Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“PIDATO”

Dosen Pembimbing :

Adin Mu’afiro, S,ST.,M.Kes

Disusun Oleh :

1. Alfina Fia Narbila (P27820121042)

2. Erisna Adistya Andini (P27820121014)

3. Grisella Happy Septaprilian (P27820121021)

4. M.Rafiqo Oktamis Tsalatsa (P27820121028)

5. Rizka Afifa Arif Putri (P27820121035)

6. Syahrina Nur Mufida (P27820121042)

7. Vira Dwi Apriyani (P27802121045)

SEMESTER 1 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul “Makalah Bahasa Indonesia PIDATO”.

Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh
ummatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik untuk memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat
menginspirasi para pembaca.

23 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Pengertian, tujuan dan fungsi pidato.............................................................3
2.2 Jenis-jenis dan macam-macam pidato..........................................................4
2.3 Sifat Dan Metode Pidato...............................................................................8
2.4 Kriteria Dan Sistematika Berpidato Yang Baik............................................9
2.5 Tata Krama Berpidato.................................................................................12
2.6 Struktur Teks Pidato...................................................................................14
1.Salam Pembuka..............................................................................................14
2.7 Teknik Berpidato Yang Efektif...................................................................16
2.8 Menyusun Teks Pidato................................................................................18
2.9 Contoh Teks Pidato.....................................................................................21
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................24
3.1 Kesimpulan:................................................................................................24
3.2 Saran............................................................................................................24

ii
1
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di
tengah-tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yangmenarik
(atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), danberpengaruh
(persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara
yang dikenal dengan istilahretorika. Retorika adalah seniberkomunikasi secara
lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlahorang secara langsung bertatap
muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkalidisamakan dengan istilahpidato.
Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubunganantara
yang berpidato dengan yang diberi pidato. Oleh sebab itu maka yangberpidato
(pembicara) hendaknya mempersiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya, agar tercapai
apa yang diharapkannya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif
bagi orang-orang yang mendengar pidatotersebut. Kemampuan berpidato atau
berbicara yang baik di depan publik / umumdapat membantu untuk mencapai jenjang
karir yang baik.
Untuk berpidato sangat diperlukan pengetahuan yang cukup, keberaniandan
ketabahan mental yang kuat, disamping telah memahami tehnik danpedoman
berpidato. Untuk itu agar mahir dalam menyampaikan pidato yang baikmaka yang
bersangkutan seharusnya menambah pengetahuan dan melatih diridengan serius. Dan
dalam Makalah ini akan disuguhkan semua yang berkaitandengan pidato yakni
pengertian pidato, tujuan pidato, jenis-jenis pidato, kerangka susunan pidato,
langkah-langkah penyusunan pidato, persiapan sebelummelakukan pidato, dan hal-
hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam berpidato.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan kita uraikan dalam makalah ini, yaitu:

1. Apa pengertian,tujuan dan manfaat pidato?


2. Apa saja jenis-jenis dan macam-macam pidato?
3. Apa sifat dan metode pidato?

1
4. Bagaimana kriteria dan sistematika berpidati yang baik?
5. Bagaimanakah tata krama berpidato?
6. Apa saja struktur teks dalam pidato?
7. Bagaimana teknik berpidato yang efektif?
8. Bagaimana cara menyusun teks pidato?
9. Bagaimana contoh pidato dan analisisnya?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian,tujuan dan manfaat pidato


2. Mengetahui jenis-jenis dan macam-macam pidato
3. Mengetahui apa sifat dan metode pidato
4. Mengetahui bagaimana kriteria dan sistematika berpidati yang baik
5. Mengetahui tata krama berpidato
6. Mengetahui apa saja struktur teks dalam pidato
7. Mengetahui bagaimana teknik berpidato yang efektif
8. Mengetahui menyusun teks pidato
9. Mengetahui penulisan pidato beserta menganilisnya

1.4 Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini dapat bermanfaat bagi pengetahuan mahasiswa/mahasiswi


khususnya di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, tujuan dan fungsi pidato


Pidato merupakan suatu kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi agar
dapat menyatakan pendapatnya, atau memberikan suatu gambaran pada suatu hal.
Pidato umumnya dibawakan oleh seorang yang memberi orasi serta pernyataan
terhadap hal tertentu atau peristiwa yang penting dan harus diperbincangkan. Pidato
ialah salah satu teori dari perjalanan bahasa indonesia. Pidato umumnya dipakai oleh
seorang pemimpin untuk berorasi dan memimpin di depan banyak anak buahnya/di
depan orang ramai.

Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato
menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau
event, dan lain sebagainya.

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang
yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di
depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.
Pidato yang dilakukan seseorang di hadapan banyak orang biasanya ada tujuan yang
ingin dicapai. Adapun beberapa tujuan pidato adalah sebagai berikut:

1. Memberikan Informasi; pada dasarnya pidato merupakan bentuk komunikasi


yang bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi kepada khalayak.
Informasi tersebut bisa berupa gagasan, ide, atau hal-hal lain yang dianggap
penting.
2. Memengaruhi Pendengar; salah satu tujuan penting dari pidato adalah agar
informasi yang disampaikan pembicara dapat memengaruhi para
pendengarnya dan mau mengikuti gagasan pembicara tanpa paksaan.
3. Menyenangkan Orang Lain; pidato juga memiliki tujuan untuk membuat
orang lain senang dan merasa puas dengan apa yang disampaikan oleh
pembicara.

3
Kegiatan berbicara di depan umum tentunya memiliki fungsi tertentu di
dalam masyarakat. Mengacu pada pengertian pidato, adapun beberapa fungsi pidato
adalah sebagai berikut:
1. Memudahkan Komunikasi yaitu proses komunikasi kepada khalayak ramai
bisa menjadi sesuatu yang sulit dilakukan. Pidato adalah salah satu cara
untuk memudahkan berkomunikasi dengan khalayak ramai untuk
menyampaikan suatu gagasan atau hal lainnya.
2. Media Komunikasi yaitu setiap organisasi membutuhkan metode
komunikasi yang efektif untuk menyampaikan informasi kepada
anggotanya. Dengan cara berpidato, ketua organisasi dapat memberikan
informasi penting kepada seluruh anggota organisasi tersebut.
3. Membangun Suasana Kondusif yaitu komunikasi dengan cara berpidato
dianggapsebagai salah satu cara untuk membangun suasana kondusif
karena hanya satu orang yang berorasi. Dalam hal ini, pendengar dapat
memberikan feedback dalam bentuk pertanyaan dan sanggahan terhadap
pidato dari pembicara pada waktu yang ditentukan.
4. Membangun Hubungan Harmonis yaitu dalam suatu organisasi, pidato
menjadi salah satu cara berkomunikasi langsung antara atasan dan
bawahan. Selain itu, proses komunikasi ini juga bisa dimanfaatkan untuk
menyampaikan saran dan kritik kepada anggota organisasi.

2.2 Jenis-jenis dan macam-macam pidato


Menurut ada tidaknya persiapan, sesuai dengan cara yang dilakukan waktu
persiapan, dapat dikemukakan empat jenis pidato : impromptu, manuskrip,
memoriter, dan ekstrempore

a.) Pidato Impromptu

Pidato yang dilakukan secara spontan atau tiba-tiba dipanggil untuk


menyampaikan pidato dalam sebuah acara. Pidato yang ini dilakukan secara
tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Apabila Anda menghadiri
sebuah acara pertemuan, tiba-tiba Anda dipanggil untuk menampaikan

4
pidato, maka pidato yang Anda lakukan disebut impromtu. Keuntungan
Menggunakan Pidato Impromptu

1. Impromtu lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang


sebenarnya, karena pembicara tidak memikirkan lebih dulu pendapat
yang disampaikannya,

2. Gagasan dan pendapatnya dating secara spontan, sehingga tampak


segar dan hidup, dan

3. Impromtu memungkinkan Anda terus berpikir. Tetapi bagi juru pidato


yang masih “hijau”, belum berpengalaman, keuntunga

Kerugian Menggunakan Pidato Impromptu sebagai berikut:

1. Impromtu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar


pengetahuan yang tidak memadai.

2. Impromtu mengakibatkan penyampaian yang tersendat-sendat dan


tidak lancar.

3. Gagasan yang disampaikan bisa “acak-acakan” dan ngawur.

4. Karena tiadanya persiapan, kemungkinan “demam panggung” besar


sekali. Jadi, bagi yang belum berpengalaman, impromtu sebaiknya
dihindari daripada Anda tampak “bodoh” di hadapan orang lain.

b.) Pidato Manuskrip

Disebut juga pidato dengan naskah. Dalam hal ini tidak


berlaku“menyampaikan pidato” tetapi “membacakan pidato”. Pidato
dengan naskah. Juru pidato membacakan naskah pidato dari awal sampai
akhir. Di sini lebih tepat jika kita menyebutnya”membacakan pidato” dan
bukan “menyampaikan pidato”. Pidato manuskrip perlu dilakukan jika isi
yang disampaikan tidak boleh ada kesalahan. Keuntungan Menggunakan
Pidato Manuskrip sebagai berikut:

1.Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat


menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gambling.

5
2.Pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun kembali.

3. Kefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah disiapkan.

4. Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari.

5. Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.

Kerugian Menggunakan Pidato Manuskrip sebagai berikut:

1.Komunikasi pendengar akan akan berkurang karena pembicara tidak


berbicara langsung kepada mereka.

