Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP DASAR IPA SD

“PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SD”

Dosen Pengampu :

Mirayanti, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Hastya Ratna Ningayu

NIM : 2020720025

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG, 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. karena atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) dari mata kuliah Konsep
Dasar IPA Sekolah Dasar. Selain itu, saya juga ingin menggali ilmu pengetahuan,
memberi solusi, serta membahas masalah terkait isu terhangat yang berhubungan
dengan pendidikan khususnya dalam muatan IPA SD, yaitu Permasalahan dalam
Pembelajaran IPA SD.

Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Mirayanti, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah yang telah
memberikan banyak pengetahuan kepada saya dalam menyusun tugas ini, serta
kepada semua pihak yang telah membantu.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, Saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca, khususnya kepada Ibu Mirayanti sebagai
dosen pengampu mata kuliah ini.

Demikian penyusunan makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat


memberikan manfaat bagi semua pembaca, Aamiin.

Malang, 10 Januari 2022

Penulis,

Hastya Ratna Ningayu

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………..……..1

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5

1.3 Tujuan............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).....................................................6

2.2 Pengertian dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD...........................................7

2.3 Strategi, Metode, dan Pendekatan Pembelajaran IPA di SD.........................8

2.4 Permasalahan Dalam Pembelajaran IPA di SD...........................................12

2.5 Solusi Untuk Memecahkan Permasalahan Tersebut....................................16

BAB III PENUTUP...............................................................................................20

3.1 Kesimpulan..................................................................................................20

3.2 Saran.............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan pendidikan di Indonesia seolah-olah tidak ada habisnya


untuk dibicarakan. Masalah-masalah terhangat yang belakangan ini muncul
yaitu terkait mutu pendidikan, perubahan kurikulum, sarana dan prasarana
pendidikan, sistem evaluasi, sertifikasi guru, serta masalah lainnya yang
menjadi proses belajar mengajar. Persoalan dalam pembelajaran merupakan
suatu dinamika kehidupan guru dan murid di sekolah. Masalah itu tidak akan
pernah habis untuk dikupas dan tidak pernah tuntas dibahas. Maka dari itu,
guru hendaknya bertindak profesional, begitu juga dengan murid-murid.
Karena setiap tahun murid silih berganti, maka masalah yang dihadapi guru
akan berbeda pula.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bagi kalangan pelajar khususnya siswa
SD, merupakan paradigma yang menakutkan bahkan disisi lain menimbulkan
ketakutan yang berlebihan. Karakteristik IPA (Ilmu Eksak) menjadi sebuah
dasar untuk menentukan suatu pandangan yang baik bagi IPA, khususnya
anak IPA. Tentunya, ini sudah menjawab bahwa IPA merupakan sebuah studi
yang hanya mampu dilakukan sebagian orang, dengan kata lain mempunyai
stratifikasi khusus. Bagaimanakah dengan anak yang tak mampu mempelajari
IPA untuk dapat mengimbangi sebuah kehidupan yang akan mereka hadapi,
yaitu globalisasi yang menuntut bertahan pada pembelajaran holistik?
Hancurnya paradigma kuno tentang IPA menjadi tema pembelajaran IPA
di sekolah, khususnya di Sekolah Dasar (SD). Sebagai sarana pembentuk dan
pemberi watak usia dini, banyak anak yang tidak suka dengan pembelajaran
IPA. Choiri mengatakan bahwa banyak permasalahan pembelajaran IPA yang
diangkat ke media tanpa adanya inovasi pembelajaran di kelas, seakan-akan
tetap bertahan bahkan jatuh pada lobang yang sama, lantas bagaimana dengan
kemajuan yang kita inginkan.

4
Selain itu, pemberian materi pun harus lebih diperhatikan untuk menghindari
kesalahan/kekurangan penerimaan konsep dasar pada anak. Hal itu harus
dilakukan dengan benar dan dengan memperhatikan psikologi anak yang
dimulai dari pembukaan, sampai evaluasi di akhir pembelajaran.
Selain itu, pembelajaran dapat bermakna dimana penyampaian materi
untuk contoh yang terdekat dengan anak, sehingga akan lebih bernilai dan
mudah dipahami serta dirasakan, atau lebih bisa berguna bukan hanya sekedar
teori tetapi juga menyenangkan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)?
2. Bagaimana pengertian dan tujuan pembelajaran IPA di SD?
3. Bagaimana strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran IPA di SD?
4. Apa permasalahan dalam pembelajaran IPA di SD?
5. Bagaimana solusi untuk memecahkan permasalahan pembelajaran IPA di
SD?

