Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS FILM “DUA GARIS BIRU” DARI SUDUT PANDANG PSIKOLOGI

KOMUNIKASI

Dosen Pembimbing:

Dra. Mustika Tarigan, M.Psi. Psikolog

Kelompok B

Denny Putra Pratama 198600369

Wildah Muhsanah Muzhar 198600408

Azizah 198600432

Ika Febriyani 198600413

Mukista Dwi Tirta 198600262

Sheila Ayu Andini 198600273

Tamara Chamdanny 208600148

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena masih memberikan
kami kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Semua ini tidak lepas dari
rahmat-Nya, sehingga semua hambatan dan kendala dalam penyusunan tugas ini dapat dilalui
dengan baik. Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Psikologi
Komunikasi, ibu Dra. Mustika Tarigan, M.Psi. Psikolog karena memberikan kepercayaan kepada
kami untuk dapat menyelesaikan tugas ini dan mengumpulkannya tepat waktu.

Kami menyadari makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami
mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi perbaikan pembuatan makalah
berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 04 November 2021

Kelompok B

DAFTAR ISI
SAMPUL………………………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR .........................................................................................................2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG ..............................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH ..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................5
A. TEORI – TEORI DALAM PSIKOLOGI KOMUNIKASI ............................................5
1. KOMUNIKASI INTERPERSONAL………………….……………....................... 5
2. KESALAHAN DALAM BERKOMUNIKASI…………………………………….... 7
B. ANALISIS FILM DUA GARIS BIRU DARI SUDUT PANDANG PSIKOLOGI
KOMUNIKASI ULASAN FILM DUA GARIS BIRU (2019)………………………….. 8
1. KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM FILM DUA GARIS BIRU…….…....9
2. KESALAHAN KOMUNIKASI DALAM FILM DUA GARIS
BIRU…………….......9
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….. 10
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………. 10
3.2 SARAN ………………………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris “communication” ), secara
epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan perkataan
ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makana “berbagi” atau “menjadi
milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi ini adalah manusia.

B. Rumusan Masalah
1.1 Menganalisis Komunikasi Interpersonal dalam film Dua Garis Biru
1.2 Menganalisis Kesalahan-Kesalahan umum berkomunikasi dalam film Dua Garis Biru
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori-teori dalam Psikologi Komunikasi

1. Komunikasi Interpersonal

antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang – orang


secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2004 : 73). Selain itu Menurut
Guerrero et al. (2007 yang dikutip oleh Brant R. Burleson dalam Berger, C. R dkk, 2014:207)
yang mengatakan bahwa: Komunikasi interpersonal adalah pertukaran pesan di antara dua
orang atau lebih dengan sebuah pesan yang menjadi feature atau perilaku orang lain, yang
dimaksudkan atau tidak, dapat diinterpretasikan oleh seorang penerima, tanpa batasan tentang
jumlah orang yang terlibat pertukaran tersebut.
Pentingnya suatu komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan
berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang
menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini
berfungsi ganda, masing – masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian.
Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk
terjadinya pergantian bersama (mutual understanding) dan empati. Dari proses ini terjadi rasa
saling menghormati bukan disebabkan status sosial melainkan didasarkan pada anggapan
bahwa masing – masing adalah manusia yang berhak dan wajib, pantas dan wajar dihargai
dan dihormati sebagai manusia.

Menurut Suranto A. W (2011: 9) komponen-komponen komunikasi interpersonal yaitu:


1) Sumber/ komunikator Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri, baik yang bersifat
emosional maupun informasional dengan orang lain. Kebutuhan ini dapat berupa keinginan
untuk memperoleh pengakuan sosial sampai pada keinginan untuk mempengaruhi sikap dan
tingkah laku orang lain. Dalam konteks komunikasi interpersonal komunikator adalah
individu yang menciptakan, memformulasikan, dan menyampaikan pesan.
2) Encoding Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam
menciptakan pesan melalui pemilihan simbolsimbol verbal dan non verbal, yang disusun
berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
3) Pesan Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik
verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang mewakili keadaan khusus
komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain. Dalam aktivitas komunikasi, pesan
merupakan unsur yang sangat penting. Pesan itulah disampaikan oleh komunikator untuk
diterima dan diinterpretasi oleh komunikan.
4) Penerima/ komunikan Adalah seseorang yang menerima, memahami, dan
menginterpretasi pesan. Dalam proses komunikasi interpersonal, penerima bersifat aktif,
selain menerima pesan melakukan pula proses interpretasi dan memberikan umpan balik.
Berdasarkan umpan balik dari komunikan inilah seorang komunikator akan dapat mengetahui
keefektifan komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami secara
bersama oleh kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan.
5) Respon Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan sebagai
sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon dapat bersifat positif, netral, maupun negatif.
Respon positif apabila sesuai dengan yang dikehendaki komunikator. Netral berarti respon itu
tidak menerima ataupun menolak keinginan komunikator. Dikatakan respon negatif apabila
tanggapan yang diberikan bertentangan dengan yang diinginkan oleh komunikator.

Selain itu ada beberapa teori komunikasi interpersonal, diantaranya :

1. Constructivism Theory (Teori Konstruktivisme)

Constructivism yang digagas oleh Jesse Delia dkk pada tahun 1980 adalah sebuah
teori ilmiah yang berupaya untuk menjelaskan mengapa beberapa orang lebih sukses dalam
mencapai tujuan komunikasi interpersonal dibandingkan dengan orang lain.

2. Attribution Theory (Teori Atribusi)

Fritz Haider adalah seorang ahli yang mempublikasikan attribution theory. Teori
atribusi menyajikan sebuah kerangka kerja untuk memahami bagaimana individu
menafsirkan perilaku dirinya sendiri dan perilaku orang lain. Setiap orang termotivasi untuk
memahami perilaku dan menjelaskan pola perilaku. Orang mengembangkan penjelasan
personal tentang motif-motif orang lain beserta maknanya yang pada gilirannya
mempengaruhi tindakan orang terhadap orang lain.

3. Action Assembly Theory (Teori Produksi Pesan)

Teori action assembly digagas oleh John Green pada tahun 1984. Teori action assembly
berusaha untuk menjelaskan asal muasal pemikiran yang dimiliki oleh manusia dan proses atau
cara manusia mengartikan pemikiran-pemikiran itu ke dalam bentuk komunikasi verbal maupun
komunikasi nonverbal.

2. Kesalahan dalam Berkomunikasi

Menurut Johnson (1981: 42) beberapa kesalahan umum yang sering kita lakukan
dalam komunikasi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pengirim pesan


 Cepat-cepat berbicara, tanpa menyusun pikiran kita terlebih dahulu.
 Menjejalkan terlalu banyak gagsan dalam pesan kita, apalagi kadang-kadang
gagasan-gagasan itu sering kali tidak saling berhubungan.
 Atau sebalikinya yaitu merumuskan pernyataan-pernyataan terlalu pendek,
sehingga tidak memuat cukup informasi dan pengulangan agar mudah dipahami.
 Mengabaikan jumlah informasi tentang pokok pesan yang sudah dimiliki oleh
penerima.
 Tidak menyesuaikan rumusan pesan kita dengan sudut pandang penerima.

2. Sebagai penerima pesan


 Tidak menaruh perhatian kepada pengirim.
 Sudah merumuskan jawaban sebelum mendengarkan semua yang hendak
dikatakan oleh pengirim.
 Cenderung mendengarkan detai-detail, seperti kata, intonasi, dan sebagainya,
bukan mendengarkan pesan secara keseluruhan.
 Memberi penilaian benar atau salah sebelum memahami sepenuhnya pesan yang
dkirimkan.