2.Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik karena ia lebih


berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan gerak dan
bersifat kaku.

3.Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperpendek atau


memperpanjang pesan.4.Pembuatannya lebih lama.

c.) Pidato Memoriter

Pidato yang ditulis dalam bentuk naskah kemudian dihapalkan kata


demi kata. Pada pidato jenis ini, yang penting Anda memiliki kemampuan
menghapalkan teks pidato dan mengingat kata-kata yang ada di dalamnya
dengan baik. Keuntungannya (jika hapal), pidato Anda akan lancar, tetapi
kerugiannya Anda akan berpidato secara datar dan monoton, sehingga tidak
akan mampu menarik perhatian hadirin. Keuntungan Menggunakan Pidato
Memoriter sebagai berikut:

1. Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena memiliki


persiapan yang baik.
2. Jika mampu menghapalnya pidato akan lancer.
3. Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.

Kerugian Menggunakan Pidato Memoriter

1. Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara


tidak akan mampu menarik perhatian hadirin.

6
2. Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara
beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata.
3. Memerlukan banyak waktu persiapan.

d.) Pidato Ekstempore

Pidato yang paling baik dan paling sering digunakan oleh juru pidato
yang berpengalaman dan mahir. Dalam menyampaikan pidato jenis ini,
juru pidato hanya menyiapkan garis-garis besar (out-line) dan pokok-
pokok bahasan penunjang (supporting points) saja. Tetapi, pembicara
tidak berusaha mengingat atau menghapalkannya kata demi kata. Out-
line hanya merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam
pikiran kita.

Keuntungan pidato ekstempore ialah komunikasi pendengar dan


pembicara lebih baik karena pembicara berbicara langsung kepada
pendengar atau khalayaknya, pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai
dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan. Pidato jenis ini
memerlukan latihan yang intensif bagi pelakunya.

Kerugian Menggunakan Pidato Ekstempre yaitu Memerlukan latihan


yang intensif bagi pembicaranya, kemungkinan menyimpang dari garis
besar besar sangat besar, kefasihan bisa terhambat karena kesukaran
memilih kata-kata. Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat
dibedakan menjadi:

1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan


oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada
suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan
pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat
dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas
secara bergantian.

7
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang
yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan
suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu
laporan pertanggungjawaban.

2.3 Sifat Dan Metode Pidato


Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :

1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca


acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu
acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa
orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang
berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas
atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.

Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum sebagai
berikut:

1. Impromptu adalah cara berpidato yang serta merta tanpa adanya persiapan
2. Memoriter adalah cara berpidato dengan menghapalkan naskah pidato
terlebih dahulu.
3. Naskah adalah cara berpidato dengan membacakan teks/naskah pidato.
4. Ekstemporan adalah cara berpidato dengan terlebih dahulu menyiapkan garis-
garis besar konsep pidato yang akan disampaikan.
5. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu
menghapalkannya kata per kata.

8
6. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat
tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
7. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah
dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

2.4 Kriteria Dan Sistematika Berpidato Yang Baik


Kriteria pidato yang baikWuwur (1991:51) menuturkan bahwa ada 9 hal yang
mencirikan pidato yang baik yaitu sebagai berikut:

1. Saklik Pidato dikatakan saklik apabila memiliki objektifitas dan


unsur-unsur yangmenganduung kebenaran. Saklik juga berarti ada
hubungan yang berarti antarapidato dan formulasinya.
2. JelasUcapan adalah kata-kata dalam kalimat yang dilisankan
(KBBI:1997,1995) seorangpembicara diwajibkan menggucapkan kata-kat
adengan cepat dan jelas agar tidakmengalihkan perhatian pendengar.Akakn
tetapi, bila perbedaan pengucapan mencolok maka akan
terjadipenyimpangan sehingga keefektifan komunikasi akan terganggu.
Pembicara harusmenyadari bahwa pendengar mempunyai latar belakang yang
berbeda. Selain itubunyi-bunyi bahasa yang tidak tepat akan
menimbulkan kebosanan,kurangmenyenangkan atau dapat mengalihkan
perhatian pendengar. Sehingga perhatiankejelasan ucapan harus diperhatikan.

3. HidupSebuah pidato harus hidup,untuk menghidupkan pidato harus


dipergunakangambar,cerita pendek,atau kejadian. Kejadian yang
relefan dengan topik pidatosehingga memancing perhatian pendengar.

4. Memiliki tujuanSetiap pidato harus mempunyai tujuan,yaitu apa yang


mau dicapai. Dalammembawakna pidato tujuan itu sebaiknya diulang
dengan rumusan yang berbedasupaya pendengar tidak kehilangan benang
merah selama mendengar pidato

9
5. Memiliki klimaksPidato yang membeberkan suatu kejadian akan sangat
membosankan. Oleh karenaitu sebaiknya kenyataan atau kejadian-kejadian
dikemukakan dalam gaya bahasaklimaks. Selama persiapan, titik puncak
harus dirumuskan dengan baik dan jelas.Hal yang perlu diperhatikan
adallah klimaks harus muncul secara organis dalampidato itu sendiri
sehingga pidato akakn semakin berbobot.

6. Memiliki pengulanganPengulangan itu penting karena dapat


memperkuat isi pidato dan memperjelaspengertian
pendengar.pengulangan ini dapat menyebabkan pidato ini tidak
mudahdilupakan. Pengalaman yang dirumuskan secara baik akan memberi
efek yang besardalam ingatan para pendengar.

7. Berisi hal yangmengejutkan Mengejutkan berarti menimbulkan


ketegangan bagi pendengar/pembaca karenabelum pernah terjadi
sebelumnya. Memunculkan hal-hal yang mengejutkan dapatmenciptakan
hubungan yang baru dan menarik antar kenyataan kenyataan yangdalam
situasi biasa tidak dapat dilihat. Ketegangan itu akan menimbulkan rasa
ingintahu dan kemenarikan yang besar.

8. DibatasiOrang tidak boleh membeberkan segala masalah atau soal dalam


1 pidato saja.Pidato harus dibatasi pada 1 atau 2 masalah yang tertentu saja.

9. Mengandung humor, dalam pidato itu perlu hanya saja tidak boleh
terlalu banyak sehingga memberi kesan bahwa pembicara tidak
bersungguh-sungguh. Humor itu dapat menghidupkan pidato dan
memberi kesan yang tak terlupakan pada para pendengar

Teks pidato memiliki karakteristik yang berbeda dengan tulisan lain.


Hendrikus (1991:63) membagi skema teks pidato menjadi tiga bagian, yakni bagian
pembuka, bagian isi, dan bagian penutup. Sependapat dengan Hendrikus, Sumantri
(1995: 17) menyatakan jika lazimnya teks pidato terdiri dari bagian judul, pembuka

10
(sapaan dan salam kepada objek pidato), isi (isi pidato secara terperinci), dan
penutup (tempat, tanggal, dan subjek pidato).

Sementara itu, Siregar (1990:55) membagi sistematika teks pidato menjadi enam,
meliputi salam pembukaan, pendahuluan, materi (isi) pidato, kesimpulan, himbauan,
dan penutup. Sistematika pidato tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Pertama, hal pertama yang diucapkan oleh orang yang berpidato


adalah salam pembuka. Hal itu sesuai dengan pernyataan Siregar
(1990:55) bahwa pidato sebaiknya diawali dengan ucapan salam
pembukaan. Salam pembuka berisi salam dan sapaan kepada hadirin
dalam sebuah acara.
2. Kedua, sebelum memulai materi, seorang pembicara menyampaikan
pendahuluan. Pendahuluan pidato bertujuan untuk mengantar
pendengar pada isi pidato yang sesungguhnya. Siregar (1990:56)
menyatakan bahwa pembukaan (pendahuluan) yang diawali dengan
teknik mencari persamaan dengan para pendengar adalah suatu
strategi yang baik untuk memulai menguasai keadaan.
3. Ketiga, isi pidato yang ditulis harus memuat informasi yang
dibutuhkan oleh hadirin agar tujuan pidato dapat tercapai. Siregar
(1990:57) menyatakan bahwa daya tarik para pendengar akan tinggi
dan serius mendengarkannya, jika materi (isi) pidato yang disajikan
bersifat aktual dan faktual. Aktual berarti hal yang disampaikan dalam
pidato sedang banyak dibicarakan masyarakat, sedangkan faktual
berarti hal yang disampaikan dalam pidato benar-benar ada, bukan
hanya imajinasi pembicara.
4. Keempat, untuk menegaskan kembali inti pidato, pembicara perlu
menyampaikan simpulan di akhir pidatonya.
5. Kelima, harapan pidato berisi dampak positif yang diharapkan terjadi
pada pendengar setelah mendengarkan pidato yang disampaikan.
Harapan pidato biasanya berisi manfaat dan pesan dari pembicara.

11
6. Keenam, salam penutup berisi ucapan terima kasih dan permohonan
maaf. Hal itu sesuai dengan pendapat Siregar (1990:61) bahwa dalam
menyampaikan bagian terakhir pidato, pembicara perlu meminta maaf
kepada hadirin, terakhir mengucapkan terima kasih.

