Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

“Atribusi Sosial dan Komunikasi”

Dosen Pengajar :

Bapak Abdul Hamid S.Psi. , M.Psi. , Psikolog

Disusun Oleh :

Nurhajar (09422211003)
Della Nazla Abd. Wahab (09422211021)
Rosa Febrina Imelda (0942211035)

FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KHAIRUN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam judul

Berbagai hambatan dan kesulitan yang terjadi selama proses penulisan makalah kiranya
dapat teratasi berkat adanya bantuan, saran ataupun nasehat yang diberikan oleh oleh beberapa
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengaturkan ucapan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Semoga tuhan yang maha kuasa memberikan pahala yang sepadan dengan jerih payah bapak ibu
dan teman-teman lakukan. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, dengan hati
terbuka penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun. Akhirnya semoga makalah
ini dapat memberi manfaat, baik bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................

A..........................................................................................................................Latar
Belakang..............................................................................................................
B..........................................................................................................................Rumusa
n Masalah............................................................................................................
C..........................................................................................................................Tujuan
Pembahasan.........................................................................................................

BAB II : KAJIAN PUSTAKA............................................................................................

A..........................................................................................................................Teori
Atribusi Sosial.....................................................................................................
B..........................................................................................................................Teori
Komunikasi Psikologi.........................................................................................

BAB III :PENUTUP............................................................................................................

A..........................................................................................................................Kesimp
ulan......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atribusi sosial dan komunikasi adalah dua topik yang menjadi fokus utama dalam bidang
psikologi sosial. Atribusi sosial adalah bagaimana manusia mencoba untuk memahami dan memberikan
arti terhadap perilaku orang lain dan diri sendiri. Teori ini berfokus pada proses mental yang terjadi ketika
manusia mencari dan memberikan makna terhadap perilaku. Menurut teori ini, atribusi sosial dapat dibagi
menjadi dua yaitu atribusi internal dan eksternal.
Atribusi internal terjadi ketika manusia mencari penyebab perilaku dalam karakteristik individu
seperti kecerdasan, kemampuan, atau sikap.
Sedangkan atribusi eksternal terjadi ketika manusia mencari penyebab perilaku dalam situasi
eksternal seperti keadaan lingkungan, tekanan sosial, atau kondisi fisik.Sementara itu, komunikasi
psikologi membahas bagaimana manusia berkomunikasi satu sama lain dan bagaimana proses komunikasi
dapat mempengaruhi perilaku dan pikiran manusia.
Teori komunikasi psikologi menjelaskan bahwa komunikasi melibatkan proses penyampaian
informasi dan makna antara dua atau lebih orang. Teori ini mencakup aspek-aspek seperti persepsi, sikap,
motivasi, bahasa tubuh, dan faktor psikologis lainnya yang mempengaruhi bagaimana manusia
berkomunikasi satu sama lain.

B. Rumusan Masalah
 Apa yang di maksud dengan Atribusi Sosial dan
 Komunikasi Psikologi
C. Tujuan
 Mengetahui tentang Atribusi Sosial
 Mengetahui tentang Komunikasi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Atribusi Sosial
Teori atribusi sosial mencoba menjelaskan bagaimana orang membuat penilaian atau atribusi tentang
perilaku orang lain dan mengapa orang membuat atribusi tertentu. Menurut Fritz Heider, pendiri teori
atribusi sosial, orang cenderung membuat atribusi berdasarkan dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Menurut Harold Kelley, ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat atribusi
yaitu kesesuaian, konsensus, dan konsistensi.
Dalam konteks hubungan antara teori atribusi sosial dan komunikasi, teori atribusi sosial dapat
membantu untuk memahami bagaimana orang menginterpretasikan pesan yang diterima dari orang lain.
Misalnya, orang dapat membuat atribusi tentang niat atau motivasi dari pesan yang diterima dari orang
lain, yang dapat mempengaruhi bagaimana mereka merespons pesan tersebut.

