Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANALISIS KESALAHAN-KESALAHAN PEMBICARA


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Public Speaking
Dengan Dosen Pengampu : Dra. Aas Saraswati, M.Pd.
Dahlia Rineva, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 11, Kelas D

Widyana Aragilika (205060137)

Fina Oktaviana (205060168)

Fani Rahmasari Putri (205060176)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Semoga shalawat
serta salam selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita semua sebagai umat yang taat
terhadap ajaran yang dibawanya.
Karena atas limpahan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Analisis Kesalahan-Kesalahan Pembicara” ini tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Public Speaking dengan Dosen Pengampu Ibu Dra. Aas Saraswati, M.Pd. dan Ibu
Dahlian Rineva, S.Pd., M.Pd..
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penyusun. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak akan kami terima dengan baik demi
kesempurnaan makalah ini. Kami pun berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan seluruh mahasiswa FKIP PGSD Universitas Pasundan.

Bandung, November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Pengertian Pembicara...........................................................................
B. Kesalahan-Kesalahan dalam Mengolah Pidato dan Organisatoris.......
C. Kesalahan-Kesalahan dalam Berbicara, Penampilan dan Sikap...........
D. Kesalahan-Kesalahan dalam Hubungan dengan Pendengar.................
E. Kesalahan-Kesalahan dalam Hubungan dengan Teks atau Manuskrip
F. Kesalahan-Kesalahan dalam Membaca Pidato.....................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia hidup selalu berkelompok mulai dari kelompok kecil,
misalnya keluarga, sampai kelompok besar seperti organisasi sosial. Dan
kelompok itu, mereka berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dimana ada
kelompok baru, disitu pasti ada Bahasa. Kenyataan ini berlaku baik pada
masyarakat nasional maupun masyarakat modern. Dalam setiap
masyarakat diperlukan komunikasi lisan dan tulisan.
Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi lisan biasanya
sering terjadi dalam kehidupan manusia misalnya dialog dalam kehidupan
keluarga, percakapan antar tetangga maupun percakapan formal antara
pembicara dengan pendengar. Interaksi antara pembicara dan pendengar
ada yang langsung dan ada pula yang tidak langsung. Interaksi langsung
dapat bersifat dua arah atau multi arah. Sedangkan interaksi tidak langsung
bersifat satu arah. Pembicara berusaha agar pendengar memahami atau
menangkap makna apa yang disampaikannya.
Pada umumnya, seorang pembicara didepan public selalu menjadi
pusat perhatian karena semua pandangan dan perhatian tertuju kepadanya.
Apalagi bagi orang yang suka memperhatikan keistimewaan dan
kelemahan orang lain. Perhatian yang bersifat negative akan hilang apabila
pembicara bisa menarik perhatian pendengar dengan gaya berbicara,
keterampilan berbicara, ketepatan berargumentasi, karasteristik dan
ketenangan dalam penyampaian materi. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak sekali orang yang berbicara dengan tidak sistematis dan dengan
Bahasa yang kacau serta sukar ditangkap maknanya secara langsung.
Sering terjadi miscommunication diantara para pembicara dan pendengar
karena adanya gangguan-gangguan, baik itu dari diri pembicara, saluran
komunikasi maupun dari penerima atau lawan bicara yang tidak dapat
menerima pesan yang disampaikan.
Jadi seorang pembicara tidak harus memilih Pendidikan yang
tinggi, asalnya pembicara mempunyai wawasan yang luas dan dapat
menguasai beberapa Bahasa, baik itu Bahasa umum maupun Bahasa asing.
Seorang pembicara yang professional atau handal harus tenang dan jelas
dalam menyampaikan materi. Karena perhatian seorang pendengar
terhadap pembicara tergantung pada keterampilan berbicara, ketetapan
argumentasi dan pada gaya meyakinkan yang disampaikan. Oleh karena
itu, dalam makalah ini pemateri akan membahas lebih lanjut mengenai
kesalahan-kesalahan pembicara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu
sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari pembicara dan pendengar?
2. Apa saja kesalahan-kesalahan dalam mengolah pidato dan
organisatoris?
3. Bagaimana kesalahan-kesalahan dalam berbicara, penampilan dan
sikap?
4. Apa saja kesalahan-kesalahan dalam hubungan dengan pendengar?
5. Apa saja kesalahan-kesalahan dalam hnbungan dengan text atau
