DISUSUN OLEH :
Nama : DIYANI ARIANTI
Npm : 181025371001
DOSEN PENGAMPU :
DR Ali Ramatni, S.Pd,M.Pd
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt, yang senantiasa melimpahkan Rohman dan
Rohim-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu yang direncanakan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan alam Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya,
serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah yang berjudul “kode etik guru profesional”. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah PROFESI PENDIDIKAN.
Sejak awal sampai selesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu tegur sapa dari para pembaca yang sifatnya kritik membangun
akan penulis terima demi perbaikan makalah selanjutnya. Penulis berharap
mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi
para pendidik.
Diyani arianti
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian Kode Etik Guru?
2. Apakah tujuan dan fungsi kode etik guru?
3. Apakah saja kode etik guru di Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru professional ?
5. Apa saja kompetensi guru professional?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kode Etik Guru
Istilah “kode etik” berasal dari dua kata, yakni “kode” dan “etik”.
Perkataan “etik” berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak,
adab atau cara hidup. Sedangkan “kode etik” secara harfiah berarti sumber
etik. Etika artinya tata susila (etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan
kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
seorang guru sebagai tenaga pendidik yang profesional perlu
memiliki “kode etik guru” dan menjadikannya sebagai pedoman yang
mengatur pekerjaan guru selama dalam pengabdian. Kode etik guru ini
merupakan ketentuan yang mengikat semua sikap dan perbuatan guru. Bila
guru telah melakukan perbuatan asusila dan amoral berarti guru telah
melanggar “kode etik guru”. Sebab, kode etik guru ini sebagai salah satu
ciri yang harus ada pada profesi guru itu sendiri.
Dalam buku lain, istilah etik (ethica) mengandung makna nilai-
nilai yang mendasari perilaku manusia. Terma etik berasal dari bahasa
filsafat, bahkan menjadi salah satu cabangnya. Etik juga disepadankan
dengan istilah adab, moral, ataupun akhlak. Etik berasal dari perkataan
ethos, yang berarti watak. Sementara adab adalah keluhuran budi, yang
berarti menimbulkan kehalusan budi atau kesusilaan, baik yang
menyangkut batin maupun lahir.
Maksud kode etik adalah norma-norma yang mengatur hubungan
kemanusiaan (relationship) antara guru dan lembaga pendidikan (sekolah);
guru dan sesama guru; guru dan peserta didik; guru dan lingkungannya.
Kode etik pendidik adalah salah satu bagian dari profesi pendidik.
Artinya setiap pendidik yang profesional akan melaksanakan etika
jabatannya sebagai pendidik.
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan
salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat.
Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam
pembuatan keputusan tentang moral manusia dalam interaksi dengan
lingkungannya. Secara umum etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin
filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam
memilih dan memutuskan pola-pola perilaku yang sebaikbaiknya
berdasarkan timbangan moral-moral yang berlaku.
6
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) dalam temu karya
pendidikan III dan rakornas di Bandung Tahun 1991 mengemukakan kode
etik sarjana pendidikan Indonesia sebagai berikut:
1) Bartakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan jujur berdasarkan
Pancasila dan UUD 45.
2) Menjunjung tinggi harkat dan martabat peserta didik.
3) Menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
4) Selalu menjalankan tugas dengan berpegang teguh kepada kebudayaan
nasional dan Ilmu Pendidikan.
5) Selalu melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Pada intinya dapat disimpulkan bahwa kode etik tersebut mengatur
tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan guru
dalam menjalankan tugas profesionalnya.
Al-Ghazali berpendapat bahwa guru yang dapat diserahi tugas
mendidik adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya, juga guru
yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya Dengan kesempurnaan akal ia
dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuan secara mendalam, dan dengan
akhlaknya yang baik ia dapat menjadi contoh dan teladan bagi para
muridnya, dan dengan kuat fisiknya ia dapat melaksanakan tugas
mengajar, mendidik dan mengarahkan anak-anak muridnya.
B. Tujuan Etik Guru
Dalam setiap profesi tentunya memiliki kode etik masing-masing
yang harus dipatuhi oleh segenap jajaran yang ada pada profesi tersebut
dan dalam hal ini adalah profesi guru. Tujuan merumuskan kode etik
dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan
organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari
pihak luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memendang
rendah atau remeh terhadap suatu profesi. Oleh karena itu setiap kode
etik suatu profesi akan melarang berbagai tindakan yang dapat
mencemarkan nama baik tprofesi terhadap masyarakat.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya/
Kesejahteraan dalam konteks ini meliputi kesejahteraan yang
bersifat lahir (material) ataupun kesejahteraan yang bersifat batin
(spiritual atau mental).