B. Analisis Film Dua Garis Biru dari Sudut Pandang Psikologi Komunikasi
Ulasan Film Dua Garis Biru (2019)

Dara dan Bima, masih duduk di kelas 3 SMA, ketika mereka tak sengaja pertama kali
melakukan hubungan badan yang tanpa disangka berujung pada kehamilan yang tidak
direncanakan. Keduanya bukan remaja dengan gaya hidup pergaulan bebas, keduanya adalah
remaja biasa yang sehari-hari sibuk hanya dengan sekolah dan keluarga. Film Dua Garis Biru
(2017) membahas segala A sampai Z usaha Dara dan Bima untuk berurusan dengan masalah
kehamilan yang tak direncanakan ini. Mulai dari pertimbangan untuk melakukan aborsi, Dara
yang dikeluarkan dari sekolah karena hamil, pernikahan dini Dara & Bima pun bagaimana mereka
harus belajar tanggung-jawab suami-istri dalam pernikahan di usia yang masih semuda itu,
pembahasan perceraian, pertimbangan untuk memberikan bayi mereka untuk diadopsi orang lain,
persalinan yang sangat beresiko, sampai pengasuhan anak kemudian.

Film Dua Garis Biru (2019) memang sangat kaya isu. Gina S. Noer, sebagai penulis naskah
dan sutradara, berhasil mengemas semuanya dengan sangat-amat baik, mengalir dalam ritme film
yang rapi dan teratur. Film ini menyoroti pula isu edukasi seks dan reproduksi (yang masih minim
perhatian di Indonesia), diskusi perihal menjadi orang tua (secara khusus disoroti dalam relasi
Dara dan ibunya, serta Bima dan ibunya), sampai perbedaan kelas sosial yang kentara antara Dara
dan Bima. Sebagaimana film yang ditulis Gina S. Noer sebelumnya (Posesif, 2017), film Dua
Garis Biru (2019) juga memberi warna baru untuk genre film remaja Indonesia, sebuah film
remaja yang bermuatan edukasi dengan kemasan menarik. Akhir penutup film ini bisa dibilang
tidak biasa: disanalah narasi baru terhadap pilihan perempuan terkait isu pengasuhan anak itu
benar-benar dihadirkan. Ketika Dara memandangi Bima dan bayinya dari dalam mobil dengan
wajah sedih, siap berangkat menuju Korea Selatan untuk mengejar mimpinya sejak lama. Dalam
film Dua Garis Biru (2019), Bima sebagai sosok laki- laki dan sosok ayah, bukan Dara sebagai
perempuan dan ibu, yang diceritakan akan menanggung tanggung-jawab pengasuhan bayi.

Genre : Drama, Remaja


Tanggal Rilis : 11 July 2019
Sutradara : Gina S. Noer
Pemain : Angga Yunanda, Zara Adhisty
Produser : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia, Reza Servia
Distributor : Starvision Durasi : 1 jam 53 menit
1. Komunikasi Interpersonal Dalam Film Dua Garis Biru

Joseph DeVito (1989) mengartikan komunikasi antarpribadi sebagai “proses


pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di sekelompok kecil
orang, dengan beberapa effect atau umpan balik seketika”. Selain itu Menurut Burgon
& Huffner (2002), komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan
kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face)
maupun dengan media. Sama halnya didalam film “Dua Garis Biru” ini,
Adegan pertama : Saat papa dara dan ibu dara datang menjenguk dara di uks sekolah.
Ada adegan dimana papa dan mama dara mengajak paksa dara untuk pulang, namun
bima menentang nya dengan mencoba menghalangi pintu uks. Dan berkata “ini semua
salah saya” tapi kedua orang tua dara tidak mengidahkan perkataan bima, dan tetap
membawa dara pergi.
Adegan kedua : ada saat dimana bima dan keluarga datang mengunjungi rumah dara,
dengan maksud untuk melamar dara. Di adegan ini terjadi komunikasi antar
interpersonal di antara kedua belah pihak, yang dimana mereka mendiskusikan untuk
menerima lamaran tersebut atau tidak.
Adegan ketiga : saat didalam kamar bima. Papa bima yang menyadari akan
perubahan sang anak mencoba untuk mencari waktu mengobrol dengan sang anak,
bima yang saat itu tau papa nya datang hanya bisa menatap langit-langit kamar. Tetapi
tidak lama bima mau berbicara dengan papanya. Adegan ini menunjukan adanya
faktor interpersonal yang terjadi di antara papa dan bima, diliat dengan cara papa bima
yang mendatangi kamar bima untuk bercerita.

