Anda di halaman 1dari 22

ASESMEN (EVALUASI PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN DI SD)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran Bahasa


Indonesia Sekolah dasar
Dosen Pengampu:
Feby Inggriyani., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 9 Kelas E
Fani Rahmasari Putri 205060176
Alya Fuji Aulani 205060203
Bagus Putra Febriana 205060211

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami ucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah “Asesmen (evaluasi proses dan hasil pembelajaran di SD)” pada
mata kuliah Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD kelas 5 E. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Anggota kelompok kami dan khususnya Dosen
Pengampu yaitu Ibu Feby Inggriyani, M.Pd.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung,10 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….ii


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………....1
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….3
A. Pengertian Pengukuran, Asesmen, Evaluasi ……………………………………………3
B. Tujuan, Fungsi, Prinsip dan Langkah-langkah dalam Asesmen ………………………..7
C. Teknik-teknik Penilaian ……………………………………………………………….12
D. Implementasi Penilaian hasil belajar siswa Berbasis Digital ………………………….16
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………...18
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….18
B. Saran …………………………………………………………………………………...18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan evaluasi penilaian dan
asesmen, Evaluasi penilaian dan asesmen sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran untuk mengetahui hasil pembelajaran Ketiga hal tersebut menjadi
sesuatu yang harus dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran Selain itu dapat pula
menjadi pedoman pendidik untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.
Banyak yang menganggap bahwa evaluasi, penilaian, dan asesmen
merupakan hal yang sama atau hanya sinonim satu sama lainnya. Dalam
kenyataannya istilah evaluasi, penilaian, dan asesmen memiliki konsep yang
berbeda dan masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Bahkan sampai saat
ini masih banyak pendidik yang mengalami kebingungan tentang konsep evaluasi,
penilaian, dan asesmen. Hal inilah yang menjadi sebab munculnya kegiatan baik
evaluasi, penilaian, dan asesmen yang belum terarah dan kurang efektif.
Adapun kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah mahasiswa mampu
mengembangkan berbagai instrument penilaian proses dan hasil pembelajaran
bahasa Indonesia SD. Sedangkan indikatornya adalah mahasiswa dapat
mengembangkan berbagai instrument pembelajaran bahasa Indonesia SD yang
berbentuk tes dan nontes. Bahan mengenai penilaian proses dan hasil, serta tes
dan nontes ini disandur dari berbagai sumber. Diharapkan kepada kita sebagai
mahasiswa calon guru maupun guru dapat memanfaatkan bahan ini agar lebih
memperkaya pengetahuan dan pemahaman mengenai topik tersebut.Sebagai guru
tentu sudah tidak merasa asing lagi dengan materi ini dan dapat menjadi
perancang, pelaksana, dan penilai pembelajaran bahasa Indonesia SD yang
profesional.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengertian Pengukuran, Asesmen, Evaluasi?
2. Bagaimana Tujuan, Fungsi, Prinsip-prinsip dan Langkah langkah Dalam
Asesmen?
3. Bagaimana Teknik-teknik Penilaian di Sekolah Dasar?
4. Bagaimana Implementasi Penilaian Hasil Belajar Siswa Berbasis Digital?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini, adalah:
1. Mengetahui Pengertian Pengukuran, Asesmen, Evaluasi?
2. Mengetahui Tujuan, Fungsi, Prinsip-prinsip dan Langkah langkah Dalam
Asesmen?
3. Mengetahui Teknik-teknik Penilaian di Sekolah Dasar?
4. Mengetahui Implementasi Penilaian Hasil Belajar Siswa Berbasis Digital?

