Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENILAIAN PEMBELAJARAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

NAMA : 1. ADE MAULANA (5211121004)


2. ANJU BUTARBUTAR (5213321019)
3. ARIAN NATAN IMAUEL SIHOMBING (5212421004)
4. MUHAMMAD NAZIR SIREGAR (5212321001)
5. YOGA RAUN PRIMA SITINDAON (5213121035)

KELAS: PTM-A
MATKUL: PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU: ISHAQ MATONDANG, S.PSI, M.SI

PROGRAM STUDI S1 PEND. TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Segala  puji  syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat 
limpahan  dan rahmat-Nya kelompok kami mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini
guna memenuhi tugas  mata kulia Psikologi Pendidikan, Kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak ISHAQ MATONDANG, S.PSI, M.SI selaku dosen pengampu mata
kuliah Psikologi Pendidikan dan kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang pengertian
penilaian, tujuan dan sasaran penilaian, fungsi penilaian, dan prinsip-prinsip penilaian
pendidikan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita.
  Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  kami  meminta  masukan demi  perbaikan
pembuatan  makalah di masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.

Medan,14 maret 2022

DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah ....................................................................................1


1,2 Rumusan masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................1
BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian evaluasi............................................................................................2


2.2 Tujuan dan fungsi evaluasi................................................................................2
BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Pentingnya evaluasi...........................................................................................3


3.2. Teknik penilaian ..............................................................................................4
3.2.1 Syarat penilaian yang baik..............................................................................5
3.2.2 Macam macam bentuk penilaian....................................................................7
3.3 Penilaian autentik , portofolio , dan kinerja .....................................................10
BAB 4 PENUTUP

4.1 kesimpulan ........................................................................................................12


4.2 saran ..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam suatu kegiatan pembelajaran, setiap guru tentu menginginkan proses
pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, tentu guru harus mengetahui tingkat kemampuan peserta didiknya
apakah sudah menguasai dengan apa yang diajarkan oleh guru ataukah belum.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik
adalah melalui evaluasi atau kegiatan penilaian. Penilaian merupakan subsistem yang penting
dalam pendidikan karena dengan adanya penilaian dapat diketahui perkembangan atau kemajuan
dari hasil pendidikan. Dengan penilaian, maka maju mundurnya kualitas pendidikan dapat
diketahui, dan supaya dapat mengetahui titik lemah dari proses pendidikan yang kurang berhasil
agar dapat diperbaiki ke arah yang lebih baik.
Penilaian atau evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk
mendapatkan data dan informasi mengenai hasil belajar siswa dan mengolah untuk menjadikan
data kualitatif ataupun kuantitatif sesuai dengan standar yang ditentukan. Penilaian yang
dilakukan oleh pendidik dapat berupa penilaian hasil belajar dan penilaian pembelajaran. Untuk
itu, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “Menilai Pembelajaran Siswa” secara
lebih mendetail.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain:
1. Mengapa evaluasi penting dalam menilai pembelajaran siswa?
2. Bagaimana teknik penilaian dalam menilai pembelajaran siswa?
3. Apakah yang dimaksud dengan penilaian autentik, portofolio, dan kinerja?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui pentingnya evaluasi dalam menilai pembelajaran siswa;
2. Untuk mengetahui teknik penilaian dalam menilai pembelajaran siswa;
3. Untuk mengetahui penilaian autentik portofolio, dan kinerja.

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian penilaian
Menurut (BSNP 2007: 9), penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Jadi penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
memperoleh informasi untuk dijadikan sebagai pengambil keputusan tentang hasil belajar peserta
didik.
Nana Sudjana (1995: 3) menyatakan bahwa penilaian adalah proses memberikan atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian
nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi
dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan
antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu.
Menurut Nana Sudjana (1995: 3), Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai
terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-
tujuan pengajaran. Jadi di sini yang dinilai adalah pada saat proses terjadinya pembelajaran yang
dilakukan oleh guru da siswa. Di sini guru berperan sebagai pemberi nilai sedangkan siswa
sebagai penerima hasil yang telah dilakukannya. Guru dan siswa saling berhubungan erat dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pembelajaran.

2.2 Tujuan dan fungsi penilaian


Adapun tujuan dari penilaian terhadap pembelajaran siswa menurut Nana Sudjana, (1995: 4),
antara lain:
1. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional.
2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.
3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tua.

