki 3 jenis status ego. Analisis transaksional sebagai suatu
sistem terapi yang didasarkan pada suatu teori kepribadian yang memusatkan
perhatiannya pada tiga pola perilaku yang berbeda sesuai status egonya :

1. Status ego orang tua (SEO) merupakan bagian dari kepribadian yang
menunjukkan sifat-sifat orang tua. Orang tua dalam pandangan kita
selalu akan memperlihatkan sebagai nurturing parent (orang tua yang
mengasuh) dan critical parent (orang tua yang kritis).
2. Status ego dewasa (SED) merupakan bagian dari kepribadian yang
menunjukkan pada berbagai gambaran sebagai bagian objektif dari
kepribadian. Status egonya memperlihatkan kestabilan, tidak emosional,
rasional, bekerja dengan fakta dan kenyataan-kenyataan, selalu berusaha
untuk menggunakan informasi yang tersedia untuk menghasilkan
pemecahan yang terbaik dalam pemecahan berbagai masalah.
3. Status ego anak (SEA) merupakan bagian dari kepribadian yang
menujukkan ketidakstabilan, masih dalam perkembangan, berubah-ubah
dan ingin tahu. Status egonya berisi perasaan-perasaan, dorongan-
dorongan, dan tindakan-tindakan yang spontan. Dari perilaku-perilaku
spontan dari anak maka terdapat 2 pembagian perilaku atau sikap anak,
- Natural child, yakni perilaku yang ditunjukkan dalam sikap yang
impulsive, riang gembira secara spontan dan ekspresi secara
emosional.
- Adapted child, yakni perilaku dari status ego anak yang telah
disosialisasikan oleh kedua orang tuanya dan dapat mengatur serta
mendorong perilaku natural child.

Dalam hubungan antara anak dan orang tua memiliki konsep skenario, atau
pesan-pesan dan perintah orang tua dengan keputusan kita. Dalam hal ini
terbagi menjagi 4 poin,
5

Pertama saya OK – kamu OK, dalam posisi ini kedua belah pihak akan
merasa seperti pemenang dan diuntungkan serta bisa menjalin hubungan
langsung yang terbuka dan sehat.

Kedua saya OK – kamu tidak OK, posisi ini terdapat pada orang yang
memprediksi masalahnya kepda orang lain, dan biasanya seringkali
melimpahkan kesalahan pada orang lain. Ciri pada posisi ini seseorang telah
menunjukkan sikap arogan pada dirinya.

Ketiga saya tidak OK – kamu OK, posisi ini jika seseorang mengalami
depresi sehingga merasa tidak kuasa untuk dibandingkan dengan orang lain.
Dan orang ini cenderung menarik diri atau lebih suka memenuhi kebutuhan
dan keinginan orang lain diatas dirinya sendiri.

Terakhir adalah saya tidak OK – kamu tidak OK, ini merupakan posisi
orang yang saling meleburkan semua harapannya, memiliki sikap yang
pesimis dan memandang hidup sebagai sesuatu yang hampa serta tidak
berwarna.

C. Hakikat Manusia Menurut Analisis Transaksional

Pandangan analisis transaksional tentang hakekat manusia ialah :

1. Pada dasarnya manusia memiliki keinginan atau dorongan – dorongan


untuk memperoleh sentuhan atau “stroke”.
2. Kehidupan manusia bukanlah merupakan sesuatu yang telah ditentukan
(anti deterministik).
3. Manusia mampu memahami keputusan-keputusannya pada masa lalu dan
kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan
kembali keputusan yang pernah diambil.
4. Manusia mempunyai kebebasan untuk memilih dalam tingkat kesadaran
tertentu dan individu dapat menjadi mandiri dalam menghadapi persoalan
hidupnya.
6

5. Hekekat manusia selalu ditempatkan dalam interaksi sebagai dasar


pertumbuhan dirinya.
6. Manusia dapat ditingkatkan, dikembangkan dan diubah secara langsung
melalui proses yang aman, menggairahkan dan bahkan menyenangkan.