D. MANFAAT
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini, adalah:
1. Bagi penulis Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
kompetensi penulis tentang Asesmen, evaluasi dan hasil proses dalam
pembelajaran di SD serta memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
2. Bagi pembaca Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca
dapat memperoleh kepuasan intelektual.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengukuran, Asesmen, Evaluasi


Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar mengetahui pengertian atau
definisi dari Pengukuran, Asesmen, Evaluasi Dan Hasil Proses Dalam
Pembelajaran sangatlah penting untuk diketahui, oleh sebab itu saya akan
membahas satu persatu dari pengertian dari Asesmen, Evaluasi Dan Hasil Proses
Dalam Pembelajaran Di SD.
1. Pengukuran
Pengukuran adalah prosedur pemberian angka pada tingkah laku atau
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh oranghal, atau objek tertentu menurut
aturan atau formulasi yang jelas. Misalnya untuk mengukur tinggi atau berat
badan seseorang dengan mudah kita memahami karena aturannya telah diketahui
secara umum. Istilah pengukuran berasal dari kata ”mengukur” di dalam
kegiatan pendidikan kata mengukur ini tidak boleh disamakan dengan apa yang
digunakan dalam bidang lain. Pengukuran dalam bidang pendidikan tidak
menggunakan alat pengukur yang mutlak dan tidak pula dengan alat pengukur
seperti kg, ons atau liter dll. Sehubungan dengan hal di atas, maka untuk
mengukur sifat atau tingkah laku seseorang perlu diketahui: (1) siapa/orang yang
akan diukur, (2) sifat atau tingkah laku yang akan diukur, (3) prosedur yang
akan digunakan dalam pemberian angka terhadap sifat atau tingkah laku yang
diukur tersebut. (Nitko, 1983) Dibutuhkan suatu kecakapan khusus karena dalam
melakukannya harus didikuti dengan seperangkat aturan atau formulasi yang
disepakati secara umum oleh para ahli. Kegiatan pengukuran itu akan lebih
kompleks lagi bila akan mengukur karakteristik psikologik seseorang seperti
kecerdasan, kematangan, atau kepribadian.
Dalam proses pembelajaran guru juga melakukan pengukuran terhadap
proses dan hasil belajar yang hasilnya berupa angka-angka yang mencerminkan
capaian dan proses dan hasil belajar tersebut. Angka 60, 85, atau 100 yang
diperoleh dari hasil pengukuran proses dan hasil pembelajaran tersebut bersifat

3
kuantitatif dan belum dapat memberikan makna apa-apa, karena belum
menyatakan tingkat kualitas dari apa yang diukur. Angka hasil pengukuran ini
biasa disebut dengan skor mentah. Angka hasil pengukuran baru mempunyai
makna bila dibandingkan dengan kriteria atau patokan tertentu.
Definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli terdapat dua karakteristik
pengukuran yang utama, yaitu, (1) penggunaan angka atau skala tertentu, dan (2)
menurut suatu aturan atau formula tertentu. Melalui kegiatan pengukuran,
kemampuan atau hasil belajar seseorang akan dijelaskan dengan menggunakan
angka-angka yang biasa disebut dengan skor. Namun skor yang diperoleh
melalui kegiatan pengukuran bukanlah sesuatu pengukuran harga mutlak, sebab
banyak factor yang perlu dipertimbangkan sehubungan dengan keadaan orang
yang diukur dengan situasi dan kondisinya
2. Asesmen
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang
menggunakan instrumen tes maupun non-tes. Asmawi Zainul (1994) Jadi,
maksud penilaian adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu. Tidak hanya
sekedar mencarai jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi lebih
diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh suatu
proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program. Penilaian
di sini diartikan sebagai padanan kata evaluasi. Berkaitan dengan hal tersebut,
Marzano et al. (1994) menyatakan bahwa dalam mengungkap penguasaan
konsep siswa, asesmen tidak hanya mengungkap konsep yang telah dicapai,
akan tetapi juga tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut
diperoleh. Dengan kata lain asesmen tidak hantya dapat menilai hasil dan proses
belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajar siswa.
Penilaian dalam arti Assessment merupakan suatu proses pengumpulan,
pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa baik
perorangan maupun kelompok yang diperoleh melalui pengukuran. Tujuannya
untuk menganalisis atau menjelaskan unjuk kerja/prestasi siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas yang terkait, dan mengefektifkan penggunaan

