Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“ Penyusunan Alat Evaluasi Hasil ’’

Ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengampu : Pak Reksa Adya Pribadi, M. Pd. & Bu Ana Nurhasanah, M. Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 8

Dini Novitami ( 2227200089 )

Firda Hanan Fadiyah ( 2227200077 )

Yuni Enggriani Aruan ( 2227200108 )

Zeta Hazara Sp ( 2227200075 )

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat
rakhmat-Nya penyusunan makalah yang berjudul “Perencanaan Pembelajaran” dapat selesai
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
Pengelolaan Perpustakaan yang diampuh Pak Reksa Adya Pribadi, M. Pd. & Bu Ana
Nurhasanah, M. Pd. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi bentuk maupun isinya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang sifatnya membangun.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah kali ini. Akhirnya, tiada kata yang dapat disampaikan
selain mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak di masa
sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Serang, 6 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Penilaian Hasil Pembelajaran


B. Karakter Penilaian Hasil Pembelajaran
C. Jenis Penilaian hasil

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan


menafsirkan data tentang proses hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil
keputusan (Arifin, 2012 dalam Hafidhoh dan Rifa’I, 2021). Penilaian memiliki beberapa tipe,
yakni penilaian formal dan informal, penilaian kelas, penilaian diagnostik, penilaian formatif,
dan penilaian sumatif. Masing-masing tipe penilaian ini memiliki pengertian dan
karakteristika tersendiri. (Am, 2018)

Hasil belajar menjadi bagian dari proses belajar mengajar. Selain hasil belajar unsur proses
belajar mengajar adalah tujuan instruksional dan proses belajar mengajar. Hasil belajar
berupa kegiatan akhir yang dilakukan setelah melalui tahap tujuan instruksional dan proses
belajar mengajar. Hasil belajar dapat diperoleh melalui penilaian. Penilaian digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa setelah melaksanakan proses belajar mengajar. Penilaian proses
pembelajaran dimulai dari rencana, pelaksanaan, dan laporan. Penilaian proses tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran. (Widiyanto dan Istiqomah, 2020). Tugas melakukan
kegiatan belajar mengajar salah satu komponennya adalah melaksanakan penilaian hasil
pembelajaran. Kegiatan penilaian hasil pembelajaran perlu dilakukan oleh guru untuk
mengetahui sejauhmana tujuan program dan tujuan pembelajaran telah tercapai (Pusdiklat
Pegawai Kemendikbud, 2016).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Penilaian Hasil Pembelajaran ?


2. Apakah yang dimaksud Karakter Hasil Penilaian Pembelajaran ?
3. Apa saja jenis Penilaian Hasil ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Penilaian Hasil Pembelajaran
2. Untuk mengetahui apa saja Karakter Hasil Penilaian Pembelajaran
3. Untuk mengetahui apa saja jenis Penilaian Hasil
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penilaian Hasil Pembelajaran


