Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

HAKIKAT IPA DAN PEMBELAJARAN IPA DI SD

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Pendidikan IPA di SD
Dosen Pengampuh : MUH. AMRAN, S.Pd.M.Pd
Disusun Oleh :

Kelompok 1

 SAHRI RAMADHAN
 NURUL HAERUN NISA
 A. AINUN FADILLAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT sang penentu
segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA SD ini. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas penulis sebagai salah seorang dosen mata kuliah Pendidikan IPA di SD.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa tulisan ini takkan terwujud tanpa adanya
bantuan dari orang-orang yang memberikan dukungan, bantuan dan bimbingan baik secara
langsung maupun tidak langsung bagi penulis. Oleh karena itu di samping rasa syukur
kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, penulis juga sampaikan ucapan terima kasih yang
tulus kepada semua pihak yang selama ini memberikan bantuan hingga selesainya proses
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat beberapa
kekurangan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat terutama sebagai bahan panduan bagi penulis sendiri. Amin Ya Rabbal Alamin.

Bone, Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA di SD ............................................................ 3


B. Karakteristik IPA dan Pembelajaran IPA di SD ..................................................... 8
C. Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran IPA di SD ................................................... 12
D. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ........................................................................ 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

Rangkuman ................................................................................................................. 16

Gloasrium .................................................................................................................... 18

Latihan soal ................................................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hakikat IPA mencerminkan persoalan yang holistik dalam kehidupan nyata.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dapat dikaji dari beberapa aspek yaitu sebagai
bangunan ilmu (body of knowledge), cara berpikir (a way of thinking), cara
penyelidikan (a way of investigation) dan kaitannya dengan teknologi dan
masyarakat. Dalam IPA terkandung serangkaian proses ilmiah, yang sering disebut
sebagai metode ilmiah. IPA sebagai bangunan ilmu meliputi serangkaian konsep,
prinsip, hukum, teori. Bangunan ilmu ini dikonstruksi melalui proses ilmiah. Tiap
konten materi IPA memiliki karakteristik khas yang mencerminkan cara memperoleh
dan cara menyajikan kepada peserta didik. Karakteristik tiap konten materi tersebut
erat kaitannya dengan cara membelajarkan IPA kepada peserta didik.
Ilmu Pengetahuan Alam) dapat dikaji dari beberapa aspek yaitu sebagai
bangunan ilmu (body of knowledge), cara berpikir (a way of thinking), cara
penyelidikan (a way of investigation) dan kaitannya dengan teknologi dan
masyarakat. Dalam IPA terkandung serangkaian proses ilmiah, yang sering disebut
sebagai metode ilmiah. IPA sebagai bangunan ilmu meliputi serangkaian konsep,
prinsip, hukum, teori. Bangunan ilmu ini dikonstruksi melalui proses ilmiah. Tiap
konten materi IPA memiliki karakteristik khas yang mencerminkan cara memperoleh
dan cara menyajikan kepada peserta didik. Karakteristik tiap konten materi tersebut
erat kaitannya dengan cara membelajarkan IPA kepada peserta didik.
Cara menyajikan pembelajaran IPA secara spesifik tercermin dalam perangkat
pembelajaran yang dirancang oleh seorang guru IPA. Istilah yang sesuai untuk
perangkat tersebut adalah SSP (Subject Spesific Pedagogy). Subject berkaitan dengan
sasaran materi yang akan disampaikan yaitu IPA Terintegrasi pada tema atau pokok
bahasan tertentu. Spesific berarti berlaku khusus untuk materi yang akan diberikan.
Pedagogy berarti cara mengajarkan materi tersebut. SSP diartikan sebagai perangkat
mengajar yang spesifik pada subjek materi tertentu berkaitan dengan penggunaan
srategi, pendekatan, model, media, cara penilaian, bahan ajar dan lain sebagainya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengamanahkan bahwa pembelajaran IPA di

1
tingkat Sekolah Menengah Pertama disajikan secara terpadu. Keterpaduan
memberikan makna bahwa persoalan IPA dapat dikaji secara holistik dari aspek fisika,
kimia, biologi dan aspek lainnya.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran IPA terpadu masih mengalami
beberapa kendala, antara lain ketersediaan sumber daya manusia yaitu guru yang
belum mempunyai latar belakang Pendidikan IPA. Guru juga belum memperoleh
sosialisasi secara merata mengenai pembelajaran IPA Terpadu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA di SD ?
2. Bagaimana Karakteristik IPA dan Pembelajaran IPA di SD ?
3. Bagaimana Prinsip-Prinsip dalam Pembelajaran IPA di SD ?
4. Apa Tujuan Pembelajaran IPA di SD ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui hakikat IPA dan Pembelajaran IPA di SD
2. Untuk Mengetahui Karakteristik IPA dan Pembelajaran IPA di SD
3. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip dalam Pembelajaran IPA di SD
4. Untuk Mengetahui Tujuan Pembelajaran IPA di SD

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Hakikat IPA
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris yaitu
natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam
atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan.
Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang
alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.
Menurut Rom Harre (Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis, 1993: 4),
Science is a collection of well attested theories which explain the patterns and
regularities among carefully studied phenomena. Bila diterjemahkan secara bebas
artinya sebagai berikut: IPA adalah kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya
yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati
secara seksama. Pendapat Harre ini memuat dua hal yang penting yaitu Pertama,
bahwa IPA suatu kumpulan pengetahuan yang berupa teori-teori. Kedua, bahwa
teori-teori itu berfungsi untuk menjelaskan gejala alam.
Lebih lanjut Jacobson & Bergman (1980: 4), mendefinisikan IPA sebagai
berikut: “ Science is the investigation and interpretation of events in the natural,
physical environment and within our bodies”.
Ilmu pengetahuan alam dikenal dengan istilah science (sains) merupakan
salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dikembangkan berdasarkan hasil
eksperimen. Oleh karena itu setiap guru diharapkan tidak melupakan hakikat dari
ilmu pengetahuan alam saat pelaksanaan pembelajaran. Dalam perkembangannya
science sering di terjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, konsep yang terorganisasi secara logis dan sistematis tentang alam
yang diperoleh dari eksperimen. Ilmu pengetahuan alam tidak hanya kumpulan
pengetahuan tetapi memiliki hal-hal lain yang dikemukakan oleh Carin dan Evan
(dalam Rustaman) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan mengandung emapat hal

3
yaitu: konten atau produk yang berarti dalam ipa terdapat fakta-fakta, hukum-
hukum, prinsip-prinsip, serta teori yang sudah diterima kebenarannya.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses merupakan tatacara pengembangan
ipa yang dilakukan oleh para ahli, ipa sebagai produk sebagai hasil yang diperoleh
oleh para ahli dari hasil penelitian, sedangkan ipa sebagai sikap yaitu cara yang
dilakukan oleh para ahli untuk menanamkan sikap.
Menurut Elma (2012), banyak definisi tentang IPA, salah satunya IPA atau
science yang sebenarnya adalah natural science, yang dapat didefinisikan sebagai
pengetahuan tentang fakta dan hukum-hukum yang didasarkan atas pengamatan
dan disusun dalam suatu sistem yang teratur.
Dapat disimpulkan bahwa sains (IPA) yaitu sekumpulan pengetahuan
kealaman, dimana suatu pengetahuan dengan pengetahuan lainnya yang memiliki
hubungan kausal yang tumbuh sebagai hasil eksperimen dan observasi yang dapat
dikembangkan oleh metode tertentu yang dapat diuji kebenerannya.
IPA sebagai cara berfikir bermaksud aktivitas manusia dengan adanya proses
berfikir yang terjadi didalam pikiran siapapun. Para ilmuwan digerakan oleh rasa
keingintahuan yanga sangat besar dalam penyelidikan yang mereka lakukan.
Hakikat IPA sebagai produk yaitu hasil yang diperoleh oleh para ilmuwan
yang disusun secara lengkap.IPA sebagai produk ada empat antaranya:

1. Fakta yaitu pernyataan tentang benda yang benar ada dan terjadi
2. Konsep yaitu kumpulan dari beberapa fakta yang saling berhubungan.
3. Prinsip yaitu kumpulan dari beberapa konsep
4. Teori yaitu prinsip-prinsip yang telah diterima
sehingga dapat disimpulkan dalam hakikat IPA ternyata IPA memiliki nilai-
nilai kehidupan dan pendidikan.
Merujuk pada pengertian IPA tersebut, hakikat IPA meliputi empat unsur
utama yaitu (Puskur, 2006):
a) Sikap: sikap yang didasari seorang ilmuwan selama proses mendapatkan
suatu pengetahuan, sikap tersebut terdiri dari rasa ingin tahu tentang benda,
fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang
menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang

4
benar bersifat open minded. Selain rasa ingin tahu, menurut Khamrani (2002)
sikap ilmiah lain yang dikembangkan adalah sikap yang senantiasa
mendahulukan bukti, luwes, kritis, dan peka terhadap lingkungan. Samatowa
(2011) sikap ilmiah terdiri dari terbuka, kreatif, tekun dan teliti.
b) Proses: yaitu prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah, yang
terdiri dari penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan,
evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. Cara Penyelidikan IPA
menurut (Wisudawati, 2015) adalah observasi, eksperimen dan matematika.
Observasi adalah saat para ahli yang ingin mempelajari objek atau kejadian
alam melalui kegiatan observasi, eksperimen dalam hal ini menggunakan
metode ilmiah. Matematika sangat diperlukan untuk menyatakan hubungan
antar variabel dalam hukum dan teori.
c) Produk: yaitu berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. Batang tubuh IPA berisi
tiga dimensi pengetahuan, yaitu pengetahuan faktual (fakta), pengetahuan
konseptual (konsep), pengetahuan prosedural (prinsip, hukum, hipotesis,
teori dan model).
d) Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA
dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang
obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang
menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang
benar.

Hakikat Pembelajaran IPA di SD


Menurut Syaiful Sagala (2010: 61), pembelajaran ialah membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah. Mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau murid. Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1993: 12)
menyatakan bahwa mengajar dan belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat
dipisahkan dalam pembelajaran. Pembelajaran akan berhasil apabila
Terjadi proses mengajar dan proses belajar yang harmoni. Proses belajar
mengajar tidak dapat berlangsung hanya dalam satu arah, melainkan dari berbagai

5
arah (multiarah) sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dari berbagai sumber
belajar yang ada. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya
dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Struktur kognitif anak
tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan. Anak perlu dilatih dan
diberi kesempatan untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan dan dapat
berpikir serta bertindak secara ilmiah. Adapun IPA untuk anak Sekolah Dasar dalam
Usman Samatowa (2006: 12) didefinisikan oleh Paolo dan Marten yaitu sebagai
berikut: mengamati apa yang terjadi, mencoba apa yang diamati, mempergunakan
pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa
ramalan-ramalan itu benar.
Menurut Sri Sulistyorini (2007: 8), pembelajaran IPA harus melibatkan
keaktifan anak secara penuh (active learning) dengan cara guru dapat merealisasikan
pembelajaran yang mampu memberi kesempatan pada anak didik untuk melakukan
keterampilan proses meliputi: mencari, menemukan, menyimpulkan,
mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman yang
dibutuhkan.
Menurut De Vito, et al. (Usman Samatowa, 2006: 146), pembelajaran IPA
yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan Sehari-hari siswa. Siswa diberi
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa,
membangun rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya,
membangun keterampilan (skill) yang diperlukan, dan menimbulkan kesadaran siswa
bahwa belajar IPA menjadi sangat diperlukan untuk dipelajari.
Menurut Hendro Darmojo dan Jenny R. E. Kaligis (1993: 7), pembelajaran IPA
didasarkan pada hakikat IPA sendiri yaitu dari segi proses, produk, dan
pengembangan sikap. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebisa mungkin didasarkan
pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari,
dipahami, dan dijelaskan yang tidak semata-mata bergantung pada metode
kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misalnya observasi, eksperimen, dan
analisis rasional. Dalam hal ini juga digunakan sikap tertentu, misalnya berusaha
berlaku Seobjektif mungkin dan jujur dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data.
Proses dan sikap ilmiah ini akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang
menjadi produk IPA.

6
Jadi dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya diberi pengetahuan saja atau
berbagai fakta yang dihafal, tetapi siswa dituntut untuk aktif menggunakan pikiran
dalam mempelajari Gejala-gejala alam.IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan
melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian
seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah,
1998: 18). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri
Sulistyorini, 2007: 39).
Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi. Menurut Standar Isi yang ditetapkan oleh Depdiknas RI yang mana juga
digunakan oleh Depag RI, terungkap bahwa tujuan pembelajaran sains di MI/SD,
yakni agar peserta didik memiliki kemampuan: sebagai berikut:
a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MT.

7
Sedangkan untuk ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi:
i. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
ii. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
iii. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya
dan pesawat sederhana
iv. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.

2. Karakteristik IPA dan Pembelajaran IPA di SD


Karakteristik IPA
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik
sangat dipengaruhi oleh sifat keilmuan yang terkandung pada masing-masing mata
pelajaran. Perbedaan karakteristik pada berbagai mata pelajaran akan menimbulkan
perbedaan cara mengajar dan cara siswa belajar antar mata pelajaran satu dengan
yang lainnya. IPA memiliki karakteristik tersendiri untuk membedakan dengan mata
pelajaran lain.
Harlen (Patta Bundu, 2006: 10) menyatakan bahwa ada tiga karakteristik
utama Sains yakni: Pertama, memandang bahwa setiap orang mempunyai
kewenangan untuk menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah meskipun
kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis. Teori dan prinsip hanya
berguna jika sesuai dengan kenyataan yang ada. Kedua, memberi pengertian adanya
hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang memungkinkan penyusunan
prediksi sebelum sampai pada kesimpulan.
Teori yang disusun harus didukung oleh fakta-fakta dan data yang teruji
kebenarannya. Ketiga, memberi makna bahwa teori Sains bukanlah kebenaran yang
akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini
memberi penekanan pada kreativitas dan gagasan tentang perubahan yang telah lalu
dan kemungkinan perubahan di masa depan, serta pengertian tentang perubahan itu
sendiri.

8
Karakteristik Pembelajaran IPA
Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pemahaman tentang karakteristik
IPA ini berdampak pada proses belajar IPA di sekolah. Sesuai dengan karakteristik
IPA, IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan karakteristik IPA
pula, cakupan IPA yang dipelajari di sekolah tidak hanya berupa kumpul an fakta
tetapi juga proses perolehan fakta yang didasarkan pada kemampuan menggunakan
pengetahuan dasar IPA untuk memprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena
yang berbeda.
Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik tersendiri.
Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut.
1. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses
berpikir, dan berbagai macam gerakan otot. Contoh, untuk mempelajari
pemuaian pada benda, kita perlu melakukan serangkaian kegiatan yang
melibatkan indera penglihat untuk mengamati perubahan ukuran benda
(panjang, luas, atau volume), melibatkan gerakan otot untuk melakukan
pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan benda yang
diukur dan cara pengukuran yang benar, agar diperoleh data pengukuran
kuantitatif yang akurat. Misalnya data panjang awal benda sebelum
dipanaskan dan data panjang akhir benda setelah dipanaskan dalam kurun
waktu tertentu. Proses ini melibatkan alat indra untuk mencatat data dan
mengolah data agar dihasilkan kesimpulan yang tepat.
2. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik).
Misalnya, observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi.
3. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu
pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indera manusia itu
sangat terbatas. Selain itu, ada hal-hal tertentu bila data yang kita peroleh
hanya berdasarkan pengamatan dengan indera, akan memberikan hasil yang

9
kurang obyektif, sementara itu IPA mengutamakan obyektivi tas. Misal,
pengamatan untuk mengukur suhu benda diperlukan alat bantu pengukur
suhu yaitu termometer. Alat bantu ini membantu ketepatan pengukuran dan
data pengamatannya dapat dinyatakan secara kuantitatif. Jika pengukuran
dilakukan berulang-ulang dengan tingkat ketelitian yang sama maka data
yang diperoleh akan sama. Jika pengukuran dilakukan dengan panca indera
saja, maka data yang diperoleh akan berbeda-beda dan datanya bersifat
kualitatif karena didasarkan pada hal-hal yang dirasakan orang yang
melakukan pengukuran. Data kualitatif ini bersifat subyektif, karena sangat
mungkin keadaan panas benda yang sama, dirasakan oleh dua orang atau
lebih yang berbeda, hasilnya berbeda-beda pula sehingga data yang
diperoleh tidak obyektif..
4. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (misal
seminar, konferensi atau simposium), studi kepustakaan, mengunjungi suatu
objek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya. Kegiatan tersebut kita
lakukan semata-mata dalam rangka untuk memperoleh pengakuan
kebenaran temuan yang benar-benar obyektif. Contoh, sebuah temuan
ilmiah baru untuk memperoleh pengakuan kebenaran, maka temuan
tersebut harus dibawa ke persidangan ilmiah lokal, regional, nasional, atau
bahkan sampai tingkat internasional untuk dikomunikasikan dan
dipertahankan dengan menghadirkan ahlinya.
5. Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu yang
harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Dalam
belajar IPA, siswa mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan,
memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam,
menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan
mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain. Keaktifan dalam belajar IPA
terletak pada dua segi, yaitu aktif bertindak secara fisik atau hands-on dan
aktif berpikir atau minds-on (NRC, 1996:20). Keaktifan secara fisik saja tidak
cukup untuk belajar IPA, siswa juga harus memperoleh pengalaman berpikir
melalui kebiasaan berpikir dalam belajar IPA.

10
Para ahli pendidikan dan pembelajaran IPA menyatakan bahwa pembelajaran
IPA seyogianya melibatkan siswa dalam berbagai ranah, yaitu ranah kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Hal ini dikuatkan dalam kurikulum IPA yang menganjurkan
bahwa pembelajaran IPA di sekolah melibatkan siswa dal am penyelidikan yang
berorientasi inkuiri, dengan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa lainnya.
Melalui kegiatan penyelidikan, siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan pengetahuan ilmiah yang ditemukannya pada berbagai sumber,
siswa menerapkan materi IPA untuk mengajukan pertanyaan, siswa menggunakan
pengetahuannya dalam pemecahan masalah, perencanaan, membuat keputusan,
diskusi kelompok, dan siswa memperoleh asesmen yang konsisten dengan suatu
pendekatan aktif untuk belajar. Dengan demikian, pembelajaran IPA di sekolah yang
berpusat pada siswa dan menekankan pentingnya belajar aktif berarti mengubah
persepsi tentang guru yang selalu memberikan informasi dan menjadi sumber
pengetahuan bagi siswa (NRC, 1996:20).
Ditinjau dari isi dan pendekatan kurikulum pendidikan sekolah tingkat
pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang berlaku saat ini maupun
sebelumnya, pembelajaran di sekolah dititikberatkan pada aktivitas siswa. Dengan
cara ini diharapkan pemahaman dan pengetahuan siswa menjadi lebih baik. Ke-
nyataan di lapangan, aktivitas siswa sering diartikan sempit. Bila siswa aktif ber-
kegiatan, walaupun siswa sendiri tidak mengetahui (merasa pasti) untuk apa ber-
buat sesuatu selama pembelajaran, maka dianggap pembelajaran sudah menerap-
kan pendekatan yang aktif.
Proses pembelajaran IPA di sekolah menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena IPA diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui
pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu
dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di
tingkat SD/MI diharapkan pembelajaran IPA ada penekanan pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

11
3. Prinsip-Prinsip dalam Pembelajaran IPA SD
1. Prinsip 1
Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui
pengalaman baik secara inderawi maupun noninderawi. Karena itu, siswa
perlu diberi kesempatan memperoleh pengalaman itu. Para siswa perlu
dibuat agar aktif melakukan sesuatu agar memperoleh pengalaman.
2. Prinsip 2
Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung,
karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa
yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal
pembelajaran.
3. Prinsip 3
Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang
konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki.
Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi. Anda perlu merancang
kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.
4. Prinsip 4
Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep,
lambang, dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas Anda sebagai guru IPA
adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang
dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, symbol, dan hubungan dengan
konsep yang lain.
5. Prinsip 5
IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur. Karena itu, Anda perlu
mengenalkan ketiga aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang
lebih senang menekankan pada produk IPA saja. Namun, perlu diingat bahwa
perkembangan IPA sangat pesat. Kita tidak mampu mengikuti secara terus-
menerus perkembangan itu setiap saat. Dan,kalaupun mampu, menajdi
pertanyaan besar adalah apakah semuanya disampaikan kepada siswa. Oleh
karena itu, akan lebih baik jika siswa dibekali dengan keterampilan
menemukan pengetahuan, yaitu: proses dan prosedur IPA. Proses

12
menyangkut kegiatan penelitian. Sedangkan prosedur menyangkut metode
ilmiah yang digunakan dalam kegiatan penelitian.
4. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Pelaksanaan pembelajaran IPA dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin
dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah
dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia. Kurikulum yang
sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum 2013 atau kurtilaas namun
kurikulum 2013 ini diberhentikan sementara karena banyaknya kendaa-kendala yang
terjadi dilapangan dan akhirnya kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
diberlakukan kembali. Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang tujuan
pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal di SD harus
mengacu pada kurikulum tersebut.
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)
secara terperinci adalah:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya,
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan
6) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

13
BAB III
PENUTUP

IPA dikenal dengan istilah sains atau bisa disebut juga dengan natural science.
IPA merupakan penyelidikan dan interpretasi dari kejadian alam, lingkungan fisik,
dan tubuh kita. Seperti halnya setiap ilmu pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Alam
mempunyai objek dan permasalahan jelas yaitu berobjek benda-benda alam dan
mengungkapkan misteri (gejala-gejala) alam yang disusun secara sistematis yang
didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik tersendiri. IPA atau ilmu
pengetahuan alam memiliki 3 karakteristik yaitu, memandang bahwa setiap orang
mempunyai kewenangan untuk menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah
meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis, memberi
pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang
memungkinkan penyusunan prediksi, memberi makna bahwa teori Sains bukanlah
kebenaran yang akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori
tersebut.
Pembelajaran IPA didasarkan pada hakikat IPA sendiri yaitu dari segi proses,
produk, dan pengembangan sikap. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebisa
mungkin didasarkan pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini
dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang tidak semata-mata bergantung pada
metode kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misalnya observasi, eksperimen,
dan analisis rasional.
1. Secara umum IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
sebab dan akibat serta kejadian-kejadian yang ada dialam. 2. Karakteristik IPA
meliputi: 1) IPA mempunyai nilai ilmiah, 2) IPA merupakan suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis, 3) IPA merupakan pengetahuan
Teoritis, 4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan 3.
Kedudukan IPA sebagai proses, produk, dan sikap ilmiah 4. Tujuan pembelajaran IPA
adalah bertujuan agar mahasiswa mampu menguasai konsep IPA dan keterkaitannya
serta mampu memngembangkan sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan Pencipta-Nya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kembali jhon W, 1989. Biologi. Edisi ke-5 Jakarta : Erlangga


https://dinasuciwahyuni.blogspot.com/2016.04/organisasi-kehidupan-materi-
ipauntuk.html?m=I
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Pionir/article/download/157/138
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2857/1/REVISI%20MODUL%20LENGKAP.pdf
https://journal.uny.ac.id/index.php/cope/article/download/2933/2453
https://repository.unikama.ac.id/691/1/PEMBELAJARAN%20IPA%20SD.pdf
Sumardi, Y ;Sulasmi, A; Rumanta, M. 2008. Konsep Dasar IPA SD. Jakarta: Unvervitas
Terbuka.
Supriyono, Prabowo. 1998. Konsp-Konsep Dasar IPA SD. Jakarta: Depdikbud.
Sumartini. 2006. Paduan Pengembangan Bahan Ajar IPA.
Baharuddin dan Wahyuni. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Arruz Media.

15
RANGKUMAN
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris yaitu natural
science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).Berhubungan dengan alam atau bersangkut
paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan.Jadi ilmu pengetahuan
alam (IPA) atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam.Ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Menurut Rom Harre (Hendro Darmodjo dan
Jenny R. E. Kaligis, 1993: 4), Science is a collection of well attested theories which explainthe
patterns and regularities among carefully studied phenomena. Merujuk pada pengertian IPA
tersebut, hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu (Puskur, 2006): 1)Sikap, 2)Proses,
3)Produk, Dan 4)Dimensi pengetahuan metakognitif.

Hakikat Pembelajaran IPA di SD Menurut Syaiful Sagala (2010: 61), pembelajaran


ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, merupakan
penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebisa mungkin
didasarkan pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari,
dipahami, dan dijelaskan yang tidak semata-mata bergantung pada metode kausalitas tetapi
melalui proses tertentu, misalnya observasi, eksperimen, dan analisis rasional.

Karakteristik IPA

 IPA mempunyai nilai ilmiah


 IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan
dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
 IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang
khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait
antara cara yang satu dengan cara yang lain.
 IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan- bagan
konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang
bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006).
 IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.

16
Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut.

 Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan
berbagai macam gerakan otot.
 Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik).
 Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu
pengamatan.
 Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (misal seminar,
konferensi atau simposium), studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek,
penyusunan hipotesis, dan yang lainnya.
 Belajar IPA merupakan proses aktif.
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara
terperinci adalah:

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan


keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya,
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan.
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan.
f) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

17
GLOASRIUM
Akurat : Teliti, Saksama, Cermat, Tepat benar.
Afektif : Mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan tentang
gaya bahasa atau makna.
Eksperimen : Percobaan yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan
kebenaran suatu teori dan sebagainya .
Evaluasi : Proses untuk menentukan nilai layanan informasi atau produk sesuai
dengan kebutuhan konsumen atau pengguna.
Hipotesis : Sesuatu yang dianggap benar untuk alasan pengutaraan pendapat,
meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan.
Inderawi : Sejenis pengetahuan yang terlibat langsung dalam menghasikan
pengetahuan ini ialah orga-organ tubuh.
Luwes : Pantas dan menarik
Miskonsepsi : Kesalahanpemahaman dalam menghubungkan
suatu konsep dengan konsep-konsep yang lain, antara konsep yang
baru dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran siswa, sehingga
terbentuk konsep yang salah dan bertentangan dengan konsepsi
para ahli Fisika.
Observasi : Peninjauan secara cermat
Psikomotorik : Berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses
mental.
Rasional : Menurut pikiran dan pertimbangan yang logis, pikiran yang sehat.
Validitas : Sifat benar menurut bahan bukti yang ada.

18
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan tujuan pembelajaran ipa di sd
Jawaban : Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas,
2006) secara terperinci adalah:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya,
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan

2. Jelaskan pengertian IPA secara umum ?


Jawaban : Secara umum IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
sebab dan akibat serta kejadian-kejadian yang ada dialam.
3. Tuliskan Kedudukan IPA!
Jawaban : Kedudukan IPA sebagai proses, produk, dan sikap ilmiah
4. Tuliskan Hakikat IPA sebagai produk yaitu hasil yang diperoleh oleh para ilmuwan
yang disusun secara lengkap !
Jawaban : IPA sebagai produk ada empat antaranya:

1. Fakta yaitu pernyataan tentang benda yang benar ada dan terjadi
2. Konsep yaitu kumpulan dari beberapa fakta yang saling berhubungan.
3. Prinsip yaitu kumpulan dari beberapa konsep
4. Teori yaitu prinsip-prinsip yang telah diterima
5. Sebutkan prinsip-prinsip dalam pembelajaran ipa SD
Jawaban :

1) Prinsip 1

19
Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui
pengalaman baik secara inderawi maupun noninderawi.Karena itu, siswa perlu
diberi kesempatan memperoleh pengalaman itu.Para siswa perlu dibuat agar
aktif melakukan sesuatu agar memperoleh pengalaman.
2) Prinsip 2
Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung,
karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa
yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal
pembelajaran.
3) Prinsip 3
Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten
dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda
miliki.Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi.Anda perlu
merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama
pembelajaran.
4) Prinsip 4
Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang,
dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas Anda sebagai guru IPA adalah
mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari
itu ke dalam fakta, data, konsep, symbol, dan hubungan dengan konsep yang
lain.
5) Prinsip 5
IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur.Karena itu, Anda perlu
mengenalkan ketiga aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang
lebih senang menekankan pada produk IPA saja.Namun, perlu diingat bahwa
perkembangan IPA sangat pesat.

20

Anda mungkin juga menyukai