2.5 Tata Krama Berpidato


Terdapat beberapa tata krama yang harus kita perhatikan ketika kita
berpidato, hal tersebut antara lain:

Ketika berpidato di hadapan orang-orang terkemuka hendaknya


mempersiapkan diri sesempurna mungkin, dan tidak perlu merasa rendah diri;

Ketika berpidato di depan wanita atau sebagian besar wanita dan yang berpidato pria,
perhatikanlah kata-kata yang digunakan jangan sampai menyinggung perasaannya;

1. Ketika berpidato di hadapan sesama golongan harus terbuka, terus


terang dan santai namun jangan melupakan tata karma;
2. Jika yang mendengarkan pidato itu pelajar atau mahasiswa, kita harus
mampu meyakinkan mereka dengan argumen-argumen yang logis;
3. Jika berpidato di depan suatu pemeluk agama tertentu kita harus
menjaga jangan sampai ada satu ucapan pun yang menyinggung
martabat agama tersebut;
4. Jika yang mendengarkan itu masyarakat desa maka gunakanlah kata
atau kalimat yang sederhana sehingga pidato kita mudah dimengerti
mereka.

Jika berpidato dihadapan umum, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.

1. Berpakaianlah dengan rapi dan bersih, tetapi tidak bergaya pamer dengan
memakai perhiasan atau pakaian yang berlebihan.
2. Gunakanlah kata-kata yang sopan, dan jangan memperlihatkan keangkuhan,
kesombongan, atau kepongahan tetapi mesti rendah hati.
3.  Jika pidato itu panjang, agar tidak membosankan pendengar, sesekali
hendaknya diselingi humor yang segar dan sopan.

12
Komunikasi apapun akan lebih efektif, jika si pembicara dapat dilihat oleh
pendengarnya. Daya tarik tentu akan kurang jika yang berpidato tidak dapat dilihat
oleh pendengarnya. Itu sebabnya, usahakanlah berpidato dengan posisi yang baik.
Usahakanlah berdiri pada tempat tertentu, sehingga dapat dilihat oleh seluruh
pendengar. Usahakanlah berdiri jangan duduk. Berpidato sambil duduk hanya bisa
dibenarkan jika ada alasan tertentu

Terdapat pula pidato yang diucapkan dihadapan pendengar yang sama-sama


duduk di lantai, misalnya pertemuan-pertemuan di desa atau di tempat-tempat
pertemuan di rumah. Dalam hal ini yang berpidato tetap harus dapat menyesuaikan
diri dengan situasi, dapat mengambil posisi yang wajar terlihat oleh seluruh peserta
yang ada.

Sebagaimana dikatakan oleh Maidar, secara garis besar sistematika berpidato


adalah sebagai berikut.

1. Salam pembuka dan sapaan terhadap hadirin;


2. Pendahuluan yang biasa berbentuk ucapan terima kasih, atau ungkapan
kegembiraan atau rasa syukur dan pujian;
3. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan gaya bahasa
yang menarik;
4. Simpulan, yang berisi ringkasan dari uraian yang telah disampaikan;
5. Harapan yang berisi anjuran saran kepada pendengar;
6. Salam penutup.

Untuk berbicara dengan baik, kita mesti memperhatikan unsur kebahasaan


maupun unsur nonkebahasaan, seperti ketenangan sikap, keberanian, gerak-gerik
mimik yang wajar dan lain-lain.
Terdapat tujuh langkah yang mesti dipersiapkan bila kita ingin berpidato.
Ketujuh langkah itu adalah sebagai berikut.
1. Menentukan topik.
2. Menganalisis pendengar dan situasi.
3. Memilih dan menyempitkan topik.
4. Mengumpulkan bahan.

13
5. Membuat garis besar.
6. Menguraikan secara mendetail.
7. Melatih vokalisasi

2.6 Struktur Teks Pidato


a. Pembukaan

1.Salam Pembuka
Struktur pertama yang terdapat pada teks pidato adalah
pembukaan. Pada bagian pembukaan, terdapat salam pembuka. Salam
pembuka pasti terletak pada bagian awal teks pidato yang menjadi
awalan atau pembukaan pidato.
Contoh salam pembuka:

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua mahasiswa dan dosen
Politeknik Kesehatan Surabaya.

2. Ucapan Penghormatan
Bagian selanjutnya dalam pembukaan adalah ucapan
penghormatan. Biasanya ucapan penghormatan dimulai dari
penyebutan orang dengan jabatan tertinggi yang hadir dalam kegiatan
pidato. Misalnya, jika pidato dilakukan di sekolah ucapan
penghormatan dapat dimulai dari penyebutan kepala sekolah yang
memiliki jabatan tertinggi di sekolah, kemudian bapak dan ibu guru
pengajar, dan terakhir teman-teman yang hadir.

Contoh ucapan penghormatan:

Yang terhormati, Bapak Direktur Utama Politeknik Kesehatan


Surabaya, Bapak drg. Bambang M.Kes.Yang saya hormati, bapak dan
ibu dosen beserta staf Politeknik Kesehatan Surabaya, dan juga
teman-teman seperjuangan saya yang saya cintai.

14
3. Ucapan syukur

Bagian pembukaan selanjutnya adalah ucapan syukur. Pada


bagian ini, biasanya orator (orang yang berpidato) mengucapkan
syukur karena dapat hadir dan berkumpul dengan para pendengar
yang datang.

Contoh ucapan syukur:

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat hadir dan
berkumpul di sini. Tak lupa, salawat serta salam kita sampaikan
kepada nabi besar Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa juga para
sahabatnya serta kita umatnya di akhir zaman.

b. isi

Struktur yang kedua setelah pembukaan adalah isi pidato. Pada bagian isi
pidato, pembicara akan menyampaikan inti dari topik pidato yang disampaikan.

Contoh isi pidato:

Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan pidato tentang


manfaat teknologi. Pada era ini, sudah banyak teknologi – teknologi canggih yang
diciptakan untuk mempermudah cara hidup kita di zaman ini. Dengan
kecanggihannya, kita dapat mempersingkat waktu dan mempercepat penyelesaian
kerja. Namun, tetap ada yang menerima dan meresponnya secara negatif dengan
berbagai alasan. Seperti dengan alasan teknologi – teknologi yang sudah ada secara
tidak langsung telah menyingkirkan budaya sehari – hari yang telah ada.

Hadirin sekalian, sebenarnya banyak manfaat yang telah dan akan kita
dapatkan dengan penggunaan teknologi – teknologi. Sebagai contoh, kita dapat
berkomunikasi dengan kerabat atau keluarga kita di tempat yang jauh dengan
menggunakan telefon genggam. Kita juga dapat mempermudah hal dalam urusan
rumah tangga, seperti mencuci baju dengan mesin cuci ataupun memasak nasi
dengan penanak nasi listrik atau biasa disebut rice cooker. Bahkan internet pun
sudah sangat akrab dengan kehidupan sehari – hari kita. Biasanya dimanfaatkan

15
untuk dimanfaatkan untuk mencari informasi atau menghilangkan penat, seperti
bermain permainan yang disediakan internet.

Pada kutipan teks di atas, dapat dilihat bahwa kedua paragraf tadi sudah masuk
ke dalam hal penting yang ingin disampaikan, yaitu mengenai manfaat teknologi.

c. Penutup

Struktur terakhir adalah penutup. Pada bagian penutup akan disampaikan


kesimpulan tentang topik utama pidato. Terkadang, pembicara juga akan
menyampaikan saran-saran untuk orang lain.

Contoh penutup:

Baik buruknya teknologi itu sendiri, bergantung kepada orang yang


memanfaatkannya. Saya berharap, kita dapat memanfaatkan teknologi itu
sesuai dengan manfaat dan tujuan teknologi itu sendiri dibuat. Supaya tidak
terjadi penyalahgunaan yang dapat merugikan kita sendiri dan orang lain.

Demikian pidato ini saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua. Mohon maaf bila ada salah kata. Wabillahitaufik walhidayah.
wassalammualaikum Wr. Wb.

2.7 Teknik Berpidato Yang Efektif


Pidato dapat disampaikan dalam dua cara, yakni pidato tanpa teks dan pidato
dengan membacakan teks. Pidato tanpa teks disebut juga dengan pidatoekstemporan.
Pidato ini dilakukan dengan cara menuliskan pokok - pokok pikirannya, kemudian ia
menyampaikannya dengan kata - katanya sendiri. Seseorang menggunakan catatan
itu untuk mengingat tentang urutan dan ide - ide penting yang hendak disampaikan,
metode ekstemporan dianggap paling baik, karena itu pidato Inilah yang sering
digunakan oleh banyak pembicara.

Pidatodengan membacakan teks disebut juga pidato naskah. Dalam hal ini
juru pidatomembacakan pidato yang telah dipersiapkannya terlebih dahulu. Pidato

16
denganmembacakan teks, akan terkesan kaku apabila kita tidak pandai - pandai
dalammenyampaikannya. Apalagi bila kegiatan tersebut tanpa disertai dengan
ekspresi,intonasi suara,dan kesiapan mental yang memadai, pidato yang kita
sampaikan akan menjadi tidak menarik.

Efektivitas pidato dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya pelafalan,


intonasi, nada, dan sikap berpidato.

1. Lafal

Lafal atau intonasiadalah ucapan bunyi-bunyi bahasa. Setiap bahasa


cenderungmempunyai karakteristik bunyi tertentu, oleh karena itu ketika berpidato
dalam bahasa Indonesia pembicara harus menggunakanlafal baku yang dimiliki oleh
bahasa Indonesia.Intonasi mempunyai dua fungsi pokok, yaitu: Intonasi menentukan
makna kalimat yang kita ucapkan. Dengan intonasi yang berbeda, klausa sama dapat
menjadi kalimat berita, tanya, atau perintah hanya karena perbedaan intonasi kalimat.
Berdiri dengan rileks, (angan tegang atau kaku. Intonasi dapat mempengaruhi daya
persuasi pidato. Dengan penggunaan intonasi yang tepat pembaca pidato
dapat membujuk, mempengaruhi atau meyakinkan pendengarnya. Oleh karena itu
daya tarik pidato juga sangat ditentukan ketetapan penggunaan intonasinya.

