Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

MERANCANG EVALUASI DAN ASESMEN OTENTIK

Di Susun Oleh Kelompok 2 :

RISYKA DINIARZA NIM : 1927101020089


NELY ZURAIDA NIM : 1927101020104
FITRIANI NIM : 1927101020074
SITI BAROKAH NIM : 1927101020084
ILAS SARI NIM : 1927101020082
GEBIOLA SANTIKA NIM : 1927101020086
ISNI TARWIYATI NIM : 1927101020061

MATA KULIAH
Evaluasi Pembelajaran AUD

Dosen Pengampu : ARI SUPARDI, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PIAUD
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) ANNUR
LAMPUNG
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayahNya serta kesempatan kepada kita dalam mengemban tugas sebagai

seorang penuntut ilmu, sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasul

kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari zaman

kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni agama Islam.

Di era yang serba modern seperti saat ini, kami bersyukur dapat

menyelesaikan tugas makalah ini dalam mata kuliah Pengelolaan Lingkungan

Belajar yang dalam tema “ Merancang Evaluasi Dan Asesmen

Otentik ” yang dapat diselesaikan tepat pada waktunya berkat bimbingan

Bapak/Ibu dosen. Kami masih dalam tahap pembelajaran yang membutuhkan

banyak ilmu dari para dosen untuk dapat mengerjakan tugas secara benar dan

tepat.

Kami menyadari bahwa mungkin makalah ini jauh dari kesempurnaan,

Kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk perbaikan makalah kami

selanjutnya. Atas kemakluman dan lapang dada Ibu dosen kami selaku penulis

mengucapkan terimakasih.

Gisting, ....................................2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2

C. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar ................................................... 3

B. Fungsi Dari Evaluasi Hasil Belajar .................................................. 3

C. Prinsip Evaluasi Hasil Belajar ......................................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 10

B. Saran ............................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu komponen yang menjadi sasaran peningkatan kualitas pendidikan adalah
sistem pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran ini merupakan tanggungjawab guru dalam
mengembangkan segala potensi yang ada pada siswa. Tujuan pokok proses pembelajaran
adalah untuk mengubah tingkah laku siswa berdasarkan tujuan yang telah direncanakan dan
disusun oleh guru sebelum proses kegiatanpembelajaranberlangsung.Perubahan tingkah laku
itu mencakup aspekintelektual.

Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku siswa,
peran evaluasi atau penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Penilaian
dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan
menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran.

Sebagai bagian yang sangat penting dari sebuah proses pembelajaran, penilaian dalam
proses pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Dengan melakukan
penilaian ketika melaksanakan proses pembelajaran, guru akan dapat mengetahui tingkat
keberhasilan proses pembelajaran dan akan memperoleh bahan masukan untuk menentukan
langkah selanjutnya. Dengan demikian, keefektifan suatu proses pembelajaran banyak
ditentukan oleh peran penilaian dalam proses pembelajaran itu sendiri. Furqon (1999)
menyatakan bahwa penilaian sebagai salah satu komponen utama proses pembelajaran harus
dipahami, direncanakan dan dilaksanakan dalam upaya mendukung keberhasilan peningkatan
mutu proses pembelajaran. Mengingat hal tersebut, perlu dilakukan penilaian dalam proses
pembelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai alat pemantau tentang
keefektifan proses belajar serta kemampuansiswabelajar.

Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan bagian penting dari proses


pembelajaran, karena itu hendaknya dilakukan oleh guru agar dapat memperoleh informasi
proses kemajuan belajar siswa dan informasi keefektifan pembelajaran yang sedang
berlangsung. Guru yang hanya mengutamakan penilaian hasil tidak akan mendapatkan
informasi yang akurat tentang siswa yang benar-benar memahami materi dan siswa yang
kurang memahami. Siswa yang dapat menjawab dengan benar suatu persoalan, belum tentu
mengetahui bagaimana mendapatkan jawaban tersebut. Penilaian dalam proses pembelajaran
lebih dapat berfungsi memberikan informasi tentang siswa yang sudah memahami materi atau
yang belum. Penilaian ini berkesinambungan dengan penilaian hasil artinya hasil penilaian

1
dalam proses pembelajaran akan memberikan sumbangan positif terhadap penilaian hasil.
Dengan demikian perlu diupayakan agar guru melakukan penilaian dalam proses
pembelajaran di samping melakukan penilaian hasil belajar.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah perencanaan pembelajaran
2. Untuk dapat meningkatkan pemahaman cara merancang dari evaluasi hasil belajar

C. Rumusan Masalah
Pada makalah ini penulis sengaja memberi batasan masalah,diantaranya :
a. Apa Pengertian dari Evaluasi Hasil Belajar?
b. Apa Fungsi dari Evaluasi Hasil Belajar ?
c. Apa Prinsip-prinsip dari Evaluasi Hasil Belajar?
d. Apa Alat dari Evaluasi Hasil Belajar?