Fungsi penilaian menurut (Cronbach, 1954 dalam Hamalik, 2002: 204) adalah sebagai berikut:
1. Penilaian membantu siswa merealisasikan dirinya untuk mengubah atau mengembangkan
perilakunya.
2. Penilaian membantu siswa mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.
3. Penilaian membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang digunakannya
telah memadai.
4. Penilaian membantu guru membuat pertimbangan administrasi.

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Pentingnya evaluasi
Evaluasi merupakan bagian terpenting dari proses pembelajaran. Karena dari proses
pembelajaran tersebut guru perlu mengetahui seberapa jauh proses pembelajaran tersebut telah
mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. penilaian mempunyai ciri-ciri adanya
objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara
kenyataan atau apa adanya dengan kriteria atau apa harusnya. Penilaian di sini berfungsi untuk
menentukan nilai terhadap objek berdasarkan kriteria tertentu. Objek yang dimaksud disini
adalah peserta didik yang melakukan suatu proses pembelajaran. Proses pemberian nilai
berlangsung dalam bentuk pemikiran terhadap objek tersebut kemudian dihasilkan kesimpulan
yang berupa nilai. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu, dalam hal ini obyek yang dinilai adalah hasil
belajar siswa. Di sini guru berperan sebagai pemberi nilai sedangkan siswa sebagai penerima
hasil yang telah dilakukannya. Guru dan siswa saling berhubungan erat dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain dalam proses pembelajaran.
Seorang guru dapat dikatakan berhasil dalam memberikan pembelajaran apabila telah
terjadi perubahan tingkah laku siswa atau pengetahuan siswa ke arah yang lebih positif atau lebih
baik. Oleh karena itu, guru memiliki andil yang sangat besar dalam keberhasilan siswanya. Oleh
sebab itu, sangat penting bagi seorang guru mengevaluasi siswanya dengan cara yang baik dan
objektif. Sesuai dengan salah satu peran guru yang disebutkan bahwa guru merupakan evaluator
artinya, untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dilakukan. Selain itu guru harus dapat
mengoreksi apakah cara pembelajarannya itu harus diperbaiki atau dipertahankan.
Pentingnya evaluasi bagi guru bertujuan untuk:
a. Mengetahui kemampuan belajar siswa
b. mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian (akan diperbaiki atau dipertahankan)
d. memberikan pertanggungjawaban
Sedangkan pentingnya penilaian bagi siswa bertujuan untuk:
a. Siswa dapat mengetahui kemampuan diri masing-masing.
b. Dapat memotivasi siswa dalam belajar jika penilaian tidak sesuai yang diharapkan.
c. Dapat mengetahui hasil belajar siswa.
3.2 Teknik penilain
Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk
mendapatkan informasi mengenai keadaan belajar dan prestasi peserta didik. Ada beberapa
teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan guru sebagai sarana untuk memperoleh informasi
tentang keadaan belajar siswa. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan
tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan siswa dan banyaknya jumlah
materi pelajaran yang sudah disampaikan.
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan
belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik
pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta
didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai.

Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan oleh guru antara lain:
1. Tes tertulis
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik
berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benar-
salah dan menjodohkan, sedangkan tes yang jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat
atau uraian. Tes tertulis lebih banyak digunakan oleh guru untuk melakukan penilaian.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan menggunakan
indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang akan diamati. Misalnya tingkah laku siswa di dalam kelas
pada waktu mengikuti pelajaran.
3. Tes praktik
Tes praktik juga biasa disebut tes kinerja, adalah teknik penilaian yang menuntut peserta
didik mendemonstrasikan kemahirannya. Tes praktik dapat berupa tes tulis keterampilan. Tes
tulis keterampilan digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik yang diekspresikan
dalam kertas, misalnya peserta didik diminta untuk membuat desain atau sketsa gambar.
4. Penugasan
Penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan
kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan dapat diberikan dalam
bentuk individual atau kelompok. Penugasan ada yang berupa pekerjaan rumah atau berupa
proyek. Pekerjaan rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan
kelas, misalnya menyelesaikan soal-soal dan melakukan latihan. Proyek adalah suatu tugas yang
melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu dan umumnya menggunakan data lapangan.
5. Tes lisan
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik
dengan seorang atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan dan
spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran. Tes lisan ini
dapat mengetahui secara langsung sampai sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap
pelajaran yang telah diberikan.

6. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai portofolio
peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang
diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, atau kreativitas peserta didik
dalam kurun waktu tertentu. Setiap akhir periode pembelajaran hasil karya atau tugas belajar
dikumpulkan dan dinilai bersama-sama antara guru dan peserta didik, sehingga penilaian
portofolio dapat memberikan gambaran secara jelas tentang perkembangan/kemajuan belajar
peserta didik.
7. Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi
kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap peserta didik
yang dipaparkan secara deskriptif.
8. Penilaian diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya berkaitan dengan kompetensi yang menjadi
tujuan pembelajaran.

3.2.1 Syarat-syarat Penilaian yang Baik


syarat-syarat penilaian yang baik harus memenuhi :
a. Memberikan motivasi
Memberikan penilaian evaluasi diarahkan untuk meninkatkan motivasi belajar bagi siswa
melalui upaya pemahaman akan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki baik oleh guru maupun
siswa. Siswa perlu memahami makna dari hasil penilaian.
b. Validitas
Penilaian diarahkan bukan semata-mata untuk melengkapi syarat administrasi saja, akan
tetapi diarahkan untuk memperoleh informasi tentang ketercapaian kompetensi seperti yang
terumuskanan dalam kurikulum. Oleh sebab itu, penilaian tidak menyimpang dari kompetensi
yang ingin dicapai. Dengan kata lain penilaian harus menjamin validitas.
c. Adil
Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama dalam proses pembelajaran tanpa
memandang perbedaan sosial-ekonomi, latar belakang budaya dan kemampuan. Dalam
penilaian, siswa disejajarkan untuk mendapatkan perlakuan yang sama.
d. Terbuka
Alat penilaian yang baik adalah alat penilaian yang dipahami baik oleh penilai maupun
yang dinilai. Siswa perlu memahami jenis atau prosedur penilaian yang akan dilakukan beserta
kriteria penilaian. Keterbukaan ini bukan hanya akan mendorong siswa untuk memperoleh hasil
yang baik sehingga motovasi belajara mereka akan bertambah juga, akan tetapi sekaligus mereka
akan memahami posisi mereka sendiri dalam pencapaian kompetensi.

e. Berkesinambungan
Penilaian tidak pernah mengenal waktu kapan penilaian seharusnya dilakukan. Penilaian
dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
f. Bermakna
Penilaian tersusun dan terarah akan memberikan makna kepada semua pihak khususnya
siswa untuk mengetahui posisi mereka dalam memperoleh kompetensi dan memahami kesulitan
yang dihadapi dalam mencapai kompetensi. Dengan demikian, hasil penilaian itu juga bermakna
bagi guru juga termasuk bagi orang tua dalam memberika bimbingan kepada siswa dalam upaya
memperoleh kompetensi sesuai dengan target kurikulu.
g. Menyeluruh
Kurikulum diarahkan untuk perkembangan siswa secara utuh, baik perkembangan afektif,
kognitif maupun psikomotorik. Oleh sebab itu, guru dalam melaksanakan penilaian harus
menggunakan ragam penilaian, misalnya tes, penilaian produk, skala sikap, penampilan, dan
sebagainya. Hal ini sangat penting, sebab hasil penilaian harus memberikan informasi secara
utuk tentang perkembangan setiap aspek.
h. Edukatif
Penilaian kelas tidak semata-mata diarahkan untuk memperoleh gambaran kemampuan
siswa dalam pencapaian kompetensi melalui angka yang diperoleh, akan tetapi hasil penilaian
harus memeberikan umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran, baik yang dilakukan
oleh guru maupun siswa, sehingga hasil belajar lebih optimal. Dengan demikian, proses
penilaian tidak semata-mata tanggung jawab guru akan tetapi juga merupakan tanggung jawab
siswa. Artinya siswa harus ikut terlibat dalam proses penilaian, sehingga mereka meyadari,
bahwa penilaian adalah bagian dari proses pembelajaran.
3.2.2 Macam-macam Bentuk Penilaian
Secara garis besar, bentuk penilaian dalam proses pembelajaran dibedakan menjadi dua
macam, yaitu penilaian tes dan nontes.
1. Tes
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan
kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau
serangkaian tugas yang harus dijawab dan dikerjakan oleh peserta didik untuk mengukur aspek
perilaku peserta didik.
Dalam pengembangan bentuk penilaian tes, dapat menggunakan:
a. Tes Bentuk Objektif
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah.
Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak
begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal, pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip. Tes
Objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan
melengkapi jawaban singkat atau melengkapi.
Jenis jenis tes objektif
1) Tes objektif benar-salah
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan
jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta untuk menentukan pillihannya mengenai
pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dengan cara seperti yang diminta dalam
petunjuk pengerjaan soal. Salah satu fungsi bentuk soal benar-salah adalah untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dengan pendapat.
2) Tes objektif pilihan ganda
Bentuk tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih
kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Soal tes bentuk pilihan ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan
jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan
dan dapat pula dalam bentuk pernyataan (statement) yang belum sempurna atau sering
disebut ste, sedangkan pilihan jawaban itu mungkin berbentuk perkataan, bilangan, atau kalimat
yang disebut option Adapun kelebihan dari bentuk tes pilihan ganda beralasan yaitu:
1) Jumlah materi tidak terbatas dan soal relatif banyak;
2) Mengukur jenjang kognitif dari ingatan sampai evaluasi;
3) Penskoran mudah, cepat, objektif dan mencakup materi yang luas;
4) Sangat tepat untuk ujian yang pesertanya banyak dan hasilnya harus segera, seperti
UN;
5) Reliabilitas soal relatif tinggi;
6) Penskoran bisa digantikan oleh mesin;
7) Dapat digunakan untuk mengukur kemampuan Problem Solving.