7
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan
kegiatan pengabdian profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat
dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdiannya
dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam
menjalankan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
Untuk meningkatkan mutu profesi, kode etik juga memuat norma-
norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan
kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi dalam membina
organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.
8
3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih
bertanggung jawab pada profesinya.
4. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang
menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas.
9
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas
mengajarnya dengan berhasil. Maka Kompetensi profesional guru adalah
sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut
berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi
profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang
belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang
tepat tentang lingkungan dan mempunyai ketrampilan dalam teknik
mengajar. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru,
terdiri dari 4 (empat), yaitu kompetensi pedagogic, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keberhasilan
guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh keempatnya
dengan penekanan pada kemampuan mengajar.
1. Kompetensi Pedagogik
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya
anak laki-laki, dan agagos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi
pedagogik secara harfiah pembantu laki-laki zaman Yunani kuno yang
pekerjaannya mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah.
Menurut Prof.Dr.J.Hoogeveld (Belanda), pedagogik ialah ilmu
yang mempelajari masalah membimbing anak kearah tujuan
tertentu,yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan
tugas hidupnya. Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik
dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikan sebagai ilmu pendidikan
yang lebih menekankan pada pemikiran dan perenungan tentang
pendidikan. Sedangkan istilah pedagogi artinya pendidikan yang lebih
menekankan kepada praktek, yang menyangkut kegiatan mendidik,
membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang teliti, kritis,
dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat
manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses
pendidikan.
Secara umum istilah pedagogik (pedagogi) yaitu sebagai ilmu dan
seni mengajar anak-anak. Sedangkan ilmu mengajar untuk orang
dewasa ialah andragogi. Dengan pengertian itu maka pedagogik adalah
sebuah pendekatan pendidikan berdasarkan tinjauan psikologis anak.
Pendekatan pedagogik muaranya adalah membantu siswa melakukan
kegiatan belajar. Dalam perkembangannya, pelaksanaan pembelajaran
itu dapat menggunakan pendekatan kontinum, yaitu dimulai dari
pendekatan pedagogi yang diikuti oleh pendekatan andragogi, atau
sebaliknya yaitu dimulai dari pendekatan andargogi yang diikuti
10
pedagogi, demikian pula daur selanjutnya; andragogi-pedagogi,
pedagogi-andargogi, dan sejenisnya.
Jadi,Pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang
lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan
siswa. Sedanngkan kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.[3] Kemampuan pedagogik disebut juga kemampuan
mengelola pembelajaran.[4]
2. Kompetensi kepribadian
Kemampuan guru (personal) yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia.[5] Guru sebagai teladan akan
mengubah perilaku siswa, guru adalah panutan. Guru yang baik akan
dihormati dan disegani oleh siswa. Jadi guru harus bertekat mendidik
dirinya sendiri lebih dulu sebelum mendidik orang lain. Pendidikan
melalui keteladananadalah pendidikan yang sangat efektif. Guru yang
disenangi, otomatis pelajaran yang diajarkan akan disenangi oleh siswa,
dan siswa akan bersemangat dan termotivasi sendiri mendalami mata
pelajaran tersebut.
Menurut pasal 28 ayat 3 butir b Standar Nasional Pendidikan,
bahwa kompetensi kepribadian merupakan kemampuan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
peserta didik dan berakhlak mulia.
Beberapa kompetensi kepribadian yang semestinya ada pada
seseorang guru, yaitu mencakup:
a. Kepribadian yang utuh,meliputi : berbudi luhur, jujur, dewasa,
beriman, bermoral;
b. Kemampuan mengaktualisasikan diri seperti disiplin,
tanggungjawab, peka, objektif, luwes, berwawaan luas;
c. Dapat berkomunikasi dengan oranglain;
d. Mampu mengembangkan profesi, seperti : berfikir kreatif, kritis,
reflektif, mampu belajar sepanjang hayat, dapat mengabil
keputusan.
