Khairunnisa (12040425026)
TA 2021
Kata Pengantar
Alahamdulillah, segala puji dan syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah nya kepada kami,sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah retorika yang berjudul “Tahap
Persiapan Pidato” pada waktu yang tepat.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya makalah ini.
Kelompok 4
i
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Memilih Topik
Sebelum berpidato, kita harus mengetahui lebih dulu apa yang akan kita
sampaikan, yakni dengan membuat naskah pidato. Dalam membuat naskah pidato,
hal pertama yang diperlukan adalah pokok pembahasan (topik) dan tujuan pidato.
Dalam memilih sebuah topik, yang harus diperhatikan adalah topik harus sesuai
dengan minat pembuat pidato dan juga harus menarik minat pendengar. Jika
seorang pembuat pidato tidak berminat dalam menyampaikan sebuah pidato,
orang tersebut juga tidak akan semangat dalam menyampaikannya. Begitu juga
jika topik yang disampaikan tidak menarik minat pendengar, mereka akan cepat
bosan dan mengantuk.
Maka topik yang harus ditentukan adlah yang sesuai dengan situasi acara.
Setelah mendapatkan topik pidato, alangkah baiknya jika mencari referensi
pendukung untuk argumen-argumen, seperti misalnya data-data ataupun fakta-
fakta dari bertbagai sumber, ini akan menambah keyakinan pendengar terhadap
kualitas pidato yang disampaikan. Adapun kriteria topik yang baik :
1) Topik harusn sesuai dengan latar belakang pengetahuan yang kita miliki
2
2. Merumuskan Judul
3. Menentukan Tujuan
Ada dua macam tujuan pidato yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum pidato yakni biasa dirumuskan dalam tiga hal:
Sedangkan tujuan khusus adalah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan
umum. Misalnya dari tujuan menghibur dapat disampaikan ribuan jenis pidato,
tetapi apa yang ingin dicapai oleh kita pada saat ini terlihat dari tujuan khususnya.
Tujuan khisus bersifat kongkret dan sebaliknya dapat diukur atau dibuktikan
segera.
3
4. Membuat Pembukaan Pidato
Akan tetapi, pembukaan yang tidak baik akan membuat pendengar langsung
mendapatkan kesan bahwa kemungkinan besar isi pidato yang akan kita
sampaikan tidaklah menarik.
5. Mengembangkan Pembahasan
Sebuah pidato dinilai menarik atau tidak, dapat dilihat dari pembahasan.
Karena pendengar akan bosan jika pembahasannya itu-itu saja setiap ia
mendengarkan pidato. Jika kita mempunyai topik yang sama dengan orang lain,
kita bisa mengambil sudut pandang dan pembahasan yang berbeda, yang lebih
menarik, sehingga perhatian pendengar bisa dipastikan tertuju pada kita. Hal lain
yang perlu diberhatikan terkait isi podato adalah, kita harus bisa menghubungkan
antara pidato yang kita sampaikan dengan situasi acara.
Mskipun bertindak sebagai penutup, penutup pidato juga sangat penting untuk
diperhatikan. Bayangkan saja bagaimana kita menjaga pidato kita dari awal agar
terlihat bagus dan memuaskan pendengar, tetapi semuanya hancur dan menjadi
kesan yang buruk karena penutupan yang tidak tepat. Oleh karena itu, selain
pembukaan dan isi, penutup pidato juga haru diperhatikan.
Untuk menutup pidato, kita bisa memasukkan kata-kata pujian dan terima
kasih kepada audoensi dengan sewajarnya dan tulus (tidak sampai berlebihan
karena justru akan terkesan dibuat-buat). Penutup juga bisa dilakukan dengan
mengucapkan kalimat-kalimat lucu atau anekdot pendek. Selain itu, cara lainnya
adalah dengan melantunkan pantun atau puisi pendek.
1) Kesatuan (Unity)
5
2. Pertautan (Coherence)
Pertautan menunjukkan urutan dan bagian uraian yang berkaitan satu sama
lain. Pertautan menyebabkan perpindahan dari pokok yang satu kepada pokok
yang lainnya berjalan lancar. Sebaliknya, hilangnya pertautan menimbulkan
gagasan yang tersendat-sendat atau khalayak tidak mampu menarik gagasan
pokok dari selurh pembicaraan. Ini biasanya disebabkan perencanaan yang tidak
memadai, pemikiran yang ceroboh dan penggunaan kata-kata yang jelek.
3. Titik-berat (Emphasis)
6
urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab – ke – akibat atau akibat –
ke – sebab.
Garis besar terdiri dari tiga bagian, yaitu pengantar, isi dan penutup.
Dengan menggunakan urutan bermotif dari Alan H. Monroe, kita dapat
membaginya menjadi lima bagian, yaitu perhatian, kebutuhan, pemuasan,
visualisasi, dan tindakan.
7
Garis besar lengkap diperlukan dalam proses pengembangan
pidato dan digunakan pembicara yang bukan ahli dalam
penyajiannya. Pikiran-pikiran pokok ditulis dengan kalimat-kalimat
yang sempurna, dan di bawahnya disertakan lengkap bahan-bahan
yang digunakan untuk memperjelas uraian. Dengan membaca garis
besar lengkap, orang lain pun dapat mengetahui gambaran isi
pidato itu secara keseluruhan.
Garis besar alur teknis dapat ditulis sejajar dengan garis besar
Slengkap diletakkan pada kertas lain. Pada jenis garis besar ini
dijelaskan teknik-teknik pidato seperti gaya bahasa, cara penyajian
fakta, daya tarik motif, dan sebagainya. Di bawah diberikan contoh
ketiga macam garis besar tersebut.
8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saat kita akan berpidato, kita pasti akan mempersiapkan semuanya, seperti
salah satunya penyusunan naskah/teks pidato. Dengan harapan, nantinya pidato
kita akan menarik, semua pendengar dapat menikmati kata demi kata yang kita
ucapkan. Sebaliknya, jika kita tidak menyusun naskah/teks pidato, bisa saja pidato
kita akan membosankan ketika didengar oleh orang banyak, bahkan pendengar
tidak ada minat untuk mendengarkan pidato yang sedang kita sampaikan.
Pada intinya, seseorang yang mampu berpidato dengan baik itu tidak lepas
dari mempersiapkan semuanya dengan sebaik mungkin dan senantiasa belajar
berpidato. Tidak mungkin orang yang baru pertama kali berpidato, dan pidatonya
langsung bagus. Semua butuh proses untuk menjadi sempurna.
9
DAFTAR PUSTAKA
Puspita, Ristina Yani. 2014. Cara Praktis Belajar Pidato, MC, dan Penyiar Radio.
Yogyakarta: Notebook.
10