Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Kurikulum Dan Buku Teks

DISUSUN OLEH :
DIYANI ARIANTI
Npm:181025371001

DOSEN PEMBIMBING :
EFRIANI.JON, S.Pd,M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH KOTA SUNGAI PENUH
TAHUN AJARAN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Salawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah
“Hakikat Kurikulun Dan Buku Teks”. Ini guna memenuhi tugas mata kuliah “Kurikulum Dan
Buku Teks “. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa “STKIP Muhammadiyah
Sungai Penuh”. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu kepada dosen pengampu, kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah ini di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.

Sungai penuh, 12 Oktober 2019


Penyusun,

Diyani arianti
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. .. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….. 1
1.1  Latar Belakang………………………………………………………………………... 1
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN…..……………………………………………………………. 2
2.1 Hakikat Kurikulum Dan Buku Teks………….………………………………………. 2
2.2 Batasan Kurikulum……..………………………………………..............................3
2.3 Analisis Isi Batasan Kurikulum.............................................................................6
2.4 Batasan Buku Teks..............................................................................................6
2.5 Analisis Isi Batasan Buku Teks.............................................................................7

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………… 9


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………. 9
3.2 Saran…………………………………………………………………………………... 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 10
BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan
termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang
dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang
cenderung mengejar efisiensi dan efektivitas.
Pembaharuan mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya berputar sesuai
dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Kebutuhan akan layanan individual terhadap peserta
didik dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka, telah menjadi pendorong utama timbulnya
pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi
perkembangan tersebut dengan terus menerus mengupayakan suatu program yang sesuai dengan
perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik.

2.2 Rumusan Masalah


1. Mengetahui apa itu hakikat kurikulum dan buku teks?
2. Mengetahui apa itu batas kurikulum?
3. Mengetahui apa itu analisis isi batasan kurikulum?
4. Mengetahui apa itu batasan buku teks?
5. Mengetahui apa itu analisis isi batasan buku teks?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Hakikat Kurikulun Dan Buku Teks


A. Hakikat kurikulum
Hakikat dari kurikulum ialah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta
didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar
mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup
pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan. Pengertian Kurikulum Dari
Berbagai Ahli Menurut Prof. Dr. Hj. Hansiswany Kamarga, M.Pd., beliau salah seorang dosen
Program Pengembangan Kurikulum di Pasca Sarjana UPI. Profesor mengatakan "Hakikat
kurikulum dalam konteks sekarang ialah semua aktivitas di sekolah yang direncanakan".
Beberapa ahli mengemukakan arti kurikulum dalam bukunya S. Nasution (2003)4: J. Galen
Saylor dan William M. Alexander. "The Curriculum is the sum total of school's efforts to
influence learning. whether in the classroom, on the playground, or out of school." Jadi segala
usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman
sekolah atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut
kegiatan ekstra-kurikuler. Harold B. Albertycs memandang kurikulum sebagai "all of the
activities that are provided for students by the school. Seperti halnya dengan definisi Saylor dan
Alexander, kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran, akan tetapi juga meliputi kegiatan-
kegiatan lain, di dalam dan luar kelas, yang berada di bawah tanggung jawab sekolah.

B. Hakikat buku teks


Buku teks merupakan salah satu jenis buku pendidikan. Buku teks adalah buku yang berisi
uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu itu, yang disusun secara sistematis
dan telah diseleksikan berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan
siswa untuk diasimilasikan.
Rumusan senada juga disampaikan oleh A. J. Loveridge (terjemahan Hasan Amin)
sebagai berikut:
“Buku teks adalah buku sekolah yang memuat bahan yang telah diseleksi mengenai
bidang studi tertentu, dalam bentuk tertulis yang memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan
belajar mengajar, dan disusun secara sitematis untuk diasimilasikan.”
Chambliss dan Cafee (1998) menjelaskannya secara lebih rinci, yaitu :“Buku teks adalah alat
bantu siswa untuk memamahami dan belajar dari hal-hal yang dibaca dan untuk memahami
dunia (diluar dirinya). Buku teks memiliki kekuatan yang luar biasa besar terhadap perubahan
otak siswa. Buku teks dapat mempengaruhi pengetahuan anak dan nilai-nilai tertentu.”