D. Tujuan Analisis Transaksional


Tujuan dari terapi analisis transaknional adalah sebagai berikut :
1. Membantu klien untuk membuat keputusan-keputusan baru dalam
mengarahkan atau mengubah tingkah laku dalam kehidupannya.
2. Memberikan kepada klien suatu kesadaran serta kebebasan untuk
memilih cara-cara serta keputusan-keputusan mengenai posisi
kehidupannya serta menghindarkan klien dari cara-cara yang bersifat
deterministic.
3. Memberikan bantuan kepada klien berupa kemungkinan-kemungkinan
yang dapat dipilih untuk memantapkan dan mematangkan status egonya.

E. Proses Konseling Analisis Transaksional


Dalam proses konseling dengan menggunakan pendekatan analisis
transaksional atau yang biasa disebut pendekatan AT ini terdapat 2 komponen
yang sangat mempengaruhi. Konselor dan konseli diharuskan menetapkan
tujuan bersama, dengan melaksanakan tanggung jawab masing-masing
sebagaimana yang telah disepakati bersama. Dalam pendekatan ini, konselor
dan klien sama-sama aktif dalam berupaya untuk mencapai tujuan konseling.
Sifat utama dan tujuan antar kedua belah pihak di sini diatur dalam
perjanjian bersama antara konseli dan konselor. Selanjutnya dalam hubungan
ini klien akan mulai mencoba mengubah perilakunya berdasarkan tujuan yang
telah disepakati bersama, dan klien akan mulai mengembangkan rasa
tanggung jawabnya. Dalam proses konseling analisis transaksional berfungsi
untuk memelihara arah konseling agar tetap terpusat pada tujuan yang ingin
dicapai, memberikan arah baik bagi konselor maupun klien, mengukur
kemajuan proses konseling, dan memperjelas hubungan konselor dan klien.
7

F. Tahapan dan Teknik-Teknik Analisis Transaksional


Secara umum tahapan yang diterapkan dalam Analisis Transaksional, yaitu:
1. Permission (Pemberian Kesempatan), dalam konseling kesempatan ini
diberikan kepada konseli untuk :
➢ menggunakan waktunya secara efektif tanpa melakukan ritual
pengunduran diri.
➢ mendorong konseli agar menggunakan kemampuan Status Ego
Dewasa untuk menikmati kehidupan.
2. Protection (Proteksi), konseli mungkin akan merasa ketakutan setelah ia
menerima kesempatan untuk menghentikan perintah-perintah orang tua
dan menggunakan Status Ego Dewasa dan Status Ego Anak.
3. Potency (Potensi). Seorang konselor bukan ahli sihir , melainkan orang
tahu apa yang akan dilakukan dan kapan melakukannya. Oleh karena itu
kemampuan konselor terletak pada keahliannya, sehingga keterampilan
tersebut efektif secara optimal.

Teknik yang sering digunakan dalam pendekatan AT diantaranya adalah


analisis struktur, analisis transaksional, analisis mainan dan analisis script.

a. Analisis Struktur maksudnya adalah analisis terhadap status ego yang


menjadi dasar struktur kepribadian seseorang yang terlihat dari respons
atau stimulus konseli dengan orang lain.
b. Analisis Transaksional, analisis pola transaksi dalam kelompok, yang
mana konselor dapat mengetahui ego state mana yang lebih dominan dan
apakah ego state yang ditampilkan tersebut sudah tepat atau belum.
c. Analisis permainan adalah analisis hubungan transaksi yang terselubung
antara Konseli dengan konselor atau dengan Lingkungannya. Konselor
menganalisis suasana permainan yang diikuti oleh konseli untuk
mendapat sentuhan, setelah itu dilihat apakah konseli mampu
menanggung resiko atau justru bergerak kearah resiko yang tingkatnya
lebih rendah.
8