4
informasi untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini selaras dengan pendapat
Wiggins (1984) yang menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana yang
secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa. Oleh karena itu
sudah seharusnya asesmen merupakan bagian dari pembelajara, bukan
merupakan hal yang terpisahkan. (Popham 1: 1995).
Popham (1995: 3) mendefinisikan asesmen dalam konteks pendidikan
sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa, berkenaan
dengan berbagai kepentingan pendidikan. Boyer & Ewel mendefinisikan
asesmen sebagai proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa
tentang kurikulum atau program, atau segala sesuatu yang berkaitan tentang
sistem institusi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen dapat
diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran. Penilaian dalam
arti evaluasi merupakan serangkaian kegiatan penilaian keseluruhan program
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan
pengawasan. Misalnya, evaluasi dari program yang meliputi kurikulum,
asesmen, pengadaan dan peningkatan guru, manajeman pendidikan, dan
reformasi pendidikan. (Depdiknas, 2002:3) Secara garis besar asesmen
(penilaian) dibagi menjadi dua, yaitu asesmen formatif dan asesmen sumatif.
Asesmen formatif dilaksanakan secara periodik sepanjang satuan
pembelajaran, misalnya setelah setiap satu pokok bahasan selesai diajarkan.
Asesmen formatif merupakan bagian integral dari proses pembelajaran
dilakukan dengan maksud memantau sejauh manakah suatu proses pembelajaran
telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Asesmen ini juga dapat
memberikan balikan kepada siswa yang terkait dengan kemajuan yang telah
dicapai dan memberikan balikan kepada guru terkait dengan perkembangan
proses pembelajaran yang dirancangnya.
Sedangkan penilaian sumatif dilakukan pada akhir satuan pembelajaran
untuk menentukan status final siswa dan /atau untuk mengetahui sejauhmana
peserta didik telah dapat berpindah dari satu unit ke unit berikutnya, dengan kata
lain asesmen sumatif untuk menentukan kadar efektivitas program pembelajaran.

5
Asesmen sumatif ini biasanya berbentuk ujian semester atau ujian akhir satuan
pendidikan.
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan
pendidikan dapat dicapai. Dalam pelaksanaan evaluasi dilakukan, yaitu 1)
penentuan fokus yang akan dievaluasi (focusing the evaluation), 2) penyusunan
desain evaluasi (designing the evaluation),3) pengumpulan informasi (collecting
infomation), 4) analisis dan interpretasi informasi (analyzing and interpreting) 5)
pembuatan laporan (managing evaluation), dan 7) evaluasi untuk evaluasi
(evaluasing evaluation).
Evaluasi adalah judgment terhadap nilai atau implikasi dari hasil
pengukuran. Menurut definisi ini evaluasi selalu didahului dengan kegiatan
pengukuran dan penilaian. Pengukuran membandingkan pengamatan dengan
kriteria, penilaian menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedangkan
evaluasi penetapan nilai atau implikasi suatu perilaku baik perilaku individu atau
lembaga. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan evaluasi melibatkan
pengukuran dan penilaian dan sifatnya hierarki artinya ketiga kegiatan tersebut
dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu
sama laian dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.
Evaluasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari sesuatu program pendidikan, pengajaran
ataupun pelatihan yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, mengenai tes, Gronlund
(1993) menyatakan bahwa tes hasil belajar adalah suatu prosedur yang sistematis
untuk mengukur sampel perilaku yang respresentatif tentang tugas-tugas
pembelajaran peserta didik. Pendapat lain menyatakan bahwa tes adalah
seperangkat pertanyaan atau tugas-tugas untuk menentukan bentuk-bentuk
respon yang berkenaan dengan perilaku peserta didik (Salvia dan Ysseldyke,
1995). Sedangkan Nitko (1996) menyatakan bahwa tes adalah suatu instrument
atau prosedur yang sistematis untuk mengobsevasi dan menggambarkan satu
atau lebih ciri-ciri peserta didik dengan menggunakan skala numerik atau
klasifikasi tertentu.