1.3 Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
2. Mengetahui pengertian dan tujuan pembelajaran IPA di SD.
3. Mengetahui strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran IPA di SD.
4. Mengetahui permasalahan dalam pembelajaran IPA di SD.
5. Mengetahui solusi untuk memecahkan permasalahan pembelajaran IPA di
SD.

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Carin dan Sund mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai


“pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum
(universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. IPA
juga berkaitan dengan cara untuk mencari tahu tentang alam secara sitematis.
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. IPA secara konsep dikenal berupa konsep konkrit (benda
nyata) atau abstrak.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan dasar dari teknologi, dimana


teknologi itu sendiri merupakan tulang punggung dari pembangunan.
Sementara itu teknologi dimanfaatkan hampir pada semua bidang, sehingga
IPA dapat kita rasakan pada semua bidang kehidupan. Rasa ingin tahu hanya
dimiliki oleh makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuh-
tumbuhan. Rasa ingin tahu pada hewan dan tumbuhan berlangsung sepanjang
masa yang hanya berpusat pada satu tujuan yaitu mempertahankan kelestarian
hidupnya.

Jika ditinjau dari fisiknya, IPA merupakan ilmu pengetahuan yang


objek kajiannya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan,
hewan, dan manusia. Sedangkan jika ditinjau dari istilah atau namanya, IPA
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab akibat dari
kejadian-kejadian di alam ini. Selain merupakan kumpulan-kumpulan
pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, IPA juga merupakan cara
kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.

6
Berdasarkan pernyataan di atas, tersirat tiga unsur utama IPA yaitu sikap
manusia, proses atau metode, dan hasil yang satu sama lainnya tidak dapat
dipisahkan atau terikat. Sikap manusia berupa rasa ingin tahu akan
lingkungan, kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai, dan opini-opininya. Dari
rasa ingin tahu tersebut memicu timbulnya berbagai permasalahan, dan unuk
memecahkannya digunakanlah proses atau metode dengan cara menyusun
hipotesis, membuat desain eksperimen, dan evaluasi atau mengadakan
pengukuran, sehingga menghasilkan suatu produk berupa fakta-fakta, prinsip-
prinsip, teori-teori, dan lain-lain.

2.2 Pengertian dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam sudah diajarkan sejak


kelas III SD/MI. Pembelajaran IPA SD berisi tentang ilmu mengenai alam
dan makhluk hidup. Muatan pembelajaran IPA SD juga dapat membantu
manusia dalam menyelesaikan masalah tentang kehidupan sehari-hari dan
memahami tentang lingkungan sekitar supaya tetap lestari. IPA adalah
pengetahuan yang masuk akal dan sesuai dengan kenyataan objektif tentang
alam semesta beserta segala isinya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu mata
pelajaran yang berhubungan dengan cara untuk mencari tahu tentang alam
secara sistematis, IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. IPA adalah suatu cara atau metode untuk
mengamati alam. Simpulannya adalah ilmu yang bertunjuan untuk
menghayati alam. 

Secara umum, tujuan pembelajaran adalah untuk mencerdaskan


kehidupan bangsa dan untuk mencapai tujuan pendidikan bangsa. Setiap
bangsa memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda. Pembelajaran IPA di
SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

7
1. Siswa memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-
konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Siswa mampu mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4. Siswa mampu mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5. Siswa mampu meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6. Siswa mampu meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Siswa mampu memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.3 Strategi, Metode, dan Pendekatan Pembelajaran IPA di SD

1. Strategi Pembelajaran IPA di SD


Dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
pola umum atau perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sebelum menentukan
strategi pembelajaran, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat
diukur keberhasilannya. Namun kita perlu mengingat bahwa tidak semua
strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan
dalam semua keadaan. Berikut beberapa strategi pembelajaran IPA yang
dapat di terapkan oleh guru di Sekolah Dasar.
a. Strategi Pembelajaran Langsung
Strategi ini yang paling banyak digunakan oleh guru. Strategi ini
efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan
secara bertahap. 
8
b. Strategi Pembelajaran Tak Langsung
Strategi ini biasanya berpusat pada siswa. Pada strategi ini guru
berperan sebagai fasilitator, yang mengelola lingkungan belajar dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran.
c. Strategi Pembelajaran Interaktif
Strategi ini menekankan pada diskusi dan sharing antar siswa.
Kegiatan seperti ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat
saling berbagi pengalaman yang mereka miliki dalam mengerjakan
suatu tugas.
d. Strategi Pembelajaran Empiric
Strategi ini berpusat pada siswa dan berbasis aktivitas. Strategi ini
dapat  meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan sifat kritis
siswa.
e. Strategi Pembelajaran Mandiri
Strategi ini bertujuan untuk membangun inisiatif individu,
kemandirian, dan peningkatan diri. Strategi ini kurang cocok
sebenarnya untuk anak SD tetapi tidak ada salahnya apabila digunakan.

2. Metode Pembelajaran IPA di SD


Metode adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh guru untuk
mengaplikasikan strategi belajar yang sudah ditentukan dan demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Berikut beberapa
metode pembelajaran IPA yang dapat di terapkan oleh guru di Sekolah
Dasar.
a. Metode Diskusi
Metode ini guru membagi siswa dalam beberapa kelompok,
kemudian memberikan suatu persoalan atau masalah untuk dipecahkan
secara bersama-sama dengan teman satu kelompoknya.

9
b. Metode Demonstrasi
Metode ini guru dibantu menggunakan peragaan untuk memperjelas
suatu pengertian ataupun konsep-konsep IPA kepada siswa. Metode ini
menimbulkan adanya pergerakan pada proses belajar-mengajar.
c. Metode Tanya Jawab
Metode ini menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
d. Metode Ceramah
Metode ini merupakan cara mengajar yang tidak asing lagi dan telah
lama dijalankan dalam sejarah pendidikan. Cara ini dalam
pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu, agar tidak
membosankan dan dapat menarik perhatian siswa.
e. Metode Eksperimen
Metode ini adalah cara pengelolaan dimana siswa melakukan
aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
konsep IPA yang dipelajarinya.
f. Metode Study Tour
Metode ini mengajak siswa mengunjungi suatu objek guna
memperluas pengetahuan. Selanjutnya, siswa membuat laporan dan
mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan didampingi guru.
g. Metode Resitasi
Metode ini adalah cara pengajaran yang mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri

3. Pendekatan Pembelajaran IPA di SD


Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak ukur guru terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, dan di dalamnya dapat
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran. Berikut beberapa pendekatan pembelajaran IPA yang dapat
di terapkan oleh guru di Sekolah Dasar.
10
a. Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ini lebih bersifat “memberi tahu”. Artinya guru lebih
dominan dalam proses pembelajaran. Siswa bersifat pasif, hanya 
menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Guru pada umumnya
memberikan ceramah, mendemonstrasikan sesuatu dan lain-lain.
b. Pendekatan Inkuari
Pendekatan ini lebih bersifat “mencari tahu”. Artinya siswa sangat
aktif mencari sendiri informasi yang ia perlukan. Pendekatan ini
menginginkan keaktifan siswa untuk memperoleh informasi sampai
menemukan konsep-konsep IPA. Dalam pendekatan ini guru
membimbing siswa menemukan sendiri konsep-konsep itu melalui
kegiatan belajarnya.
c. Pendekatan Proses
Pendekatan ini senada dengan pendekatan inkuari, karena
pendidikan ini menginginkan keaktifan  siswa dan juga guru tidak
dominan dalam proses pembelajaran tetapi bertindak sebagai
organisator dan fasilitator saja.
d. Pendekatan Konsep
Konsep adalah suatu ide yang menghubungkan beberapa fakta.
Dalam pencapaian atau pembentukan konsep biasanya siswa
memerlukan benda-benda konkrit untuk di otak-atik, eksplorasi fakta-
fakta, dan ide-ide secara mental. Pendekatan konsep memerlukan lebih
dari sekedar menghafal, yaitu dengan menunjukkan gambaran yang
lebih tepat tentang IPA.
e. Pendekatan STM
Rasional dari pendekatan ini adalah segala penemuan dalam bidang
sains dan teknologi dapat digunakan untuk kesejahteraan manusia. Pada
pendekatan ini, guru membantu siswa mempelajari sains dengan
menggunakan isu-isu dalam masyarakat yang merupakan dampak sains
dan teknologi sebagai batu loncatan pembelajaran IPA.
11
f. Pendekatan Factual
Pendekatan ini menekankan penemuan fakta-fakta dalam IPA.
Metode yang digunakan dalam pendekatan ini adalah membaca,
mengulang, melatih dan lain-lain.  Pada dasarnya pembelajaran IPA
dengan pendekatan ini akan menimbulkan kebosanan pada diri murid-
murid dan tidak memberikan gambaran yang benar tentang IPA.  