manuskrip?
6. Apa saja kesalahan-kesalahan dalam membawa pidato?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuannya yaitu sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembicara dan pendengar.
2. Untuk mengetahui mengetahui kesalahan-kesalahan dalam mengolah
pidato dan organisatoris.
3. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam berbicara, penampilan
dan sikap.
4. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam hubungan dengan
pendengar.
5. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam hubungan dengan text
atau manuskrip.
6. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam membawa pidato.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembicara
Pembicara merupakan seseorang yang dipercaya untuk
menyampaikan suatu hal, berita atau informasi didepan umum. Seorang
pembicara dapat saja memiliki bidang dan mengambil kedudukan yang
berbeda dalam menyampaikan isi pembicaranya. Kedudukan pembicara
dapat menyampaikan pembukaan atau penutup, menambah pengetahuan,
serta memotivasi dan mempersuasi pendengarnya untuk melakukan
sesuatu. Seorang pembicara yang baik harus mengetahui Teknik-teknik
dasar yang diperlukan dalam pembicaraannya agar dapat memperoleh
perhatian dari pendengarnya, seperti seorang pembicara tidak boleh terlalu
terpaku kepada teks, tetapi harus tampil prima, antusias, memiliki kontak
mata dengan pendengarnya, terlihat sabar dan memiliki dedikasi yang
tinggi. Pembicara akan dikatakan berhasil apabila pembicara tersebut
berhasil memberikam sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi para
pendengarnya.
Keterampilan berbicara menunjang keterampilan Bahasa lainnya.
Pembicara yang baik mampu memeberikan contoh agar dapat ditiru oleh
pendengar yang baik. Pembicara yang baik mampu memudahkan
pendengar untuk menangkap pembicaraan yang disampaikan. Seorang
pembicara dapat menyampaikan pesan kepada orang lain pasti mempunyai
tujuan, ingin mendapatkan responsa tau reaksi. Respons atau reaksi itu
merupakan suatu hal yang menjadi harapan. Tujuan atau harapan
pembicaraan sangat tergantung dari keadaan dan keinginan pembicara.
Secara umum, tujuan pembicaraan sebagai berikut:
a. Mendorong atau Menstimulasi
Pembicara berusaha memberi semangat gairah dan hidup kepada
pendengar. Reaksi yang diharapkan adalah memberikan inspirasi atau
membangkitkan emosi para pendengar. Misalnya pidato ketua umum
koni dihadapan para atlet yang bertanding diluar negeri bertujuan agar
para atlet memiliki semangat bertanding yang cukup tinggi dalam
rangka membela negara.
b. Meyakinkan
Pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan, pendapat atau sikap
para pendengar. Alat paling penting dalam penyampaian materi adalah
argumentasi. Untuk itu diperlukan bukti, fakta dan contoh konkret agar
dapat meyakinkan pendengar. Para pendengar akan memperlakukan
pembicara dengan sepenuhnya bila yang dibicarakan oleh pembicara
itu masuk akal dan bila pembicara mampu menyajikan pembicaraan
yang segar dan actual dan meyakinkan pendengar.
c. Menggerakkan
Pembicara menghendaki adanya Tindakan atau perbuatan dari para
pendengar. Misalnya berupa seruan persetujuan atau ketidaksetujuan,
pengumpulan dana, penandatanganan suatu resolusi, mengadakan aksi
social.
d. Menginformasikan
Pembicara memberi informasi tentang sesuatu agar para pendengar
dapat mengerti dan memahaminya. Misalnya seorang guru
memberikan pelajaran dikelas, seorang dokter menyampaikan masalah
kebersihan lingkungan, seorang polisi menyampaikan masalah tertib
berlalu lintas dan sebagainya.
e. Menghibur
Pembicara sebisa mungkin menggembirakan dan menyenangkan
para pendengarnya. Pembicara seperti ini biasanya dilakukan dalam
suatu resepsi, ulang tahun, pesta atau pertemuan gembira lainnya.
Humor merupakan alat yang paling utama dalam uraian seperti itu.
Reaksi atau respons yang diharapkan adalah timbulnya rasa gembira,
senang dan Bahagia pada hati pendengar.
Kepribadian pembicara adalah unsur penting yang menentukan
efektifitas komunikasi retoris. Seorang pembicara hendaknya memiliki
dasar Pendidikan yang cukup dan pengetahuan umum yang luas. Memiliki
rasa percaya diri dan kepastian. Setiap pembicara harus tahu tenggang rasa
dan memperhatikan tata sopan santun dalam setiap penampilan pembicara
bersikap sederhana, tetapi menarik dan asli apa adanya. Pembicara harus
mengenali situasi masyarakat, khususnya para pendengarnya. Penampilan
seorang pembicara yang meyakinkan dapat merebut hati para pendengar
dan mempengaruhi pendengar.