Adapun kelemahan dari tes pilihan ganda beralasan yaitu:


1. Kurang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal;
2. Peserta didik tidak mempunyai keleluasaan dalam menulis, mengorganisasikan, dan
mengekspresikan gagasan yang mereka miliki yang dituangkan ke dalam kata atau kalimatnya
sendiri;
3. Penyusunan soal yang baik memerlukan waktu yang relatif lama;
4. Sangat sukar menentukan alternatif jawaban dan alasan yang benar-benar homogen, logis dan
berfungsi.

3) Tes objektif menjodohkan


Bentuk tes menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang
keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, yaitu kolom sebelah kiri yang
menunjukkan kumpulan soal, dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban.jumlah
pilihan jawaban dibuat lebih banyak daripada jumlah persoalan. Bentuk tes menjodohkan
menjodohkan sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan mengidentifikasi kemampuan
menghubungkan antara dua hal.
4) Tes objektif jawaban singkat (Short answer) dan melengkapi (Completion)
Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat atau angka-
angka yang dapat dinilai benar atau salah. Soal tes bentuk jawaban singkat biasanya
dikemukakan dalam bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, soal tersebut berupa suatu kalimat
pertanyaan yang dapat dijawab dengan singkat, berupa kata, nama, tempat, nama tokoh, dan lain-
lain Kedua tes ini sangat baik digunakan karena relatif mudah disusun, dapat digunakan untuk
menilai kemampuan peserta didik yang berkenaan dengan fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan
terminologi, dan yang terakhir untuk mengemukakan pendapat peserta didik secara singkat dan
jelas.
b. Tes Bentuk Subjektif (Tes Bentuk Uraian)
Dilihat dari luas-sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini dapat
dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas (restricted respons item) dan uraian bebas
(extended respons item).
Jenis tes subjektif
1) Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus mengemukakan hal-
hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka ragam,
tetap harus ada pokokpokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan
batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki.
Adapun contoh soal yang dapat digunakan dalam uraian terbatas ialah:
a) Jelaskan bagaimana prosedur operasional sebuah pesawat komputer!
b) Sebutkan lima komponen dalam sistem computer

2) Uraian Bebas
Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika
sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemapuannya. Oleh karena
itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap
mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik.
Adapun contoh soal yang dapat digunakan dalam uraian bebas ialah:
a) Bagaimana perkembangan komputer di Indonesia, jelaskan dengan singkat!
b) Bagaimana peranan komputer dalam pendidikan
c. Tes Bentuk Unjuk Kerja Tes Unjuk Kerja adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik
dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Lebih jauh lagi Stignis (1994) mengemukakan
bahwa “tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan
kegiatan khusus di bawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannyadan
membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan.”
d. Lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan.
Peserta didik akan mengucapkan jawabannya sesuai pertanyaan yang telah diberikan. Kebaikan
tes lisan antara lain:
(1) dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya
secara lisan
(2) tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup mencatat pokok-pokok
permasalahannya saja
(3) kemungkinan peserta didik akan menerka-nerka jawaban dan berspekulasi dapat dihindari.
Adapun kelemahan dalam penggunaan tes lisan adalah
(1) memakan waktu yang cukup banyak
(2) seing terjadi unsur subjektivitas bilamana dalam suasana ujian lisan itu hanya ada
seorang guru dan seorang pendidik.

3.3 Penilaian Autentik, Portofolio, dan Kinerja


1. Penilaian Autentik
Penilaian autentik (authentic assessment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan
dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten sebagai
akuntabilitas publik (Pusat Kurikulum, 2009)
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan. Tujuan penilaian autentik:
(1) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan
berdasarkan prinsip-prinsip penilaian,
(2) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan
sesuai dengan konteks sosial budaya; dan
(3) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.

Penilaian autentik mencakup tiga ranah hasil belajar yaitu ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Terminologi autentik merupakan sinonim dari asli, nyata atau sebenarnya, valid
atau reliable. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan
dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun (Kemendikbud, 2013). Ketika
menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru
menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan
mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. Atas dasar tersebut, guru dapat mengidentifikasi materi
apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.
Pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan
scientific, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara
mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah

penilaian portofolio adalah kegiatan menilai karya-karya siswa secara individu pada satu
periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan
di nilai oleh guru dan peserta didik.
Teknik penilaian yang dilakukan dengan cara menilai hasil karya peserta didik yang berupa
kumpulan tugas, karya, prestasi akademik/non akademik, yang dikerjakan/dihasilkan peserta
didik.

. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun
tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan
bertanggungjawab untuk tetap pada tugas.
penilaian kinerja adalah sistem formal yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja karyawannya agar sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan.
Evaluasi kinerja karyawan harus dilakukan secara terbuka, jujur dan objektif.

Berikut ini, ada 5 macam metode untuk menilai kinerja karyawan yang dapat Anda
terapkan, yaitu:
1. Management by Objectives (MBO)
2. Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)
3. Human Resource (Cost) Accounting Method
4. 360-Degree Feedback
5. Psychological Appraisals.

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi atau kegiatan penilaian sangat
penting dalam pendidikan karena dengan melakukan penilaian maka seorang guru dapat
mengetahui kemampuan dari masing-masing peserta didik sehingga guru mampu memperbaiki
kegiatan pembelajaran yang dirasa kurang berhasil dan siswa dapat mengetahui kemampuan
masing-masing. Selain itu, dalam melakukan penilaian diperlukan teknik tertentu, antara lain: tes
tulis, observasi, tes praktik, tes lisan, penugasan, penilaian portofolio, jurnal, dan penilaian diri.
Penilaian yang dilakukan guru tidak hanya sekedar menilai, namun terdapat syarat suatu
penilaian dikatakan baik, antara lain: memberikan memotivasi , adil, validitas, terbuka,
berkesinambungan, bermakna, menyeluruh, dan edukatif. Memiliki bentuk-bentuk penilaian,
yaitu tes dan non tes serta meliputi penilaian autentik, portofolio, dan kinerja.

4.2 Saran
Sebagai seorang guru, sangat penting memahami evaluasi pembelajaran dan mengetahui
komponen yang ada di dalamnya. Selain guru harus memiliki pengetahuan yang luas guru juga
harus terampil dalam memberikan pengajaran. Jadi guru tidak hanya sekedar melakukan
penilaian belaka, namun harus dengan cara-cara yang sudah ada dan guru hendaknya mampu
menilai peserta didik secara objektif sehingga hasil yang diperoleh dari penilaian tersebut sesuai
dengan keadaan yanpg sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abas Sudjiono. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mimin Haryati. 2008. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Gaung Persada Press.
San, shantii. 2012. Pentingnya Evaluasi Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar.
(Online) ((http://shantinoviani92.blogspot.co.id/2012/03/ pentingnyaevaluasi-pembelajaran-
dalam.html) di akses tanggal 3 desember 2015).
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai