Disusun Oleh:
Kelompok: 2
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ HAKEKAT
IPA SEBAGAI PRODUK DAN PROSES “. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pembelajaran IPA MI/SD di
Universitas Nurul Huda.
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IPA....................................................................................................3
2.2 Karekteristik IPA................................................................................................4
2.3 Hakikat Pembelajaran IPA di SD........................................................................5
2.4 Tujuan Pembelajaran IPA di SD.........................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
bahwa guru masih merasa asing dengan konsep pembelajaran IPA Terpadu. Hasil
observasi pada PLPG 2012 bahwa guru belum memahami maksud keterpadua,
guru memerlukan contoh cara membelajarkan IPA secara terpadu. Beberapa hal
tersebut mendasari perlunya dikembangkan perangkat pembelajaran IPA terpadu
yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses
peserta didik. Dengan harapan, siswa akan terbiasa dalam menghadapi persoalan
IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Guru IPA harus menguasai standar sesuai yang tertuang pada NSTA. NSTA
(2003: 1), merekomendasikan Standards for Science Teacher Preparation.
Standar ini memuat sejumlah standar yang harus dimiliki oleh guru meliputi
standar content, nature of science, inquiry, Issues, general skill of teaching,
curriculum, science in the community, assessment, safety and welfare,
professional growth. Standar ini konsisten dengan visi dari NSES (National
Science Education Standards). NSTA (2003: 8) dalam Insih Wilujeng (2010:
353), juga merekomendasikan agar guru-guru IPA sekolah Dasar dan Menengah
harus memiliki kemampuan interdisipliner IPA. Hal ini yang mendasari perlunya
calon guru IPA disiapkan untuk memiliki kompetensi dalam bidang biologi,
kimia, fisika, dan antariksa serta bidang IPA lainnya.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari IPA.
1.3.2 Mengetahui karekteristik dari pembelajaran IPA.
1.3.3 Mengetahui hakikat pembelajaran IPA di SD.
1.3.4 Mengetahui tujuan pembelajaran IPA di SD.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IPA
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris yaitu
natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan
alam atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu
pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science dapat disebut
sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam ini. Menurut Rom Harre (Hendro Darmodjo dan Jenny R. E.
Kaligis, 1993: 4), Science is a collection of well attested theories which explain
the patterns and regularities among carefully studied phenomena. Bila
diterjemahkan secara bebas artinya sebagai berikut: IPA adalah kumpulan
teori yang telah diuji kebenarannya yang menjelaskan tentang pola-pola
keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama. Pendapat Harre ini
memuat dua hal yang penting yaitu Pertama, bahwa IPA suatu kumpulan
pengetahuan yang berupa teori-teori. Kedua, bahwa teori-teori itu berfungsi
untuk menjelaskan gejala alam. Lebih lanjut Jacobson & Bergman (1980: 4),
mendefinisikan IPA sebagai berikut: “ Science is the investigation and
interpretation of events in the natural, physical environment and within our
bodies”.
Ilmu pengetahuan alam dikenal dengan istilah science (sains) merupakan
salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dikembangkan berdasarkan hasil
eksperimen. Oleh karena itu setiap guru diharapkan tidak melupakan hakikat dari
ilmu pengetahuan alam saat pelaksanaan pembelajaran. Dalam perkembangannya
science sering di terjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, konsep yang terorganisasi secara logis dan sistematis tentang alam
yang diperoleh dari eksperimen. Ilmu pengetahuan alam tidak hanya kumpulan
pengetahuan tetapi memiliki hal-hal lain yang dikemukakan oleh Carin dan Evan
(dalam Rustaman) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan mengandung emapat hal
3
yaitu: konten atau produk yang berarti dalam ipa terdapat fakta-fakta, hukum-
hukum, prinsip-prinsip, serta teori yang sudah diterima kebenarannya.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses merupakan tatacara
pengembangan ipa yang dilakukan oleh para ahli, ipa sebagai produk sebagai hasil
yang diperoleh oleh para ahli dari hasil penelitian, sedangkan ipa sebagai sikap
yaitu cara yang dilakukan oleh para ahli untuk menanamkan sikap.
Menurut Elma (2012), banyak definisi tentang IPA, salah satunya IPA atau
science yang sebenarnya adalah natural science, yang dapat didefinisikan sebagai
pengetahuan tentang fakta dan hukum-hukum yang didasarkan atas pengamatan
dan disusun dalam suatu sistem yang teratur.
Dapat disimpulkan bahwa sains (IPA) yaitu sekumpulan pengetahuan
kealaman, dimana suatu pengetahuan dengan pengetahuan lainnya yang memiliki
hubungan kausal yang tumbuh sebagai hasil eksperimen dan observasi yang dapat
dikembangkan oleh metode tertentu yang dapat diuji kebenerannya.
IPA sebagai cara berfikir bermaksud aktivitas manusia dengan adanya
proses berfikir yang terjadi didalam pikiran siapapun. Para ilmuwan digerakan
oleh rasa keingintahuan yanga sangat besar dalam penyelidikan yang mereka
lakukan.
Hakikat IPA sebagai produk yaitu hasil yang diperoleh oleh para ilmuwan
yang disusun secara lengkap.IPA sebagai produk ada empat antaranya:
1. Fakta yaitu pernyataan tentang benda yang benar ada dan terjadi
2. Konsep yaitu kumpulan dari beberapa fakta yang saling berhubungan.
3. Prinsip yaitu kumpulan dari beberapa konsep
4. Teori yaitu prinsip-prinsip yang telah diterima
sehingga dapat disimpulkan dalam hakikat IPS ternyata IPA memiliki nilai-nilai
kehidupan dan pendidikan.
4
mata pelajaran. Perbedaan karakteristik pada berbagai mata pelajaran akan
menimbulkan perbedaan cara mengajar dan
cara siswa belajar antar mata pelajaran satu dengan yang lainnya. IPA
memiliki karakteristik tersendiri untuk membedakan dengan mata pelajaran
lain. Harlen (Patta Bundu, 2006: 10) menyatakan bahwa ada tiga karakteristik
utama Sains yakni: Pertama, memandang bahwa setiap orang mempunyai
kewenangan untuk menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah
meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis. Teori dan
prinsip hanya berguna jika sesuai dengan kenyataan yang ada. Kedua, memberi
pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang
memungkinkan penyusunan prediksi
sebelum sampai pada kesimpulan. Teori yang disusun harus didukung oleh
fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya. Ketiga, memberi makna bahwa
teori Sains bukanlah kebenaran yang akhir tetapi akan berubah atas dasar
perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini memberi penekanan pada
kreativitas dan gagasan tentang perubahan yang telah lalu dan kemungkinan
perubahan di masa depan, serta pengertian tentang perubahan itu sendiri.
5
ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi
penting. Struktur kognitif anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur
kognitif ilmuwan. Anak perlu dilatih dan diberi kesempatan untuk
mendapatkan keterampilan-keterampilan dan dapat berpikir serta bertindak
secara ilmiah. Adapun IPA untuk anak Sekolah Dasar dalam Usman Samatowa
(2006: 12) didefinisikan oleh Paolo dan Marten yaitu sebagai berikut:
mengamati apa yang terjadi, mencoba apa yang diamati, mempergunakan
pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji
bahwa ramalan-ramalan itu benar.
Menurut Sri Sulistyorini (2007: 8), pembelajaran IPA harus melibatkan
keaktifan anak secara penuh (active learning) dengan cara guru dapat
merealisasikan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan pada anak
didik untuk melakukan keterampilan proses meliputi: mencari, menemukan,
menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai,
dan pengalaman yang dibutuhkan. Menurut De Vito, et al. (Usman Samatowa,
2006: 146), pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan
kehidupan
sehari-hari siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan,
membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin tahu tentang segala
sesuatu yang ada di lingkungannya, membangun keterampilan (skill) yang
diperlukan, dan menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA menjadi
sangat diperlukan untuk dipelajari. Menurut Hendro Darmojo dan Jenny R. E.
Kaligis (1993: 7), pembelajaran IPA didasarkan pada hakikat IPA sendiri yaitu
dari segi proses, produk, dan pengembangan sikap. Pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar sebisa mungkin didasarkan pada pendekatan empirik dengan
asumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang
tidak semata-mata bergantung pada metode kausalitas tetapi melalui proses
tertentu, misalnya observasi, eksperimen, dan analisis rasional. Dalam hal ini
juga digunakan sikap tertentu, misalnya berusaha berlaku
seobjektif mungkin dan jujur dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data.
Proses dan sikap ilmiah ini akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang
6
menjadi produk IPA. Jadi dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya diberi
pengetahuan saja atau berbagai fakta yang dihafal, tetapi siswa dituntut untuk
aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari
gejala-gejala alam.
7
2.4.5 Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
2.4.6 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
8
BAB III
KESIMPULAN
IPA dikenal dengan istilah sains atau bisa disebut juga dengan natural
science. IPA merupakan penyelidikan dan interpretasi dari kejadian alam,
lingkungan fisik, dan tubuh kita. Seperti halnya setiap ilmu pengetahuan, Ilmu
Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan jelas yaitu berobjek
benda-benda alam dan mengungkapkan misteri (gejala-gejala) alam yang disusun
secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia.
Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik tersendiri. IPA atau ilmu
pengetahuan alam memiliki 3 karakteristik yaitu, memandang bahwa setiap orang
mempunyai kewenangan untuk menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori
ilmiah meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis,
memberi pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang
memungkinkan penyusunan prediksi, memberi makna bahwa teori Sains bukanlah
kebenaran yang akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori
tersebut.
Pembelajaran IPA didasarkan pada hakikat IPA sendiri yaitu dari segi
proses, produk, dan pengembangan sikap. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
sebisa mungkin didasarkan pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam
raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang tidak semata-mata
bergantung pada metode kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misalnya
observasi, eksperimen, dan analisis rasional.
Pembelajaran IPA dipengaruhi oleh tujuan yang harus dicapai oleh
pembelajaran tersebut. Tujuan pebelajaran IPA telah drumuskan dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang sekarang kembali diberlakukan di
Indonesia setelah diberhentikan nya kurikulum 2013 atau Kurtilas. Ada enam
tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
9
DAFTAR PUSTAKA
10