2.Kesalahan Komunikasi Dalam Film Dua Garis Biru


➢ Sebagai pengirim pesan

• Cepat-cepat berbicara, tanpa menyusun pikiran kita terlebih dahulu.


(Terlihat pada adegan dimana ayah dara yang langsung memukul bima)

• Tidak menyesuaikan rumusan pesan kita dengan sudut pandang penerima.


( Terlihat pada adegan dimana ibu dara yang langsung bertanya dan
menyampaikan pendapatnya, agar anak dari bima dan dara di asuh oleh tantenya
dara.)

➢ Sebagai penerima pesan


• Sudah merumuskan jawaban sebelum mendengarkan semua yang hendak
dikatakan oleh pengirim. ( terdapat di salah satu adegan dimana dara yang marah
apabila anaknya diberikan kepada orang lain)

• Cenderung mendengarkan detail-detail, seperti kata, intonasi, dan


sebagainya, bukan mendengarkan pesan secara keseluruhan. ( Terlihat pada
adegan dimana dara yang sedang diinterogasi oleh kedua orang tuanya terkait
permasalahan yang timbulkan akibat kecerobohannya)

• Memberi penilaian benar atau salah sebelum memahami sepenuhnya


pesan yang dikirimkan. ( Terlihat pada adegan dimana dara yang marah dengan
bima)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam film dua garis biru teori yang digunakan adalah teori interpersonal, yaitu komunikasi
antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal. Kesalahan komunikasi yang
terdapat dalam film dua garis biru dalam sudut pandang pengirim pesan adalah cepat-cepat
berbicara, tanpa menyusun pikiran kita terlebih dahulu. (Terlihat pada adegan dimana ayah dara
yang langsung memukul bima). Kemudian tidak menyesuaikan rumusan pesan kita dengan sudut
pandang penerima. ( Terlihat pada adegan dimana ibu dara yang langsung bertanya dan
menyampaikan pendapatnya, agar anak dari bima dan dara di asuh oleh tantenya dara.)
Selain itu dari sudut pandang penerima pesan adalah sudah merumuskan jawaban sebelum
mendengarkan semua yang hendak dikatakan oleh pengirim. ( terdapat di salah satu adegan
dimana dara yang marah apabila anaknya diberikan kepada orang lain).
Kemudian cenderung mendengarkan detail-detail, seperti kata, intonasi, dan sebagainya, bukan
mendengarkan pesan secara keseluruhan. ( Terlihat pada adegan dimana dara yang sedang
diinterogasi oleh kedua orang tuanya terkait permasalahan yang timbulkan akibat
kecerobohannya).

DAFTAR PUSTAKA

Andjarwati, T. (2015). Motivasi dan Sudut Pandang Teori Hirarki

Kebutuhan Maslow, Teori Dua Faktor Herzberg. Teori X Y Mc Gregor.

Dan Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland. Ilmu Ekonomi dan Manajemen.

(1) 45-54.

Effendy & Onong U. (1989). Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.

Miftah, T. (2003). Perilaku Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rakhmat. J. (2018). Psikologi Komunikasi: Edisi Revisi. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.


Caesar, V. (2013). Konsep Diri Pada Lesbian di IT Center Manado (Suatu

Study Komunikasi Keluarga). Acta Diurna Komunikasi. 2(2).

Siregar, N. S.S. (2012). Kajian Tentang Interaksionisme

Simbolik. Perspektif, X2), 100-110.

http://eprints.umm.ac.id/37034/3/jiptummpp-gdl-bakhtiar20-51204-3-babii.pdf

http://eprints.upnjatim.ac.id/3318/2/file2.pdf https://pakarkomunikasi.com/teori-

komunikasi-interpersonal https://eprints.uns.ac.id/27958/1/D1214002_pendahuluan.pdf

https://aristhyar.wordpress.com/2013/10/23/komunikasi-antar-pribadi-part-7/

Anda mungkin juga menyukai