Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Psikologi Sosial Anggi Dharma M.Pd

Peresepsi antara prososial dan anti sosial

Di sususn oleh : khairunnisa (12040425026)

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM

TA 2021
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat allah swt, atas segalah rahmat serta hidayahnya yang
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah peresepsi antara prososial dan anti sosial
tepat pada waktunya, adapun tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah psikologi sosisal.

Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu


baik secara langsung maupun tidak langsung. saya berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca khususnya saya sendiri, serta dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca mengenai perilaku sosial, dan bagaimana pembantukan
perilaku, serta mamahami perilaku sosial.

Saya menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini.


Maka dengan ini keritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata
saya mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.

Pekanbaru, 25 oktober 2021

Khairunnisa

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................... i

Daftar isi ............................................................................................................... ii

Bab 1 pendahuluan .............................................................................................. 1

1.1 Latar belakang.................................................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ............................................................................................ 2

1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2

Bab 2 pembahasan ............................................................................................... 3

2.1 Pengertian peresepsi ......................................................................................... 3

2.2 akibat yang ditimbulkan oleh peresepsi ............................................................ 4

2.3 Peresepsi masyarakat terhadap dakwah ............................................................ 4

Bab 3 penutup ...................................................................................................... 6

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 6

Daftar pustaka ..................................................................................................... 6

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Persepsi adalah proses dimana seorang individu menerima rangsangan


melalui indera, juga dikenal sebagai proses sensorik.Akan tetapi, tidak hanya proses
tersebut berhenti,rangsangan tersebut terus berlanjut dan proses selanjutnya adalah
proses persepsi. Persepsi terjadi ketika seseorang menerima stimulus dari dunia luar,
ditangkap oleh indera, kemudian menembus pikiran. Persepsi adalah proses pencarian
informasi yang dapat dipahami dengan menggunakan indera. Persepsi mengandung
proses internal mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana kita mengenal orang lain.

Media massa sering kali dituding sebagai penyebab dari berbagai persoalan
sosial. Publik memberikan perhatian kepada media karena potensi yang dimilikinya
untuk memberikan pengaruh negatif kepada generasi muda, khususnya anak-anak.
Jika media massa seperti televisi dan Internet dapat menjadi sumber bagi perilaku
antisosial dan perilaku negatif lainnya maka logikanya media masssa pun seharusnya
dapat pula menjadi sumber perilaku prososial dan perilaku positif lainnya.
Tantanganya adalah bagaimana membedakan antara isi media massa (konten) yang
mendorong munculnya perilaku prososial dan antisosial.

Menurut Cherry (2010) perilaku sosial adalah perilaku sosial adalah segala
tindakan yang dimaksudkan untuk membantu orang lain yang dicirikan dengan
kepedulian terhadap hak, perasaan dan kesejahteraan orang lain. Perilaku yang dapat
dikategorikan sebagai prososial termasuk perasaan empati dan kepedulian terhadap
orang lain dan berperilaku dalam cara-cara yang akan menolong atau memberikan
keuntungan bagi orang lain. Definisi oleh Cherry tersebut tampaknya lebih
menekankan pada perasaan atau motivasi yang ada dalam diri seseorang. Sementara
itu Kippling (2007) mengemukakan beberapa contoh tindakan yang merupakan

1
tindakan prososial seperti: membantu orang lain (baik dalam keadaan darurat atau
tidak darurat), memberikan donasi (dalam bentuk waktu, tenaga dan uang), menjadi
relawan, lebih suka bekerjasama dari pada bersaing. Dengan demikian, perilaku sosial
muncul manakala seseorang bertindak untuk membantu orang lain tanpa
mengharapkan imbalan sesuatu selain ingin membantu sesame manusia. Sedangkan
perilaku Anti-Sosial menurut pandangan psikologi adalah perilaku yang kurang
pertimbangan untuk orang lain dan yang dapat menyebabkan kerusakan pada
masyarakat, baik sengaja atau melalui kelalaian, karena bertentangan dengan perilaku
pro-sosial, perilaku yang membantu atau bermanfaat bagi masyarakat. hukum pidana
dan hukum sipil di berbagai negara menawarkan solusi untuk perilaku anti sosial.
Secara sederhana, perilaku anti sosial bisa digambarkan sebagai perilaku yang tidak
diinginkan sebagai akibat dari gangguan kepribadian dan merupakan lawan dari
perilaku prososial.

Berdasarkan uraian di atas maka perilaku prososial mencakup tindakan yang


luas berdasarkan keinginan untuk membantu orang lain melalui berbagai cara dalam
berbagai bidang kehidupan manusia, baik politik maupun sosial. Dan perilaku
antisosial adalah tindakan yang tanpa adana pertimbangan dan hal tersebut dapat
merugan orang lain serta kerusakan pada masyarakat..

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan peresepsi?


2. Apa akibat yang ditimbulkan oleh peresepsi?
3. Bagaimana peresepsi masyarakat terhadap dakwah?

1.3 Tujuan

1. mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh peresepsi


2. mengetahui apa itu perilaku sosial

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 pengertian peresepsi

Secara etimologi, peresepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal


dari bahasa latin perception, dari perecipere, yang artinya menerima atau mengambil.
Peresepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah
memberikan makna pada stimulus indrawi (sensory stimulus).