B. Kesalahan-Kesalahan dalam Mengolah Pidato dan Organisatoris


1. Kesalahan-kesalahan dalam mengolah pidato:
a. Pidato tidak cukup menjelaskan pokok-pokok penting.
b. Kekurangan informasi sebelumnya mengenai situasi pendengar.
c. Factor-faktor yang menimbulkan keributan tidak dipehitungkan
para pendengarnya.
2. Kesalahan Organisatoris:
a. Media-media pembantu tidak direncanakan secara optimal.
b. Tidak mengambil kesempatan sebelum ceramah untuk berkontrak
dengan para pendengar.
c. Tidak menyiapkan teks yang cukup bagi para pendengar.
d. Tidak memperhatikan keadaan tentang ventilasi udara dalam
ruangan ceramah.
e. Tidak mencoba dan mengecek alat-alat teknis sebelum berpidato.

C. Kesalahan-Kesalahan dalam Berbicara, Penampilan dan Sikap


1. Kesalahan dalam berbicara:
a. Terlalu banyak mengulang.
b. Tempo bicara yang terlalu cepat.
c. Mengkopi kebiasaan pembicara lain.
d. Teknik bicara yang buruk (suara, tekanan, ritme dan lain-lain).
e. Suara yang monoton, tidak ada tinggi rendahnya.
f. Bicara tidak jelas (artikulasi tidak jelas, menelan suku kata).
g. Terlalu banyak bunyi antara yang mengganggu, sebagai tanda
bahwa orang tidak menguasai bahan. Misalnya: eh, a, e.
h. Kurang terampil mengatasi kesulitan bila kehilangan jalan pikiran.
i. Terlalu sering menegur atau menyinggung perasaan seorang
Wanita.
j. Tekanan yang salah atau buruk pada kata-kata.
k. Penggunaan dan pengucapan kata-kata asing yang salah.
2. Kesalahan dalam penampilan dan sikap:
a. Penampilan yang tidak bersemangat
b. Kurang ada kontak mata dengan para pendengar.
c. Hanya mengarahkan mata dan perhatian pada satu titik atau tempat
dalam ruangan.
d. Gerak-gerik yang tidak terkontrol.
e. Tangan dimasukkan kedalam jaket atau saku celana.
f. Berdiri sambal memeluk perut pada mimbar.
g. Penampilan yang sombong dan pongah.
h. Tidak tenang, melenggang kesana kemari.
i. Menunjukkan kejenuhan dan kebosanan atau tanpa perhatian.
j. Pengantar yang salah kedalam tema.

D. Kesalahan-Kesalahan Dalam Hubungan Dengan Pendengar

a. Terlalu sedikit visualisasi


b. Terlalu sedikit contoh yang memberi kesegaran
c. Terlalu sedikit pause diantaranya
d. Kurang mempertimbangkan harapan dan keinginan pendengar
e. Tidak cukup menanggapi keberatan-keberatan yang dikemukakan
f. Tidak cukup awal mengenali masalah yang membuat
pendengarmerasa payah
g. Mengandaikan Nivo pendidikan pendengar terlalu tinggi
h. Tidak berbicara dengan bahasa pendengar
i. Berbicara terlalu teoritis, melampaui daya tangkap pendengar
j. Menceritakan lelucon yang tidak pada tempatnya

E. Kesalahan-Kesalahan Dalam Hubungan Dengan Pendengar

a. Terlalu banyak pikiran asing- terlalu sedikit pikiran sendiri

b. Menggunakan rumusan yang terlalu sulit dimengerti

c. Kalimat-kalimat terlalu panjang


d. Skema/ outline yang tidak jelas

e. Bahan kurang umum dan terlalu mendetail

f. Teks dicetak terlalu rapat dan dengan huruf kecil

g. Bagian yang penting dan mempunyai arti khusus tidak cukup


diperhatikan

h. Tidak ada benang merah

i. Kekurangan diagram dan grafik

j. Terlalu banyak bahan yang dibicarakan (terlalu luas)