Menurut Baron dan Byrne (dalam King, 2014) atribusi sosial adalah proses yang kita lakukan untuk
mencari penyebab dari perilaku ornag lain sehingga mendapatkan pengetahuan mengenai karakteristik
stabiil dari orang tersebut.

Menurut Weiner (dalam Hudaniah, 2003) atribusi merupakan suatu proses penilaian tentang
penyebab, yang dilakukan individu setiap hari terhadap berbagai peristiwa, dengan atau tanpa disadari.

Menurut Koentjoro (2005) atribusi merupakan elemen persepsi sosial, yaitu suatu proses bagaimana
seseorang mencari kejelasan sebab- akibat dari perilaku orang lain.

Menurut Sears (1996) atribusi merupakan proses mencari penjelasan sebab akibat atas berbagai
peristiwa sosial, terutama terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri maupun orang lain serta akibat
yang ditimbulkan bagi dirinya atau orang. Atribusi menjadi mediator antara stimulus yang ditemui dalam
hidup seperti sesuatu yang dilihat, didengar, diraba dengan respon- respon terhadap stimulus tersebut.
Respon ini meliputi pemikiran, perasaan dan juga tindakan, dengan perkataan lain, seseorang tidak
langsung merespon terhadap peristiwa di sekitarnya, melainkan ia merespon kepada makna atau
interpretasi yang diberikan kepada peristiwa tersebut. Oleh karena itu stimulus yang sama dapat
menyebabkan respon yang berbeda karena interpretasi yang berbeda.

Menurut Heider (dalam Meinarno & Sarwono, 2018) mengemukakan orang yang mengatribusikan
peristiwa yang dialaminya pada sesuatu yang di luar dirinya akan memiliki cara yang berbeda untuk
menghadapi peristiwa tersebut dibandingkan denganorang yang tipe atribusinya internal. Teori ini
mengungkapkan saat individu melihat perilaku orang lain maka harus melihat sebab dari tindakan orang
tersebut, dengan demikian individu memiliki kemampuan dalam menjalin suatu hubungan dan dapat
memprediksi perilaku.

Atribusi internal muncul jika individu menganggap adanya tanggung jawab individu terhadap suatu
kejadian atau suatu hal karena sifat-sifat yang ada pada diri individu tersebut. Sebaliknya atribusi
eksternal mencakup semua penyebab eksternal seseorang seperti: tekanan orang lain, keberuntungan
uang, situasi sosial atau cuaca, Jadi atribusi eksternal mempunyai sifat tanggung jawab suatu kejadian
berdasarkan pada lingkungan atau situasi yang ada di sekitar individu.

Menurut Myers (2012), kecenderungan memberi atribusi disebabkan oleh kecenderungan manusia
untuk menjelaskan segalasesuatu termasuk apa yang ada dibalik perilaku orang lain.
Menurut Hudaniah (2009), atribusi adalah proses yang kita lakukan untuk mencari jawaban atas
pertanyaan mengapa atau apa sebabnya atas perilaku orang lain ataupun diri sendiri.