Lynch (1996) mengemukakan penilaian adalah usaha yang sistematis untuk
mengumpulkan informasi dalam membuat pertimbangan dan keputusan. Pada proses
pembelajaran berlangsung diperlukan adanya penilaian, agar pendidik mengetahui
bagaimana perkembangan atau hasil belajar peserta didik pada saat pembelajaran
dikelas berlangsung. Dari penilian seorang pendidik memerlukan bebefrapa data
peserta didik atau mengumpulkan informasi atau hasil belajar peserta didik, dan
setelah itu pendidik bisa mepertimbangkan atau memberikan keputusan dari proses
pembelajaran peserta didik saat dikelas. Penilaian diartikan sebagai proses
pengumpulan dan pengelolaan informasi unuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik (PP No. 19 Th 2005). Dengan pendidik melakukan penilaian pada saat
pembelajaran, pendidik bisa mengetahui bagaiaman proses atau perkembangan pada
peserta didik, dan dari penilaian pendiidk bisa mengetahui hasil belajar peserta didik.
Menurut Nitko dan Brookhart (2007) dalam dunia pendidikan, penilaian atau
assesment terhadap peserta didik merupakan suatu proses untuk memperoleh
informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan terhadap peserta didik,
kurikulum, program dan sekolah, serta kebijakan dalam pendidikan. Pada
pengambilam keputusan yang seorang pendidik lakukan mempunyai arti luas. Misal,
keputusan kepada peserta didik yaitu pemberikan nilai pada suatu mata pelajaran yang
ada dilakukan di kelas, keputusan pada suatu program dan pada lulus atau tidaknya
peserta didik di sekolahnya. Pada pengambilan keputusan yang dilaukukan oleh guru
dapat berupa perubahan bagaimana cara pembelajaran agar lebih sesuai dengan setiap
karakter individu peserta didik.
Menurut Hamalik (dalam Ekawarna, 2011) Mengemukakan bahwa “Hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan dikur
dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.” Dan biasanya pada
hasil pembelajaran peserta didik dikelas pendidik biasanya menyatakan dalam bentuk
angka, huruf atau kata-kata baik, sedang, kurang dan sebahagainya. “Hasil belajar
nyata dari apa yang dapat dilakukannya yang tidak dapat dilakukannya sebelumnya.
Maka terjadi perubahan kelakuan yang dapat kita amati dan dapat dibuktikannya
dalam perbuatan .” (Nasution, 2000). Jadi hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari
sesuatu yang sebelumnya mereka belum bisa melakukan atau belum mengeri sampai
mereka bisa mengetahai atau memahaminya. Atau terjadinya perubahan perubahan
kelakuan yang dapat kita amati atau dibuktikan sehingga menjadi hasil
pembelajarannya di kelas.
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan penyetandaran hasil belajar yang
peserta didik lakukan melalui kegiatan pembelajaran atau kegiatan pokok di kelas,
seperti kegiatan esesmen dan evaluasi. Esesmen diartikan sebagai kegiatan
pengumpulan hasil belajar dan evaluasi diartikan sebagai kegiatan penyetandaran atau
pengolah hasil belajar. Kedua kegiatan tersebut tidak bisa dipisahkan karena saling
memiliki keterhubungan dari proses pembelajaran di kelas. Seperti esesmen yang
diperlukan tahap pada kegiatan pengumpulan hasil belajar peserta didik, bagaiamana
proses pembelajaran peserta didik di kelas. Dan dengan evaluasi pendidik bisa
mengelolah hasil pembelajaran peserta didik di kelas. Hasil belajar adalah
kemampuan siswa dalam memenuhi sesuatu tahapan pencapaian pengalaman belajar
dalam satu kompetensi dasar (Kunandar, 2007). Pada proses pembelajaran yang di
lakukan memberikan perkembangan pada peserta didik atau menjadikan peserta didik
lebih mengetahui banyak pembelajaran atau pengalaman yang di dapatkan. Dan
dengan demikian hasil belajar peserta didik mempengaruhi bagaiamna pencapaian
pemahaman atau pengalaman yang di dapatkan oleh peserta didik. pada silabuspun
hasil belajar memberikan fungsi sebagai petunjuk tentang bagaiaman perubahan atau
perilaku yang akan di capai oleh peserta didik yang di capai sehubungan dengan
kegiatan belajar yang dilakukan di kelas atau sesuai dengan kompetansi dasar dan
materi yang telah diberikan oleh pendidik.
Hasil belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah
sejaln dengan bagaiaman tujuan yang tercantum dalam indikator yang sudah pendidik
rencanakan. Dalam penyusun atau menetapkan indikator , guru mengacu pada tujuan
pendidikan yang telah disusun oleh Bloom, yaitu berupa pengetahuan (ranah
kognitif), sikap (ranak afektif), dan keterampilan (ranah psikomotor) yang ketiganya
dapat dirinci lagi menjadi bermacam-macam kemampuan yang perlu dikembangkan
dalam setiap proses pembelajaran (Arikunto, 1990). Hasil belajar peserta didik
menjadi pola-pola perbuatan atau nilai-nilai pada sikap apresiasi atau keterampilan.
Hasil belajar menjadi objek penilaian pembelajaran yang berupa kemampuan-
kemampuan baru yang diperoleh peserta didik setelah mereka melakukan atau
mengikuti proses belajar atau pembelajaran tentang mata pelajaran dikelas. Karena
sesuai dengan pada sistem pendidikan mengacu pada klarifikasi hasil belajar dari
bloom yang secara garis besar yaitu aspek afektif, kognitif, dan psikomotor.