2.4 Permasalahan Dalam Pembelajaran IPA di SD

Abstrak muatan pelajaran di Sekolah Dasar merupakan program


menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
menilai ilmiah kepada siswa. Dengan muatan terpadu IPA diharapkan siswa
dapat memahami konsep-konsep IPA dan keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan dan ide tentang alam. Jadi, permasalahannya
adalah bagaimana menentukan model pembelajaran yang dapat
mengembangkan misi pembelajaran IPA tersebut.

Permasalahan lain yang timbul yaitu tidak adanya media pembelajaran


yang memadai untuk menjelaskan suatu konsep diluar praktikum dan
observasi. Hal ini akan mempersulit anak dalam memahami konsep, sehingga
tak jarang anak memahami diluar konsep yang sebetulnya. Maka dari itu,
guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menjelaskan materi.
Berdasarkan hasil monitoring kelas pada saat pembelajaran IPA, banyak
sekali masalah yang muncul, baik itu yang dialami guru maupun siswa.
Permasalahan itu akan dijabarkan sebagai berikut.

1. Permasalahan yang dialami oleh guru :


a. Guru belum menyiapkan atau membuat sendiri perangkat
pembelajarannya yang disebut dengan RPP. Sebelum mengajar
sebaiknya seorang guru telah mempersiapkan bahan ajarnya dan
merupakan hasil karyanya sendiri, sehingga ia tahu apa yang akan
diberikan kepada siswa.

12
b. Guru tidak membawa media atau alat pembelajaran di kelas. Solusinya
persiapkan media yang berhubungan dengan materi pembelajaran,
biasanya dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Media dapat diambil
dari bahan-bahan bekas atau yang ada di sekitar lingkungan sekolah,
atau rumah siswa.
c. Guru IPA jarang membawa siswa ke dunia nyata anak-anak. Hanya
menjelaskan dan menjabarkan teori. Solusinya sering-seringlah
membawa siswa melihat langsung objek pembelajaran yang sedang
dipelajari agar dapat merasakan kejadian-kejadian penting, hal-hal
penting dalam kehidupan mereka. Sehingga mereka selalu belajar dari
lingkungan sekitar mereka.
d. Guru dalam mengajar IPA jarang menggunakan metode mengajar yang
menyenangkan. Solusinya kuasailah berbagai macam metode-metode
dalam mengajar seperti : Quantum Teaching, Inquiry, project based
learning dan lain-lain.
e. Guru dalam mengajar IPA Jarang memadukan proses pembelajaran
dengan pelajaran lain, apalagi yang menggunakan kurikulum 2013.
Solusinya adalah gunakan metode pembelajaran yang menggunakan
keterpaduan dan asah kemampuan untuk menghubung-hubungkan
pelajaran dengan pelajaran lain. Sehingga manfaatnya dapat
menambah wawasan dan ilmu anak secara optimal.
f. Guru dalam mengajar IPA kurang memperhatikan kemampuan awal
siswa. Solusinya Guru sebaiknya mampu mengelompokkan siswa
sesuai dengan kemampuannya, misalnya; posisi tempat duduk
disesuaikan sedemikian rupa agar siswa nyaman. Pembagian kelompok
kerja bagi siswa, lebih mengarah kepada pengembangan potensi siswa.
Siswa yang terampil duduk di sebelah siswa yang pasif. Atau siswa
yang suka bercerita diletakkan di sebelah siswa yang pendiam.

13
g. Guru tidak melakukan evaluasi. Setiap proses selalu harus diberi
evaluasi, agar guru dapat mengetahui sejauh mana siswa mampu
menyerap materi, nilai-nilai maupun norma-norma sehingga siswa
tidak hanya pandai tetapi juga berkarakter. Susun jadwal kapan
evaluasi akan dilakukan, sehingga proses pencapaian siswa dapat
terukur dengan jelas.
h. Guru jarang membaca buku dan referensi-referensi lain. Menyusun
jadwal rutin berapa buku yang harus dibaca dalam 1 hari, 1 minggu
untuk menambah wawasan adalah solusi yang tepat.
i. Guru jarang melakukan penelitian dan menulis sebuah artikel atau
karya tulis lainnya. Solusinya guru harus lebih banyak mengamati,
menganalisa dan mengamati kejadian-kejadian di sekitarnya serta rajin
mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada & belajar untuk
menuangkannya dalam suatu hasil karya tulis.
j. Guru jarang berkomunikasi dengan siswa secara lebih dekat.
Berkunjung ke rumah siswa yang sedang membutuhkan perhatian
terutama kepada siswa yang bermasalah di sekolah, barangkali perlu
diterapkan sehingga terjalin komunikasi terbuka antara guru dengan
siswanya, sehingga guru bisa memahami karakteristik siswa dan
siswapun mau terbuka kepada gurunya.

2. Permasalahan yang dialami oleh siswa :


a. Ramai sendiri. Masalah yang sering guru jumpai dalam pembelajaran
salah satunya adalah murid berbuat ramai sendiri saat guru
menerangkan pelajaran. Peristiwa ini menjadi sebuah masalah karena
mengganggu teman di sekitarnya.
b. Mengajak teman ramai. Selain ramai sendiri, tidak dipungkiri juga
murid yang ramai sendiri tadi akan mengajak teman sebelahnya untuk
ramai pula dengan diawali dari mencari perhatian terhadap teman
sebelahnya.

14
c. Tidak bisa diam di tempat. Ada pula murid yang selalu selalu
berkeliling dari bangku satu ke bangku yang lain. Hal ini terjadi karena
murid tersebut kurang nyaman di tempat duduknya atau kurang adanya
rasa aman dari teman sebelahnya.
d. Sibuk bermain game. Semakin canggihnya teknologi di zaman
sekarang maka berkembang pula berbagai jenis gadget yang
menawarkan berbagai jenis hiburan, dan tidak dipingkiri pula salah
satunya fasilitas untuk bermain game.
e. Membuat keributan. Selama proses belajar mengajar berlangsung
sering kali dijumpai murid yang mengganngu temannya yang lain
dengan berbagai cara. Ini terjadi karena murid tersebut mempunyai
ikatan emosional terhadap teman yang diganggu tersebut.
f. Melamun. Fenomena ini juga dapat dijumpai oleh guru di kelas ketika
proses pembelajaran berlangsung. Ada murid yang kelihatannya
mendengarkan tetapi pandangannya melukiskan pandangan kosong.
g. Tidur di kelas. Kejadian tidur di kelas ini memang jarang ditemui di
sekolah dasar, tetapi ada juga guru yang menemui masalah seperti ini
di kelas terlebih lagi di sekolah-sekolah yang sistemnya full day.
h. Keluar masuk kelas. Sering dijumpai pula murid yang keluar masuk
kelas. Murid ini sering kali meminta izin ke kamar mandi ketika proses
pembelajaran berlangsung. Kejadian seperti ini menjadi masalah
karena mengganggu jalannya pembelajaran apa lagi ketika guru
mengadakan kerja kelompok.
i. Kesulitan menangkap pelajaran. Masalah ini juga dapat dijumpai oleh
guru di sekolah manapun. Ada beberapa murid yang kesulitan
menangkap pelajaran sehingga membutuhkan pengulangan kembali
dari guru.
j. Menyontek. Sering dijumpai juga di sekolah ada murid yang tidak
mengerjakan tugas kemudian menyalin pekerjaan temannya, dan ketika
ditanya mengenai tugas yang sama dia tidak bisa.

15
k. Merusak barang atau fasilitas sekolah. Murid yang merusak barang
atau fasilitas sekolah umumnya adalah murid yang kurang mempunyai
sifat tertib.
l. Kurang sopan. Perilaku yang kurang sopan oleh murid terhadap guru
sering muncul di sekolah dasar. Kejadian yang seperti ini dapat
mengganggu proses pembelajaran pula.

2.5 Solusi Untuk Memecahkan Permasalahan Tersebut

Dalam pemmecahan masalah ini ditawarkan suatu model pembelajaran


IPA SD secara terpadu, yaitu pembelajaran yang menyajikan materi pelajaran
secara menyeluruh dan melibatkan adanya proses sehingga anak dapat
memperoleh konsep secara bermakna. Model pembelajaran IPA secara
terpadu disajikan dengan metode eksperimen, tujuannya agar dapat
memajukan antara materi dengan proses atau memadukan antara teori dengan
praktek, baik yang terjadi dalam lingkungan alam maupun yang diterapkan
dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas yang dimaksudkan adalah pembelajaran IPA baik yang
secara terpadu maupun pembelajaran IPA secara biasa. Sedangkan yang
dimaksud dengan variabel terikat adalah hasil belajar anak setelah mengikuti
pembelajaran yang mencakup penguasaan konsep, pengembangan sikap
ilmiah dan pengembangan persepsi terhadap keterampilan proses.
Menggunakan analisis perbedaan dua rata-rata yang dimaksudkan untuk
melihat sejauh mana efektifitas pembelajaran IPA secara terpadu tersebut,
terhadap hasil belajar siswa tentang IPA.
Dari hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa dengan
pembelajaran IPA secara terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut.
1. Mencapai penguasaan konsep pada siswa lebih baik daripada siswa yang
mengikuti pembelajaran IPA secara biasa.
2. Mengembangkan sikap alamiah pada siswa lebih baik daripada siswa yang
mengikuti pembelajaran IPA secara biasa.

16
3. Mengembangkan persepsi terhadap keterampilan, proses pada siswa lebih
baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran IPA secara biasa.
Setelah selesai dengan kegiatan awal, guru dapat melanjutkan dengan
kegiatan inti yang meliputi berbagai kegiatan yaitu pembelajaran kelompok
kerja, pengajaran tugas dalam kelompok, penjelasan, tanya jawab, pemaparan
hasil kerja kelompok dan kesimpulan.
Sedangkan, kegiatan penutup pelajaran dapat dijadikan kegiatan
pemantapan yaitu mengulas kembali semua materi yang telah diserap murid.
Selanjutnya ada tanya jawab tentang aplikasi materi pelajaran yang sudah
dibahas dengan penerapan yang terjadi di sekitar murid. Kegiatan akhir
penutup adalah post test, yaitu pemberian evaluasi akhir pelajaran untuk
mengetahui daya serap murid terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.
Berdasarkan pengalaman selama kegiatan konsep “kerja ilmiah” telah
banyak melibatkan siswa secara aktif khususnya pada sub konsep
keterampilan proses. Semua siswa sudah mempu melakukan pengamatan,
menentukan variabel penelitian dan menganalisis langkah-langkah penelitian.
Kondisi ini tidak sama halnya dengan proses pembelajaran yang terjadi di
sekolah-sekolah yang berada di daerah atau di luar daerah. Berdasarkan
pengamatan dan wawancara dengan guru bidang studi pendidikan IPA,
pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat
didalam buku (Conseptual Learning) dan kurang memanfaatkan lingkungan
dan sumber-sumber pembelajaran yang ada di sekitar sekolah (Contextual
Learning and Teaching).
Selama ini siswa dianggap berhasil dalam belajar apabila mereka telah
menguasai isi buku yang disampaikan guru, tanpa memikirkan seberapa jauh
mereka dapat memahami isi buku apalagi mengingat kurikulum berbasis
kompetensi selanjutnya disingkat KBK tidak hanya menuntut siswa
memperoleh sains (IPA) tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir
dan sejumlah keterampilan proses.

17
Siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan
apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi
di sekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi,
transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data,
memecahkan masalah-masalah tertentu baik secara individu maupun
kelompok.
Dalam pelaksanaannya pembelajaran IPA sealalu berkaitan dengan
metode ilmiah. Penggunaan metode ini pada dasarnya tidak terlepas dari
bebagai pendekatan-pendekatan terutama pendekatan proses. Proses
merupakan sekumpulan keterampilan intelektual yang harus dimiliki oleh
semua siswa sebagai bekal dalam mempelajari IPA.
Prestasi belajar siswa tidak semata-mata berasal dari pengetahuan yang
ditransfer langsung dari pikiran guru ke dalam pikiran siswa. Hal ini
disebabkan karena siswa yang datang ke sekolah sudah membawa
pengetahuan awal yang siap dikembangkan dengan bimbingan guru, sesuai
dengan kaidah pembelajaran yakni proses interaksi antara guru dengan siswa.
Dalam proses pembelajaran, guru memberikan bimbingan, menyediakan
berbagai kesempatan yang dapt mendorong siswa belajar, dan memperoleh
pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
dikatakan tercapai dan ditandai oleh tingkat penguasaan kemampuan dan
pembentukan kepribadian.
Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk
menggunakan strategi pembelajaran yang bersifat kontekstual dan
memberikan kaitan yang bervariasi. Sehingga, dapat melayani perbedaan
individu siswa, mengaktifkan siswa dan guru, mendorong berkembangnya
kemampuan baru, menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah, responsif,
serta rumah dan lingkungan masyarakat. Pada akhirnya siswa memiliki
motivasi tinggi untuk belajar. Salah satu cara yaitu melalui pembelajaran
yang dilaksanakan di luar kelas agar terjadi interaksi secara langsung antara
siswa dengan lingkungannya.

18
Memanfaatkan lingkungan untuk memperoleh pengalaman belajar
yakni dengan cara memberikan penugasan siswa untk belajar di luar kelas.
Jadi lingkungan sebagai salah satu kajian dalam IPA dapat dimanfaatkan
dalam mempelajari konsep “kerja ilmiah”. Dalam hal ini, pendekatan
lingkungan dapat meningkatkan produk, proses, keterampilan dan
meningkatkan kinerja para siswa SD dalam pembelajaran IPA. Sedangkan
lingkungan sebagai sumber pembelajaran untuk memahami konsep “kerja
ilmiah” masih belum pernah dilaksanakan. Proses pembelajaran dengan
konteks lingkungan akan berjalan efektif apabila ada kerjasama dalam
kelompok, maka penyelidikan kelompok (group investigation) merupakan
salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif yang mungkin dapat
mengatarkan siswa belajar dengan baik dalam upaya memahami keterampilan
proses dalam “kerja ilmiah”.
Dalam memahami keterampilan proses, siswa tidak selalu terikat
dengan urutan materi berdasarkan kurikulum. Ini menjadi alasan penyelidikan
kelompok bisa dijadikan metode dalam pembelajaran konsep “kerja ilmiah”.
Atas pertimbangan ini pula maka perlu dilaksanakan penelitian tentang
optimalisasi pemahaman siswa tentang konsep “kerja ilmiah” dengan
menggunakan pendekatan lingkungan. Penentuan sekolah ini sebagai tempat
penelitian didasarkan pada pengamatan dalam proses pembelajaran IPA
tentang konsep “kerja ilmiah” yang belum maksimal dan cenderung diajarkan
secara verbal saja.

19
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari ulasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam


(IPA) sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur,
berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan
eksperimen”. Pembelajaran IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam sudah diajarkan
sejak kelas III SD/MI. Muatan pembelajaran IPA SD juga dapat membantu
manusia dalam menyelesaikan masalah tentang kehidupan sehari-hari dan
memahami tentang lingkungan sekitar supaya tetap lestari.
Strategi pembelajaran IPA dapat diartikan sebagai pola umum atau
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Metode adalah teknik atau cara yang
dapat digunakan oleh guru untuk mengaplikasikan strategi belajar yang sudah
ditentukan dan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak ukur guru terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
Dunia pendidikan atau pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
mempunyai banyak permasalahan. Permasalahan tersebut muncul karena
ketidaksesuaian konsep dasar IPA dan tujuan pembelajaran IPA di tingkat
pendidikan SD/MI. Maka dari itu seorang guru harus mampu menganalisis
permasalahan-permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan dan mampu
mengatasinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

3.2 Saran

Sebagai seorang guru atau tenaga kependidikan, kita harus memiliki


wawasan yang luas tentang bagaimana cara mengajar yang menarik bagi
siswa dan tidak membosankan. Seorang guru juga harus mampu mengetahui
masalah yang ada dalam dunia pendidikan dan haruslah mampu mengatasinya
dengan cara yang tepat, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan optimal.
20
DAFTAR PUSTAKA

Amadi, Lif Khoiru dkk. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi


Pustakaraya
Darmadjo, dan Jenry kaligis. 1992. Pendidikan IPA II. Medan : DEPDIKBUD
Iskandar, Srini M. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Medan :
DEPDIKBUD

Nuryani R. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press

Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan Lengkap KTSP. Jakarta : Pustaka Yustisia
Wibowo, Agus Mukti. 2009. Penerapan Pendekatan Science Technology and
Society (STS) dalam Pembelajaran Sain di MI. Jurnal Madrasah, UIN
Maliki Malang

Anda mungkin juga menyukai