Berdasarkan definisi para ahli yang telah disebutkan di atas, peneliti menggunakan definisi dari
Weiner (dalam Hudaniah, 2003) dikarenakan pengertian yang diberikan merujuk kepada atribusi sosial
yang ingin diteliti dan juga memiliki aspek-aspek yang akan dipakai di dalam penelitian untuk pembuatan
skala penelitian.
1. Dimensi Atribusi Sosial
Menurut Weiner (dalam Hudaniah, 2003) ada tiga dimensi yang dapat diidentifikasi yang
berkaitan dengan atribusi ini yaitu tempat sebab-akibat (locus), stabilitas atau instabilitas
(stability) dan kemampuan mengendalikan (controllability) sebagai berikut:
a. Tempat sebab-akibat (locus)
Tempat sebab-akibat (locus) yaitu suatu peristiwa atau tindakan tertentu
disebabkan oleh keadaan internal (hal ini disebut sebagai atribusi internal) atau kekuatan
eksternal (atribusi eksternal). Atribusi internal mencakup semua penyebab internal
seseorang seperti keadaan hati, sikap, ciri kepribadian, kemampuan, kesehatan dan
keinginan. Atribusi eksternal akan mencakup semua penyebab esternal seseorang (diluar
diri orang itu) seperti tekanan orang lain, uang, sifat situasi, sosial, cuaca dan seterusnya.
b. Stabilitas atau instabilitas (stability)
Stabilitas atau instabilitas (stability) yaitu suatu peristiwa atau perilaku tertentu
itu stabil atau tidak stabil. Dengan kata lain stabilitas mengandung makna seberapa
permanen atau berubah- ubahnya suatu sebab. Penyebab bersifat stabil jika merupakan
bagian yang relatif permanen dari suatu keadaan lingkungan atau keadaan internal
seseorang. Beberapa penyebab eksternal yang cukup stabil seperti peraturan, undang-
undang atau taraf kesulitan suatu tugas. Sementara itu penyebab eksternal yang tidak
stabil seperti cuaca, keberuntungan. Penyebab internal juga dapat bersifat stabil seperti
bakat dan kemampuan. Maupun tidak stabil seperti usaha dan perasaan.
c. Kemampuan Mengendalikan (controlability)
Kemampuan Mengendalikan (controlability) yaitu suatu penyebab dapat
dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan oleh seseorang individu. Kemampuan
mengendalikan atau ketidakmampuan mengendalikan ini dapat berada bersama dengan
kombinasi locus dan stability.

Misalnya penyebab internal yang tidak stabil seperti usaha, biasanya dipandang sebagai dapat
dikendalikan. Sebaliknya penyebab internal yang stabil seperti kemampuan sebagai penyebab yang sulit
dikendalikan. Penyebab eksternal yang tidak stabil seperti keberuntungan maupun penyebab eksternal
yang stabil seperti norma sama-sama tidak dapat dikendalikan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa peneliti tentang Teori atribusi dapat disimpulkan bahwa
seseorang dalam bertindak disebabkan oleh kemauannya sendiri atau melihat penyebab perilaku orang
lain dimana keputusan dalam bersikap tergantung pada sifat, karakter, tekanan situasi atau keadapan
tertentu.
B. Teori Komunikasi Psikologi
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi, gagasan, atau pesan antara dua atau lebih individu.
Menurut Harold Lasswell, tujuan komunikasi adalah untuk menjawab pertanyaan "siapa mengatakan apa,
kepada siapa, melalui saluran apa, dengan efek apa?". Teori komunikasi juga mencakup beberapa konsep
penting seperti persepsi, interpretasi, pemahaman, dan feedback.
Teori Komunikasi Kelompok oleh Bruce Tuckman (1965): Teori ini menjelaskan bahwa dalam setiap
kelompok, terdapat empat tahap yang harus dilalui, yaitu pembentukan kelompok, konflik, penyatuan,
dan pelaksanaan. Teori ini dapat dilihat pada jurnal ilmiah "Developmental Sequence in Small Groups"
yang ditulis oleh Tuckman.

Teori Komunikasi Interpersonal oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor (1973): Teori ini menekankan
pentingnya hubungan interpersonal dalam proses komunikasi. Teori ini mencakup konsep proxemics
(jarak interpersonal), keterbukaan diri, dan penilaian sosial. Referensi yang dapat digunakan untuk
mempelajari teori ini adalah buku "Social Penetration: The Development of Interpersonal Relationships"
yang ditulis oleh Altman dan Taylor.

Teori Pertukaran Sosial oleh George Homans (1958): Teori ini menjelaskan bahwa komunikasi
terjadi ketika ada pertukaran sosial antara individu atau kelompok. Teori ini menekankan pentingnya
timbal balik dalam komunikasi dan konsep penguatan (reinforcement). Referensi yang dapat digunakan
untuk mempelajari teori ini adalah buku "The Human Group" yang ditulis oleh Homans.

