Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INOVASI PEMBELAJARAN IPA DI SD


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Semester Pendek
Mata Kuliah : Pembelajaran IPA di SD
Dosen : Susilawati, M.Pd

Dibuat Oleh :
MAJID HAKIM
NIM.110641178

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2015
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. i

DARTAR ISI................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Inovasi Pembelajaran................................... 2
B. Pembelajaran IPA di SD.............................................. 5
C. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ………......................................... 8
D. Bunga …………………………………………...….…........................... 9
E. Pendekatan PAIKEM ……………………………............................... 11
F. Pelaksanaan Pembelajaran PAIKEM ……………............................. 12
G. Penerapan Pendekatan PAIKEM Dalam IPA ……........................... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................... 18
B. Saran..............................................................................  18
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr,Wb
Alhamdulillahirabbil a’lamin, banyak nikmat yang Allah SWT berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah dengan judul "INOVASI PEMBELAJARAN IPA DI SD", yang dibuat
untuk memenuhi tugas Semester Pendek (SP) Pada Pembelajaran IPA.
Dalam penyusunannya, saya memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak terkait. Meskipun saya berharap
isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
baik lagi.
Akhir kata saya berharap agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua
pembaca.

                                                                                                          Cirebon, 01 September 2015


                                                                                                     Penyusun

                   MAJID HAKIM


NIM.110641178

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah


Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau
yang sederajat, hal ini terdapat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2009
tentang pendidikan dasar. Sekolah Dasar atau yang sederajat merupakan lembaga pendidikan
yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun bagi anak-anak yang pada umumnya
berusia 6-12 tahun. Pendidikan di SD dimaksudkan untuk memberikan bekal kemampuan dasar
kepada siswa berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bermanfaat bagi diri mereka
sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di sekolah dasar, dimana
sebagian besar materinya berhubungan dengan pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh
manusia pada umumnya, dan siswa pada khususnya.
Pembelajaran suatu pelajaran akan bermakna bagi siswa apabila guru mengetahui tentang
objek yang diajarkannya sehingga dapat mengajarkan materi tersebut dengan penuh dinamika
dan inovasi dalam proses pembelajarannya. Demikian halnya dengan pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar, guru SD perlu memahami bagaimana karakteristik IPA.
Menurut Srini. M. Iskandar (1997:15) Pembelajaran IPA untuk siswa SD harus
dimodifikasi agar siswa-siswa dapat mempelajarinya. Ide-ide dan konsep-konsep harus
disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan dan tahap perkembangan kognitifnya.
Menurut Depdiknas (2006:484) mengatakan bahwa IPA juga berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan.
Salah satu materi yang menjadi pokok bahasan dalam IPA SD adalah bunga. Bunga
merupakan alat perkembangbiakan secara generatif pada tumbuhan. Bagian-bagian yang
biasanya dimiliki oleh bunga adalah tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan
benang sari. Akan tetapi, bentuk dan susunan bunga pada setiap tumbuhan sangat beraneka
ragam. Hal tersebut seringkali menimbulkan kebingungan pada siswa. Siswa tidak dapat
menyebutkan bagian-bagian bunga pada spesies tumbuhan yang berbeda.
Berdasarkan pernyataan di atas untuk mewujudkan hal tersebut atau untuk dapat
terlaksananya pembelajaran IPA yang memberikan pengalaman langsung maka guru hendaknya
memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip pembelajaran yang berkualitas, yakni
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran perlu dirancang
agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi mengembangkan kompetensi siswa
secara berkesinambungan.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa IPA bukan mata pelajaran bersifat hafalan,
tetapi mata pelajaran yang memberi peluang bagi siswa melakukan berbagai pengamatan dan
latihan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan cara berpikir yang sehat dan logis. Jika
dicermati pembelajaran IPA di SD telah diusahakan untuk dekat dengan lingkungan siswa. Hal
ini untuk mempermudah siswa mengenal konsep-konsep IPA secara langsung dan nyata. Sesuai
dengan proses pembelajaran IPA yang menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung. Agar siswa dapat mengembangkan potensinya dalam menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa perlu dibiasakan untuk
memecahkan masalah menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan bergelut dengan ide-ide.
Pada kenyataannya, pembelajaran IPA di SD masih cenderung menggunakan metode
ceramah dan penugasan atau latihan-latihan dari guru. Materi pelajaran disampaikan langsung
kepada siswa dan siswa hanya mendengarkan serta mencatat penjelasan dari guru. Praktikum
IPA jarang sekali bahkan tidak dilaksanakan. Guru hanya menginformasikan fakta dan konsep
melalui metode ceramah dan meminimalkan keterlibatan siswa. Siswa diberi pertanyaan yang
lebih cenderung berupa hafalan. Pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan berpikir yang
lebih tinggi seperti melakukan suatu percobaan kemudian menyimpulkan sendiri hasil percobaan
jarang dilakukan oleh guru.
Siswa lebih banyak mendengarkan dan menunggu sajian guru daripada mencari dan
menemukan sendiri pengetahuan serta keterampilan yang mereka butuhkan. Hasilnya siswa
kurang tertarik pada pembelajaran, kurang memahami penjelasan materi, tidak dapat menemukan
konsep dan tidak dapat mengembangkan pengetahuan secara mandiri dan kurang memiliki
kemampuan berpikir induktif dalam memahami konsep materi walaupun mereka memiliki
banyak pengetahuan akan tetapi siswa tidak dilatih untuk menemukan sendiri pengetahuan itu.
Akibatnya dapat menghambat kemampuan berpikir induktif siswa dalam mengorganisasikan
suatu konsep materi pembelajaran dari guru khususnya pada mata pelajaran IPA.
Pendekatan PAIKEM merupakan merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang
ideal. Dengan pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung dengan
pendekatan lingkungan sekitar. Begitu pula guru dengan berbagai ide segar dan menarik yang
dilengkapi dengan contoh praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran. Pemahaman mengenai
PAIKEM ini diharapkan dapat membantu guru memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih
bermakna.

