Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA

“Hakikat IPA”

DISUSUN OLEH :
Nama : DIYANI ARIANTI
Npm : 181025371001

DOSEN PENGAMPU :
SONYA FISKHA DWI PATRI, S.Pd,M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP)
MUHAMMADIYAH KOTA SUNGAI PENUH
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt, yang senantiasa melimpahkan Rohman dan
Rohim-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu yang direncanakan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan alam Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya,
serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah yang berjudul “hakikat IPA”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah dasar-dasar pendidikan MIPA.
Sejak awal sampai selesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu tegur sapa dari para pembaca yang sifatnya kritik membangun
akan penulis terima demi perbaikan makalah selanjutnya. Penulis berharap
mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi
para pendidik.

Sungai Penuh, Mei 2020


Penulis

Diyani arianti

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 4


A. Latar Belakang............................................................................ 4
B. Rumusan Masalah....................................................................... 5
     BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 6
A. Tahap penemuan MIPA........................................................ 6
B. Ciri-ciri IPA adalah metode ilmiah...................................... 7
C. Nilai-nilai yang terkandung dalam IPA............................... 8
  BAB III PENUTUP................................................................................ 13
A. Kesimpulan dan Saran................................................................. 15
B. DAFTAR PUSTAKA................................................................. 15
 
 
 

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari
tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Menurut Fowler
(Trianto, 2010), Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala
kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.
Sedangkan menurut Wahaya (Trianto, 2010), mengatakan bahwa IPA
adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik,
dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam.
Ilmu pengetahuan alam diajarkan melalui kegiatan pembelajaran
yang aktif dan menekankan pada keterampilan proses. Kegiatan
pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan
terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran
menurut Dimyani dan Mudjiono (Rahayu, 2014) siswa dapat dikatakan
belajar, apabila proses perubahan perilaku terjadi pada dirinya sebagai
hasil dari suatu pengalaman. Untuk itu, tujuan pokok penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran di sekolah secara operasional adalah
membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri.
Pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik apabila siswa tidak
memahami hakikat pembelajaran IPA itu sendiri. Oleh sebab itu, guru
harus menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA yang
meliputi devinisi, fungsi dan tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
hingga ruang lingkup pembelajaran IPA itu sendiri.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis akan memaparkan
hakikat pembelajaran IPA di Sekolah dasar. Hakikat pembelajaran IPA
yang dimaksud yaitu terdiri dari beberapa indikator yang telah

4
disebutkan di atas. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami
dan mengetahui hakikat pembelajaran IPA secara lebih mendalam
sebelum menjadi seorang guru dan mengajarkan mata pelajaran IPA
kepada siswa di dalam kelas.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan tahap penumuan IPA?

2. Menjelaskan ciri-ciri IPA adalah metode ilmiah?

3. Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam IPA?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tahap Penemuan IPA


Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Kata
sains berasal dari bahasa Latin yaitu Scientia yang berarti “saya tahu”.
Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata Science yang berarti
“pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi sosial science
yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial
(IPS) dan natural science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan
ilmu pengetahuan alam (IPA). Dalam kamus Fowler (1951), natural
science didefinisikan sebagai : systematic and formulated knowledge
dealing with material phenomena and based mainly on observation and
induction (yang diartikan bahwa IPA didefinisikan sebagai:
pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan
gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dab didasarkan pada hasil
pengamatan dan induksi).

IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek


dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan
penyelidikan ilmuan yang dilakukan denganketerampilan
bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Defini ini
memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang
dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya
disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif,
yang melibatkan aplikasipenalaran aplikasi penalaran matematis dan
analisis data terhadap gejala-gejala alam. Pengertian IPA menurut
Trowbridge and Bybee (1990) sains atau IPA merupakan representasi
dari hubungan dinamis yang mencangkup tiga factor utama yaitu : The
extant body of sicientific knowledge, the values of science and the
methods and processes of science, yang artinya sains merupakan

6
produk, dan proses serta mengandung nilai-nilai. Oleh karena itu IPA
juga harus di pandang sebagai cara berfikir untuk memahami alam,
sebagai cara untuk melakukan penyelidikan dan sebagai kumpulan
pengetahuan.

Sains bermula dari gejala-gejala yang terjadi di alam kemudian


dengan rasa ingin tahu manusia dan keinginannya untuk mengamati,
mencoba mempelajari sampai mencari penjelasan atas gelaja-gejala
tersebut melalui proses penyelidikan. Menurut Patta Bundu (2006: 9),
sains atau yang biasa diterjemahkan Ilmu Pengetahuan Alam berasal
dari kata “natural science”. Natural memiliki arti alamiah dan
berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu
pengetahuan. Artinya, sains dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam.

Dari apa yang dipelajari tersebut, terlihat bahwa IPA memiliki


objek dan persoalan yang holistik atau menyeluruh. Suatu proses
mencari tahu mengenai benda-benda, makhluk hidup dan berbagai
fenomena atau kejadian alam untuk membangun pengetahuan, fakta-
fakta, konsep-konsep, proses penemuan serta membangun sifat ilmiah
disebut sebagai proses belajar sains. Hal tersebut sesuai dengan apa
yang dijelaskan oleh The National Academy of Sciences dalam Koballa
& Chiappetta (2010: 102) bahwa sains merupakan proses/cara yang
didasarkan atas bukti-bukti empiris pada kegiatan yang 19 dilakukan
para saintis untuk mengetahui dunia dengan cara observasi dan
eksperimen. Suatu proses belajar sains tidak terlebas dari hakikatnya.
Menurut Carin & Sund (1989: 2), sains dibangun tiga elemen penting
yaitu sikap, proses atau metode, dan produk. Science has three major
elements: attitudes, processes or methods, and products. Attitudes are
certain beliefs, value, opinions, for example, suspending judgment until
enough data has been collected relative to the problem. Constantly

7
endeavouring to be objective. Process or methods are certain ways of
investigating problem, for example, making hypotheses, designing and
carryng out experiments, evaluating data and measuring. Products are
facts, principles, laws, theories, for example, the scientific principle:
metalswhen heated expands.

Lebih lanjut, pandangan Koballa & Chiappetta (2010: 105-115)


mendefinisikan IPA sebagai a way of thinking, a way of investigating, a
body of knowledge, dan science and its interaction with technology and
society. Dapat disarikan bahwa dalam IPA terdapat dimensi cara
berpikir, cara investigasi, bangunan ilmu dan kaitannya dengan
teknologi dan masyarakat.

a. IPA sebagai cara berpikir (a way of thinking) meliputi keyakinan,


rasa ingin tahu, imajinasi, pemikiran, hubungan sebab-akibat,
selfexamination, keragu-raguan, obyektif, dan berpikir terbuka.

b. IPA sebagai cara berinvestigasi/menyelidiki (a way of investigating)


mempelajari mengenai bagaimana para ilmuwan bekerja melakukan
penemuan-penemuan, jadi IPA sebagai proses memberikan
gambaran mengenai pendekatan yang digunakan untuk menyusun
pengetahuan, 20 seperti mengembangkan keterampilan proses
ilmiah, menggunakan metode ilmiah, dan memperhatikan proses
inkuiri.

c. IPA sebagai bangunan ilmu (a body of knowledge) merupakan hasil


dari berbagai bidang ilmiah yang merupakan produk dari penemuan
manusia.

d. IPA sebagai bentuk interaksi keterkaitan antara teknologi dan


masyarakat (science and its interaction with technology and society)
berarti IPA, teknologi dan masyarakat merupakan unsur-unsur yang
saling mempengaruhi satu sama lain. Banyak penemuan ilmuwan
yang dipengaruhi oleh interaksinya dengan teknologi maupun

8
dengan masyarakat sosial. Istilah lain yang juga digunakan untuk
menyatakan hakikat IPA adalah IPA sebagai produk untuk pengganti
pernyataan IPA sebagai sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of
knowledge”), IPA sebagai sikap untuk pengganti pernyataan IPA
sebagai cara atau jalan berpikir (“a way of thinking”), dan IPA
sebagai proses untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara untuk
penyelidikan (“a way of investigating”) (Sutrisno, 2006: 1-2).

B. Ciri-ciri IPA Adalah Metode Ilmiah


1. Ciri-ciri IPA adalah metode ilmiah
a. Konkret
artinya Ilmu Pengetahuan Alam memiliki objek kajian berupa
benda-benda atau gejala-gejala alam yang nyata dan dapat di
tangkap oleh panca indra. Contoh : tumbuhan,hujan, dan benda
langit.
b. Logis
Artinya IPA dikembangkan berdasarkan  cara berpikir yang
logis.Cara berpikir logis artinya cara berpikir dengan
menggunakan logika. Kesimpulan yang diambil berdasarkan
logika-logika tertentu, baik secara induktif dan deduktif.
c. Objektif 
Hasil dari Kajian IPA harus sesuai dengan fakta dan bukti
kebenaran ilmiah secara apa adanya tanpa ditambahi ataupun
ditutupi dengan motos dan penasaran.
d. Empiris
IPA / Sains dikembangkan berdasarkan pengalaman
empiris, yaitu suatu pengalaman konkret yang dapat dirasakan
oleh semua orang dan dapat dibuktikan secara ilmiah.
e. Sistematis

9
Hasil Kajian IPA, baikhasil penelitianatau kajian ilmiah,
didasarkan pada langkah-langkah yang sistematis dan berurutan.

IPA merupakan bagian kehidupan manusia dari sejak manusia


itu mengenal diri dan alam sekitarnya. Manusia dan lingkungan
merupakan sumber, obyek dan subyek IPA.  Menurut Amien (dalam
Windhari, 2013) mendefinisikan IPA sebagai bidang ilmu ilmiah,
dengan ruang lingkup zat dan energi, baik yang terdapat pada mahluk
hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam
(natural science) seperti fisika, kimia dan biologi. Sedangkan menurut
Wahyana (dalam Widiantari, 2012)  IPA adalah suatu kumpulan
pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya
secara umum terbatas terhadap gejala-gejala alam. Perkembangannya
tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya
metode ilmiah dari sikap ilmiah. Dari beberapa pendapat tentang
hakikat IPA maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hakikat  IPA yaitu 
kumpulan pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu
dan mendiskusikan tentang alam.
Pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pendidikan
dengan menggunakan IPA sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan pada umumnya, dan tujuan pendidikan sains
khususnya. Menurut Suastra (Widiantari, 2012) IPA atau sains tidak
hanya mencangkup kumpulan fakta (produk ilmiah) saja, tetapi juga
mencangkup tentang sikap ilmiah dan proses ilmiah (metode ilmiah).
Ketiga komponen tersebut dijabarkan sebagai berikut.
a. Sikap ilmiah misalnya hasrat ingin tahu, kerendahan hati, sikap
keterbukaan, jujur, pendekatan positif terhadap kegagalan, dan
sebagainya. Sikap ilmiah merupakan perilaku ilmuwan yang mereka
ikuti dalam penelitian-penelitian ilmiah.
b. Proses ilmiah merupakan ketrampilan berpikir (thinking skill) yaitu
suatu proses yang dilakukan oleh ilmuwan yang sering disebut

10
sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah adalah metode yang biasanya
diikuti oleh ilmuwan dalam memecahkan suatu masalah.
c. Produk ilmiah adalah konsep, prinsip, dan teori ilmiah. Dasar
pembentukan produk sains adalah data observasi yang dapat ditiru.
Konsep adalah gagasan atau ide berdasarkan pengalaman yang
relevan dan yang dapat digeneralisasikan. Teori adalah suatu
generalisasi prinsip-prinsip ilmiah yang berkaitan, dan yang
menjelaskan segala tentang ilmiah.

C. Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Ipa


1. Nilai-Nilai Sosial dari IPA
a) Nilai etik dan estetika dari IPA
Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai nilai-nilai etik dan
estetika yang tinggi. Nilai-nilai itu terutama terletak pada sistem
yang menetapkan ‘kebenaran yang objektif’ pada tempat yang
paling utama. Adapun proses IPA itu sendiri dapat dianggap
sebagai suatu latihan mencari, meresapkan, dan menghayati nilai-
nilai luhur.
b) Nilai moral atau humaniora dari IPA
Nilai-nilai moral atau humaniora dari IPA nampaknya
mempunyai dua muka yang berlawanan arah. Muka yang menuju
kepada cita-cita kemanusiaan yang luhur sedang muka yang lain
menuju kepada tindak immoral yang tidak saja dapat
melenyapkan nilai-nilai luhur namun dapat melenyapkan
eksistensi manusia itu sendiri.
c) Nilai ekonomi dari IP
Seorang ahli IPA, mungkin ia telah bertahun-tahun
melakukan suatu penelitian. Katakanlah ia menemukan suatu
kaidah dari suatu fenomena tertentu. Apakah temuannya itu

11
mempunyai niali ekonomi? Memang tidak dapat dikatakan
dengan tegas karena nilai ekonominya tidak langsung. Ini baru
menjadi kenyataan bila temuan itu dapat digunakan untuk
memproduksi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.lain
daripada itu, bagi sang penemu, keberhasilannya itu dapat
meningkatkan harga diri atau kepercayaan masyarakat terhadap
dirinya. Ini berarti temuannya itu dapat memberi ‘nilai tambah’
bagi dirinya.

2. Nilai-Nilai Psikologis/Paedagogis IPA


a) Sikap mencintai kebenaran
IPA selalu mendambakan kebenaran yaitu kesesuaiannya
pikiran dan kenyataan. Oleh karena itu mereka yang selalu terlibat
dalam proses IPA diharapkan mendapatkan imbas atau dampak
positif berupa sikap ilmiah yang demikian itu.
b) Sikap tidak purbasangka
Kita boleh saja mengadakan dugaan yang masuk akal
(hipotesis) asal dugaan itu diuji kebenarannya sesuai dengan
kenyataannya atau tidak, baru menetapkan kesimpulan. Dalam
kehidupan sehari-hari sikap purbasangka sangat sering
menimbulkan bencana pertengkaran dan hidup ini menjadi tidak
tenang dan tidak bahagia.
c) Sadar bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia itu tidak
pernah mutlak
Kesimpulan seorang ilmuwan dapat hanya berlaku untuk
sementara atau menyadari bahwa pengetahuan yang ia dapat itu
baru sebagian, maka hal ini akan menjadikan orang itu bersikap
rendah hati dan tidak sombong.
d) Yakin akan adanya tatanan alami yang teratur dalam alam semesta
ini

12
Dengan mempelajari tentang hubungan antar gejala alam dan
mendapatkan/menemukan adanya kaidah-kaidah atau hukum-
hukum alam yang ternyata begitu konsisten aturan-aturannya
maka orang akan menyadari bahwa alam semesta ini telah ditata
dengan sangat teratur. Hal ini dapat memberikan pengaruh positif
untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e) Bersikap toleran atau dapat menghargai pendapat orang lain
Menyadari bahwa pengetahuan yang ia miliki bersifat tidak
mutlak sempurna maka ia dapat menghargai pendapat orang lain
ternyata lebih mengetahuinya atau lebih sempurna untuk
memperbaiki, melengkapi, maupun untuk meningkatkan
pengetahuannya.
f) Bersikap tidak putus asa
Orang-orang yang berkecimpung dalam IPA, mereka
menggali atau mencari kebenaran. Mereka akan bahagia bila
mendapatkan kebenaran yang mereka yakini itu. Apalagi bila
kebenaran itu juga dapat membuat orang lain sejahtera dan
bahagia dalam hidupnya. Oleh karena itu mereka tidak pernah
putus asa dan selalu berusaha untuk mencari kebenaran itu
walaupun seringkali tidak memperoleh apa-apa.
g) Sikap teliti dan hati-hati
Seorang ilmuwan IPA memiliki sifat teliti dalam melakukan
sesuatu serta hati-hati dalam mengambil kesimpulan ataupun
dalam mengelurkan pendapatnya.
h) Sikap ‘curious’ atau ‘ingin tahu’
Para ilmuwan atau mereka yang berkecimpung dalam IPA
akan didorong untuk ingin tahu lebih banyak, karena ilmu
pengetahuan itu merupakan sistem yang utuh sehingga
pengetahuan yang satu akan menunjang untuk mudah memahami
yang lain, dan pengetahuan yang mereka dapatkan tentu akan

13
memberikan ‘reinforcement’ untuk mendorong mereka mencari
tahu lebih banyak.
i) Sikap optimis
Ilmuwan IPA selalu optimis, karena mereka sudah terbiasa
dengan suatu eksperimentasi yang tak selalu menghasilkan
sesuatu yang mereka harapkan, namun bila berhasil, temuannya
itu akan memberikan imbalan kebahagiaan yang tak ternilai
dengan uang. Oleh karena itu ilmuwan IPA berpendirian bahwa
segala sesuatu itu tidak ada yang tidak mungkin dikerjakan

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains
berasal dari bahasa Latin yaitu Scientia yang berarti “saya tahu”.
Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata Science yang
berarti “pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi sosial
science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu
pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam Bahasa
Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dalam
kamus Fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai :
systematic and formulated knowledge dealing with material
phenomena and based mainly on observation and induction (yang
diartikan bahwa IPA didefinisikan sebagai: pengetahuan yang
sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam
yang bersifat kebendaan dab didasarkan pada hasil pengamatan dan
induksi).
 IPA merupakan bagian kehidupan manusia dari sejak manusia itu
mengenal diri dan alam sekitarnya. Manusia dan lingkungan
merupakan sumber, obyek dan subyek IPA.  Menurut Amien (dalam
Windhari, 2013) mendefinisikan IPA sebagai bidang ilmu ilmiah,
dengan ruang lingkup zat dan energi, baik yang terdapat pada mahluk
hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam
(natural science) seperti fisika, kimia dan biologi. Sedangkan menurut
Wahyana (dalam Widiantari, 2012)  IPA adalah suatu kumpulan
pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya
secara umum terbatas terhadap gejala-gejala alam. Perkembangannya
tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya
metode ilmiah dari sikap ilmiah. Dari beberapa pendapat tentang
hakikat IPA maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hakikat  IPA yaitu 

15
kumpulan pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu
dan mendiskusikan tentang alam.
 1. Nilai-Nilai Sosial dari IPA
2. Nilai-Nilai Psikologis/Paedagogis IPA

B. Saran
Semoga dengan makalah ini pembaca khususnya pendidik atau
calon pendidik bisa memahami secara dalam dan luas tentang hakikat
IPA agar kita sebagai calon pendidik ketika pelaksanaan pembelajan ini
di sekolah bisa berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan karena
kurangnya pengetahuan masalah hakikat IPA ini..

16
DAFTAR PUSTAKA
Darmodjo, Hendro dan Jenny R.E Kaligis. (1992/1993).Pendidikan IPA II
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral
Pendidikan Tinggi
Mansur, Muslich. 2007. KTSP (kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan )
pemahaman & pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara.

https://eprints.uny.ac.id/30237/3/5%20BAB%20II.pdf

http://marsaitependi21.blogspot.com/2016/06/metode-ilmiah-sebagai-ciri-ipa

17

Anda mungkin juga menyukai