2. Nada
Nada adalah tinggi atau rendahnya suara ketika berpidato. Kualitasnada
biasanya ditentukan oleh cepat atau lambatnya pita suara bergetar, jika pita suara
bergetar cepat maka nada yang dihasilkanakan tinggi, tetapi jika pita suara bergetar
lambat, nada yangdihasilkan adalah rendah.

Dalam proses berpidato nada mempunyai fungsi yang cukup penting,


walaupun dalam bahasa Indonesia nadatidak bersifat distingtif, tatapi penggunaannya
dapat mempengaruhidaya tarik dan efektivitas pidato. Untuk itu penggunaan
nadatertentu dalam pidato tidak bisa sewenang - wenang, penggunaannya didasari
oleh kesadaran akan fungsinya di dalammengefektifkan proses penyampaian dan
pemahaman pidato.

17
Pidato yang efektif biasanya menggunakan nada yang bervariasi. Variasi
nada ini sejalan dengan beragam kalimat yangdigunakan dalam pidato itu, ketika isi
pidato mengajak seseoranguntuk bangkit dari keterpurukan, maka nada tinggi lebih
tepatuntuk digunakan. Namun manakala beralih kepada duka cita, makanada tinggi
bukanlah pilihan yang tepat. Dengan kata lain penggunaan nada yang tinggi atau
rendah sangat ditentukan olehisi kalimat yang dituturkan serta harus sesuai dengan
keadaan.

3. Sikap 

Sikap merupakan unsur non bahasa, tetapi sangat mempengaruhiefektivitas


pidato, sikap merupakan suatu bentuk evaluasi ataureaksi seseorang terhadap diri dan
lingkungannya. Berikut ini beberapa bentuk sikap yang baik dilakukan pada saat
berpidato :

a) Sopan 
b) Menghargai pendengar dan menciptakan rasa bersahabat.
c) Pandangan harus tertuju kepada seluruh pendengar.
d) Menghindari gerakan yang dapat mengganggu konsentrasi pendengar.
e) Menciptakan rasa humor yang sehat.
f) Menggunakan mimik dan gerakan tubuh secara wajar.

2.8 Menyusun Teks Pidato


Sebelum melakukan kegiatan berpidato tersebut, sebagai pembawa pidato
pemula, biasanya harus terlebih dahulu mempersiapkan dan menulis teks pidato yang
akan disampaikan. Hal ini dilakukan agar pesan yang ingin disampaikan di dalam
pidato tersebut dapat diterima pendengar dengan baik. Menulis teks pidato
memerlukan keterampilan tersendiri, sebab teks pidato tersebut nantinya akan dibaca
dan didengar oleh orang lain sehingga penyusunannya harus benar-benar mengikuti
kaidah penulisan yang berlaku. Menulis teks pidato merupakan suatu kegiatan yang
bersifat produktif yang membutuhkan suatu keuletan dan keterampilan yang
memadai, agar teks pidato yang ditulis atau disusun menjadi baik.

18
Menulis teks pidato tidaklah terlalu berbeda dengan menulis teks karangan
lainya, sebelum menulis teks pidato terlebih dahulu harus dibuat kerangka tulisan,
selain itu juga penulis harus mengetahui bagian dan fungsi bagian-bagian tersebut
dalam kesatuan teks yang terdapat pada sebuah pidato.

Dalam menulis teks pidato tentunya ada hal-hal yang harus diperhatikan
seperti berikut.

1. Pendahuluan, yang mengantar alam pemikiran pendengar kepada apa


yang akan dibicarakan, disampaikan.
2. Isi pidato, berupa hal-hal penting yang akan disampaikan kepada
pendengar.
3. Penutup, biasanya berisi penegasan atau penekanan akan hal-hal yang
disampaikan pembicara.
4. Saran-saran atau imbauan yang perlu diperhatikan pendengar.

Kemampuan menyusun naskah pidato adalah kesanggupan atau kecakapan


seseorang dalam menggunakan unsur-unsur kesatuan bahasa untuk menyampaikan
ide atau gagasanya secara tertulis untuk disampaikan secara lisan sehingga apa yang
disampaikan dapat dipahami pendengarnya.

Pidato yang efektif selalu memerlukan persiapan yang baik. Untuk itu,
seorang penyusun teks pidato haruslah memahami cara-cara atau teknik-teknik dalam
menyusun teks pidato. Menyusun teks pidato memerlukan teknik-teknik tertentu
karena selain menuliskan ide-ide penulis juga harus memerhatikan dan
mempertimbangkan calon pendengarnya. Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui
penulis.

Kegiatan berpidato agar berlangsung dengan baik diperlukan persiapan dan


latihan secara teratur. Bagi orang yang sudah bisa berpidato di hadapan massa,
memersiapkan pidato dan melakukan latihan mungkin tidak diperlukan lagi, namun
bagi baru atau belum pernah berpidato hal ini sangat diperlukan. Anwar (1995: 36)
mengemukakan bahwa ada tiga langkah persiapan pidato, yaitu persiapan fisik,
persiapan mental, persiapan materi yang dapat menunjang keberhasilan berpidato
seseorang.

19
Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan
yang luas sangat dibutuhkan agar calon pembawa pidato lebih memiliki keyakinan
untuk meyakinkan pendengarnya tentang apa yang dikemukakan dalam pidatonya,
sekaligus memberikan pengetahuan atau menanamkan nilai-nilai yang diharapkan
dapat bermanfaat.

Fakta-fakta, ilustrasi, pokok-pokok yang konkret dapat menambah penguatan


bagi pembawa pidato yang tentunya akan berdampak secara positif bagi
pendengarnya. Untuk pidato perpisahan sekolah, fakta-fakta ilustrasi, cerita atau
pokok-pokok konkrit yang berhubungan dengan pendengarnya adalah harus
berkaitan dengan kenyataan sebagai akibat malas belajar, menganggur, pemalas perlu
disampaikan. Tindakan-tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh pelaku kejahatan
sebagai akibat tidak mau bersekolah atau tidak bersekolah perlu dikemukakan,
karena para pendengar yang umumnya terdiri dari siswa-siswa.

Di sisi lain, ungkapan terima kasih serta permohonan maaf kepada para guru
yang telah membimbing para siswa selama ini, harus disampaikan. Permohonan doa
serta restu para orangtua dan guru-guru yang telah banyak mengarahkan dan
mendidik para siswa, yang terkadang menyita pengorbanan yang besar dari guru-
guru.

Ini yang perlu dipersiapkan oleh calon membawa pidato sebagai sambutan
dalam acara perpisahan sekolah. Hal ini harus dipaparkan dalam teks yang secara
umum terdiri dari pendahuluan, isi dan, penutup. Menurut Dawud dkk (2004: 68)
teks pidato harus jelas gagasannya, organisasi isinya, tata bahasa, kosakata serta
penggunaan ejaannya harus sesuai dengan pedoman EYD. Berikut dijelaskan secara
singkat unsur-unsur tersebut.

1. Isi Gagasan
Isi gagasan yang dimaksud dalam tulisan ini, adalah gagasan atau
ide siswa yang berkenaan dengan tema pidato, yakni perpisahan
sekolah. Gagasan ini harus relevan dengan suasana atau tema
pidato yang ditentukan guru.

2. Organisasi Isi

20
Pengorganisasian ide atau gagasan adalah penempatan dalam teks
pidato akan bagian-bagian teks pidato yang dimulai dari
pendahuluan, isi, dan penutup. Pendahuluan selayaknya diletakkan
diawal teks pidato yang disusun, kemudian isi, dan terakhir adalah
penutup.

3. Tata Bahasa
Tata bahasa dalam teks pidato dimaksudkan sebagai susunan kata-
kata menjadi kalimat, paragraf, dan teks secara utuh. Susunan
bahasa harus jelas dan logis, sehingga makna dalam teks pidato
dapat ditangkap dengan mudah.

4. Kosa Kata
Kata-kata yang menyambung kalimat harus selaras dengan
maksud penulis. Kosa kata yang digunakan juga harus tepat,
sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dari pendengar.
Kosa kata harus baku dan tidak menggunakan kosa kata dari
daerah masing-masing siswa, tetapi harus menggunakan bahasa
Indonesia.

5. Ejaan yang Disempurnakan


Teks pidato yang ditulis siswa harus memperhatikan unsur EYD
atau untuk sekarang menggunakan PUEBI, sehingga tidak terjadi
kesalahan, yang mengakibatkan pemaknaan terhadap teks menjadi
rancu.

2.9 Contoh Teks Pidato dan analisisnya


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua.

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

21
Saat ini 209 negara di dunia termasuk negara kita Indonesia sedang
menghadapi tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Masa yang berat
bagi kehidupan kita, bahkan pandemi korona ini telah membawa kesedihan bagi
sebagian orang dan kesulitan bagi banyak orang. Dan kita semua mengalami
perubahan besar dalam kehidupan kita sehari-hari.

Dalam kesempatan ini, saya sampaikan penghargaan dan apresiasi yang


tinggi dan terima kasih kepada semua dokter, semua perawat, dan seluruh tenaga
medis yang telah berjuang di garis depan dan terus berjuang hingga kini.

Dan mereka yang telah menjalankan peran penting tanpa pamrih: TNI, Polri,
para relawan yang telah melaksanakan tugas di luar rumah untuk kita semua, atas
nama masyarakat dan negara, saya memberikan penghargaan setinggi-tingginya
karena apa yang Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara lakukan merupakan pengorbanan
yang luar biasa.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak, Ibu, dan Saudara
saudara yang telah tinggal di rumah karena dengan berada di rumah kita semua telah
berupaya memutus mata rantai penyebaran Virus COVID-19 dan artinya telah
menyelamatkan banyak keluarga dari virus ini.

Mari kita terus bersama-sama menangani pandemi ini, bergotong royong,


bersatu padu karena hanya dengan cara kebersamaan ini kita akan dapat
mengatasinya. Kita tidak sendiri, kita bersama dengan negara-negara lain yang juga
mengalami hal yang sama untuk bersama mengatasi pandemi ini.

Dan tetaplah bersabar, optimis, tetap disiplin berada di rumah, jaga jarak
dalam berhubungan/berinteraksi dengan orang lain, hindari kerumunan, rajin cuci
tangan, pakailah masker saat keluar rumah.

Ketika kedisiplinan kuat itu kita lakukan, insya Allah kita akan kembali pada
situasi dan kondisi normal dan dapat bertemu dengan saudara, bertemu dengan
teman, bertemu dengan kerabat dan tetangga dalam situasi yang normal. Tapi untuk
saat ini marilah kita tetap berada di rumah saja.

Sekian pidato dari saya, kurang lebihnya saya mohon maaf.

22
Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Analisis pidato

a. Pembukaan

1. salam pembuka

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua.

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sebangsa dan setanah air

2. Pendahuluan

Saat ini 209 negara di dunia termasuk negara kita Indonesia sedang menghadapi
tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Masa yang berat bagi
kehidupan kita, bahkan pandemi korona ini telah membawa kesedihan bagi sebagian
orang dan kesulitan bagi banyak orang. Dan kita semua mengalami perubahan besar
dalam kehidupan kita sehari-hari.

b. isi

Dalam kesempatan ini, saya sampaikan penghargaan dan apresiasi yang


tinggi dan terima kasih kepada semua dokter, semua perawat, dan seluruh tenaga
medis yang telah berjuang di garis depan dan terus berjuang hingga kini.

Dan mereka yang telah menjalankan peran penting tanpa pamrih: TNI, Polri,
para relawan yang telah melaksanakan tugas di luar rumah untuk kita semua, atas
nama masyarakat dan negara, saya memberikan penghargaan setinggi-tingginya
karena apa yang Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara lakukan merupakan pengorbanan
yang luar biasa.

c. Penutup

23
Mari kita terus bersama-sama menangani pandemi ini, bergotong royong,
bersatu padu karena hanya dengan cara kebersamaan ini kita akan dapat
mengatasinya. Kita tidak sendiri, kita bersama dengan negara-negara lain yang juga
mengalami hal yang sama untuk bersama mengatasi pandemi ini.

Dan tetaplah bersabar, optimis, tetap disiplin berada di rumah, jaga jarak
dalam berhubungan/berinteraksi dengan orang lain, hindari kerumunan, rajin cuci
tangan, pakailah masker saat keluar rumah.

Ketika kedisiplinan kuat itu kita lakukan, insya Allah kita akan kembali pada
situasi dan kondisi normal dan dapat bertemu dengan saudara, bertemu dengan
teman, bertemu dengan kerabat dan tetangga dalam situasi yang normal. Tapi untuk
saat ini marilah kita tetap berada di rumah saja.

1. Salam penutup

Sekian pidato dari saya, kurang lebihnya saya mohon maaf.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

24
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan:
Pidato merupakan kegiatan berbicara atau berorasi untuk menyatakan pendapat
di depan umum. Adapun tujuan dalam berpidato ialah untuk memberi pemahaman
dan informasi kepada orang lain, serta fungsinya untuk mempermudah komunikasi.
Dalam praktiknya pidato disampaikan oleh seseorang pimpinan pada khalayak ramai.
Dalam berpidato ada tata caranya mulai diawali dengan pembukaan,
penyampaian isi dan penutup serta bagaimana kita bersikap dan berbicara yang baik
di muka umum.

3.2 Saran
Dengan memahami konsep serta aturan berpidato maka kita akan menjadi
terampil berpidato. Metode yang dapat kita gunakan untuk berpidato diantaranya
Impromptu (serta meta) Manuskrip, Memoriter dan Ekstemporan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Alfari, Shabrina.(2018). Membedah Struktur Teks Pidato. Jakarta : News

Lestari, Novita. (2016). Pidato : Academia.edu

(DOC) makalah "pidato" | novita lestari - Academia.edu

Arifin, E. Zaenal dan S. Imran, Tasai. (2009).Cermat


BerbahasaIndonesia.Jakarta :Akademika Pressindo.

Karomani. (2011). Keterampilan Berbicara. Ciputat Tangsel: Matabaca Publishing

Wuryantoro. (2019). Contoh Pidato, Cara Menulis, Sistematika Teks Pidato


Singkathtml

https://www.gurupendidikan.co.id/pidato/

https://www.pustakapengetahuan.com/2019/03/pengertian-pidato-macam-macam-
pidato.html

iv
MAKALAH B. INDONESIA

TEORI PIDATO

Dosen pembimbing :

Adin Mu’afiroh, S,ST., M.Kes

Disusun oleh :

1. Annisa Fitriya (P27820121054)


2. Fina Fidyawati (P27820121064)
3. Meliyundzi Romin (P27820121071)
4. Radhita Dayu Pebriana (P27820121078)
5. Sintawati (P27820121085)
6. Zalfa Nazihah Nugraini (P27820121092)

Tingkat 1 Reguler B

PRODI DIII KEPERAWATAN SOETOMO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2021 - 2022

5
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah mengenai “Teori Pidato”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan juga
kita semua para umatnya sampai akhir zaman.

Makalah ini saya buat sebagai tugas individu mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan dengan judul “ Teori Pidato ”, yang saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu di makalah ini.

Terlepas dari semua itu. saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
saya menerima segala saran, kritik, petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari berbagai
pihak Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua dan dapat memberikan informasi bagi pembaca.

Banyuwangi, 22 September 2021

Penulis

DAFTAR ISI

6
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1. 3 Tujuan Penulisan 5
1.4 Manfaat 5
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1 Pengertian Pidato 6
2.2 Menulis dan Menyusun Naskah Pidato 6
2.3 Menyunting dan Memperbaiki Pidato 10
2.4 Tata Cara dan Etika Berpidato serta Metode Penyampaian Pidato11
2.5 Pelaksanaan Presentasi 14
BAB 3 KESIMPULAN............................................................................................................19
3.1. Kesimpulan19
3.2. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN

7
1. 1 Latar Belakang
Berbicara yang dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah
– tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik
(atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh
(persuasive). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara
yang dikenal dengan istilah retorika. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan
yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka.
Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato.
Pidato merupakan salah satu ragam berbicara yang sering digunakan dalam
penataran, peringatan, seminar dari dulu sampai sekarang. Pidato merupakan suatu hal
yang sangat penting baik waktu sekarang maupun pada waktu yang akan dating, karena
pidato merupakan penyampaian dan penanaman pikiran, informasi, atau gagasan
pembicara kepada khalayak ramai. Pada saat pidato sudah dapat dipastikan bahwa akan
terjadi hubungan antara yang berpidato dengan orang yang diberi pidato. Oleh sebab itu,
maka yang berpidato (berbicara) hendaknya mempersiapkan dirinya sebaik – baiknya
agar tercapai apa yang diharapkan. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan
positif bagi orang – orang yang mendengarkan pidato tersebut. Kemampuan berpidato
yang baik di depan public/umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang
baik.
Peranan pidato dalam menyampaikan ide atau informasi secara lisan pada
kelompok massa merupakan aktivitas yang sangat penting, baik masa lalu maupun masa
yang akan datang. Seorang yang sudah mahir berbicara di depan umum akan dengan
mudah menguasai massa dan menawarkan ide – idenya agar dapat diterima orang lain.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pidato itu?
2. Bagaimana Langkah – Langkah dalam penyusunan teks pidato?
3. Apa yang dimaksud dengan teori public speaking dan Kesantunan Bahasa?
Bagaimana caranya memahami teori public speaking dan Kesantunan
Bahasa?
4. Bagaimana cara menyunting dan memperbaiki naskah pidato yang benar?
5. Bagaimana kriteria teks dan cara berpidato yang baik?

8
1. 3 Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini, untuk mengetahui dan mempelajari lebih
dalam lagi mengenai pidato, sistematika penyusunannya, serta bagaiman cara
menyampaikan pidato.