6
B. Tujuan, Fungsi, Prinsip-prinsip dan Langkah langkah Dalam Asesmen
1. Tujuan Asesmen dalam Pembelajaran
Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga dimensi
dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga
dimensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum
merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program
pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru
untuk untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum.
Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya
proses pembelajaran. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran. Implikasi dari pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pada penilaian adalah perlunya penyesuaian terhadap model dan teknik penilaian
yang dilaksanakan di kelas. Penilaian kelas terdiri atas penilaian eksternal dan
internal. Penilaian ekternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain
yang tidak melaksanakan proses pembelajaran, yaitu suatu lembaga independen,
yang di antaranya mempunyai tujuan sebagai pengendali mutu. Adapun
penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh
pengajar pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Asesmen berbasis kelas adalah asesmen yang dilakukan oleh guru dalam
rangka proses pembelajaran. Penilaian berbasis kelas merupakan pengumpulan
data dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserata didik
terhadap tujuan pendidikan, yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam
kurikulum.
Secara rinci tujuan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut;
a. Dengan melakukan asesmen berbasis kelas ini pendidik dapat mengetahui
seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat pencapai kompetensi yang

7
dipersyaratkan, baik selama mengikuti pembelajaran dan setelah proses
pembelajaran berlangsung.
b. Memberikan umpan balik Anda untuk memperbaiki metode, pendekatan,
kegiatan dan sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan
materi, dan juga kebutuhan siswa
c. Memberikan umpan balik kepada peserta didik, sehingga tidak pelu lagi
menunda atau menunggu ulangan semester untuk bisa mengetahui kekuatan
dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
d. \Mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik, sehingga secara
tepat dapat diketahui siswa mana yang perlu pembelajaran remedial umtuk
mencapai kompetensi yang disyaratkan dan siswa mana yang perlu program
pengayaan.
e. Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang
efektivitas pendidikan.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal hendaknya diadakan
dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik
menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar
seorang peserta didik dalam periode waktu tertentu dibandingkan dengan hasil
yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya dan tidak dianjurkan untuk
dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian peserta didik tidak
merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai kompetensi atau
indikator yang diharapkan.

2. Fungsi Asesmen
Secara rinci fungsi dari penilaian berbasis kelas dapat dijelaskan sebagai
berikut (Diknas, 2006):
a. Kalau tujuan pembelajaran adalah pencapaian standar kompetensi maupun
kompetensi dasar, maka penilaian kelas ini dapat menggambarkan
sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
b. Asesmen berbasis kelas dapat berfungsi pula sebagai landasan pelaksanaan
evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik

8
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik
untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk
penjurusan.
c. Sejalan dengan tujuan asesmen yang telah dikemukakan di atas maka salah
satu fungsi asesmen berbasis kelas ini adalah menemukan kesulitan belajar
dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah
seorang siswa perlu mengikuti remedial atau justru memerlukan program
pengayaan.
d. Asesmen juga akan berfungsi sebagai upaya pendidik untuk dapat
menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah
dilakukan ataupun yang sedang berlangsung. Temuan ini selanjutnya
dapatdigunakan sebagai dasar penentuan langkah perbaikan proses
pembelajaran.

3. Prinsip-prinsip Asesmen Berbasis kelas


Dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas, guru perlu memperhatikan
prinsip-prinsip dasar yang harus digunakan, terutama dalam rangka pencapaian
kompetensi. Dalam Buku Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidiyah (Depdiknas, 2006:5)
dikemukakan sejumlah prinsip penilaian berbasis kelas yang perlu diperhatikan
oleh guru. Prinsip-prinsip umum penilaian berbasis kelas meliputi:
a. Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan
alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, misalnya kompetensi
”mempraktikkan gerak dasar jalan.”, maka penilaian valid apabila
mengunakan penilaian unjuk kerja. Jika menggunakan tes tertulis maka
penilaian tidak valid.
b. Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian.
Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable
dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan unjuk kerja, penilaian
akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila unjuk kerja

9
itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin
penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya
harus jelas.
c. Menyeluruh Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh
domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar. Penilaian harus
menggunakan beragam cara dan alat penilaian seoerti penilaian tertulis,
penilaian proyek, penilaian portofolio penilaian kinerja, untuk menilai
beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi
peserta didik.
d. Berkesinambungan Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus
menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik
dalam kurun waktu tertentu.
e. Obyektif Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian
harus adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian
skor.
f. Mendidik Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi,
memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar
dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

4. Langkah-langkah Penilaian
a. Menyusun Rencana Asesmen atau Evaluasi Hasil Belajar
Dalam merencanakan asesmen atau evaluasi hasil belajar, Anda perlu
melakukan setidaknya enam hal, yaitu:
1) Merumuskan tujuan dilakukannya asesmen atau evaluasi, termasukmerumuskan
tujuan terpenting dari diadakannya asesmen. Hal ini perludilakukan agar arah
proses asesmen jelas.
2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif, afektif, atau
psikomotor.
3) Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan. Anda bisamenentukan
apakah akan menggunakan teknik tes ataukah non tes. Dari sejumlah teknik tes
atau non tes yang ada, Anda juga masih harus menentukan mana yang akan

10
digunakan dengan memperhatikan ciri-ciridari masing-masing teknik serta
memahami beberapa kelebihan dan kekurangannya.
4) Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan hasil
belajar para peserta didik. Sejumlah instrumen yang mungkin digunakan adalah
butir-butir soal tes (test item), daftar cek (check list), rating scale, panduan
wawancara, dan lain-lain. Tentunya di dalam memilih instrumen yang akan
digunakan Andaharus menyesuaikan dengan satu atau lebih tujuan yang telah
ditentukan.
5) Menentukan metode penskoran jawaban siswa. Dengan kata lain Anda harus
memutuskan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau
patokan dalam menginterpretasi data hasil evaluasi.
6) Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan asesmen atau evaluasi (kapan, berapa
kali, dan berapa lama).
7) Mereview tugas-tugas asesmen
b. Menghimpun Data Dalam kegiatan ini Anda sebagai guru bisa memilih
teknik tes dengan menggunakan tes atau memilih teknik non tes dengan
melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan
instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide
atau angket.
c. Melakukan Verifikasi Data Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat
memisahkan data yang “baik” (yakni data yang akan memperjelas gambaran
mengenai peserta didik yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik”
(yaitu data yang akan mengaburkan gambaran mengenai peserta didik).
d. Mengolah dan Menganalisis Data Tujuan dari langkah ini adalah memberikan
makna terhadap data yang telah dihimpun. Agar data yang terhimpun tersebut
bisa dimaknai, kita bisa menggunakan teknik statistik dan/atau teknik non
statistik, berdasarkan pada mempertimbangkan jenis data.
e. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan Kegiatan
ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi terhadap makna yang
terkandung pada data yang telah diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan

11
sejumlah kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat tentu saja harus
mengacu pada sejumlah tujuan yang telah ditentukan di awal. F
f. Menyimpan Instrumen Asesmen dan Hasil Asesmen Langkah keenam ini
memang perlu disampaikan di sini untuk mengingatkanpara guru, sebab
dengan demikian mereka dapat menghemat sebagian waktunya untuk ha-hal
yang lebih baik. Dengan disimpannya instrumen dan ringkasan dan jawaban
siswa, termasuk berbagai catatan tentang upaya memperbaiki instrumen,
sewaktu-waktu Anda membutuhkan untuk memperbaiki instrumen tes pada
tahun berikutnya maka tidak akan membutuhkan waktu yang lama.
g. Menindak lanjuti Hasil Evaluasi Berdasarkan data yang telah dihimpun,
diolah, dianalisis, dan disimpulkan maka Anda sebagai guru atau evaluator
bisa mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan sebagai tindak lanjut
konkret dari kegiatan penilaian. Dengan demikian, seluruh kegiatan penilaian
yang telah dilakukan akan membawa banyak manfaat karena terjadi berbagai
perubahan dan atau perbaikan.