2.2 Batasan Kurikulum


Batasan kurikulum yang memfokuskan pada seluruh pengalaman belajar yang diperoleh
anak dikemukakan pula oleh Patmonedowo. Menurut Patmonedowo (1995) kurikulum adalah
seluruh usaha/kegiatan sekolah untuk Kurikulum dan Bahan Belajar merangsang anak supaya
belajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Lebih lanjut ia pun memberi batasan bahwa adalah
segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak di sekolah.
Menyimak beberapa batasan kurikulum tersebut, ternyata kurikulum memiliki makna yang
cukup luas. Kurikulum dapat diartikan sebagai semua kegiatan dan pengalaman belajar yang
diterima siswamelalui upaya dan tanggung jawab sekolah. Dengan demikian berbicara mengenai
isi kurikulum menurut pengertian tersebut, tidak hanya sebatas pa
da mata pelajaran (subject matter), akan tetapi seluruh kegiatan belajar, pengalaman siswa di
sekolah, bersama guru atau tidak, berkenaan langsung dengan pelajaran atau tidak, untuk
mencapai hasil atau dimilikinya pengalaman belajar bagi siswa. Menurut Johnson (1967)
kurikulum adalah a structured series of intended learning outcomes Dengan demikian pada
intinya kurikulum mencakup kegiatan intra-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
Berikut ini ada beberapa batasan kurikulum, yaitu:
1. Kurikulum sebagai Suatu Program Kegiatan yang Terencana
Berdasarkan pandangan komprehensif terhadap setiap kegiatan yang direncanakan untuk
dialami seluruh siswa, kurikulum berupaya menggabungkan ruang lingkup, rangkaian,
interpretasi, keseimbangan subject matter, teknik mengajar, dan hal lain yang dapat direncanakan
sebelumnya (Saylor, Alexander, dan Lewis, 1986). Pada hakikatnya, kurikulum sebagai suatu
program kegiatan terencana (program of planned activities) memiliki rentang yang cukup luas,
hingga membentuk suatu pandangan yang menyeluruh. Di suatu pihak, kurikulum dipandang
sebagai suatu dokumen tertulis (Beaucham, 1981) dan di lain pihak, kurikulum dipandang
sebagai rencana yang tidak tertulis yang terdapat dalam pikiran pihak pendidik (Taylor, 1970).