Evaluasi atau penilaian pada saat pembelajaan tidak hanya dilakukan terhadap
hasil belajar peserta didik. Tapi harus dilakukan terhadap bagaiamana proses
pembelajaran yang berlangsung. Penilain dapat di lakukan revisi pada saat
pengajaran atau strategi sebagai umpan balik dalam suatau remedial yang dilakukan
oleh peserta didik. penilaian pada proses pembelajaran yang berlangsung masih
kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian terhadap hasil pengajaran
yang dicapai oleh peserta didik. oleh sebab itu upaya remedial pada saat pembelajaran
dilakukan oleh guru sehingga pada strategi pembelajaran tidak menunjukkan bahwa
adanya perubahan yang berarti dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi
cendrung masih sama pada tinggkat dan jenjan pendidikan.
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam
hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan. Pasaribu dan Simanjuntak menyatakan bahwa:
1. Tujuan umum dari evaluasi peserta didik adalah:
 Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan pesrta didik
dalam mencapai tujuan yang diharapkan
 Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat
 Menilai metode mengajar yang digunakan
2. Tujuan khusus dari evaluasi peserta didik adalah:
 Merangsang kegiatan peserta didik
 Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan belajar peserta didik
 Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan
bakat siswa yang bersangkutan.
 Untuk memperbaiki mutu pembelajarannya/cara belajar dan metode mengajar.

Tujuan penilaian kelas hendaknya diarahkan pada empat tujuan dibawah ini.

1) Penelurusan (Keeping track), untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik
tetap sesuai dengan rencana. Pengumpulan informasi melalui berbagai bentuk
penilaian kelas sepanjang semester dan tahun pelajaran bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang pencapaian komptensi siswa.
2) Pengecekan (checking-up), untuk mengecek apakah pembelajaran yang dialami anak
didik. Melalui penilaian kelas, guru mengecek kompetensi apa yang telah dikuasai
dan yang belum dikuasai oleh siswa.
3) Pencarian (Finding-out), untuk mencari dan menemukan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Guru
hendaknya selalu menganalisis dan merefleksikan hasil penilaian kelas dan mencari
hal hal yang menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan secara efektif.
4) Penyimpulan (Summing-up), untuk menyimpulkan apakah siswa telah menguasai
semua kompetensi yang telah ditetapakn dalam kurikulum atau belum. Kesimpulan
guru dituang ke dalam raport sebagai bentuk laporan hasil kemajuan belajar siswa
kepada orang tua, sekolah, atau pihak lain yang terkait (Hayat. 2008:3).

Di samping sebagai alat penilai hasil pencapaian belajar, evalausi juga perlu diterapkan
sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi pedagogis. Evaluasi dan
hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan
belajarnya. Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebagai ganjaran (reward) yakni sebagai
penghargaan bagi yang berhasil tetapi merupakan hukuman bagi yang tidak kurang
berhasil. 5. Akuntabilitas Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu
disampaikan kepada pihak pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan
pertanggungjawaban (accountability). Pihak-pihak termaksud antara lain orang tua, calon
majikan, masyarakat lingkungan pada umumnya, dan lembaga pendidikan sendiri. Pihak-
pihak ini perlu mengetahui keadaan kemajuan belajar siswa agar dapat dipertimbangkan
pemanfaatannya."

Syarat untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi harus
bertitik tolak dari prinsip-prinsip umum sebagai berikut:

 Kontinuitas. Evaluasi atau penilaian tidak boleh dilakukan secara insidental karena
pembelajaran dikelas adalah suatu proses yang kontinu, ole karena itu evaluasi atau
penilaian harus dilakukan secara terus-menerus sehingga pendidik bisa mendapatkan
hasil pembelajaran dari peserta didik. karena evaluasi atau penilaian didapatkan dari
waktu yang senantiasa menghubungan dengan hasil-hasil sebelumnya sampai dapat
gambaran yang jelas dan berarti tentang perkembangan peserta didik yang bisa diliat
dari dimensi produk apa asaja tetapi juga dimensi proses bahkan dari dimensi input.
 Komprehensif. Saat melakukan evaluasi atau penilaian pada satu objek pendidik harus
mengambil suatu objek sebagai bahan evaluasi. Misalnya jika objek evaluasi itu
adalah peserta didik, maka seluruh aspek kepribadian peserta didik bisa di evaluasi,
baik dalam kognitif, efektif atau psikomotor.
 Adil dan objektif. Dalam melaksanakan evaluasi, guru harus berlaku adil tanpa pilih
kasih. Kata "adil" dan "objektif" memang mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan.
Meskipun demikian, kewajiban manusia adalah harus berikhtiar. Semua peserta didik
harus diberlakukan sama tanpa "pandang bulu". Guru juga hendaknya bertindak
secara objektif, apa adanya sesuai dengan kempuan peserta didik. Oleh sebab itu sikap
like and dislike, perasaan, keinginan dan prasangka yang bersifat negatif harus
dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang
sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau rekayasa.
 Kooperatif. Kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan semua pihak,
seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta
didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil
evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai."
 Praktis. Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik oleh guru itu sendiri yang
menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.
Untuk itu harus diperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.

1. Subjek evaluasi
Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat
disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan
pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
a) Melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau pencapaian maka sebagai
subjek evaluasi adalah guru
b) Melaksanakan evaluasi sikap yang menggunakajn sebuah skala maka sebagai
subjeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk, dengan didahului oleh suatu
latihan melaksanakan evaluasi tersebut.
c) Melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian dimana menggunakan sebuah
alat ukur yang sudah di standardisasikan maka subjeknya adalah ahli-ahli
psikologi. Di samping alatnya yang harus bersifat rahasia, maka subjek
evaluasi haruslah seorang yang betul-betul ahli karena jawaban dan tingkah
laku orang yang di tes harus diinterpretasikan dengan cara 35 tertentu.
2. Objek evaluasi, Objek atau sasaran penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik
pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.
Unsur-unsurnya meliputi input. transformasi, dan output.
a. Input. Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi
yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat
untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal
yaitu kemampuan, kepribadian, sikap-sikap, dan inteligensi
b. Transformasi. Telah dijelaskan bahwa banyak unsur yang terdapat dalam
transformasi yang semuanya dapat menjadi sasaran atau objek penilaian demi
diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan. Unsur-unsur dalam
transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain kurikulum/materi,
metode dan cara penilaian, sarana pendidikan/media, sistem administrasi, guru
dan personal lainnya."
c. Output Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajarmereka selama mengikuti
program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes
pencapaian atau achievement test."

Kecenderungan yang ada sampai saat ini di sekolah adalah bahwa guru hanya
menilai prestasi belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya adalah tes
tertulis. Aspek psikomotorik, apalagi efektif, sangat langka dijamin oleh guru,
Akibatnya dapat kita saksikan, yakni bahwa para lulusan hanya menguasai teori
tetapi tidak terampil melakukan pekerjaan keterampilan, juga tidak mampu
mengaplikasikan pengetahuan yang sudah mereka kuasai. Lemahnya
pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek efektif ini, jika kita mau introspeksi,
telah berakibat merosotnya akhlak para lulusan, yang selanjutnya berdampak luas
pada merosotnya akhlak bangsa.
B. Karakter Penilaian Hasil Pembelajaran
Dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran menitik beratkan pada perubahan pola
pikir yang mempengaruhi sistem penilaian. Oleh sebab itu muncullah lima
karakteristik penilaian kurikulum2013 yang harus dikuasai oelh guru dalam
melaksanakan penilaian terhadap hasil pembelajaran peserta didik. Kelima
karakteristik penilaian tersebut diantaranya :
1. Belajar tuntas
Ketuntasan belajar merupakan pencapaian minimal dari kompetensi setiap
muatan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Ketuntasan aspek sikap (KI 1 dan KI 2) ditunjukkan dari perilaku baik peserta
didik. Sedangkan ketuntasan belajar aspek pengetahuan (KI 3) dan aspek
keterampilan (KI 4) ditentukan oleh satuan pendidikan.

2. Otentik
Penilaian dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik
yang dikaitkan dengan situasi nyata bukan dunia sekolah. Oleh karena itu dalam
melakukan penilaian digunakan berbagai bentuk dan teknik penilaian. Penilaian
otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih
menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan
secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil terus menerusd dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian.

4. Menggunakan bentuk dan teknik penilaian yang bervariasi


Penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan menggunkan berbagai teknik
penilaian yang sesuai dengan karakteristis kompetensi yang akan diukur atau
dinilai. Berbagai metode atau teknik penilaian dapat digunkan seperti tes tertulis,
tes lisan, penugasan, penilaian kinerja (praktek dan produk), penilaian proyek,
portofolio, dan pengamatan atau observasi.
5. Berdasarkan acuan kriteria
Penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan menggunakan acuan kriteria.
Kriteria ketuntasan ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan dengan karakteristik peserta didik, karakteristik mata
pelajaran dan kondisi satuan pendidikan.

