Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI

PERAN DAN FUNGSI ATRIBUSI DALAM KOMUNIKASI INDIVIDU,


KELOMPOK, DAN MASSA

Dosen Pengampu:
Dr. H. A. Hari Witono, M.Pd.,Kons.

Oleh:
Kelompok 7
Nor Aisyah L1B22320016
Tutik Rahmawati L1B02310060
Withadarma Seva L1B02310061

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat waktu
dan sesuai dengan harapan kami. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini, terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga isi dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Mataram, 24 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 4
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 4
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Definisi Atribusi …………..…………………........................................ 5
2.2 Teori Atribusi …………………………..…......………………………. 5
2.3 Fungsi Atribusi dalam Proses Komunikasi ……………………………. 7
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses komunikasi baik individu, kelompok, maupun massa pasti
terdapat proses pembentukan kesan pada individu yang terlibat. Sebagai
komunikator tentu akan selalu bertanya-tanya tentang perilaku yang kita lihat dari
orang lain. Perilaku yang nampak dari dalam diri kita pun dengan sendirinya
disimpulkan saat sedang bersama orang lain.
Pengamatan mengenai makna dari perilaku dalam komunikasi ini mengacu
pada proses atribusi. Proses atribusi ini sangat berguna untuk membantu
pemahaman kita akan penyebab perilaku dan merupakan mediator penting bagi
reaksi kita terhadap dunia sosial.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan atribusi?
b. Bagaimana proses teori atribusi?
c. Apa fungsi atribusi dalam proses komunikasi?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan atribusi.
b. Untuk mengetahui bagaimana model-model yang terdapat dalam teori
atribusi.
c. Untuk mengetahui apa fungsi atribusi dalam proses komunikasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Atribusi


Atribusi merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk mencari jawaban
dari pertanyaan mengapa atau penyebab atas suatu perilaku orang lain ataupun diri
sendiri. Dalam psikologi komunikasi, istilah atribusi merujuk pada proses
menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pola
perilakunya yang tampak (Baron dan Byrne, 1979 dalam Rakhmat, 2011 : 93).
Atribusi adalah proses yang menggambarkan cara individu menjelaskan,
menginterpretasi, dan mengambil kesimpulan terhadap peristiwa-peristiwa yang
berhubungan dengan dirinya maupun peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan
orang lain. Secara spesifik, atribusi sosial adalah cara seseorang dalam melakukan
proses persepsi dan interpretasi terhadap sebab-sebab perilaku yang dilakukan oleh
orang lain.
Teori mengenai atribusi ini pada awalnya dikemukakan oleh Fritz Heider
(1958). Kemudian teori ini dikembangkan lebih lanjut oleh Edward Jones dan Keith
Davis (1965), Harold Kelley (1967, 1972), dan Bernard Weiner (1974) sehingga
menjadi sebuah paradigma penelitian utama dalam psikologi sosial. Menurut Fritz
Heider, pencetus teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman akan reaksi
seseorang terhadap peristiwa disekitar mereka, dengan mengetahui alasan-alasan dan
kejadian yang dialami.

2.2 Teori Atribusi


Teori Atribusi ini menjelaskan bahwa ketika individu mengamati perilaku
individu lainnya, individu tersebut berupaya untuk menjelaskan apakah perilaku
tersebut disebabkan pihak internal ataupun eksternal (Robbins dan Judge, 2008).
Perilaku yang disebabkan secara internal merupakan perilaku yang berada pada

5
tingkah laku pribadi seorang individu sendiri. Perilaku yang disebabkan secara
eksternal merupakan perilaku yang dianggap sebagai akibat dari pihak luar, yaitu
individu secara tidak langsung atau dipaksa berperilaku demikian oleh suatu kondisi.
Untuk mengetahui perilaku seseorang dipengaruhi faktor internal atau ekstenal,
menurut Jones dan Nisbett (1972), kita dapat memahami motif persona stimuli
dengan memperhatikan dua hal. Pertama, fokus pada perilaku yang hanya
memungkinkan satu atau sedikit penyebab. Kedua, memusatkan perhatian pada
perilaku yang menyimpang dari pola perilaku yang biasa. Menurut Heider, perilaku
ditentukan oleh faktor situasional atau kausalitas eksternal dan faktor personal atau
kausalitas internal.
 Faktor personal atau kausalitas internal
Berhubungan dengan atribusi personal seperti kemampuan, keterampilan,
jumlah usaha yang dilakukan, dan lain-lain.
 Faktor situasional atau kausalitas eksternal
Berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan seperti aturan dan kebijakan
organisasi, cuaca, dan lain-lain.

Menurut Rakhmat (2011) teori atribusi yang lebih terkenal merupakan teori
atribusi dari Harold Kelley (1972, 1973). Menurut Kelley, menentukan kausalitas
internal atau eksternal dengan memperhatikan tiga hal yaitu:
1. Kekhususan atau Kekhasan
Kekhususan mengacu pada perilaku seorang individu memperlihatkan
perilaku-perilaku yang berbeda dalam situasi-situasi yang berbeda. Apabila
perilaku dianggap biasa maka bisa disebabkan secara internal. Sebaliknya,
apabila perilaku dianggap tidak biasa maka bisa disebakan secara eksternal.
2. Konsensus
Konsensus mengacu pada apakah semua individu yang menghadapi suatu
kondisi yang serupa akan merespon dengan cara yang sama. Apabila konsensus

6
rendah, maka perilaku tersebut disebabkan secara internal. Sebaliknya, apabila
konsensus tinggi maka perilaku tersebut disebakan secara eksternal.
3. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada individu yang selalu merespons dalam cara yang
sama. Semakin konsisten perilaku, maka perilaku tersebut disebabkan secara
internal. Sebaliknya jika semakin tidak konsisten maka perilaku tersebut
disebabkan secara eksternal.

Sederhananya, Kelley berpendapat bahwa orang mengaitkan perilaku dengan


kausalitas internal atau faktor personal ketika mereka melihat kekhasan yang rendah,
konsensus yang rendah, dan konsistensi yang tinggi. Sementara itu, orang mengaitkan
perilaku dengan kausalitas eksternal atau faktor situasional ketika orang merasakan
kekhasan yang tinggi, konsensus yang tinggi, dan konsistensi yang rendah.

2.3 Fungsi Teori Atribusi dalam Proses Komunikasi


Pengaplikasian teori atribusi dalam proses komunikasi memiliki beberapa
fungsi yang runtut, yaitu:
a. Fungsi Menerangkan
Dalam suatu peristiwa atau fenomena yang terjadi terdapat beberapa variable
yang selanjutnya menjadi landasan dalam penyampaian teori atribusi ini.
Variable-variable tersebut akan menjelaskan atau memberikan sebuah
pemahaman atas sesuatu hal yang sedang terjadi.
b. Fungsi Memprediksi
Dalam teori atribusi kita dapat mengamati pola-pola yang timbul dalam
perilaku seseorang. Pola-pola tersebut dapat menjelaskan sifat-sifat orang
berdasarkan variable yang beragam untuk kemudian meramalkan sikap dan
prilaku seseorang dalam merespon sesuatu yang sedang terjadi.
c. Fungsi Menjelaskan

7
Pada dasarnya teori atribusi ini adalah menentukan mengapa seseorang
melakukan apa yang mereka lakukan. Dalam hal ini kita mengamati perilaku baik
individu, kelompok, maupun massa untuk mencoba memahami mengapa orang
lain melakukan sesuatu yang mungkin satu atau lebih atribusi menyebabkan
prilaku tersebut, asumsi-asumsi ini kemudian dalam aplikasinya menjelaskan
berbagai fenomena yang terkait dengan sikap manusia.
d. Fungsi Strategis
Setelah berhasil menerangkan, memprediksi, dan menjelaskan sebuah
peristiwa atau fenomena yang terjadi, teori atribusi kemudian menentukan
strategi. Strategi dalam hal ini adalah untuk menentukan tanggapan atau respon
selanjutnya terhadap sesuatu yang terjadi.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam proses komunikasi, atribusi memegang peran penting dalam
membentuk pemahaman individu terhadap perilaku orang lain maupun diri
sendiri. Melalui teori atribusi, individu dapat mencari jawaban atas pertanyaan
mengapa suatu perilaku terjadi dengan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhinya. Teori atribusi tidak hanya memberikan
pemahaman tentang penyebab perilaku, tetapi juga memiliki fungsi
menerangkan, memprediksi, menjelaskan, dan strategis dalam proses
komunikasi. Dengan demikian, pemahaman tentang atribusi dapat membantu
individu dalam menginterpretasi interaksi sosial dengan lebih baik dan
merumuskan respon yang tepat terhadap situasi yang dihadapi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Samsuar,MA (2019) ATRIBUSI. Jurnal Network Media Vol: 2 No.1. ISSN : 2569
– 6446. Universitas Dharmawangsa 65

Rakhmat, J. (2011). Psikologi komunikasi. Remaja Rosdakarya.

Riano Roy Purnaditya, Abdul Rohman (2015). PENGARUH PEMAHAMAN PAJAK,


KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN PAJAK(Studi Empiris Pada WP OP yang Melakukan
Kegiatan Usaha di KPP Pratama Semarang Candisari). ISSN
(Online): 2337-3806

10

Anda mungkin juga menyukai