Persepsi adalah proses pemahaman atau pemberian makna atas sesuatu


informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses pengindraan terhadap
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh
otak. Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan pengalaman
tethadap suatu benda ataupun suatu kejadian yang dialami. Persepsi ini didefenisikan
sebagai proses yang menghubungkan dan mengoganisir data-data indra kita
(pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari
sekeliling kita.

2.2 akibat yang ditimbulkan presepsi

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, persepsi mempunyai


Fungsi. Persepsi menjadi landasan berpikir bagi seseorang dalam belajar. Akibat dari
persepsi adalah :

1. Daya Ingat
Beberapa tanda visual seperti symbol, warna, dan bentuk yang diterapkan
dalam pemyampaian materi ajar mempermudah daya ingat seseorang
mengenai materi tersebut. Dengan memiliki kekhususan yaitu memanfaatkan

3
tanda-tanda visual maka materi ajar menjadi lebih mudah dicerna dan
mengendap dalam pikiran seseorang.
2. Pembentukan Sikap
Interaksi antara pengajar sebagai narasumber dan pembelajar merupakan
kunci dari pembinaan sikap. Pengajar atau guru sebagai komunikator berperan
besar terhadap seseorang. Dalam persepsi baik pengajar maupun pembelajar
memiliki persepsi masingmasing. Pengajar dapat membina sikap pembelajar
jika ia berusaha menjad panutan (role model ) baginya. Makin akrab
hubungan tersebut, maka semakin mudah bagi pengajar untuk mempengaruhi
pembelajar. Dengan segala kemampuan inderanya maka peserta didik
berusaha untuk mempersepsikan segala gerak-gerik dan sikap pengajar.
2.3 persepsi masyarakat terhadap dakwah

Robbins menjelaskan faktor-faktor yang membentuk dan kadang


memutarbalikkan persepsi. Faktor-faktor ini dapat berada pada pihak pelaku persepsi
(perceiver), dalam obyeknya atau target yang dipersiapkan, atau dalam konteks
situasi dimana persepsi dilakukan. Faktor-faktor yang dikaitkan pada perilaku
persepsi mempengaruhi apa yang dipersepsikannya. Menurut Robbins (Yantini, 2008:
29) diantara karakteristik pribadi yang lebih relevan mempengaruhi persepsi adalah
pengetahuan, sikap, motif, pengalaman masa lalu dan pengharapan. Sedangkan obyek
atau target yang dipersepsikan meliputi gerakan, bunyi, ukuran latar belakang dan
kedekatan. Persepsi meliputi kognisi (pemahaman), jadi persepsi mencakup
penafsiran obyek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan dan
dipengaruhi pula oleh adanya komunikasi dengan pihak lain. Jadi, persepsi
merupakan pandangan seseorang terhadap suatu obyek yang proses pembentukannya
dipengaruhi oleh keadaan diri pelaku persepsi/orang yang bersangkutan, yakni
pemahaman, kepentingan dan harapan pelaku serta dipengaruhi pula oleh faktor-
faktor di luar perceiver, antara lain komunikasi dengan pihak lain.

4
Secara operasional, dakwah adalah mengajak manusia kepada tujuan yang
definitif yang rumusannya dapat diambil dari Al Qur’an maupun Hadits sesuai
dengan lingkup dakwahnya. Sebagai peristiwa komunikasi, aktivitas dakwah dapat
menimbulkan berbagai peristiwa ditengah masyarakat, peristiwa yang harmoni,
menegangkan, kontroversial, bisa juga melahirkan berbagai pemikiran, baik
pemikiran yang moderat ataupun ekstrem, sederhana maupun rumit, parsial maupun
komprehensif.

Dari sini kita dapat mengetahui persepsi masyarakat mengenai dakwah sebagai objek
persepsinya, Menurut Irwanto (dalam sinta 2015) dilihat dari segi individu setelah
melakukan melakukan interaksi dengan objek yang dipersepsikan, maka hasil
persepsi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Persepsi positif Merupakan persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan


(tahu tidaknya, kenal tidaknya) dalam tanggapan yang diteruskan
pemanfaatannya.
2. Persepsi negatif Merupakan persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan
(tahu tidaknya, kenal tidaknya) serta tanggapan yang tidak selaras dengan
obyek yang dipersepsikan.

5
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persepsi adalah proses pemahaman atau pemberian makna atas sesuatu


informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses pengindraan terhadap
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh
otak. Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan pengalaman
tethadap suatu benda ataupun suatu kejadian yang dialami. Persepsi ini didefenisikan
sebagai proses yang menghubungkan dan mengoganisir data-data indra kita
(pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari
sekeliling kita.

DAFTAR PUSTAKA
Hariyati sinta, 2015. Jurnal ilmu pemerintahan, “Persepsi masyarakat terhadap
pembangunan jembatan mahkota II kota samarinda”. No, 3. Vol, 2. (Diakses online
pada 25 oktober 2021).

Anda mungkin juga menyukai