C. Teknik-teknik Penilaian di Sekolah Dasar


1. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan cara mengukur penguasaan
peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognisi dalam berbagai tingkatan proses berpikir. Prosedur
penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan, pengembangan
instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan, serta
pemanfaatan hasil penilaian.
Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dilaporkan dalam bentuk angka,
predikat, dan deskripsi. Angka menggunakan rentang nilai 0 sampai dengan 100.
Predikat disajikan dalam huruf A, B, C, dan D. Rentang predikat (interval) ini
ditentukan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan KKM.
1) Tes Tertulis
Pengertian Tes secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Penilaian jenis
ini cenderung digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berkaitan

12
dengan konsep, prosedur, dan aturan-aturan. Tes Tertulis merupakan tes dimana
soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis
jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda,
mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
a. Teknik Penilaian Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a) Soal dengan memilih jawaban
1. Pilihan ganda
2. Dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
3. Menjodohkan
b) Soal dengan mensuplai-jawaban.
1. Isian singkat atau melengkapi
2. Uraian terbatas
3. Uraian obyektif / non obyektif
4. Uraian terstruktur / nonterstruktur
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah,
isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan
berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda
dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami.
Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak
mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban
yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka
peserta didik akan cenderung menerka jawaban. Hal ini menimbulkan
kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi
menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang mampu
memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna
mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu kurang
dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta
didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau
hal-hal yang sudah dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau

13
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan
menggunakan katakatanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis
kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan
menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan
terbatas.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-
hal berikut:
a. Materi, misalnya kesesuian soal dengan kompetensi dasar dan indikator
pencapaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan.
b. Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
c. Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
d. Kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku
dari berbagai bentuk soal penilaian.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang diberikan pendidik
secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Tes
lisan bertujuan menumbuhkan sikap berani berpendapat, mengecek penguasaan
pengetahuan untuk perbaikan pembelajaran, percaya diri, dan kemampuan
berkomunikasi secara efektif. Langkah-langkah pelaksanaan tes lisan sebagai
berikut:
a. Melakukan analisis KD.
b. Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan KD.
c. Membuat pertanyaan atau perintah.
d. Menyusun pedoman penilaian
e. Memberikan tindak lanjut hasil tes lisan
3) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan
pengetahuan. Tugas dapat dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai

14
karakteristik tugas. Tugas tersebut dapat dilakukan di sekolah, di rumah, atau di
luar sekolah.
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta
didik dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial.
Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan
dan keterampilan sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam
hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina perilaku dalam rangka
pembentukan karakter peserta didik.
1) Sikap Spiritual
Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2) Sikap Sosial
Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku antara
lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara. Penilaian
sikap terdiri atas penilaian utama dan penilaian penunjang. Penilaian utama
diperoleh dari hasil observasi harian yang ditulis di dalam jurnal harian.
Penilaian penunjang diperoleh dari penilaian diri dan penilaian antarteman,
hasilnya dapat dijadikan sebagai alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh
pendidik. Teknik penilaian yang digunakan adalah observasi melalui
wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), dan catatan kejadian tertentu
(incidental record) sebagai unsur penilaian utama.
Dalam pelaksanaan penilaian sikap, pendidik dapat merencanakan
indikator sikap yang akan diamati sesuai dengan karakteristik proses
pembelajaran yang akan dilakukan, misalnya perilaku kerjasama dalam diskusi
kelompok dan kerapihan dalam praktikum. Selain itu, penilaian sikap dapat
dilakukan tanpa perencanaan, misalnya perilaku yang muncul tidak terduga
selama proses pembelajaran dan di luar proses pembelajaran. Hasil pengamatan
perilaku tersebut dicatat dalam jurnal.