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar


Ada beberapa pengertian evaluasi . Wand dan brown (1957) mendefenisikan evaluasi
sebagai “....refer to the act or process to determining the value of something” Evaluasi
mengacu kepada suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai sesuatu yang
di evaluasi.

Sejalan dengan pendapat itu Guba dan lincoln mendefenisikan evaluasi merupakan
proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang
dipertimbangkan itu berupa orang,benda, kegiatan, keadaan atau kesatuan tertentu.

Dalam rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu


proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.

II. Fungsi dari Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran


pendidikan formal. Bagi guru evaluasi dapat menentukan efektifitasnya kinerjanya
selama ini, sedangkan bagi pengembang kurikulum evaluasi dapat memberikankan
informasi untuk perbaikan kurikulum yang sedang berjalan. Evaluasi sering dianggap
sebagai salah satu hal yang menakutkan bagi siswa. Anggapan yang semacam itu
harus diluruskan. Evaluasi mesti di pandang sebagai sesuatu yang wajar yakni sebagai
suatu bagian integral dari suatu proses kegiatan pembelajaran. Dengan demikian,
mestinya evaluasi dijadikan kebutuhan oleh siswa, sebab dengan evaluasi siswa akan
tahu tentang keberhasilan pembelajaran yang dilakukannya. Ada beberapa fungsi dari
evaluasi, yakni :
a. Evaluasi merupakan alat yang sangat penting sebagai umpan balik bagi siswa. Melalui
evaluasi siswa akan mendapatkan informasi tentang efektifitas pembelajaran yang
dilakukan. Dari hasil evaluasi siawa akan dapat menentukan harus bagaimana proses
pembelajaran yang dilakukannya.

b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian


siswa dalam menguasai tujauan yang ditentukan. Siswa akan tahu akan tahu bagian
mana yang perlu dipelajari lagi dan bagian mana yang tidak perlu.

3
c. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
Informasi ini sangat di butuhkan baik guru maupun bagi pengembang kurikulum
khususnya untuk perbaikan program selanjutnya.

d. Informasi dari hasil Evaluasi dapat digunakan oleh para siswaseeecara individual
dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan sehubungan
dengan pemilihan bidang pekerjaan pengembangan serta pengembangan karier.

e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam penentuan


kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai. Misalnya, apakah tujuan itu perlu diubah
atau di tambah.

f. Evaluasi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan
pendidikan di sekolah. Misalnya, untuk orang tua, guru,siswa termasuk juga
masyarakat. Melalui evaluasi dapat di jadikan bahan informasi tentang efektifitas
program sekolah.

III. Prinsip-prinsip Evaluasi Hasil Belajar


Pelaksanaan evaluasi atau penilaian harus terencana dan terarah sesuai dengan
tujuan pencapaian kompetensi. Hakikat penilaian adalah untuk peningkatan kualitas
pembelajaran,bukan semata-mata sebagai alat untuk mengetahui penguasaan materi
pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses pelaksanaannya, guru perlu
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Motivasi
Penilaian diarahkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui upaya
pemahaman akan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh guru maupun siswa.
b. Validitas
Penilaian tidak boleh menyimpang dari kompetensi yang ingin dicapai. Dengan kata
lain penilaian harus menjamin validitas.
c. Adil
Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama dalam proses pembelajaran tampa
memandang ekonomi,latar belakang budaya dan kemampuan. Oleh karena itulah
mereka juga memiliki kesempatan untuk dievaluasi.
d. Terbuka
Alat penilaian yang baik adalah alat penilaian yang dipahami oleh penilai maupun oleh
yang dinilai
e. Berkesinambungan