Jadi kemampuan kepribadian menyangkut jati diri seseorang guru
sebagai pribadi yang baik, tanggungjawab, terbuka, dan terus mau
belajar,mempunyai pengetahuan tentang perkembangan peserta didik
serta kemampuan memperlakukan mereka secara individual.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
11
masyarakat sekitar.[6] Kompetensi yang dimiliki seorang guru adalah
menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan
lingkungan mereka (seperti orang tua,tetangga, dan sesama teman). Guru
professional berusaha mengembangkan komunikasi dengan orang tua
siswa, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang berkelanjutan antara
sekolah dan orang tua, serta pada masyarakat umumnya.[7]
Menurut Mulyasa (2007), tujuh kompetensi sosial yang harus
dimiliki guru agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, tujuh
kompetensi terseebut meliputi :
a. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama;
b. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan trades
c. Memiliki pengetahuan inti demokrasi;
d. Memiliki pengetahuan tentang estetika;
e. Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial;
f. Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan; dan
g. Setia terhadap harkat dan martabat manusia.
Kompetensi sosial bagi seorang guru juga meliputi:
a. Memiliki empati kepada orang lain;
b. Memiliki toleransi kepada orang lain;
c. Memiliki sikap dan kepribadian yang positif serta melekat pada setiap
kompetensi yang lain;
d. Mampu bekerjasama dengan orang lain.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi ini merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan struktur dan metodologi
keilmuannya.[8] Profesi dapat dilihat dari dua konteks, yang pertama
merupakan indikator kemampuan yang menunjukan kepada perbuatan
yang dapat diobservasi, dan yang kedua sebagai konsep yang mencakup
aspek-aspek kognitif dan afektif engan tahap pelaksaaannya (Sardiman,
2001).
Kompetensi profesional secara umum dapat didefinisikan dan di
sarikan tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru yang meliputi :
1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan
2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya
4. Mengerti danmenerapkan metode yang bervariasi
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan.
12
6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik (Mulyasa, 2007)
Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses
pembelajaran,guru harus memiliki kemampuan:
1. Merencanakan proses pembelajaran
- Merumuskan tujuan
- Memilih prioritas materi yang akan diajarkan.
- Memilih dan menggunakan metode.
- Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada..
- Memilih dan menggunakan media pembelajaran.
- Melaksanakan system pembelajaran
- Memilih bentuk kegiatanpembelajaran yang tepat.
- Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
- Mengevaluasi system pembelajaran
- Memilih menyusun jenis evaluasi
- Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses
- Mengadministrasikanhasil evaluasi
2. Mengembangkan system pembelajaran
- Mengoptimalisasi potensi peserta didik
- Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri
- Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.
Sedangkan kompentensi guru yang telah di baktikan oleh Dirjen
Dikdasmen Depdiknas (1999) sebagai berikut:
a. Mengembangkan kepribadian.
b. Menguasai landasan kependidikan.
c. Menguasai bahan pembelajaran
d. Menyusun program pengajaran.
e. Melaksanakan program pengajaran
f. Menilai hasil PBM yang telah di laksanakan
g. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
h. Menyelenggarakan program bimbingan
i. Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
j. Menyelenggarakan administrasi sekolah
Dengan demikian, dapat di simpulkan untuk menjadi guru
profesional yang memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga
kompentensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam
diri setiap calon guru atau guru untuk melaksanakan tugas
keprofesionalannya dengan baik dan sempurna.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat
melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Maka Kompetensi
profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan
profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau
keguruan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru
dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang
studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan dan
mempunyai ketrampilan dalam teknik mengajar. Adapun kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 4 (empat), yaitu
kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.
Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses
pembelajaran,guru harus memiliki kemampuan:
- Merencanakan proses pembelajaran
- Merumuskan tujuan
- Memilihprioritas materi yang akan diajarkan.
- Memilih dan menggunakan metode.
- Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada..
- Memilih dan menggunakan media pembelajaran.
- Melaksanakan system pembelajaran
- Memilih bentuk kegiatanpembelajaran yang tepat.
- Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
- Mengevaluasi system pembelajaran
- Memilih menyusun jenis evaluasi
- Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses
- Mengadministrasikanhasil evaluasi
14
B. Saran
Semoga dengan makalah ini pembaca khususnya pendidik atau
calon pendidik bisa memahami secara dalam dan luas tentang kode etik
guru profesional agar kita sebagai calon pendidik ketika pelaksanaan
pembelajan ini di sekolah bisa berjalan dengan lancar tanpa ada
hambatan karena kurangnya pengetahuan masalah kode etik guru
profesional ini..
15
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari dkk. 2009. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta
B. Uno, Hamzah. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: Sinar Grafika Offset
Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Guru dalam lycheangga.blogspot.com
16