Karakteristik – karakteristik yang sudah dijelaskan di atas dapat disimpulkan


bahwa karakteristik penilaian hasil belajar adalah mutlak pasti kegiatan belajar
mengajar dengan adanya kurikulum, pelaksanaan oleh pihak guru, peserta didik,
keaktifan, interaksi guru dengan peserta didik, kemampuan guru dalam mengajar,
belajar tuntas, otentik, berkesinambungan, selalu menggunakan teknik penilaian
yang bervariasi dan berdasarkan acuan kriteria.

C. Jenis Penilaian Hasil


Penilaian secara singkat akan dibahas dari segi fungsi, tujuan aspek yang dinilai dan
waktu pelaksanannya.
1. Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan pada akhir unit atau
subpokok bahasan yang berorientasi pada proses. Cara penilaian formatif yaitu
dengan guru menginterpretasikan data tentang cara peserta didik berpikir, yang
kemudian data tersebut dignakan untuk memperbaiki proses kegiatan belajar
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Berikut tujuan penilaian formatif :
1) Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan upaya belajarnya.
2) Sebagai umpan balik bagi guru akan pembelajaran yang dilakukannya.
3) Menjamin akuntabilitas proses pembelajaran.
4) Memotivasi peserta didik.
5) Mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik.
Aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian formatif adalah yang berkenaan
dengan hasil keamjuan pelajar atau peserta didik yang meliputi: keterampilan,
sikap dan penguasaan terhadap bahan pelajaran yang telah disajikan. Untuk waktu
pelaksanaannya yaitu setiap akhir pelaksanaan satuan program belaajr-mengajar.
Penilaian seharusnya secara menyeluruh dilakukan oleh semua pihak dalam suatu
kegiatan belajar-mengajar, terutama guru, teman sejawat dan peserta didik itu
sendiri. Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik sendiri disebut penilaian diri.
Penilaian yang lebih banyak digunakan adalah penilaian oleh teman sejawat,
untuk penilaiannya dilakukan secara berkelompok atau menilai sikap antar teman.
Penilaian biasanya menggunakan portofolio yang dilakukan di rumah.
Dari pengertian, tujuan, aspek penilaian dan waktu penilaian dapat
disimpulkan bahwa penilaian formatif adalah suatu kegiatan penilaian diakhir
pembelajaran. Dimana hasil dari penilaian tersebut dapat mengetahui kekuatan
dan kelemahan, kekuatan dan kelemahan baik dari guru maupun peserta didik itu
sendiri. Yang selanjutnya didapatkan hasil untuk menentukan langkah selajutnya
dalam pembelajaran. Sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat
mencapai tujuannya.
2. Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada akhir proses
pembelajaran yang berorientasi pada hasil atau produk. Penilaian sumatif
berfungsi untuk menentukan angka atau nilai peserta didik yang telah mengikuti
program pengajaran dalam waktu satu semester, akhir tahun atau akhir dari suatu
program bahan pelajaran dari suatu unit pendidikan. Selain itu juga, berfungsi
untuk memperbaiki situasi proses belajar-mengajar kearah yang lebih baik juga
untuk kepentingan penilaian selanjutnya. Penilaian sumatif bertujuan untuk
mengetahui taraf hasil belajar yang telah didapat oleh peserta didik setelah
menyelesaikan program hasil pengajaran dalam satu semester.
Aspek-aspek yang dinilai ialah kemajuan belajar, yang terdapat: pengetahuan,
keterampilan, sikap dan penguasaan peserta didik mengenai materi pelajaran yang
telah diberikan. Waktu pelaksanaannya setiap akhir catur wulan, semester atau
akhir tahun.
Dari pengertian, tujuan, aspek dan waktu penilaian dapat diketahui adanya
perbedaan antara penilaian formatif dan sumatif yaitu waktu pelaksanaan dan
tujuan yang sedikit berbeda. Jika penilaian formatif bertujuan untuk semua pelaku
pembelajaran, tapi dalam penilaian sumatif hanya berfokus pada penilaian siswa.
Karena dari penilaian sumatif dapat diketahui sudah seberapa jauh tujuan-tujuan
belajar yang telah dikuasai oleh peserta didik.
3. Penilaian Diagnostik
Penilaian diagnostik adalah penilaian untuk mengetahui kelemahan atau
kesulitan belajar. Hasil yang diharapkan dalam penilaian ini adalah factor-faktor
penyebab permasalahan dan factor yang menguntungkan. Seperti yang sudah
disebutkan, bahwa tujuan dari penilaian diagnostic adalah untuk mengatasi atau
membantu memecahkan kesulitan atau hambatan yang tejadi pada peserta didik
sewaktu mengikuti pembelajaran pada suatu bidang studi atau keseluruhan
program pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai yaitu, hasil belajar, latar
belakang kehidupan anak, keadaan keluarga, lingkungan dan lain-lain. Untuk
waktu pelaksanaan penilaian diagnostic dapat dilakukan setiap waktu, dimana
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Penilaian ini menjadi salah satu penilaian yang sangat penting bagi guru dan
peserta didik, peserta didik menjadi mengetahui kekurangannya dan guru dapat
membantu untuk mengatasi kekurangan atau kesulitan tersebut.
4. Penilaian placement (penempatan)
Penilaian penempatan adalah penilaian untuk mengetahui kemampuan setiap
individu dari peserta didik sehingga dari hasil yang diperoleh dapat dilakukan
penempatan seseorang pada tempat yang tepat bagi setiap individu peserta didik.
Tujuan dari penilaian penempatan ini adalah untuk menempatkan peserta didik
pada kedudukan yang sebenarnya, berdasakan minat, kemampuan, kesanggupan
serta keadaan-keadaan lainnya, yang akhirnya peserta didik tidak mengalami
hambatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran atau bahan materi yang
diberikan guru.
Aspek-aspek yang dinilai meliputi, keadaan fisik, psikis, bakat, kemampuan
atau pengetahuan, keterampilan, sikap dan lain-lain. Sementara untuk waktu
penilaian sebaiknya dilaksanakan sebelum anak mengikuti kegiatan pembelajaran
dimana anak mengikuti pendidikan disuatu tingkatan tertentu.
Dari pengertian, tujuan, aspek dan waktu penilaian penempatan dapat
disimpulkan bahwa penilaian penempatan ini sangat penting untuk berjalannya
kegiatan pembelajaran setiap anak. Dalam waktu penilaiannya harus dilakukan
pada awal anak masuk ke dalam suatu tingkatan pendidikan bahkan sebelum
memulai kegiatan pembelajaran. Sehingga anak dapat ditempatkan tepat sesuai
dengan aspek-aspek yang dimiliki masing-masing anak. Anak yang memiliki
kemampuan atau pengetahuan lebih mendapatkan pembelajaran yang sesuai tidak
terhambat dengan anak yang kurang, dan begitu sebaliknya, anak yang memiliki
kekurangan tidak bersusah-payah mengejar anak-anak yang cepat dalam proses
pembelajarannya. Setiap anak harus mendapatkan pembelajaran yang sesuai.
5. Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja peserta didik (produk) adalah penilaian berbasis kelas
terhadap penguasaan keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk
(proses) dan penilaian kualitas hasil kerja peserta didik (produk) tertentu.
Penilaian produk ini akhirnya akan memberikan informasi tentang pemahaman
dan pengetahuan peserta didik bagaimana proses pembelajaran tertentu,
kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan
peserta didik untuk mengomunikasikan informasi.
Aspek penilaian berbasis kelas terdapat dua, yaitu penilaian peserta didik
tentang:
1) Pemilihan, cara menggunakan alat dan prosedur kerja;
2) Kualitas teknik maupun estetika suatu karya/produk.
Untuk waktu pelaksanaan penilaian produk melalui beberapa tahapan, yaitu
sebagai berikut:
1) Tahap pertama. Menilai keterampilan merencanakan, merancang, menggali,
atau mengembangkan ide.
2) Tahap produksi. Menilai kemampuan memilih dan menggunakan bahan, alat
dan teknis kerja.
3) Tahap penilaian (appraisal).
Dari pengertian, aspek dan waktu penilaian dapat disimpulkan bahwa
penilaian produk bukan hanya hasil produk yang dihasilkan oleh peserta didik,
tapi juga dapat menambah pengetahuan peserta didik. Selain itu juga, peserta
didik dapat mengetahui proses bagaimana pembuatan sebuah produk.

C. Pengembangan Alat Penilaian Hasil


1. Pengertian Pengembangan
Pengembangan adalah sebuah usaha memperluas atau mewujudkan potensi,
untuk membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu kejadian yang lebih
lengkap, lebih besar atau lebih baik. Pengembangan dilakukan untuk
menyempurnakan suatu program yang telah atau sedang dilaksanakan menjadi
program baru yang lebih baik. Adimihardja dan Hikmat menyatakan bahwa
“Pengembangan juga meliputi kegiatan mengaktifkan sumber, memperluas
kesempatan, mengakui keberhasilan, dan mengintegrasikan kemajuan”.
seperti yang sudah dijelaskan diatas, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengembangan adalah suatu keadaan yang dapat membawa kearah yang lebih
baik.
2. Definisi Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah suatu proses penelitian yang digunakan
untuk mengembangkan dan mendasari data produk-produk pendidikan. United
Nation Conference On Trade and Development (UNCTAD) menjelaskan bahwa
penelitian dan pengembangan terdiri dari empat jenis kegiatan, yaitu:
1) Penelitian dasar. Penelitian dasar adalah kerya eksperimental asli tanpa tujuan
komersial tertentu.
2) Penelitian terapan. Penelitian terapan yang sering dilakukan oleh universitas
adalah karya eksperimentasl asli dengan tujuan spesifik.
3) Pengembangan produk. Pengembangan produk adalah peningkatan dan
perluasan produk yang ada
4) Proses pengembangan. Proses pengembangan adalah menciptakan proses baru
atau yang ditingkatkan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan
adalah penelitian yang memiliki tujuan, dan terdapat beberapa jenis kegiatan.
3. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
Untuk melakukan penelitian pengembangan, ada beberapa langkah-langkah
diantara adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Borg & Gall dalam bukunya
“Educational Research :An Introduction” (Walter R Borg dan Meredith D. Gall,
1971: 415) yaitu sebagai berikut : penelitian dan pengumpulan informasi,
perencanaan, pengembangan bentuk produk pendahuluan, uji coba pendahuluan,
revisi terhadap produk utama, uji coba utama, revisi produk operasional, uji coba
operasional, revisi produk akhir dan disseminasi dan distribusi.
Sedangkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono
(Sugiyono, 2009: 298) adalah sebagai berikut: potensi dan masalah, pengumpulan
data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk,
uji coba pemakaian, revisi produk dan produksi masal.
dari dua pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan dan
hanya penggunaan bahasa yang berbeda dalam menyatakan langkah-langkah
penelitian pengembangan.
4. Pengembangan Alat Penilaian Hasil Produk
Contoh pengembangan alat penilaian hasil produk ini diambil dari jurnal
“PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF BERUPA PENILAIAN
PRODUK PADA MATA KULIAH PEMBELAJARAN BAHASA JAWA DI
SD” yang para peneliti memiliki tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1) Mendeskripsikan proses pengembangan
Secara garis besar, proses pengembangan assesmen alternative berupa
aplikasi ulead video studio pada mata kuliah pembelajaran bahasa Jawa di SD
terdiri dari 3 tahap. Tahap tersebut yaitu:
a. Tahap pendefinisian
Pada tahap ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu analisis awal akhir,
analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas, dan analisis tujuan
pembelajaran.
b. Tahap perancangan
Pada tahap ini terdapat tujuan yaitu untuk mendapatkan format atau draft
awal asessmen alternative berupa rubrik penilaian produk yang
dikembangkan. Rubrik penilaian produk yang dikembangkan,
memperhatikan struktur rubric, organisasi penulisan aspek dalam rubric
penilaian dan bahasa. Rubric penilaian produk yang telah dikembangkan
kemudian disusun dan dibaca ulang sebagai kegiatan penyuntingan.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan apabila terdapat kesalahan bahasa
dan ejaan dapat diperbaiki. Rubric penilaian produk yang dihasilkan
merupakan draf I.
c. Tahap pengembangan.
Selain tahap perancangan, tahap pengembangan juga memiliki tujuan
yaitu untuk menghasilkan rubric penilaian produk assesmen alternative
berbasis ulead video audio pada mata kuliah pembelajaran bahasa jawa di
SD. Draf I yang telah disusun dilakukan validasi oleh validator ahli.
Berdasarkan masukan dari validator draf I rubric penilaian produk hasil
pengembangan direvisi. Rubrik penilaian produk hasil revisi disebut draf
II. Draf II tersebut kemudian diuji coba terbatas. Sebelum pelaksanaan uji
coba terbatas subjek dites untuk mengetahui kemampuan awal subjek.
Setelah uji coba terbatas dilakukan, subjek diwawancarai dan dilakukan tes
untuk mengetahui pemahaman penilaian produk ke mahasiswa terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah uji coba terbatas dilakukan,
rubrik penilaian produk yang dikembangkan direvisi sesuai dengan hasil
uji coba terbatas. Hasil tersebut disebut draf III. Draf III diuji coba secara
luas. Setelah uji coba luas dilakukan, subjek diwawancarai dan dilakukan
tes untuk mengetahui pemahaman penilaian produk ke mahasiswa terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah uji coba luas dilakukan
rubrik penilaian produk yang dikembangkan direvisi sesuai dengan hasil
uji coba luas. Hasil dari wawancara dan hasil tes dipakai sebagai bahan
pertimbangan untuk memperbaiki draf rubrik penilaian produk atau
assesmen alternatif berbasis ulead vidio studio. Dengan demikian draf IV
merupakan hasil pengembangan rubrik penilaian produk atau assesmen
alternatif dengan memanfatkan atau berbasis ulead vidio studio.
d. Tahap penyebaran
Tahap penyebaran merupakan tahap akhir yang dilakukan peneliti
untuk menyebarkan rubric penilaian produk yang telah selesai dibuat.
Penyebaran hasil pengembangan rubrik penilaian produk atau assesmen
alternatif dengan memanfaatkan aplikasi ulead vidio studio tersebut
dilakukan pada saat melakukan kegiatan rapat asosiasi dengan para dosen
atau pendidik Bahasa Jawa di tingkat lokal atau nasional, workshop-
workshop terkait media pembelajaran di kampus, pada saat mengikuti
seminar nasional atau internasional terkait media pembelajaran.
2) medeskripsikan kualitas hasil yang diperoleh
Kualitas hasil rubrik penilaian produk atau asessmen alternative dengan
memanfaatkan aplikasi ulead video studi yang dikembangkan dapat ditentukan
dari hasil validasi ahli.. yang secara keseluruhan, perangkat tersebut divalidasi
berdasarkan tiga hal, yaitu berdasarkan struktur rubric, organisasi penulisan
aspek dalam rubric peilaian, dan bahasa.
Sehingga, berdasarkan hasil penelitian dari para peneliti dapat dibuat
kesimpulan bahwa pengembangan rubric penilaian atau asessmen alternative
dengan meanfaatkan aplikasi ulead video studio sudah valid untuk diterapkan
atau digunakan pada proses pembelajaran khususnya pada mata kuliah
pembelajaran bahasa jawa di SD.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Lynch (1996) mengemukakan penilaian adalah usaha yang sistematis untuk mengumpulkan
informasi dalam membuat pertimbangan dan keputusan. Pada proses pembelajaran
berlangsung diperlukan adanya penilaian, agar pendidik mengetahui bagaimana
perkembangan atau hasil belajar peserta didik pada saat pembelajaran dikelas berlangsung.

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan penyetandaran hasil belajar yang peserta didik lakukan
melalui kegiatan pembelajaran atau kegiatan pokok di kelas, seperti kegiatan esesmen dan
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Achadah, Alif. (2019). EVALUASI DALAM PENDIDIKAN SEBAGAI ALAT UKUR


HASIL BELAJAR. An-Nuha, 6(1), 91-107.
TEORI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN SISWA
MELUKIS SEGITIGA DAN SEGI EMPAT. (5 September 2022).
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410150018.pdf
Maruti, Sri Endang dan Naniek Kusumawati. (2018). PENGEMBANGAN ASESMEN
ALTERNATIF BERUPA PENILAIAN PRODUK PADA MATA KULIAH
PEMBELAJARAN BAHASA JAWA DI SD. Paramasastra : Jurnal Ilmiah Bahasa
Sastra dan Pembelajaran, 5(2), 155-169.
Sani, Ridwan Abdullah dkk. (2020). EVALUASI PROSES DAN PENILAIAN HASIL
BELAJAR. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Subagia Wayan, Wiratman. 2016. PROFIL PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA
BERDASARKAN KURIKULUM 2013. Vol. 5, No. 1. Hal 40-41

Magdalena ina dkk. 2020. PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN KURIKULUM
2013. Vol 2, No. 3. Hal 468-469

Ilyas M. 2020. Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran. Makasar : Cendekia Publisher

Anda mungkin juga menyukai