15
D. Implementasi Penilaian Hasil Belajar Siswa Berbasis Digital
1. QUIZIZZ
Quizizz merupakan sebuah web tool untuk membuat suatu permainan quis
interaktif yang dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas
dalam bentuk pekerjaan rumah (homework). Pada kuis interaktif yang dibuat, ada
4 pilihan jawaban termasuk jawaban yang benar, pada latar belakang pertanyaan
dapat ditambahkan gambar. Apabila pembuatan quis ini telah selesai, peserta didik
dapat login ke quis tersebut dengan kode yang kita bagikan, atau login melalui link
yang kita bagi. Quizizz ini sangat menarik karena dapat langsung diakses melalui
browser, juga dapat diunduh melalui playstore. Dalam Quizizz ini, guru dapat
menentukan waktu pengerjaan ditiap item soal, dapat mengetahui jumlah peserta
didik yang sudah login, mengetahui hasil peserta didik, menyimpan, mencetak,
serta mengirimkan hasil tugas peserta didik kepada orangtua dalam bentuk file
Excel.
Dalam quizizz, peran guru selain memberikan tugas ke peserta didik, juga
sebagai admin, melalui smartphone ataupun laptop, guru dapat memantau jumlah
peserta didik yang sudah login dan dapat mengetahui secara langsung hasil dari
tugas peserta didik tersebut. Begitu juga dengan peserta didik, pada saat peserta
didik mulai mengerjakan soal dari guru, apabila dalam menjawab soal ada yang
salah, peserta didik dapat langsung mengetahuinya. Setelah semua peserta didik
selesai mengerjakan tugas, guru dapat langsung memberikan pengayaan/remidi. Ini
merupakan salah satu dari layanan belajar tuntas yang diberikan kepada peserta
didik, yakni bagi peserta didik yang lamban kemampuan belajarnya akan diberikan
kegiatan remedial dan bagi peserta didik yang sedang dalam kemampuan
belajarnya akan diberikan pengayaan .Quizizz sebagai salah satu alat evaluasi
berbasis elearning yang sangat cocok dipakai untuk mengevaluasi dengan cepat
dan langsung memberi hasil kepada guru dalam mengambil tindakan kepada
peserta didik untuk diremidi atau diberi pengayaan agar dapat melanjutkan ke
kompetensi dasar berikutnya.

16
2. KAHOOT!
Kahoot merupakan media pembelajaran interaktif karena kahoot dapat
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar seperti presentasi, latihan soal, quiz,
remedial, pengayaan, dll. Media kahoot sangat mudah untuk digunakan, namun
siswa harus memiliki laptop, pc, atau handphone beserta jaringan internetnya agar
dapat mengakses aplikasi ini. Media kahoot dilengkapi dengan alokasi waktu yang
dapat diatur sehingga dapat melatih siswa untuk mampu berpikir cepat dan tepat
dalam menyelesaikan soal-soal evaluasi. Media kahoot juga disajikan dengan
gambar dan warna yang menarik sehingga siswa tidak merasa bosan.

17
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Penilaian merupakan alih bahasa dari istilah kata yang berasal dari istilah
assessment, Asesmen (assessment) adalah upaya untuk mendapatkan
data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa
baik kinerja siswa kelas/mata terhadap
tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu.
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana
pembelajaran yang telah berjalan agar dapat membuat penilaian (judgement)
dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut
penulis meminta kritik yang membangun sehingga makalah ini bisa lebih baik
lagi.
2. Bagi Pembaca
Dengan adanya pembahasan Asesmen (Evaluasi Proses dan Hasil
Pembelajaran di SD) ini pembaca dapat memahami lebih lanjut dari berbagai
sumber dan dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari

18
DAFTAR PUSTAKA
 
Dra. Jenny Indrastoeti SP, M.Pd Dra. Siti Istiyati, M.Pd, 2017 “ASESMEN DAN
EVALUASI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR “Jawa Tengah :
Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press)
https://www.researchgate.net/profile/Jenny-Indrastoeti-Siti-Poerwanti-
Poerwanti2/publication/
327039589_ASESMEN_DAN_EVALUASI_PEMBELAJARAN_DI_SEK
OLAH_DASAR/links/5caaf055a6fdcca26d065e7c/ASESMEN-DAN-
EVALUASI-PEMBELAJARAN-DI-SEKOLAH-DASAR.pdf (Diakses 10
Desember 2022)
Suryono dan Haryanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran.  Bandung: PT. RemajA
Rosdakarya.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disisplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa.Jakarta: PT
GramediaWidiasarana Indonesia.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya.akarta: PT.
RinekaCipta.Alwasilah, et al.1996.
Pukul 21:00 WIB. Brookhart, Susan M. and Anthony, Nitko J. 2007.
Depdiknas .Jufri, Wahab.2013.  Belajar dan Pembelajaran Sains.Bandung: Pustaka
Reka Cipta

19

Anda mungkin juga menyukai