k. Terlalu menyimpang dari tema yang ditetapkan

F. Kesalahan-Kesalahan Dalam Membawakan Pidato


Pidato merupakan salah satu bentuk peningkatan kemampuan
dan berkaitan erat dengan ilmu linguistik. Dengan berpidato, tokoh
masyarakat berusaha menyampaikan keinginannya kepada publik.
Selain itu, Jupriono (2010) juga berpendapat bahwa tuturan tekstual
merupakan suatu sistem simbol yang terorganisasi yang mencerminkan
sikap, kepercayaan dan nilai tertentu. Berikut merupakan kesalahan-
kesalahan dalam membawakan pidato.
1. Membaca naskah pidato kata demi kata.
Reading a speech word for word.   Membaca naskah pidato
secara utuh (script reading) merupakan satu dari empat teknik
penyamapain pidato, selain menghafal teks pidato (memorizing),
menggunakan alat bantu visual (using visual aids), dan menggunakan
catatan (using notes). Membaca naskah pidato kata demi kata dalam
public speaking dinilai sebagai "pidato terburuk" karena tidak ada
orang yang suka kepada pembicara yang berbicara sambil menunduk.
2. Posisi Tangan
Kebanyakan mereka bermasalah dengan posisi kedua tangan
yang merupakan pantangan dalam pidato: menyilangkan tangan di
depan, disilang belakang (gendong tuyul), memasukkan tangan ke saku
celana, lengan disedekapkan, atau meremas-remas tangan.
3. Menggunakan Gaya Bahasa Teknis-Ilmiah
Kecuali presentasi atau orasi ilmiah atau mengajar di kampus,
hindari penggunaan bahasa teknis-ilmiah yang hanya bisa dimengerti
kalangan akademis atau kalangan tertentu (jargon).
4. Tidak fokus
Not having a point. Pembicaraan melebar atau "ngelantur" ke
mana-mana. Selain pidato jadi bisa panjang atau lama, bikin kesel
hadirin, pesan utama jadi terlupakan.
5. Mumble
Komat-kamit. Bersuara pelan, tidak jelas, kurang terdengar.
Pastikan Anda bersuara lantang dan proporsional saat pidato. Anda
harus bersuara pelan di depan audiens sedikit dan sebaliknya. Don't
"ngagerenyem" when you're speaking before the public :)

6. Tidak Senyum
Kecuali public speaking dalam suasana duka, senyum wajib
dilakukan, bahkan saat Anda memulai pidato.
7.  Melihat ke Atas. Mata ke mana-mana.
Poor use of eye contact. Jangan lihat ke atas, ke samping, ke
dinding, atau ke arah lain selain hadirin. Hadapkan wajah kepada
hadirin. Tatap mata mereka secara bergantian, putar kepala Anda secara
perlahan pisan.

8. Monoton. 
Suara datar. Vokal tidak variatif. Monoton: mono = satu, tone =
nada. Satu nada. Gak enak didengar! Variasikan nada bicara tinggi,
rendah, pelan, keras, mungkin sesekali perlu "berteriak" sampil
mengepalkan tangan.

9. Tempo  
Terlalu cepat = susah ditangkap, sukar dimengerti. Terlalu
lambat = bikin kesel, ngantuk, boring! Maka, atur tempo atau kecepatan
(speed) pembicaraan
BAB
III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan. Selanjutnya dijelaskan bahwa berbicara merupakan
suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan
(visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia demi
maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.
Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan
faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian
ekstensif social. Jadi, berbicara itu sebenarnya merupakan suatu proses bukan
kemampuan, yaitu proses penyampaian pikiran, ide, gagasan dengan bahasa
lisan kepada komunikan (orang lain atau diri sendiri).

B. Saran

Berbicara merupakan kemampuan yang sangat penting, karena


berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian,
komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.
Kegiatan berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi
dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal
balik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa latihan berbicara ini
merupakan kelanjutan dari latihan menyimak yang didalam kegiatannya
juga terdapat latihan mengucapkan.

Penulis ingin memberikan sebuah saran kepada pembaca, untuk


bisa menjalin komunikasi yang baik sekiranya kesalahan berbahasa perlu
dihindari. Seorang komunikator harus menguasai semua hal yang
berkaitan dengan berbicara, agar bisa berhasi.
DAFTAR PUSTAKA

Umam Misbahul M, Mila Sa’ada, Fatmawati Arum. 2019.


“ANALISIS KESALAHAN-KESALAHAN PEMBICARA”
https://www.scribd.com/document/502030028/Makalah-Analisis-
Kesalahan-Kesalahan-Pembicara
Diakses pada 19 November 2022 pukul 15.34.
Indryani Meri. 2017. “kesalahan-kesalahan pembicara dengan pendengar”

https://www.academia.edu/41045340/Analisis_Kesalahan_Pembica
ra_dan_Demam_Panggung
Diakses pada 25 November 2022 pukul 10.02.
Sabardila Atiqa. 2021. “kesalahan berbahasa dalam berpidato”
https://www.researchgate.net/publication/
357452084_ANALISIS_KESALAHAN_BERBAHASA_DALAM
_PIDATO_MAHASISWA_MPBI-
UMS_Analysis_of_Language_Errors_in_MPBI-
UMS_Student_Speech
Diakses pada 25 november 2022 pukul 10.17.
MEDIA ROMELTEA. 2016. Kesalahan dalam berpidato.
https://www.romelteamedia.com/2016/07/9-kesalahan-dalam-
public-speaking-pidato.html
Diakses pada 25 november 2022 pukul 11.02.

Anda mungkin juga menyukai