TA 2021
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat allah swt, atas segalah rahmat serta hidayahnya yang
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah peresepsi antara prososial dan anti sosial
tepat pada waktunya, adapun tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah psikologi sosisal.
Khairunnisa
i
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Media massa sering kali dituding sebagai penyebab dari berbagai persoalan
sosial. Publik memberikan perhatian kepada media karena potensi yang dimilikinya
untuk memberikan pengaruh negatif kepada generasi muda, khususnya anak-anak.
Jika media massa seperti televisi dan Internet dapat menjadi sumber bagi perilaku
antisosial dan perilaku negatif lainnya maka logikanya media masssa pun seharusnya
dapat pula menjadi sumber perilaku prososial dan perilaku positif lainnya.
Tantanganya adalah bagaimana membedakan antara isi media massa (konten) yang
mendorong munculnya perilaku prososial dan antisosial.
Menurut Cherry (2010) perilaku sosial adalah perilaku sosial adalah segala
tindakan yang dimaksudkan untuk membantu orang lain yang dicirikan dengan
kepedulian terhadap hak, perasaan dan kesejahteraan orang lain. Perilaku yang dapat
dikategorikan sebagai prososial termasuk perasaan empati dan kepedulian terhadap
orang lain dan berperilaku dalam cara-cara yang akan menolong atau memberikan
keuntungan bagi orang lain. Definisi oleh Cherry tersebut tampaknya lebih
menekankan pada perasaan atau motivasi yang ada dalam diri seseorang. Sementara
itu Kippling (2007) mengemukakan beberapa contoh tindakan yang merupakan
1
tindakan prososial seperti: membantu orang lain (baik dalam keadaan darurat atau
tidak darurat), memberikan donasi (dalam bentuk waktu, tenaga dan uang), menjadi
relawan, lebih suka bekerjasama dari pada bersaing. Dengan demikian, perilaku sosial
muncul manakala seseorang bertindak untuk membantu orang lain tanpa
mengharapkan imbalan sesuatu selain ingin membantu sesame manusia. Sedangkan
perilaku Anti-Sosial menurut pandangan psikologi adalah perilaku yang kurang
pertimbangan untuk orang lain dan yang dapat menyebabkan kerusakan pada
masyarakat, baik sengaja atau melalui kelalaian, karena bertentangan dengan perilaku
pro-sosial, perilaku yang membantu atau bermanfaat bagi masyarakat. hukum pidana
dan hukum sipil di berbagai negara menawarkan solusi untuk perilaku anti sosial.
Secara sederhana, perilaku anti sosial bisa digambarkan sebagai perilaku yang tidak
diinginkan sebagai akibat dari gangguan kepribadian dan merupakan lawan dari
perilaku prososial.
1.3 Tujuan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Daya Ingat
Beberapa tanda visual seperti symbol, warna, dan bentuk yang diterapkan
dalam pemyampaian materi ajar mempermudah daya ingat seseorang
mengenai materi tersebut. Dengan memiliki kekhususan yaitu memanfaatkan
3
tanda-tanda visual maka materi ajar menjadi lebih mudah dicerna dan
mengendap dalam pikiran seseorang.
2. Pembentukan Sikap
Interaksi antara pengajar sebagai narasumber dan pembelajar merupakan
kunci dari pembinaan sikap. Pengajar atau guru sebagai komunikator berperan
besar terhadap seseorang. Dalam persepsi baik pengajar maupun pembelajar
memiliki persepsi masingmasing. Pengajar dapat membina sikap pembelajar
jika ia berusaha menjad panutan (role model ) baginya. Makin akrab
hubungan tersebut, maka semakin mudah bagi pengajar untuk mempengaruhi
pembelajar. Dengan segala kemampuan inderanya maka peserta didik
berusaha untuk mempersepsikan segala gerak-gerik dan sikap pengajar.
2.3 persepsi masyarakat terhadap dakwah
4
Secara operasional, dakwah adalah mengajak manusia kepada tujuan yang
definitif yang rumusannya dapat diambil dari Al Qur’an maupun Hadits sesuai
dengan lingkup dakwahnya. Sebagai peristiwa komunikasi, aktivitas dakwah dapat
menimbulkan berbagai peristiwa ditengah masyarakat, peristiwa yang harmoni,
menegangkan, kontroversial, bisa juga melahirkan berbagai pemikiran, baik
pemikiran yang moderat ataupun ekstrem, sederhana maupun rumit, parsial maupun
komprehensif.
Dari sini kita dapat mengetahui persepsi masyarakat mengenai dakwah sebagai objek
persepsinya, Menurut Irwanto (dalam sinta 2015) dilihat dari segi individu setelah
melakukan melakukan interaksi dengan objek yang dipersepsikan, maka hasil
persepsi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
5
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Hariyati sinta, 2015. Jurnal ilmu pemerintahan, “Persepsi masyarakat terhadap
pembangunan jembatan mahkota II kota samarinda”. No, 3. Vol, 2. (Diakses online
pada 25 oktober 2021).