Teori Komunikasi Nonverbal oleh Albert Mehrabian (1972): Teori ini menekankan pentingnya
komunikasi nonverbal, seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan intonasi suara dalam proses komunikasi.
Teori ini juga mencakup konsep kekongruenan antara pesan verbal dan nonverbal. Referensi yang dapat
digunakan untuk mempelajari teori ini adalah buku "Nonverbal Communication" yang ditulis oleh
Mehrabian.

Teori Komunikasi Simbolik oleh Ernest Becker (1964): Teori ini menjelaskan bahwa manusia
menggunakan simbol untuk berkomunikasi, seperti kata-kata, lambang, dan tanda. Teori ini juga
menekankan pentingnya penggunaan simbol dalam proses identitas dan konstruksi sosial. Referensi yang
dapat digunakan untuk mempelajari teori ini adalah buku "The Birth and Death of Meaning" yang ditulis
oleh Becker.

Teori komunikasi psikologi membahas bagaimana pesan-pesan disampaikan dan diterima antara
individu atau kelompok. Teori ini mencakup berbagai aspek komunikasi, termasuk pengaruh bahasa,
nonverbal, dan komunikasi interpersonal. Teori komunikasi psikologi juga mencakup bagaimana pesan-
pesan disampaikan secara efektif dan bagaimana pesan-pesan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti kognisi, emosi, dan faktor lingkungan.

Komunikasi psikologi membahas bagaimana manusia berkomunikasi satu sama lain dan bagaimana
proses komunikasi dapat mempengaruhi perilaku dan pikiran manusia. Teori komunikasi psikologi
menjelaskan bahwa komunikasi melibatkan proses penyampaian informasi dan makna antara dua atau
lebih orang. Teori ini mencakup aspek-aspek seperti persepsi, sikap, motivasi, bahasa tubuh, dan faktor
psikologis lainnya yang mempengaruhi bagaimana manusia berkomunikasi satu sama lain.

Teori komunikasi psikologi dapat membantu untuk memahami bagaimana pesan yang disampaikan
oleh orang tersebut dipahami oleh orang lain dan bagaimana pesan tersebut dapat mempengaruhi perilaku
dan sikap orang lain.
BAB III
KESIMPULAN

Teori tentang atribusi sosial dan komunikasi psikologi adalah dua bidang yang saling terkait
dalam psikologi sosial.
Atribusi sosial mencoba menjelaskan bagaimana orang memberikan makna pada perilaku orang
lain dan situasi tertentu. Teori ini mengasumsikan bahwa orang cenderung mencari penyebab atau alasan
di balik perilaku orang lain dan kejadian yang mereka alami.
komunikasi psikologi membahas bagaimana pesan-pesan disampaikan dan diterima antara
individu atau kelompok. Teori ini mencakup berbagai aspek komunikasi, termasuk pengaruh bahasa,
nonverbal, dan komunikasi interpersonal.
Kedua teori ini saling terkait karena komunikasi antarindividu dan kelompok dapat
mempengaruhi atribusi sosial yang dibuat oleh orang lain. Dalam praktiknya, teori atribusi sosial dan
komunikasi psikologi sering digunakan bersamaan untuk memahami dan memprediksi perilaku manusia
dalam situasi interpersonal. Sebagai contoh, ketika seseorang berbicara dengan orang lain, teori atribusi
sosial dapat membantu untuk memahami mengapa orang tersebut berperilaku seperti itu. Di sisi lain, teori
komunikasi psikologi dapat membantu untuk memahami bagaimana pesan yang disampaikan oleh orang
tersebut dipahami oleh orang lain dan bagaimana pesan tersebut dapat mempengaruhi perilaku dan sikap
orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Farhani, Aimmatun Dzulfi. Hubungan Antara Atribusi Sosial dengan Perilaku Altruistik pada Warga
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Diss. UIN Ar-Raniry, 2021.

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/17863/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=7&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai