Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEORI BIMBINGAN KONSLING ISLAM

MENJELASKAN PENDEKATAN ANALISIN TRANSAKSIONAL

Dosen pengampu ; Riska Eliza Pertiwi M.PD

Di susun Oleh:

Hariadi (20220290430041)

JURUSAN BIMBINGAN KONSLING ISLAM (BKI)


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NURUL HAKIM [IAINH]
KEDIRI
2023

J 1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu pemenuhan Tugas
dalam mata kuliyah manajamenpendidikan islam

Sholawat teririmg salam tak lupak kita haturkan kepada nsbi Muhammad saw yang telah
membawa umatnya dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benerang yakni, agama
islam.

Kediri, 9 Mei 2023

Penulis

J 2
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................I

KATA PENGANTAR..................................................................II

DAFTAR ISI.................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................

A. Latar belakang...........................................................................IV
B. Rumusan masalah......................................................................V
C. Tujuan.......................................................................................VI
BAB II PEMBAHASAN ............................................................

A. Pendekatan Konsling Analisis transaksional


B. Pandangan Tentang Manusia menurut Pendekatan Konseling Analisis Transaksional

C. Konsep Dasar Pendekatan Konseling Analisis Transaksional

D. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah Dalam Pendekatan Konseling Analisis Transaksional

E. Deskripsi Proses Konseling dengan Pendekatan Konseling Analisis Transaksional

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................IX
DAFTAR PUSTAKA .................................................................

J 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendekatan Konseling Analisis Transaksional


Sejarah Teori Pendekatan Konseling Analisis Transaksional
Pendekatan Konseling Analisis transaksional dikembangkan oleh Eric Berne (1910-
1970) setelah ia mendapatkan gelar M. D (Medical Doctor). Dari McGill university di
montreal pada tahun 1935. Ia menyelesaikan spesialisasi psikiatri di yale University.
Ketika mengabdi di tentara Amerika Serikat (US Army) selama tahun 1943-1946, ia mulai
bereksperimen tentang terapi kelompok. Setelah itu ia memulai praktik psikiatri di Carmel,
California. Berdasarkan hasil observasinya terhadap konseli-konseli, Berne membuat
kesimpulan tentang struktur dan fungsi kepribadian yang bertentangan dengan sebagian
besar psikiatris jaman itu, sekitar pertengahan 1950. Pada usia 46 tahun, ia mengundurkan
diri dari keanggotaan di the Psychoanalitic Institute. Kemudian ia mendobrak asumsi dasar
dari Psikiatri tradisional dan mulai berpraktik dengan Transaksional Analysis. Pada tahun
1946 ia menerbitkan buku Games People Play yang menjadi International best-seller
(Corey, 1995:372).
Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang
menekankan pada hubungan interaksional. Transaksional maksudnya ialah hubungan
komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Adapun hal yang dianalisis yaitu meliputi
bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka. Dari hasil analisis dapat ditarik
kesimpulan apakah transaksi yang terjadi berlangsung secara tepat, benar dan wajar.
Bentuk, cara dan isi komunikasi dapat menggambarkan apakah seseorang tersebut sedang
mengalami masalah atau tidak (Gantina, 2011: 89)
Teori analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne (1964), yang
ditulisnya dalam buku Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal
dari kelompok Humanisme. Teori analisis transaksional merupakan teori terapi yang sangat
populer dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku.
Teori analisis transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antarpribadi yang
mendasar. (Corey, 1995: 372).

J 4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan konsling analisis trasaksional

Pendekatan Konseling Analisis Transaksional merupakan pendekatan yang dapat


digunakan pada setting individual maupun kelompok. Pendekatan ini berbeda dengan
kebanyakan pendekatan terapi, baik dari segi kontraktual maupun pengambilan keputusan.
Pendekatan ini memfokuskan pada pengambilan keputusan di awal yang dilakukan oleh
konseli dan menekankan pada kapasitas konseli untuk membuat keputusan baru dan
mengganti arah hidupnya (Corey, 1986, p.149 dalam Gantina Komalasari, 2011, p. 89)

Pendekatan Konseling Analisis transaksional terdiri dari dua kata, analisis yang
berarti pengujian sesuatu secara detail agar lebih memahami atau agar dapatmenarik
kesimpulan dari hasil pengujian tersebut, sedangkan transaksional atau transaksi adalah unit
pokok dari sebuah hubungan sosial. Dengan demikian analisis transaksional adalah metode
yang digunakan untuk mempelajari interaksi antar individu dan pengaruh yang bersifat
timbal balik yang merupakan gambaran kepribadian seseorang (corey, 1995: 390)

B. Pandangan Tentang Manusia menurut Pendekatan Konseling Analisis


Transaksional

Pendekatan konseling analisis transaksional berakar dari filosofi aniderministik.


Filsafat ini menempatkan kepercayaan pada kapasitas individu untuk meningkatkan
kebiasaan dan memilih btujuan dan tingkah laku baru. Pendekatan ini melihat individu
dipengaruhi oleh ekspektasi dan tuntutan dari orang-orang yang signifikan baginya, terutama
pada pengambilan keputusan pada masa-masa dimana individu masih bergantung terhadap
orang lain. Akan tetapi keputusan awal tersebut tidak lagi sesuai sehingga dapat membuat
keputusan baru (Thompson,et.al.,2004, p.266:Corey, 1986, p. 150-151). Dikutip dari
(Gantina Komalasari 2011, p.92

C. Konsep Dasar Pendekatan Konseling Analisis Transaksional

Pendekatan konseling analisis transaksional memiliki asumsi dasar bahwa perilaku


komunikasi seseorang dipengaruhi oleh ego state yang dipilihnya, setiap tindakan komunikasi
5
dipandang sebagai sebuah transaksi yang didalamnya turut melibatkan ego state serta sebagai
pengalaman dari masa kecil,setiap orang cenderung memilih salah satu dari empat kemungkinan
posisi hidup.Pendekatan ini dapat digunakan pada seting individual maupun kelompok yang
melibatkan kontrak yang dikembangkan oleh konseli yang dengan jelas menyebutkan tujuan dan arah
dari proses terapi. Selanjutnya pendekatan ini memfokuskan pada pengambilan keputusan diawal
dilakukan oleh klien dan menenkankan pada aspek kognitif ,rasional dan tingkah laku dari
kepribadian dan beriorentasi pada peningkatan kesadaran sehingga konseli dapat membuat keputusan
J
baru dan mengganti arah hidupnya (Corey, 1995: 376):

D. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah Dalam Pendekatan Konseling Analisis


Transaksional

Pendekatan konseling analisis transaksional berlandaskan suatu teori kepribadian yang


berkenaan dengan analisis struktural dan transaksional. Teori ini menyajikan suatu kerangka
bagi analisis terhadap tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu: orang tua, dewasa, anak. Sifat
kontraktual proses terapeutik analisis transaksional cenderung mempersamakan kedudukan
konselor dan klien. Adalah menjadi tanggung jawab klien untuk menentukan apa yang akan
diubahnya. Pada dasarnya, analisis transaksional berasumsi bahwa manusia itu:
1.Manusia memiliki pilihan-pilihan dan tidak dibelenggu oleh masa lampaunya (Manusia selalu
berubah dan bebas untuk menentukan pilihanya). Ada tiga hal yang membuat manusia selalu
berubah, yaitu :
1 .Manusia (klien) adalah orang yang “telah cukup lama menderita”, karena itu mereka ingin
bahagia dan mereka berusaha melakukan perubahan.
2. Adanya kebosanan, kejenuhan atau putus asa. Manusia tidak puas dengan kehidupan yang
monoton, kendatipun tidak menderita bahkan berkecukupan

3. Keadaan yang monoton akan melahirkan perasaan jenuh atau bosan, karena itu individu
terdorong dan berupaya untuk melakukan perubahan Manusia bisa berubah karena adanya
penemuan tiba-tiba. Hal ini merupakan hasil AT yang dapat diamati. Banyak orang yang pada
mulanya tidak mau atau tidak tahu dengan perubahan, tetapi dengan adanya informasi, cerita,
atau pengetahuan baru yang membuka cakrawala barunya, maka ia menjadi bersemangat untuk
menyelidiki terus dan berupaya melakukan perubahan.
Manusia sanggup melampaui pengondisian dan pemprograman awal (manusia dapat berubah asalkan
ia mau). Perubahan manusia itu adalah persoalan di sini dan sekarang (here and now). Berbeda
dengan psikoanalisis, yang cenderung deterministik, di mana sesuatu yang terjadi pada manusia
sekarang ditilik dari masa lalunya. Bagi AT, manusia sekarang memiliki kehendak, karena itu
perilaku manusia sekarang adalah persoalan sekarang dan di sini. Kendatipun ada hubungannya
dengan masa lalu, tapi bukan seluruhnya perilaku hari ini ditentukan oleh pengalaman masa lalunya.
Manusia bisa belajar mempercayai dirinya dirinya sendiri , berpikir dan memutuskan untuk dirinya
sendiri, dan mengungkapkan perasaan-persaannya.
Manusia sanggup untuk tampil di luar pola-pola kebisaaan dan menyeleksi tujuan-tujuan dan tingkah
laku baru. Manusia bertingkah laku dipengaruhi oleh pengharapan dan tuntutan dari orang-orang
lain. Manusia dilahirkan bebas, tetapi salah satu yang pertama dipelajari adalah berbuat
sebagaimana yang diperintahkan (Corey, 1995: 385)

E. Deskripsi Proses Konseling dengan Pendekatan Konseling Analisis Transaksional


6
1. Karakteristik konselor
Analisis transaksional didesain untuk mendapatkan pemahaman tentang emosional dan juga
intelektual, tetapi harus difokuskan pada pada aspek-aspek yang jelas dan rasional, konselor
memiliki karakteristik sebagian besar sebagai penaruh perhatian pada isu kognitif dan didaktif.
Konselor membantu klien dalam hal menemukan kondisi maa lalu yang tidak menguntungkan,
yaitu menentukan keputusan awal, menggunakan rencana hidup, serta mengembangkan strategi
dalam hal menangani orang-orang yang pada saat ini ingin mereka pertimbangkan
J
kembali.Konselor tidak memainkan peran sebagai pakar superior yang terpisah, dan berjauhan
tempatnya, yang ada disana untuk menyembuhkan “pasien yang sakit”. Sebagian besar dari
teoritikus AT menekankan pada pentingnya hubungan yang sederajat dan menunjuk pada kontrak
terapi sebagai bukti bahwa konselor dan klien adalah mitra dalam proses konseling itu. Maka,
konselor membawa pengetahuan mereka dalam konteks kontrak yang jelas dan khas yang
diinisiatifkan oleh klien (Corey, 1995: 386)
Karakteristik terapis adalah sebagai penolong klien untuk mendapatkan perangkat yang
dibutuhkan untuk mendapatkan perubahan.Konselor mendorong serta mengajar klien untuk
menaruh kepercayaan pada Orang Dewasa, mereka sendiri dan bukan Orang Dewasanya
konselor.Praktek AT kontemporer menekankan bahwa tugas kunci konselor adalah untuk membantu
klien menemukan kekuatan internal mereka untuk mendapatkan perubahan dengan jalan mengambil
keputusan yang lebih cocok sekarang, sebagai lawan dari terus saja hidup berdasarkan keputusan
yang kuno yang telah klien buat pada masa kanak-kanak.Karakteristik sebenarnya dari konselor
adalah membiarkan klien/konseli menemukan kekuatan mereka sendiri (Corey, 1995: 386)
2. Karakteristik Klien
Karakteristik yang dimiliki klien adalah mampu untuk dibantu membuat keputusan baru
mengenai perilaku mereka pada saat ini dan arah hidup mereka. Konseli dapat mempelajari
alternatif dan cara hidup yang deterministik. Esensi dari terapi adalah menggantikan suatu gaya
hidup yang berciri memainkan permainan dan suratan hidup menaklukan diri sendiri yang
manipulatif dengan gaya hidup yang berciri kesadaran, spontanitas, dan keakraban. Klien belajar
untuk “menulis sendiri suratan hidupnya” dan bukan secara pasif “disurati” (ditentukan suratan
hidupnya). Menurut Mary Goulding (1987), esensi terapi mengambil keputusan ulang terdiri
dari perubahan kontraktual. Dengan melalui kerja sama, konselor dan klien menegakkan sasaran
terapi yang spesifik, kemudian klien dibantu dalam hal memegang kontrol atas pikiran, perasaan
dan perbuatan mereka (Corey,1995: 387)

J
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam
suatu hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang
dipertukarkan adalah pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis
transaksional sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi
(siapa-siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan).

Dalam terapi ini hubungan klien dengan konselor dipandang sebagai suatu
transaksional ( interaksi, tindakan yang diambil, tanya jawab ) dimana masing-
masing partisipan berhubungan satu dengan yang lainnya sebagai fungsi tujuan
tertentu. Setiap tindakan dengan orang lain merupakan proses timbal-balik dan
peraturan memulai, merespon, dan memberi umpan balik.

B. SARAN

Diharapkan para konselor untuk menggunakan pendekatan Analisis Transaksional


apabila menemui masalah seperti diatas. Karena menurut kelompok kami pendekatan
Analisis Transaksional tersebuttepat untuk menangani masalah seperti diatas.

J
DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, Gantina dkk. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta:


PT Indeks
Sukardi, Dewa Ketut. 1984. Pengantar Teori Konseling. Jakarta:
Ghalia Indonesia
Correy,G.1982.Theory and Practice Of Counseling and Psycotheraphy. California: Cole
Publishing Company
Alwisol.2005.Psikologi Kepribadian. Malang:Universitas Muhammadiyah Malang.
http://sindyarsita.wordpress.com/2013/04/14/analisa-transaksional/

J
10

J
J 11
J 12

Anda mungkin juga menyukai