4
Penilaian hasil belajar pada hakikatnya bagian yang tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran.oleh karena itu ,penilaian dilakukan secara terus menerus dan
berksinambungan. Manakala berdasarkan evaluasi seseorang siswa diketahui belum
mencapai kompetensi yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,maka guru
harus mengulang kembali sehingga kompetensi itu benar-benar tercapai.
f. Bermakna
Penilaian evaluasi hasil belajar harus tersususn dan terarah, sehingga hasilnya benar-
benar bermakna kepada semua pihak khususnya kepada siswa itu sendiri. Melalui
Evaluasi hasil belajar,Siswa akan mengetahui posisi mereka dalam memperoleh
kompetensi. Dengan demikian, hasil penilaian itu juga bermakna bagi guru termasuk
bagi orang tua dalam memberikan bimbingan kepada setiap siswa dalam upaya
memperoleh kompetensi sesuai target kurikulum.
g. Menyeluruh
Kurikulum satuan tingkat pembelajaran, diarahkan untuk perkembangan siswa scara
utuh, baik perkembangan kognitif,afektif maupun psikomotorik.

h. Edukatif
Hasil penialaian evaluasi belajar tidak semata-mata diarahkan untuk memperoleh
gambaran kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi melalui angka yang di
peroleh. Akan tetapi hasil belajar harus memberikan umpan balik untuk memperbaiki
proses pembelajaran baik yang dilakukan oleh guru maupun maupun siswa, sehingga
hasil belajar lebih maksimal. Dengan demikian, proses penilaian tidak semata-mata
tanggung jawab guru akan tetapi juga tanggung jawab siswa. Artinya siswa harus
terlibat dalam proses penilaian, sehingga mereka menyadari bahwa penilaian adalah
bagian dari proses pembelajaran.

IV. Alat Evaluasi Hasil Belajar


Penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan alat Tes dan Non Tes hasil belajar.
1. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran
yang telah diberikan guru kepada peserta didiknya, dalam jangka waktu tertentu.
Untuk keperluan evaluasi proses belajar mengajar dapat di gunakan tes buatan guru
sendiri (teacher- made test).
Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses pembelajaran pada hakikatnya dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

5
a. Tes tulisan
Tes tulisan atau sering juaga di sebut tes tertulis adalah tes yang dilakukan dengan
menjawab soal dengan cara tertulis. Ada dua jenis tes termasuk termasuk kedalam tes
tertulis.

a. Tes essay
Tes adalah adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
secara terbuka yaitu menjelaskan atau menguraikan melalui kalimat yang disusunnya
sendiri. Tes essay dapat menilai proses mental siswa terutama dalam hal kemampuan
menyususn jawaban secara sitematis, kesanggupan menggunakan bahasa dan lain
sebagainya.

Cara menyusun soal-soal essay :


1. Pertanyaan mengukur secara jelas hasil belajar yang harus dikuasai peserta didik
atau sesuai dengan kopetensi dasar.
2. Diawali dengan kata-kata jelaskan, uraikan, sebutkan, bedakan, dan sebagainya.
3. Rumuskan soal secara jelas, sehingga tidak menimbulkan arti ganda.
4. Sesuaikan panjang pendeknya dan kompleksitas jawaban dengan tingkat
kematangan siswa.
5. Tuliskan seperangkat petunjuk umum bagi tes tersebut.

b. Tes objektif
Bentuk –bentuk tes objektif dan penyusunannya
1. Complektion test(tes melengkapi)
a. Complektion tes ( tes melengkapi )
b. Fill-in (mengisi titik dalam kalimat yang dikosongkan)
Bentuk penyusunan soal diatas adalah:
1. Bahasa hendaknya jelas, kalimat mudah dipahami.
2. Yang harus diisi hendaknya beberapa saja.
3. Jawaban merupakan kalimat singkat.
4. Jumlah soal (10 atau 20)
2. Selection type test, terdiri dari

a. True –false (benar salah )


Bentuk penyusunan:
1. Hindarkan soal yang dapat dinilai benar dan salah secara meragukan.
2. Soal tidak boleh mengandung kata-kata yang terlalu menunjukkan jawaban
3. Hindarkan pernyataan yang negatif, yang mengandung kata tidak atau bukan.

6
4. Hindarkan kalimat yang panjang.
b. Multiple choice ( pilihan ganda )
1. Statemen harus jelas merumuskan suatu masalah.
2. Baik statemen maupun option tidak merupakan kalimat yang terlalu panjang.
3. Option hendaknya homogen
4. Masukkan sebagian besar kata-kata dalam pokok pertanyaan.
5. Nyatakan pokok pertanyaan sedapat mungkin dalam bentuk yang positif.
c. Macthing ( menjodohkan )
1. Jumlah soal tidak terlalu banyak, tingkat kesukaran disesuaikan dengan tingkat
kematangan peserta didik
2. Keseluruhan soal hendaknya homogen
3. Jumlah respon harus sedikitnya satu lebih banyak dari jumlah premisnya.
b. Tes lisan adalah bentuk tes menggunakan bahasa secara lisan. Tesini bagus untuk
menilai kemampuan nalar siswa. Melalui bahasa secara verbal, penilai dapat
mengetahui secara mendalam pemahaman siswa tentang sesuatu yang dievaluasi. Tes
lisan hanya mungkin dapat dilakukan manakala jumlah siswa yang dievaluasi sedikit,
serta menilai sesuatu yang tidak terlalu luas tetapi mendalam.
c. Tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini cocok manakala manakala
kita ingin mengetahui kemampuan dan keterampilan siswa mengenai
sesuatu.contohnya, memperagakan gerakan, mengoperasikan sesuatu alat, dan lain
sebagainya.

Penilaiaan pembelajaran dapat dilakukan dengan:Ulangan harian, ulangan


umum, dan ujian akhir.
a. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar
tertentu. Ulangan harian terdiri seperangkat soal yang harus dijawab para peserta
didik.Ulangan harian ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran,tetapi tidak
tertutup kemungkinan untuk tujuan-tujuan lain,misal untuk bahan pertimbangan dalam
pengisian rapor.
b. Ulangan Umum dilaksanakan setiap akhir semester,dengan bahan ujian sebagai
berikut:
1. Ulangan Umum pertama soalnya diambil dari materi semster pertama.
2. Ulangan Umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari semester pertama
dan kedua.
Ulangan Umum dilaksanakan secara bersama untuk kelas-kelas paralel, dan pada
umumnya Ulangan Umum bersama baik tingkat rayon,kecamatan, kota
madya/kabupaten maupun provinsi. Hal ini dilakukan terutama dimaksudkan untuk

7
meningkatkan pemerataan mutu pendidikan dan untuk keakuratan soal-soal yang di
ujikan.
c. Ujian Akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang di ujikan
meliputi seluruh komptensi dasar yang telah diberikan dengan penekanan pada
kompetensi dasar yang telah dibahas pada kelas-kelas tinggi. Hasil Evaluasi ujian
akhir ini terutama untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, untuk tahun
pelajaran 2010/2011 kemarin penentuan kelulsan siswa diambil dari 60 % nilai UAN +
40 % Nilai Sekolah dan kedepan nya belum dapat diapstikan tergantung kebijakan
pemerintah.

2. Non Tes
Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah
laku termasuk sikap, minat dan motivasi. Ada beberapa jenis non tes sebagai alat
evaluasi, diantaranya wawancara, obsevasi, studi kasus dan skala penilaian.

a. Observasi
Obsevasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi
tertentu. Ada dua macam jenis observasi, yaitu observasi partisipatif dan non
partisipatif. Observasi partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan menepatkan
observer sebagai bagian dari dimana obsevasi dilakukan. Misalkan, ketika observer
mengumpulkan informasi bagaimana aktifitas siswa dalm kegiatan diskusi. Observasi
non partisipatif adalah observasi yang lakukan cara 0bserver murni sebagai pengamat.
Untuk kepentingan observasi,kita perlu membuat pedoman observasi misalnya dalam
ceklist, catatan anekdot,skala penilaian

1. Ceklist
Ceklist atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua
aspek yang di Observasi,sehingga obsever tinggal hanya memberi tanda ada atau
tiadak ada dengan tanda cek (V). Ceklist merupakan alat obsevasi yang praktis
digunakan.

8
Contoh format ceklist dibawah ini.

Nama :
Waktu :
Topik observasi: Aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran

No Aspek yang di observasi Hasil observasi


1 Perhatian V
2 Bertanya V

2. Catatan anekdot
Catatan anekdot adalah alat observasi untuk mencatat kejadian yang sifatnya luar
biasa.agar datanya yang diperlukan utuh sebaiknya kita mencatat kejadian ketika kejadian
berlangsung.

3. Skala penilaian
Skala penilaian pada dasarnya hampir sama dengan daftar cek,hanya aspek yang di teliti
dijabarkan kedalam bentuk skala atau kriteria tertentu.
Contoh format skala penilaian
Nama:
Waktu:
Topik Observasi: Aktifitas siswa dalam kegiatan diskusi
No Aspekyang obsevasi alternatif
SR KD TP
1 Menjawab pertanyaan V
2 Mengajukan pendapat V

b. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi lansung antara yang mewancarai dan yang diwawancarai.

9
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai
sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Dalam rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi dapat
didefenisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Bagi guru evaluasi dapat menentukan efektifitasnya kinerjanya selama ini, sedangkan
bagi pengembang kurikulum evaluasi dapat memberikankan informasi untuk perbaikan
kurikulum yang sedang berjalan.
3. Prinsip-prisip dalam evaluasi pembelajaran adalah:a. Motivasi, b.Validitas, a.Adil,
b.Terbuka,c.Berkesinambungan,d. Bermakna, dan Menyeluruh.
4. Alat evaluasi belajar dapat dilakukan dengan 1.)Tes yaitu : tes tulisan,tes lisan dan tes
perbuatan.2) Non tes, yaitu wawancara,obsevasi ,studi kasus, skala penilaian dan lain
sebagainya.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan yang dalam pepatah mengatakan “ tak ada gading yang tak retak”. Karena
itu penulis mohon maaf kalau ada kritik dan saran yang bersifat membangun penulis
mengucapkan terima kasih.
Semoga makalah yang sederhana ini bisa jadi bermanfaat bagi kita semua,baik
dalam perkuliahan maupun dalam menjalankan tugas kita sehari-hari sebagai seorang
pendidik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,(2008).
Harjanto. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2010

11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pendidikan, asesmen seharusnya didasarkan pada pengetahuan kita tentang
belajar dan tentang bagaimana kompetensi berkembang dalam materi pelajaran yang kita
ajarkan. Hal ini merupakan kebutuhan yang sangat jelas untuk membuat suatu asesmen
dimana pendidik dapat mempergunakannya untuk meningkatkan kegiatan pendidikan dan
mengawasi hasil belajar dan mengajar yang kompleks.

Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa para guru mengajar untuk memberikan
keterampilan pada siswa untuk belajar dan mempraktekkan bagaimana mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilannya untuk tujuan yang nyata dan jelas. Penilaian kinerja yang
berkisar dari jawaban yang relatif pendek sampai pada proyek jangka panjang yang meminta
para siswa untuk memperagakan hasil kerjanya, dan hal ini membutuhkan peran serta
pemikiran tingkat tinggi siswa untuk menyatukan beberapa keterampilan yang berbeda-beda.

Dalam suatu sistem penilaian yang lengkap, bagaimanapun semestinya terdapat


keseimbangan antara penilaian kinerja yang lebih pendek dan juga lebih panjang. Asesmen
dapat digunakan untuk melihat keberhasilan KBM yang dilakukan sebagai acuan dalam
membuat kegiatan/program baru dalam rangka mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan para siswa dan juga para guru, juga sebagai bahan petimbangan dalam membuat
suatu kebijakan-kebijakan. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dan satuan
pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment), sedangkan penilaian yang
diselenggarakan oleh pemerintah merupakan penilaian eksternal (external assessment).

Penilaian kelas merupakan penilaian internal yang dilaksanakan oleh pendidik dalam
hal ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk menilai kompetensi peserta didik
pada saat dan akhir pembelajaran. Sistem penilaian hasil belajar yang diterapkan dalam
kurikulum sekolah adalah sistem penilaian otentik atau lebih dikenal dengan nama asesmen
otentik. Penilaian otentik ini harus dipahami secara mendalam oleh guru-guru mengingat
bahwa setiap pengukuran kompetensi peserta didik tidak cukup hanya dengan tes objektif
saja, karena tes tersebut tidak dapat menunjukkan seluruh kompetensi yang dikuasai siswa.
Penilaian otentik merupakan penilaian yang secara langsung bermakna, dalam arti bahwa apa
1
yang dinilai adalah merupakan sesuatu yang benar-benar diperlukan siswa dalam kehidupan
nyata sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana definisi asesmen otentik?
1.2.2 Bagaimana kelebihan asesmen otentik?
1.2.3 Bagaimana kekurangan asesmen otentik?
1.2.4 Bagaimana contoh instrumen asesmen otentik?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi asesmen otentik.
1.3.2 Untuk mengetahui kelebihan asesmen otentik.
1.3.3 Untuk mengetahui kekurangan asesmen otentik.
1.3.4 Untuk menghasilkan instrumen asesmen otentik.

1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa mengerti definisi asesmen otentik.
1.4.2 Mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan asesmen otentik.
1.4.3 Mahasiswa dapat membandingkan asesmen otentik dengan asesmen yang lain
berdasarkan pengertian, kelebihan, dan kekurangan masing-masing asesmen.
1.4.4 Mahasiswa dapat menghasilkan instrumen asesmen otentik yang benar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Asesmen Otentik


2.1.1 Pengertian Asesmen Otentik
Asesmen otentik adalah suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk
pengukuran terhadap kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, prestasi, motivasi, dan
sikap-sikap pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran (American Library Association,
Dalam Syofiana, 2010). Senada dengan pendapat tersebut, O’malley dan Pierce mengatakan
bahwa asesmen otentik adalah bentuk penilaian yang menunjukkan pembelajaran siswa yang
berupa pencapaian, motivasi, dan sikap yang relevan dalam aktivitas kelas. Sedangkan
menurut Newton Public Schools (Dalam Syofiana, 2010) Asesmen otentik merupakan
penilaian terhadap produk-produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman-
pengalaman kehidupan nyata peserta didik.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang asesmen otentik yang telah dikemukakan


oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen otentik merupakan suatu proses
evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran yang berupa produk-produk dan
kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, pencapaian, prestasi, motivasi, dan sikap-
sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran di kelas. Asesmen otentik
memberikan siswa seperangkat tugas yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang
ditemukan dalam aktifitas-aktifitas pengajaran: melakukan penelitian; menulis, merevisi dan
membahas artikel; memberikan analisa oral terhadap peristiwa politik terbaru; berkolaborasi
dengan siswa lain melalui debat, dan sebagainya. Melalui asesmen otentik, siswa lebih
terlibat dalam tugas dan guru dapat lebih yakin bahwa asesmen yang diberikannya itu
bermakna dan relevan (Wiggins, Dalam Syofiana, 2010).

Asesmen otentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta


didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana
belajar tentang subjek. Asesmen otentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka
menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan
perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa
yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan.
3
Maka dari itu asesmen otentik harus menjadi bagian integral dari pengajaran, sehingga
dengan demikian penilaian tidak digunakan hanya sebagai suatu alat untuk mengumpulkan
data sebagaimana dalam paradigma lama, tetapi juga untuk mempengaruhi pengajaran. Ini
memerlukan penerapan dan pengembangan fungsi penilaian yang mengukur produktivitas
siswa, pencapaian mereka dalam pembelajaran kemampuan berpikir matematis dalam
mendapat suatu hasil yang berarti bagi siswa tersebut. Penilaian autentik mempunyai karakter
pokok yang sama dengan pengajaran, yang berguna bagi para guru untuk meningkatkan
pengajaran. Dalam penilaian autentik diharapkan para siswa dapat merumuskan
permasalahan, memikirkan solusi, dan menginterpretasikan hasil.

2.1.2 Jenis-Jenis Asesmen Atentik


Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan
belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar.
Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan
belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian
kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Berdasarkan indikator-indikator ini dapat
ditentukan cara penilaian yang sesuai, apakah dengan tes tertulis, observasi, tes praktek, dan
penugasan perseorangan atau kelompok. Untuk itu, ada tujuh teknik yang dapat digunakan,
yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

2.1.2.1 Penilaian Unjuk Kerja


Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk
menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu
seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek Olah Raga, presentasi, diskusi,
bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll. Cara
penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih
mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Penilaian unjuk kerja perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut

a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan


kinerja dari suatu kompetensi.
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
4
c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat
diamati.
e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati
Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau
instrumen berikut:
a . Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak
baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria
penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat
diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai
hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak
dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun
daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.

b . Skala Penilaian (Rating Scale)


Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian
nilai secara kontinu di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian
terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak
kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk
memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu
orang, agar hasil penilaian lebih akurat.

2.1.2.2 Penilaian Sikap


Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi
dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat
dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen
afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap
sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang

5
mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku
atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-
teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan
pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
a . Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam
sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai
kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat
melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil pengamatan
dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.

Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan


khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.
b . Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung atau wawancara tentang sikap
seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta
didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan
Ketertiban". Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi
jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam
penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini
dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
c . Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan
yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal
yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya
tentang "Kerusuhan Antar Etnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari
ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami
kecenderungan sikap yang dimilikinya.

2.1.2.3 Penilaian Tertulis


Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes
dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis

6
jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai,
menggambar dan lain sebagainya. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a . Memilih jawaban, dibedakan menjadi:
 Pilihan ganda
 Dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
 Menjodohkan
 Sebab-akibat
b . Mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:
 Isian atau melengkapi
 Jawaban singkat atau pendek
 Uraian

Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat,
menjodohkan, dan sebab akibat merupakan alat yang hanya menilai kemampuan
berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat
digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami dengan cakupan
materi yang luas. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak
mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang
benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik
akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk
memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan
ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik
guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu kurang
dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas.

Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk
mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah
dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut
dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat
menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis,
dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan
terbatas.

7
2.1.2.4 Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil
akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan
laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk
poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa
daftar cek ataupun skala penilaian.

2.1.2.5 Penilaian Produk


Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni
(patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan
logam. Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. Cara
analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua
kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Cara holistik, yaitu
berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.

2.1.2.6 Penilaian Portofolio


Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai)
atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata
pelajaran.

8
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada
satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut
dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi
perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan
kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian,
portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik
melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto,
lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dsb.

2.1.2.7 Penilaian Diri


Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk
menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri
dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
a . Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik diminta untuk
menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil
belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian diri peserta didik didasarkan
atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
b . Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat
tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.
Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria
atau acuan yang telah disiapkan.
c . Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta
untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

2.2 Kelebihan Asesmen Otentik


Beberapa keuntungan dari asesmen autentik adalah:
a . Asesmen autentik berorientasi kepada penilaian proses pembelajaran, dengan demikian
melalui penilaian otentik guru akan dapat mengetahui dimana kelebihan dan
kelemahan dari siswa.
b . Asesmen autentik dapat menggambarkan pencapaian seorang siswa dalam
pembelajaran berupa gain atau kemajuan belajar, tidak sekedar ditunjukkan dengan
angka-angka yang dinyatakan dalam rapor.
9
c . Penilaian dan hasil yang lebih autentik akan meningkatkan proses belajar mengajar,
siswa lebih jelas mengetahui kewajiban-kewajiban mereka untuk menguasai tugas-
tugas yang diberikan, dan guru yakin bahwa hasil-hasil asesmen itu bermakna dan
berguna untuk meningkatkan pengajaran.
d . Kurikulum 2013 mendasarkan penilaiannya pada pemenuhan setiap kompetensi inti.
Setiap kompetensi inti memiliki pemenuhan tertentu. Dengan asesmen otentik,
penilaian diharapkan dapat dilakukan secara maksimal karena melihat kemampuan
siswa secara langsung.

2.3 Kekurangan Asesmen Otentik


a . Biaya asesmen otentik lebih banyak dibanding tes-tes standar.
b . Asesmen otentik mungkin kurang reliabel dan valid dibanding bentuk-bentuk asesmen
lain.
c . Bagi guru yang menggunakan asesmen otentik dalam kelas, dituntut untuk lebih
pengembangkan pendidikan dan profesionalitas
d . Asesmen otentik tidak seberguna tes-tes standar bagi para pembuat kebijakan karena
asesmen otentik tidak dapat memperlihatkan trend-trend jangka panjang seperti tes-tes
standar
e . Asesmen otentik memiliki bias di pihak penilai.

2.4 Contoh Instrumen Asesmen Otentik


2.4.1 Instrumen Sikap Spiritual (Penilaian Diri)

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL


(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai
B. Petunjuk Pengisian
Berdasarkan pengamatan Anda selama pembelajaran jaringan hewan, nilailah sikap
setiap peserta didik Anda dengan memberi skor 3, 2, 1, atau 0 pada Lembar Observasi
dengan ketentuan sebagai berikut:
4 = apabila SERING melakukan perilaku yang diamati

10
3 = apabila DUA-TIGA KALI melakukan perilaku yang diamati
2 = apabila SEKALI melakukan perilaku yang diamati
1 = apabila TIDAK melakukan perilaku yang diamati
C. Lembar Observasi
Kelas : XI IPA …
Semester : Semester 2
Tahun Pelajaran : ………. / ……….
Periode Pengamatan : …. - …. - ………. sampai …. - …. - ……….
Indikator Sikap :
1.1.1 Menjawab salam guru di awal dan akhir pembelajaran.
1.1.2 Memberi komentar yang menunjukkan kekaguman terhadap kompleksitas ciptaan
Tuhan yaitu sistem pernapasan.
Skor Indikator Sikap
Tuntas /
No Nama Peserta Didik Spiritual (1-4) Jumlah
Tidak Tuntas
1.1.1 1.1.2
1
2
3
4
...

2.4.2 Instrumen Sikap Sosial (Penilaian Antar Peserta Didik)

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL


(LEMBAR PENILAIAN ANTAR PESERTA DIDIK)

A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap sosial ini berupa Lembar Penilaian Antar Peserta Didik
2. Instrumen ini diisi oleh peserta didik untuk menilai peserta didik lainnya
B. Petunjuk Pengisian
Berdasarkan perilaku teman kamu selama pembelajaran jaringan hewan, nilailah sikap
temanmu dengan memberi tanda centang pada kolom skor dengan ketentuan sebagai
berikut:
4 = apabila SERING melakukan perilaku yang diamati
3 = apabila DUA-TIGA KALI melakukan perilaku yang diamati
11
2 = apabila SEKALI melakukan perilaku yang diamati
1 = apabila TIDAK melakukan perilaku yang diamati
C. Lembar Observasi
Nama / Kelas : .............................
Semester : Semester 2
Tahun Pelajaran : ………. / ……….
Periode Pengamatan : …. - …. - ………. sampai …. - …. - ……….
Indikator Sikap :
1. Menggunakan bahasa yang baik saat berkomunikasi secara lisan dengan teman
2. Tidak menyela pembicaraan pada saat berkomuikasi secara lisan dengan teman
Skor
Tuntas /
Sikap Perilaku Jumlah
Tidak Tuntas
1 2 3 4
Santun Temanku menggunakan
bahasa yang baik saat
berkomunikasi secara lisan
dengan teman
Temanku tidak menyela
pembicaraan saat
berkomunikasi secara lisan
dengan teman

2.4.3 Instrumen Pengetahuan (Tes Tulis)

Nama: ....................................................... Kelas: ..................... Tanggal: ..........................

Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! Kemudian jelaskan


tingkat pemahaman kamu terhadap pertanyaan tersebut!

1. Tuliskan urutan organ-organ sistem pernafasan!


Paham/Tidak Paham. Alasan:

2. Beri keterangan gambar dengan mengisi kolom yang disediakan!

12
2. Lengkapilah tabel berikut ini!
Organ Jaringan dan/atau Fungsi
Struktur Penyusun
Rongga Hidung
Faring
Laring
Trakea
Bronkus
Bronkiolus
Alveolus
Paham/Tidak Paham. Alasan:

3. Jelaskan bagaimana mekanisme pertukaran gas di paru-paru dan jaringan tubuh!


Paham/Tidak Paham. Alasan:

2.4.4 Instrumen Ketrampilan (Tes Praktik)


INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK

A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian praktik ini berupa Lembar Penilaian Praktik
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai
B. Petunjuk Pengisian
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan siswa selama proses praktikum, berilah tanda
centang pada kolom hasil penelitian berdasarkan criteria berikut:
4 = apabila SEMPURNA melakukan perilaku yang diamati
3 = apabila CUKUP melakukan perilaku yang diamati
2 = apabila KURANG SEMPURNA melakukan perilaku yang diamati
1 = apabila TIDAK SEMPURNA melakukan perilaku yang diamati

Hasil Penilaian
No Indikator
4 3 2 1
1 Menyiapkan alat dan bahan
2 Deskripsi pengamatan

13
3 Menafsirkan peristiwa yang akan terjadi
4 Melakukan praktik
5 Mempresentasikan hasil praktik
Rerata skor yang diperoleh

14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan Dan Saran


a . Asesmen otentik merupakan suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk
pengukuran yang berupa produk-produk dan kinerja yang mencerminkan pembelajaran
siswa, pencapaian, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang
relevan dalam pembelajaran di kelas.
b . Beberapa kelebihan dari asesmen autentik adalah guru akan dapat mengetahui dimana
kelebihan dan kelemahan dari siswa; asesmen autentik dapat menggambarkan
pencapaian seorang siswa dalam pembelajaran berupa gain atau kemajuan belajar;
penilaian dan hasil yang lebih autentik akan meningkatkan proses belajar mengajar,
siswa lebih jelas mengetahui kewajiban-kewajiban mereka untuk menguasai tugas-
tugas
c . Beberapa kekurangan dari asesmen autentik adalah biaya asesmen otentik lebih banyak
dibanding tes-tes standar; guru dituntut untuk lebih mengembangkan pendidikan dan
profesionalitas; asesmen otentik tidak dapat memperlihatkan trend-trend jangka
panjang seperti tes-tes standar; asesmen otentik memiliki bias di pihak penilai

15
DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, Nana, Dr (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. dalam Syofiana, 2010.
Syofiana, Mardiah. 2010. Autentik Asesmen. http://sofya6.blogspot.com/2010/11/autentik-
asesmen.html. diakses pada tanggal 15 November 2015.
Wiggins, Grant (1990). The case for authentic assessment. Practical Assessment, Research &
Evaluation, 2(2). [online] tersedia: http://PAREonline.net/getvn.asp?v=2&n 18 Maret
2008 dalam Syofiana, 2010.

16

Anda mungkin juga menyukai