1. 4 Manfaat
a. Membantu melengkapi tugas pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai bab
pidato.
b. Menambah wawasan tentang pidato.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pidato


Menurut KBBI, pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata
yang ditujukan kepada orang banyak, atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di
depan khalayak. Sedangkan secara umum, pidato merupakan kegiatan berbicara di

9
depan umum yang dilakukan untuk menyatakan pendapat, atau memberikan gambaran
mengenai suatu hal.
Tujuan Teks Pidato:
a) Informatif: memberikan pemahaman atau informasi terhadap orang lain.
b) Argumentatif: meyakinkan pendengar.
c) Rekreatif: membuat orang lain senang dengan teks pidato yang disampaikan
karena bersifat menghibur.
d) Persuasif: memberikan pengaruh pada orang lain agar bersedia untuk mengikuti
kemauan yang diinginkan oleh orator atau orang yang berpidato.
Macam-macam Pidato
Ada 4 macam pidato yang biasa kamu temui sehari- hari, dilansir dari KBBI, yaitu:
a) Pidato kenegaraan: pidato kepala negara di depan DPR/MPR atau pidato resmi
kepala negara.
b) Pidato pengukuhan: pidato yang diucapkan secara tradisional oleh seorang
guru besar universitas pada saat diangkat secara resmi.
c) Pidato radio: pidato yang diucapkan atau disiarkan melalui radio.
d) Pidato televisi: pidato yang diucapkan atau ditayangkan melalui televisi.

2.2. Menulis dan Menyusun Naskah Pidato


a) Menulis Naskah Pidato
Menulis naskah pidato harus melalui tiga kegiatan yaitu, mengumpulkan bahan,
membuat kerangka, dan menguraikan isi naskah pidato secara terperinci. Penjelasannya
adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan Bahan
Setelah Anda meneliti persoalan dan merumuskan tujuan pidato serta menganlisis
pendengar, maka Anda sudah siap untuk menggarap naskah pidato. Anda boleh mulai
menulis naskah pidato dengan menggunakan hal apa yang telah Anda ketahui mengenai
persoalan yang akan Anda bicarakan/sampaikan. Jika hal ini Anda anggap kurang
cukup, maka Anda harus mencari bahan-bahan tambahan yang berupa fakta, ilustrasi,
cerita atau pokok-pokok yang konkret untuk mengembangkan pidato ini. Tidak ada
salahnya Anda bertanya kepada orang/pihak yang mengetahui persoalan yang akan
Anda bicarakan. Buku-buku, perturan-peraturan, majalah-majalah, dan surat kabar

10
merupakan sumber informasi yang kaya yang dapat Anda gunakan sebagai bahan dalam
rangka menguraikan isi pidato anda.
b. Membuat Kerangka Pidato
Kerangka dasar dapat Anda buat sebelum mencari bahan-bahan, yaitu dengan
menentukan pokok-pokok yang akan dibicarakan, sedangkan kerangka yang terperinci
baru dapat Anda buat setelah bahan-bahan selesai Anda kumpulkan. Dengan bahan-
bahan itu Anda dapat menyusun pokok-pokok yang paling penting dalam tata urut yang
baik, di bawah pokok-pokok utama tadi. Di dalam kerangka ini harus terlihat adanya
kesatuan dan koherensi antarbagian Sebagai gambaran perhatikanlah contoh kerangka
pidato di bawah ini.
Contoh Kerangka Pidato
Inti dari kerangka pidato adalah: (1) pendahuluan, (2) isi, dan (3) penutup
(1) Pendahuluan: bagian pendahuluan memuat salam pembuka, ucapan terima kasih
(bila ada yang diberi ucapan), dan kata pengantar untuk menuju kepada isi pidato;
(2) Isi: bagian ini memuat uraian pokok yang terdiri atas topik atau pokok utama dan
sub-subtopik yang memperjelas atau menghubungkan dengan topik utama;
(3) Penutup: bagian penutup memuat kesimpulan, harapan (bila ada), dan salam
penutup.
c. Menguraikan isi pidato
Dengan menggunakan kerangka yang telah Anda buat, ada dua hal yang Anda
lakukan:
(1) Anda dapat mempergunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaitu berpidato
dengan menggunakan metode ekstemporan, dan (2) menulis atau meyusun naskah
pidato secara lengkap yang Anda bacakan atau Anda hafalkan.

Bagian-bagian yang terdapat dalam dalam kerangka pidato di atas akan dijelaskan lebih
lanjut pada uraian berikut ini.
Butir (1) dan butir(3), yaitu bagian pendahuluan dan bagian penutup tidak memuat
inti pembicaraan atau isi pidato, sehingga tidak diuraikan secara terperinci di sini tetapi
dapat dilihat langsung pada contoh naskah pidato setelah bahasan ini selesai
dibicarakan. Jadi, yang akan diperjelas secara rinci adalah bagian isi pidato
d. Struktur Isi Pidato

11
Struktur isi pidato adalah rangkaian isi pidato dari awal hingga akhir. Rangkaian ini
disusun agar pidato berlangsung menarik dan tujuan pidato tercapai dengan baik. Ada
beberapa cara merangkai isi pidato, antara lain:
(1) Alur dasar pidato, yaitu rangkaian isi pidato yang mengikuti alur dasar pidato
yang bergerak melalui tiga tahap: (a) tahap perhatian, yaitu tahap pertama yang
dilakukan pembicara dengan baik; (b) tahap kebutuhan, yaitu tahap yang dilakukan
pembicara dalam menjelaskan pentingnya masalah yang akan dibicarakan sehingga
pendengar akan berusaha memahami masalah atau hal-hal penting yang disampaikan
pembicara. (c) tahap penyajian, yaitu merupakan tahap pembicara menyajikan materi
pidato yang telah dipersiapkan melalui naskah kerangka pidato.
Itulah tahap-tahap yang dilalui seorang pembicara dalam menyelesaikan
pidatonya, tetapi penjelasan tahap-tahap di atas adalah tahap yang dilalui pada jenis
pidato informasi. Sekarang mari kita lihat beberapa pola organisasi pidato yang dapat
Anda pilih!
(2) Pola Organisasi Pidato, pola organisasi pidato dapat digolongkan ke dalam tiga tipe
besar, yaitu (a) pola uraian; (b) pola sebab, dan (c) pola topik.
(a) pola uraian; ada dua macam urutan yang digunakan untuk
menyusun/menulis isi pidato, yaitu: urutan kronologis dan urutan ruang. Urutan
kronologis, adalah susunan isi yang dimulai dari periode atau data tertentu,
bergerak maju atau mundur secara sistematis. Sementara itu, urutan ruang adalah
susunan isi yang berurutan berdasarkan kedekatan fisik satu dengan yang lainnya.
Umpamanya, membicarakan mulai dari SD A kemudian menunjuk ke SD B yang
letaknya paling dekat dengan SD A tadi, dan seterusnya.
(b) pola sebab; sebagaimana terlihat dari namanya, organisasi pidato yang
menggunakan pola sebab yang bergerak dari satu analisis sebab di saat ini bergerak
ke arah analisis akibat di masa yang akan datang, atau dari deskripsi kondisi di saat
ini bergerak ke arah analisis sebab-sebab yang memunculkannya.
(c) pola topik; pola organisasi pidato yang menggunakan pola topik dilakukan apabila
materi yang dibicarakan lebih dari satu periode atau kelompok. Oleh karena itu, di
dalam isi pidato akan terdapat beberapa subtopik.

12
b) Menyusun Naskah Pidato
Langkah- langkah menyusun naskah pidato adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Topik
Langkah pertama membuat naskah pidato adalah menentukan topik, dalam
menentukanlah topik ini sangat membantu sang orator untuk menguasai materi, mencari
materi pendukung, menambah ilustrasi, dan menyertakan bukti-bukti sebagai penguat
alasan. Topik yang dibuat sebaiknya dipersempit sehingga tema pembicaraan tidak
meluas. Hal itu nantinya akan memberikan efek lebih rinci dan bahasan yang sangat
mendalam.
2. Menetapkan Tujuan
Seperti sudah diketahui tentang tujuan pidato di atas, tentukanlah tujuan pidato.
Apakah bertujuan informatif, persuasif, atau rekreatif. Dalam menetapkan topik dan
tujuan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan orator dan mempunyai manfaat bagi
audiens.
3. Mengumpulkan Bahan-Bahan
Bahan-bahan untuk membuat naskah pidato bisa didapatkan berdasarkan
pengalaman pribadi, hasil observasi, penelitian, referensi dari buku, artikel di surat
kabar, majalah, tabloid, internet, dan sebagainya. Menyusun kerangka pidato pada
dasarnya terdiri terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup. Ketiga hal tersebut tak boleh
ditinggalkan dalam menuyusun dan menuliskan tentang naskah pidato yang baik, dan
mudah dipahami oleh pembaca.
4. Menyusun Naskah Pidato
Dalam tahapan ini buatlah naskah pidato sedalam mungkin berdasarkan referensi
yang telah dikumpulkan sebelumnya. Tulislah pembahasannya secara sistematis atau
runtun penjelasannya sehingga pendengar agar mudah untuk memahaminya.

2.3. Menyunting dan Memperbaiki Pidato


Kegiatan menyunting adalah kegiatan memperbaiki tulisan. Secara khusus pada
topik ini, kita akan mengulas bagaimana menyunting teks pidato.
1) Hal pertama yang harus dikuasai adalah pemahaman tentang struktur pidato.
Struktur teks pidato terdiri atas:
a. Pembukaan yang berisi salam pembuka

13
b. Pendahuluan dengan sedikit menggambarkan isi
c. Isi atau materi pidato
d. Penutup yang berisi simpulan atau pesan dan salam penutup.
2) Hal kedua yang harus dikuasai adalah pengetahuan tentang bahasa yang baik
dan benar dan pengetahuan tentang EYD.
3) Hal ketiga yang harus dikuasai adalah pengetahuan umum tentang sara dan hal-
hal sensitif lainnya yang tidak layak menjadi bagian dari teks pidato.

Setelah kalian memiliki 3 hal di atas, kalian bisa menyunting teks pidato.
Tahap menyunting
Tahap menyunting terbagi ke dalam 2 suntingan, yatu suntingan kebahasaan dan
suntingan isi.
Suntingan isi meliputi:
1. Kelengkapan isi
a) Urutan penyajian Baca seluruh teks dan bagi ke dalam pembukaan, isi, dan
penutup lalu amati adakah kalimat yang berada tidak di tempatnya.
Misalnya dalam bagian pembukaan terdapat kalimat simpulan yang
seharusnya ada di bagian penutup.
b) Cermati dengan saksama adakah hal yang mengandung sara atau hal sensitif
lainnya.
2. Kebahasaan
a) Penggunaan tanda baca (EYD)
b) Penggunaan tata bahasa
3. Pilihan kata
4. Struktur kalimat
5. Kepaduan paragraph

2.4. Tata Cara dan Etika Berpidato Serta Metode Penyampaian Pidato
a. Tata Cara Berpidato
Dalam penyampaian pidato pada umumnya, urutan berpidato
meliputipembukaan, isi, dan penutupan. Pembukaan berisi sapaan kepada pihak-
pihakyang telah diundang dan hadir dalam kegiatan acara tersebut.

14
Dalam berpidato bagusnya diawali dengan pembukaan atau mukaddimah.
Pembukaan berisi sapaan kepada para tamu undangan yang telah hadir dalamkegiatan
acara tersebut. Dilanjutkan dengan penyampaian isi pidato atau materiinti. Isi pidato
berisi tentang inti materi yang akan disampaikan kepada paraaudiens yang berupa
penjabaran gagasan pokok materi inti. Tahap yang terakhir adalah penutupan.
Penutupan berisi tentang mereviewulang materi yang telah disampaikan, harapan dan
ucapan terimakasih ataspartisipasinya kepada para tamu undangan yang telah hadir
Susunan yang umum dipakai ketika sedang berpidato:
1. Pendahuluan atau pembukaan
2. Salam pembuka
3. Sapaan kepada para pendengar yang disampaikan secara runtut
4. Ucapan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
5. Pengantar ke topik
6. Isi
7. Penutup
8. Ucapan terimakasih
9. Salam    
b. Etika Berpidato
Etika dalam berpidato antara lain:
1.   Etika berpidato di depan umum, meliputi:
a. Mengenakan pakaian yang sesuai dengan suasana pertemuan, rapi, bersih dan
sopan.
b. Tampil dengan bersahaja, sopan dan rendah hati.
c. Menyisipkan beberapa humor segar dalam pidato.
d. Gunakan kata-kata yang sopan, halus, dan sederhana.
e. Sebagai kata penutup jangan sampai lupa mengucapkan maaf bila terdapat tutur
kata yang kurang berkenan dan lain-lain.
2.    Etika berpidato di depan pejabat, meliputi:
a.    Menghilangkan rasa rendah diri.
b.    Jangan tampil seolah-olah menggurui, sikap lebih tahu dan lainnya.
c.    Jangan terlalu memberikan penghormatan yang berlebihan pada audience.
3.    Etika berpidato didepan pemuka agama, meliputi:

15
a.    Jangan mengeluarkan kata-kata yang bisa menyinggung umat beragama.
b.    Jangan ada nada merendahkan atau memuji agama tertentu.
c.    Perbanyak istilah-istilah keagamaan.
4.    Etika berpidato di depan para wanita, meliputi:
a. Bila yang menjadi pembicara seorang laki-laki, maka hati-hati jangan sampai
menyinggung harkat martabat wanita.
b. Harus menggunakan istilah-istilah yang tepat seperti ibu-ibu atau saudari
sekalian.
c. Hindari pemakaian kata-kata kasar, kurang senonoh atau kurang sopan.
5.    Etika Berpidato di depan Pemuda/Mahasiswa, meliputi:
a. Pidato harus mengutamakan penalaran yang berikaitan dengan dunia anak-anak
muda.
b. Jangan mengeluarkan kata-kata yang bersifat menentang.
c. Jangan sampai mengkritik dan menyalahkan anak-anak muda.
6.    Etika berpidato di depan masyarakat, meliputi:
a.    Jangan berbohong.
b.    Gunakan kata-kata yang sopan dan sederhana.
c.    Kapan perlu sisipkan beberapa istilah dalam bahasa setempat.  
Selain itu ada beberapa hal yang penting berkaitan dengan berpidato, antara lain
adalah sebaga berikut:
a. Posisi berbicara. Seorang pembicara harus sedapat mungkin dilihat oleh
semua audience. Kalau boleh tidak duduk, usahakan untuk berdiri, agar
semua audience dapat menatap wajah dan penampilan pembicara.
b. Mengatur suara dalam berpidato. Usahakan mengeluarkan suara dengan
jelas, tegas, dan nyaring dan sesuaikan dengan ruang pertemuan, apakah
ruang kecil atau ruang aula yang luas dan besar.
c. Volume, intonasi dan pelafalan. Pada saat berpidato, usahakan
untuk mengatur volume suara, intonasi, dan pelafalan.
d. Sisipkan humor yang sopan, segar dan relevan.
e. Gerak tubuh, seperti tangan, telapak tangan, jari, kepala, raut muka, dan
lain-lain juga mendukung daya tarik dalam berpidato, namun jangan terlalu
berlebihan, dan harus sesuai dengan apa yang sedang dibacarakan.

16
f. Penggunaan mikropon, bila ada mikropon maka gunakanlah dengan sebaik-
baiknya dan jangan menempel di mulut namun agak jauh dari mulut pada
saat berbicara agar suaranya bagus.
g. Bila ada slide (berupa OHP dan LCD), alat peraga, papan tulis, sangat
efektif untuk menunjang kegiatan saat berpidato.

c. Metode Penyampaian Pidato


Metode penyampaian pidato diketahui terdiri atas empat macam, yaitu:
1. Metode naskah (Manuskrip)
Dalam metode ini naskah pidato ditulis secara lengkap sesuai dengan apa yang akan
disampaikan. Pidato disampaikan persis seperti yang telah disiapkan. Cara atau ini
digunakan untuk menghindari kesalahan dalam penyampaikan pesan atau materi
pidato yang disampaikan. Metode ini digunakan pada pembicaraan yang
membutuhkan ketelitian, misalnya pada pidato resmi mengenai persoalan politik,
pengumuman atau ulasan teknik.
2. Metode hafalan (Memoriter)
Metode ini merupakan metode lanjutan dari metode membaca naskah. Dalam
metode ini, naskah yang sudah disiapkan tidak dibaca tetapi dihafalkan terlebih
dahulu kemudian diucapkan dalam kesempatan berpidato. Metode ini menuntut
ingatan pembicara (komunikator) dalam menguasai bahan (materi) yang akan
disampaikan kepada audiens.
3. Metode spontanitas (Improptu)
Metode spontanitas berbeda dengan kedua metode sebelumnya. Pada metode ini,
pembicara tidak menyiapkan naskah, atau tidak membaca naskah. Pembicara hanya
memikirkan masalah apa yang akan dikemukakan. Pidatonya benar-benar tidak
dipersiapkan, karena pembicara ditunjuk secara mendadak untuk menyampaikan
pesan (pidato) di depan umum.
4. Metode menjabarkan kerangka (Ektemporer)
Dalam metode ini, pembicara akan lebih luwes dalam menyampaikan gagasannya.
Komunikator (pembicara) dapat mempersiapkan bahannya dengan baik dalam
bentuk kerangka pidato. Dalam metode ini, pembicara menentukan pokok-pokok isi
pidato kemudian menyusun dalam bentuk kerangka pidato.

17
Selain itu, pembicara membuat catatan khusus. Misalnya ayat-ayat, undang-undang,
data atau angka-angka yang sulit diingat. Pada saat berpidato, kerangka pidato yang
telah dipersiapkan sebelumnya dikembangkan secara langsung. Catatan khusus
yang telah dibuat bisa dilihat sesuai dengan keperluan. Berpidato dengan
menggunakan metode ini sangat dianjurkan, karena sifatnya fleksibel. Isi pidato
disampaikan secara runtut dan tak ada yang tertinggal.

2.5. Pelaksanaan Presentasi


Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan orang banyak atau salah
satu bentuk komunikasi presentasi merupakan kegiatan pengajuan suatu topik,
pendapat, atau informasi kepada orang lain. Presentasi merupakan kegiatan pengajuan
suatu topik, pendapat atau informasi kepada orang lain. Presentasi adalah proses
penyampaian ide, produk baru, atau hasil pekerjaan yang ditampilkan dan dijelaskan
kepada audiens.
Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi, presentasi
lebih sering dibawakan dalam acara bisnis.

Tujuan Presentasi
Secara garis besar presentasi dirancang untuk:
1. Menjual (to sell)
2. Menjelaskan (to explain)
3. Memotivasi (to motivate).

Jenis-Jenis Presentasi
Secara umum ada tiga jenis presentasi, antara lain:
1. Presentasi Informatif (informative presentations) adalah presentasi yang
bertujuan untuk menginformasikan atau memberitahukan.
2. Presentasi Persuasif (persuasive presentations) adalah presentasi yang
bertujuan untuk memotivasi audiens untuk melakukan atau percaya terhadap
sesuatu.
3. Goodwill presentations adalah presentasi untuk menghibur dan mengesahkan
(validate) komitmen audiens kepada tujuan organisasi.

18
Pendukung Jalannnya Presentasi:
A. Presenter
Presenter merupakan sebutan kepada orang yang melakukan presentasi.
Agar proses presentasi berjalan dengan terencana, terarah, dan teratur, maka
pembicara/presenter perlu memperhatikan tahapan berikut ini:
1. Planning (Perencanaan)
a) Understanding Audience (Memahami Pendengar)
b) Informasi profil audience yang berguna antara lain: Knowledge
(Tingkat Pengetahuan), Expertise (Keahlian), Experience
(Pengalaman), Prejudice and Attitude (Praduga dan Sikap), Needs
(Kebutuhan), Wants (Keinginan).
c) Menentukan Tujuan Presentasi
d) Message to be Delivered (Pesan yang akan disampaikan)
e) Presentation Tools (Perlengkapan presentasi)
f) Presentation Room (Ruang/ tempat presentasi).
2. Delivering (Penyampaian)
a) Opening (Pembukaan) yaitu menarik perhatian posotif dari audience.
b) Message (Pesan) yaitu menyatakan pesan pembicara secara jelas.
c) Evidence (Bukti) yaitu menggiring audiens menghargai pembicara,
mempercayai pembicara dan meyakini kredibilitas pembicara.
d) Closing (Penutup/Kesimpulan) yaitu memberikan kesan positif yang
akan terus diingat oleh audience, mengajak audience mengikuti apa
yang pembicara inginkan, serta menyimpulkan hal-hal penting selama
presentasi.
3. Handling (Penanganan)
Handling adalah menangani atau mengatasi sesi tanya-jawab. Sesi
tanya jawab dilakukan setelah presentasi selesai.
4. Closing (Penutupan)
Penutupan suatu presentasi diharapkan dapat memberi tambahan pada
kesan pertama yang sudah positif, yang akan diingat terus oleh audiens.
Cara dan apa yang pembicara ungkapkan pada saat menutup suatu
presentasi adalah bagian yang tidak kalah penting dari semua bagian

19
presentasi. Menutup presentasi juga harus mengandung kesimpulan dari
tujuan presentasi.
B. Moderator
Moderator adalah pengatur dan pengarah jalannya diskusi. Tugas
seorang moderator adalah mengatur dan memberi arahan saat diskusi berjalan.
Moderator juga bisa disebut sebagai pemimpin diskusi.
Moderator adalah seseorang yang bertugas untuk memoderasi dan
mengawasi jalannya lalu lintas posting di forum yang menjadi tanggung
jawabnya. Tujuan utamanya adalah agar forum diskusi dapat berjalan dengan
baik dan benar sesuai dengan topiknya serta berlangsung secara kondusif.

Tugas moderator:

1. Mengawal dan mengawasi jalannya lalu lintas posting di forum yang


menjadi tanggung jawabnya agar berjalan sesuai dengan topik diskusi.

2. Moderator harus dapat menciptakan ide atau topik lebih menarik agar forum
diskusi yang menjadi tanggung jawabnya menjadi lebih hidup dan dinamis.

3. Memberi penjelasan dan bimbingan terhadap peserta diskusi yang belum


memahami topik diskusi.

4. Memberi peringatan kepada peserta diskusi jika arah pembicaraan diskusi


dirasa sudah melenceng jauh dari topik bahasannya atau Out Of-Topic
(OOT).

5. Menyortir, menghapus, memindahkan, mengunci, membuka, ataupun


memecah topik tertentu jika diperlukan agar jalannya diskusi lebih fokus
dan kondusif.
6. Memberikan peringatan kepada peserta diskusi yang dianggap menyalahi
peraturan dan atau dianggap mengganggu, mengacaukan atau berpotensi
menimbulkan hal-hal yang merugikan forum, dengan bahasa yang baik dan
sopan.

20
Tahapan tugas moderator
1. Pembukaan.
2. Ucapan Selamat datang kepada peserta.
3. Uraian singkat latar belakang dan tujuan diskusi, seminar, atau presentasi.
4. Perkenalan penyaji/presenter dan tema presentasi.
5. Penentuan waktu dan mekanisme tanya jawab.
6. Mengundang pembicara/penyaji/presenter menyajikan materi/presentasi.
7. Rangkuman umum inti presentasi penyaji.
8. Mengundang pendengar/peserta untuk bertanya.
9. Ucapan terima kasih kepada penyaji/presenter dan pendengar/peserta.
10. Moderator menutup diskusi, seminar atau presentasi.
C. Pendengar/ Peserta
Presentasi berarti berkomunikasi dengan orang lain. Kumpulan orang
lain yang kita ajak biocara inilah yang disebut audiens. Berbicara secara efektif
berarti para pendengar dapat menyambut dan menangkap isi pembicaraan kita.
Yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:
1. Harus diketahui tingkat pendidikan, tingkat usia, tingkat social ekonomi
pendengar kita. Untuk menyesuaikan bahan, bahasa dan cara
penyampaian.
2. Harus diketahui jenis kelompok pendengar kita (selompok studi, kelompok
olahraga dan sebagainya).
3. Harus diketahui apakah pendengar merupakan kelompok homogeny dan
heterogen.
4. Jumlah pendengar dan tempat berpidatopun harus diperhatikan.
5. Perlu dijajaki beberapa banyak pengetahuan pendengan mengenai hal yang
akan dibicarakan.
6. Tempat berbicara juga perlu masuk pertimbangan.
7. Sebaiknya perlu diketahui juga alas an pemilihan pembicara.
8. Perlu diketahui apakah ada pembicaralain sebelum atau setelahnya.
Apakah yang akan dikatakan oleh pembicara lain. Berapa lama waktu
yang disediakan.

21
9. Pembicara tidak boleh mengabaikan situasi sesaat, berkabung, bergembira,
resmi, dan sebagainya.
10. Perlu diketahui apakah ada diantara pendengar yang disebut, emotional,
deafness atau ketulian emotional, yaitu ketidak senangan pendengar
dengan kata-kata tertentu.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

22
Pidato adalah salah bentuk kemampuan brbicara yang disusun secara sistematis
guna menyampaikan informassi kepada khalayak, baik dengan naskah maupun tanpa
naskah. Tergantung pada teknik yang digunakan. Adapun fungsi dari pidato adalah
sebagai sebagai penyampai pesan dan informasi keapada pendengar, selain itu pidato
juga berfungsi sebagai didikan dan hiburan atau rekreasi. Dalam cara penyampaian
pidato ada beberapa metode yang digunakan yaitu metode impromtu, metode naskah,
metode menghapal, dan metode ekstemporan. Masing-masing metode digunakan sesuai
dengan konteks dan situasi serta kondisi tertentu.
Sebelum menyampaikan pidato, terlebih dahulu kita juga harus mempersiapkan
topik yang akan kita berikan nanti ketika berpidato. Setelah menentukan topik,
selanjutnya adalah penentuan judul. Judul harus sesuai dengan topik. Dan yang terakhir
adalah mengembangkan pokok bahasan. Setelah itu barulah kita bisa berpidato dengan
sitematika berupa salam pembuka, pendahuluan, isi pidato, kesimpulan, dan salam
penutup.

3.2 Saran

Pidato menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari
pidato di sekolah, pidato di perguruan tinggi, bahkan pidato di pemerintahan pusat. Ilmu
pidato menjadi sangat berguna untuk kemampuan berkominukasi kita. Untuk itu setelah
membaca makalah ini, kami harapkan agar pembaca dan mahasiswa khususnya dapat
berpidato dengan baik sesuai dengan sistematika yang ada dalam pidato tersebut.

23
DAFTAR PUSTAKA

Muh. Rezky. November 2015. Makalah berpidato. Muhrezky23maret.blogspot.com


(daring). Diakses pada tanggal 19 September 2021 pada
http://muhrezky23maret.blogspot.com/2015/11/makalah-tentang-berpidato.html

Cara menulis naskah pidato. Ruangguruku.com (daring). Diakses pada tanggal 19


September 2021 pada https://ruangguruku.com/cara-menulis-naskah-pidato/

Pengertian pidato. Ruangguru.com (daring). Diakses pada tanggal 21 September 2021


pada https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-teks-pidato

Menyusun naskah pidato. indonesiastudent.com (daring). Diakses pada tanggal 20


September 2021 pada https://www.indonesiastudents.com/6-langkah-menyusun-naskah-
pidato-dengan-mudah/

Menyunting teks pidato. Wildanilham-art.blogspot.com (daring). Diakses pada tanggal


19 September 2021 pada http://wildanilham-art.blogspot.com/2016/02/menyunting-
teks-pidato.html

Tata cara etika berpidato. Id.scribd.com (daring). Diakses pada tanggal 19 September
2021 pada https://id.scribd.com/document/403297382/Tata-Cara-dan-Etika-Berpidato-
yang-Baik-dan-Benar-Copy-docx

Metode Penyampaian. Merdeka.com (daring). Diakses pada tanggal 20 september 2021


pada https://www.merdeka.com/jatim/6-jenis-jenis-pidato-beserta-tujuan-dan-metode-
penyampaiannya-pelajari-lebih-lanjut-kln.html?page=4

Pelaksanaan presentasi. Katalisnet.com (daring). Diakses pada tanggal 20 september


2021 pada https://katalisnet.com/dasar-dasar-public-speaking-pidato-presentasi-mc-dan-
moderator/

24

Anda mungkin juga menyukai