2. Kurikulum sebagai Hasil Belajar yang Diharapkan


Beberapa penulis kurikulum (Johnson, 1977 dan Posner, 1982) menyatakan bahwa
kurikulum seharusnya tidak dipandang sebagai aktivitas, tetapi difokuskan secara langsung pada
berbagai hasil belajar yang diharapkan (intended learning outcomes). Kajian ini menekankan
perubahan cadra pandang kurikulum, dari kurikulum sebagai alat (means) menjadi kurikulum
sebagai tujuan atau akhir yang akan dicapai (ends). Ssalah satu alasan utama adalah karena hasil
belajar yang diharapkan merupakan dasar bagi perencanaan dan perumusan berbagai tujuan
kegiatan pembelajaran.
Dalam konteks ini, tujuan pembelajaran tidak lagi dirumuskan dalam retorika global
seperti “Siswa memiliki apresiasi terhadap warisan budaya”, tetapi dirumuskan dalam
serangkaian hasil belajar yang terstruktur. Artinya, setiap kegiatan, pengajaran, desain
lingkungan, dan sebagainya, difungsikan sedemikian rupa sehingga saling mendukung untuk
mencapai tujuan akhir (ends) yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pandangan ini, hasil
belajar yang diharapkan tersebut tidak dapat disamakan dengan kurikulum itu sendiri, tetapi
lebih merupakan dunia (realms) kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan akhir (hasil
belajar) yang diharapkan.
3. Kurikulum sebagai Reproduksi Kultural (Cultural Reproduction)
Sebagian ahli pendidikan berpandangan bahwa kurikulum dalam setiap masyarakat atau
budaya seharusnya menjadi refleksi dari budaya masyarakat itu sendiri. Sekolah bertugas
memproduksi pengetahuan dan nilai-nilai yang penting bagi generasi penerus. Masyarakat,
negara atau bangsa bertanggung jawab mengidentifikasi ketrampilan (skill), pengetahuan
(knowledge), dan berbagai apresiasi yang akan diajarkan. Sementara itu, pihak pendidik
profesional bertanggung jawab untuk melihat apakah skill, knowledge, dan apresiasi tersebut
telah ditransformasikan ke dalam kurikulum yang dapat disampaikan kepada anak-anak dan
generasi muda.
Beberapa contoh dari pandangan kurikulum sebagai reproduksi kultural ini adalah
berbagai peristiwa partriotik dalam sejarah nasional, sistem ekonomi yang dominan (komunistik
atau kapitalistik), berbagai konvensi kebudayaan, kebiasaan, dan aturan adat istiadat (lores &
folkways), serta nilai-nilai agama yang ada di berbagai sekolah yang bernaung di bawah lembaga
keagamaan seperti parochical school dan sekolah-sekolah umum. Pengembangan kurikulum
semacam ini dimaksudkan untuk meneruskan nilai-nilai kultural kepada generasi penerus melalui
lembaga penerus.
Pada mulanya, model kurikulum ini dikembangkan dalam masyarakat industri, ketika
para orang tua tidak sempat lagi memberikan pelatihan pada anak-anak mereka, sehingga
pelatihan tersebut di percayakan kepada lembaga-lembaga pendidikan, baik yang dikelola
lembaga agama tertentu seperti parochial school, maupun yang dikelola oleh pemerintah dalam
bentuk sekolah umum. Model pengembangan kurikulum semacam ini lebih dikenal sebagai
model kurikulum berbasis masyarakat atau curriculum-based community (CBC)
4. Kurikulum sebagai Kumpulan Tugas dan Konsep Diskrit
Pandangan ini berpendapat bahwa kurikulum merupakan satu kumpulan tugas dan konsep
(discrete tasks and concept) yang harus dikuasai siswa. Dalam hal ini, diasumsikan bahwa
penguasaan tugas-tugas yang saling bersifat diskrit (berdiri sendiri) tersebut adalah untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya, tujuan yang dimaksud
memiliki interpretasi behavioral yang spesifik, misalnya mempelajarai suatu tugas baru atau
dapat melakukan sesuatu yang lebih baik. PEndekatan ini berkembang dari program-program
training dalam bisnis, industry, dan kemiliteran.
5. Kurikulum sebagai Agenda Rekonstruksi Sosial
Sejauh mana keberanian sekolah membangun suatu tatanan sosial yang baru (Dare the
school build a new social order)? Pertanyaan ini merupakan judul karya George S. Counts
(1932) yang dipandang sebagai salah seorang perintis rekonstruksionisme sosial dalam
pendidikan. Ide Counts tersebut banyak diperjuangkan oleh Theodore Brameld dalam decade
1940-an dan 1950-an, yang banyak terinspirasi pemikiran Dewey. Pandangan ini berpendapat
bahwa sekolah harus mempersiapkan suatu agenda pengetahuan dan nilai-nilai yang diyakini
dapat menuntun siswa memperbaiki masyarakat dan institusi kebudayaan, serta berbagai
keyakinan dan kegiatan praktik yang mendukungnya.
6. Kurikulum sebagai Currere
Salah satu pandangan yang paling mutakhir terhadap dimensi kurikulum adalah
pandangan yang menekankan pada bentuk kata kerja kurikulum itu sendiri, yaitu currere.
Sebagai pengganti interpretasi dari etimologi arena pacu atau lomba (race course) kurikulum,
currere merujuk pada jalannya lomba dan menekankan masing-masing kapasitas individu untuk
merekonseptualisasi otobiografinya sendiri. Hal ini ditegaskan oleh Scubert (1986) sebagaimana
dalam kutipan berikut:
“Instead of taking to the interpretation from the race course etymology of curriculum, currere
refers to the running of the race and emphasis the individual’s own capacity to reconceptualize
his or her autobiography”.
Pemikiran Schubert tersebut didukung oleh Pinar dan Grummet (1976) yang
mengilustrasikan bahwa masing-masing individu berusaha menemukan pengertian (meaning) di
tengah-tengah berbagai peristiwa terakhir yang dialaminya, kemudian bergerak secara historis ke
dalam pengalamannya sendiri di masa lampau untuk memulihkan dan membentuk kembali
pengalaman semula (to recover and reconstitute the origins), serta membayangkan dan
menciptakan berbagai arah yang saling bergantung dengan subdivis-subdivisi pendidikan
lainnya.
Dalam konteks ini, perlu dipertimbangkan perspektif ekologis, yaitu makna dari segala
sesuatu harus dipandang secara kontinyu berikut interdependensinya dengan kekuatan-kekuatan
yang mempengaruhinya. Dengan demikian, karakter kurikulum membentuk dan dibentuk oleh
berbagai hubungan eksternal dengan pengetahuan, perspektif dan praktik-praktik dalam domain
kependidikan lainnya seperti administrasi, supervisi, dasar-dasar pendidikan (sejarah dan filsafat
pendidikan, termasuk sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, bahkan perspektif sastra), studi
kebijakan, evaluasi, metodologi penelitian, subject areas, jenjang dan tingkatan pendidikan,
pengajaran, pendidikan khusus, psikologi pendidikan, dan sebagainya. Oleh karena beberapa di
antara bidang di atas memiliki relevansi langsung dengan kurikulum jika dibandingkan dengan
bidang lainnya, maka bidang-bidang yang lebih relevan tersebut perlu dianalisis secara lebih luas
dan mendalam.

2.3 Analisis Isi Batasan Kurikulum


Analisis Kurikulum Kurikulum adalah dokumen yang dibuat untuk menjadi petunjuk dan
arahan kemana pendidikan akan dibawa dan pola pendidikan seperti apa yang hendak diterapkan
dan dianggap cocok dan tepat agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di Indonesia
dan di berbagai negara, kurikulum dibuat pemerintah dengan memperhatikan perkembangan
kondisi masyarakat terkini. Meski demikian,kurikulum dibuat tak lepas dari pengaruh latar
belakang keadaan sejarah suatu negara. Dengan demikian pengembangan kurikulum pada setiap
negara tidak akan pernah sama disebabkan oleh latar belakang sejarah, budaya , politik dan
aspek-aspek lain yang memang berbeda. Kurikulum tidak bersifat statis . kurikulum akan
mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan jaman. Kurikulum yang baik adalah kurikulum
yang dibuat berangkat dari kebutuhan peserta didik. Pendidikan progresif yang disarankan John
Dwey dalam bukunya “the Child and Curriculum ” menunjukan bagaimana pentingnya
kurikulum bersifat student centred 
Kebutuhan siswa dimasa kini dan masa yang akan datang harus termuat dalam sebuah
kurikulum. Aliran progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual
dan pembelajaran berpusat pada peserta didik. UU no 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ronald C Doll menyatakan
bahwa kurikulum sekolah adalah isi dan proses formal maupun nonformal yang mengantarkan
peserta didik memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Peserta didik mengalami perkembangan
keterampilan, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai dibawah lembaga pendidikan.
Sedangkan Caswell dan Campbell, menyatakan bahwa kurikulum adalah semua pengalaman
yang diperoleh anak-anak dibawah panduan guru.

2.4 Batasan Buku Teks


Di antara beraneka ragam jenis buku yang beredar, salah satu jenis buku yang paling vital
dan fungsional bagi siswa. Bila kita ingin hasil pengajaran setiap mata kuliah atau mata pelajaran
berkualitas tinggi, buku teks bagi setiap mata pelajaran harus dilengkapi, dibantu, dan ditunjang
oleh buku pendamping lainnya, seperti:
a. Buku suplemen tambahan bagi buku pokok
b. Buku pegangan guru;
c. Buku sumber atau buku acuan lainnya yang relevan.
Buku suplemen berfungsi sebagai buku kerja yang menuntun siswa untuk berlatih,
berpraktik atau mencobakan teori-teori yang sudah dipelajari pada buku pokok. Buku pegangan
guru merupakan buku penuntun bagi guru dalam mengelola interaksi belajar-mengajar dalam
mata pelajaran yang relevan. Kedua buku inipun harus ditunjang oleh buku acuan lainnya. Guru
harus memadukan buku acuan 41 Ibid., h. 22-24 dengan buku teks agar bahan, metode, dan
media pengajaran semakin lengkap, sempurna dan mutakhir.
Greene dan Petty mengidentifikasikan keterbatasan-keterbatasan buku teks yaitu sebagai
berikut :
1).    Buku teks itu sendiri tidaklah mengajar (walaupun beberapa kegiatan belajar dapat dicapai
dengan membacanya), tetapi merupakan suatu sarana pengajaran.
2).    Isi yang disajikan sebagai perangkat-perangkat kegiatan belajar dipadu secara artifisial atau
secara buatan saja bagi setiap kelas tertentu.
3).    Latihan-latihan dan tugas-tugas praktis agaknya kurang adekuat atau kurang memadai karena
keterbatasan-keterbatasan dalam ukuran buku teks dan dikarenakan begitu banyaknya praktek-
praktek, latihan yang perlu dilaksanakan secara perbuatan.
4).    Sarana-sarana pengajaran juga sangat sedikit dan singkat karena keterbatasan-keterbatasan
ruang, tempat, atau wadah yang tersedia di dalamnya.
5).    Pertolongan-pertolongan atau bantuan-bantuan yang berkaitan dengan evaluasi hanyalah
bersifat sugestif dan tidaklah mengevaluasi keseluruhan ataupun keparipurnaan yang diinginkan.

2.5 Analisis Isi Batasan Buku Teks

 Analisis buku teks antara lain:

1) pelaksanaan kurikulum secara konsekuen


2) tidak adanya unsur yang bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945 dalam bahan pengajaran
3) kemantapan teori, prinsip dan generalisasi ilmu yang disampaikan.
4) kemantapan sistematika dan jenjang bahan yang disampaikan.
5) kesempurnaan sarana proses belajar mengajar.
 Cara Menganalisis Buku Teks
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan menganalisis buku teks berdasarkan BSNP
(Badan Standar Nasional Pendidikan)adalah sebagai berikut :
a)Aspek isi materi pelajaran Materi pelajaran merupakan bahan pelajaran yang disajikan dalam buku pelajaran.
Buku pelajaran yang baik memperhatikan relevansi, edukasi, keakuratan, dan propesionalitas dalam penyajian
materinya.
b) Aspek Penyajian Buku pelajaran yang baik menyajikan bahan secara lengkap, sistematis, sesuai dengan
tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan cara penyajian yang membuat enak dibaca dan dipelajari.
c) Aspek Kebahasaan Bahasa adalah sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat,
paragraf, dan wacana. Keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa bagi tingkatan siswa.
d) Aspek Grafika Grafika merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkenaan dengan fisik buku; Cover
buku, Jenis kertas, Warna buku, Lem buku, Ukuran buku yang membuat siswa menyenangi buku yang dikemas
dengan baik dan akhirnya juga meminati untuk membacanya.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
3.1.1 Hakikat Kurikulun Dan Buku Teks
Hakikat dari kurikulum ialah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta
didik yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-
bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program
agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan
yang diinginkan. Pengertian Kurikulum Dari Berbagai Ahli Menurut Prof. Dr. Hj. Hansiswany
Kamarga, M.Pd., beliau salah seorang dosen Program Pengembangan Kurikulum di Pasca
Sarjana UPI. Profesor mengatakan "Hakikat kurikulum dalam konteks sekarang ialah semua
aktivitas di sekolah yang direncanakan". Beberapa ahli mengemukakan arti kurikulum dalam
bukunya S. Nasution (2003)4: J. Galen Saylor dan William M. Alexander. "The Curriculum is
the sum total of school's efforts to influence learning. whether in the classroom, on the
playground, or out of school." Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar,
apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah termasuk kurikulum.
Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra-kurikuler. Harold B. Albertycs
memandang kurikulum sebagai "all of the activities that are provided for students by the school.
Seperti halnya dengan definisi Saylor dan Alexander, kurikulum tidak terbatas pada mata
pelajaran, akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan lain, di dalam dan luar kelas, yang berada
di bawah tanggung jawab sekolah
Buku teks adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media
pemebelajaran (Instruksional), berkaitan dengan bidang studi tertentu. Buku teks merupakan
standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya, biasanya dilengkapi sarana pemebelajaran
(seperti pita rekaman), dan diguanakan sebagai penunjang program pemebelajaran. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku
pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk digunakan disekolah yang memuat meteri
pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian,
kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis,
serta potensi fisik, serta potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional.
3.2 Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadikan kita menjadi calon guru yang baik dan juga
diharapkan bagi teman-teman terutama calon guru untuk memberikan kritik maupun saran yang
sifatnya membangun terhadap isi makalah yang kami buat ini guna untuk perbaikan makalah
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Muslich, Masnur. 2010. Text Book Writing, Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan, dan
Pemakaian Buku Teks. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
file:///C:/Users/x/Documents/4780-Article%20Text-9889-1-10-20150401.pdf

http://nurhidayati0109.blogspot.com/2014/09/buku-teks.html

http://ilmuhayat.blogspot.com/2011/09/batasan-batasan-kurikulum.html

https://www.academia.edu/7721325/Analisis_Kurikulum

Anda mungkin juga menyukai