d. Analisis Skript ini merupakan usaha konselor untuk mengenal proses


terbentuknya skript yang dimiliki konseli. Analisis skript ini hendaknya
sampai menyelidiki transaksi seseorang sejak dalam asuhan orangtua,
pada masa ini terjadi transaksi antara orang tua dengan anak-anaknya.
Dan pada akhirnya terbentuk suatu tujuan hidup dan rencana hidup
(script atau naskah). Hal ini dilakukan apabila konselor sudah meyakini
bahwasanya konselinya terjangkit posisi hidup yang tidak sehat.

G. Tipe Konseling Analisis Transaksional


Dalam analisis transaksional terdapat tiga tipe transaksi yang dilakukan
oleh individu dalam kelompok, diantaranya:
1. Transaksi komplementer, adalah suatu transaksi yang jelas tanpa
menyembunyikan suatu maksud. Transakni tipe ini merupakan
transaksi terbaik dalam berkomunikasi antar pribadi karena memiliki
kesamaan makna terhadap pesan yang tersampaikan. Contoh :
a : Saya bahagia sekali, lihatlah akhirnya kelas kita menang lomba.
b : Pastilah, kelas kita sungguh kompak dan semua berantusias.
2. Transaksi menyilang, terjadi apabila suatu respon yang diberikan
berasal dari suatu ego yang tidak tepat atau tidak diharapkan. Hal ini
terjadi akibat pesan yang dikirimkan tidak mendapat respon dari
penerima pesan. Akibatnya transaksi ini akan terputus dan tidak
memiliki kelanjutan. Contoh :
a : Rasanya capek banget lari sejauh ini.
b : Begitu saja mengeluh.
3. Transaksi terselubung, terjadi apabila suatu pesan tampaknya
dikirimkan tetapi mendapat respon yang dianggap lain oleh penerima.
Maksudnya stimulus dewasa tersebut diperuntukkan untuk yang
sesama dewasa, tapi justru diterima ke respon anak atau orang tua.
Contoh :
a : Sambil menunggu coach datang, sebaiknya kita gunakan untuk
istirahat sejenak sebelum pengambilan nilai praktik renang.
9

b : Jangan, lebih baik jikalau kita lanjut latihan agar nilai kita
sempurna.

H. Kelebihan Dan Kelemahan Analisis Transaksional


Kelebihan pendekatan analisis transaksional, sebagai berikut :
a. Memiliki pandangan yang optimis dan realistis tentang manusia. AT
memandang manusia dapat berubah bila dia mau. Manusia punya
kehendak dan kemauan, kemauan inilah yang membuat manusia bisa
berubah, sehingga manusia yang buruk sekalipun dapat berubah
menjadi lebih baik jika ia mau merubahnya.
b. Menekankan kondisi waktu pada saat ini dan disini ( now and here ).
Pokok terapi AT adalah mengatasi masalah konseli agar dia memiliki
kemampuan dan rasa bebas untuk menentukan pilihannya. Hal ini
dimulai dengan menganalisis interaksinya dengan konselor atau
dengan orang lain. Hal itu adalah persoalan interaksi sekarang, kini
dan disini.
c. Memudahkan konselor dalam mengobservasi. Pada umumnya teori
yang muncul dari laboratorium itu sulit diamati karena itu terlihat
abstrak, akan tetapi ajaran Berne tentang status ego (O, D, dan A)
adalah konsep yang dapat diamati secara nyata dalam setiap interaksi
atau komunikasi manusia.
d. Meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi. Fokus AT adalah
berpusat pada bagaimana cara konseli berinteraksi, maka terapi ini
juga mengacu pada interaksi, cara berbicara, kata-kata yang
dipergunakan konseli dalam berkomunikasi.
e. Menantang konseli untuk lebih sadar dan mandiri terhadap
keputusan-keputusannya. AT tidak hanya berusaha memperbaiki
sikap, persepsi, atau pemahamannya tentang dirinya sendiri. Sekaligus
mempunyai sumbangan positif terhadap keterampilan
berkomunikasinya dengan orang lain. Dan tidak merasa
ketergantungan terhadap orang lain.
10

Kelemahan dari pendekatan analisis transaksional, diantaranya :

a. Kurang efisien terhadap kontrak terapi. Banyak konseli yang


memiliki anggapan kurang baik terhadap dirinya atau tidak realistis
sehingga memerlukan beberapa kali pertemuan untuk meyakinkan
konseli dan hal ini dianggap tidak efisien dalam pelaksanaannya.
b. Banyaknya terminologi atau istilah-istilah yang digunakan dalam
analisis transaksional cukup membingungkan.
c. Subyektif dalam menafisirkan status ego. Dalam hal ini berkaitan
dengan ungkapan konseli apakah termasuk kedalam status ego orang
tua, dewasa, arau anak-anak merupakan penilaian yang subjektif.
11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan analisis transaksional atau pendekatan AT adalah
pendekatan psikoterapi yang menekankan pada hubungan interaksional.
Pendekatan AT merupakan karya dari Eric Berne pada tahun 1961, yang
melalui proses panjang kurang lebih 15 tahun. Analisis transaksional
didasarkan kepada asumsi maupun anggapan bahwa individu mampu
memahami keputusan-keputusannya yang telah dibuat pada masa lalu dan
kemudian dapat memilih dan memutuskan kembali atau menyesuaikan
keputusan saat ini dengan apa yang pernah diambil. Tujuan utama dari
pendekatan AT adalah untuk membantu konseli dalam menentukan
keputusan-keputusan yang menyangkut tingkah lakunya saat ini dan arah
hidupnya nanti.
Dalam hal ini Eric Berne mengamati kehidupan sehari-hari yang mana
status ego dibagi menjadi 3 yakni SEO, SED dan SEA. Transaksi dalam
pendekatan ini ada 3 macam yakni, transaksi komplementer, transaksi silang
dan transaksi terselubung. Dari ketiga transaksi tersebut akan menentukan
posisi kehidupan antara lain : saya OK – kamu OK, saya OK – kamu tidak
OK, saya tidak OK – kamu OK dan saya tidak OK – kamu tidak OK.
Keterlasanaan dan kelancaran pendekatan ini ditentukan oleh keadaan yang
baik dan efisien antara konselor dan konseli yang mana mampu bekerja sama
dengan baik selama proses konseling berlangsung.
B. Saran
Jika ditinjau ulang tentu di dalam makalah yang kami buat tidak akan
lepas dari koreksi pembaca. Karena kami menyadari bahwa apa yang kami
sampaikan sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran yang membangun dari para pembaca agar nantinya
makalah ini dapat menjadi lebih baik untuk dikonsumsi oleh kita semua.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Baraja, A. (2004). Psikologi Konseling dan Teknik Konseling. Jakarta: Penerbit


Studio Press Jakarta.

Corey, G. (2009). Teori dan praktik, konseling dan psikoterapi. Bandung: PT.
Refika Aditama.

Miftahul Fikri, Y. K. (Vol. 10, No. 1, Edisi Januari-Juni 2020). Transactional Analysis
Counseling Untuk Meningkatkan Sosial Care Siswa. Jurnal Pendidikan dan
Konseling, 4-6.

Surya, M. (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Widiatmoko, M. A. (2018). Pendekatan konseling analisis transaksional untuk


mengembangkan kesadaran diri remaja. Jurnal Kajian Pendidikan dan
Pengajaran, 99-103.

Yuda Syahputra, N. N. (Volume 5, Nomor 2, Tahun 2019). ANALISIS


TRANSAKSIONAL DALAM SETTING KELOMPOK. Jurnal Bimbingan dan
Konseling Ar-Rahman, 125-127.

12

Anda mungkin juga menyukai