B.       Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran PAIKEM? 


2. Bagaimanakah penerapan pendekatan PAIKEM dalam pembelajaran IPA materi bunga?

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Defenisi Inovasi Pembelajaran


Menurut Roger inovasi adalah suatu gagasan, objek benda atau kegiatan yang dianggap
baru. Bagi Drucker inovasi adalah perubahan, ide atau gagasan yang mendorong seseorang
sebagai penggunanya bekerja dan berkarya dan lebih baik dari sebelumnya atau menghasilkan
dimensi kinerja baru. Inovasi terjadi secara beriringan dengan timbulnya tantangan, karena setiap
inovasi menyebabkan orang berada dalam situasi berbeda dan memerlukan penyesuaian
diri(dalam Prawiradilaga,2012.hal212).
Menurut Roger suatu inovasi dapat diterima oleh masyarakat banyak, sebaiknya
memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan yang dimaksud yaitu sifat-sifat khusus atau
kekhasan yang dapat mempermudah proses penebaran atau inplementasi inovasi itu sendiri.
Kekhasaan itu antara lain :
  Manfaat Relatif
Inovasi mempunyai keuntungan ekonomis dan dapat menaikkan gengsi sosial atau
pandangan masyarakat lain terhadap orang tertentu(Adopter) yang menggunakan inovasi itu
  Sesuai
Inovasi tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya yang berlaku dimayarakat. Semakin
sesuai suatu inovasi dengan nilai dan masyrakat semakin mudah masyarakat menerimanya.
  Rumit
Inovasi dapat diterima karena inovasi tersebut mudah diterapkan atau digunakan oleh
masyarakat.
  Dapat dicoba
Mayarakat atau Khalayak diberi kesempatan untuk melaksanakan uji coba terhadap
inovasi. Dengan demikian masyarakat dapat melihat dan memutuskan kegunaan inovasi itu bagi
mereka.
  Dapat diamati
Inovasi bersifat nyata dan berwujud membuat inovasi itu dapat diamati oleh mayarakat.
Pembelajaran Inovatif  mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru atau
instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu
memfasilitasi pebelajar untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.
Pembelajaran inovatif  yang disajikan adalah model pembelajaran kolaboratif model
pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran berorientasi  Nature of Science (NOS).
Ketiga model tersebut memiliki peluang yang besar dalam memfasilitasi siswa untuk lebih
bertanggung jawab terhadap proses dan hasil belajarnya.
B.       Pembelajaran IPA di SD
Seorang guru akan dapat menyajikan materi IPA dengan baik perlu menguasai bahan
kajian IPA yang akan diajarkannya. Akan tetapi penguasaan terhadap bahan saja tak cukup,
namun perlu juga penguasaan strategi dan pendekatan pembelajaran IPA, dalam hal ini adalah
IPA SD. Pembelajaran IPA kadang-kadang terasa sulit, banyak hambatan, banyak kegagalan,
baik bagi siswa maupun guru, tetapi dilain pihak kita juga pernah merasa senang dan puas. Ini
tentunya merupakan pengalaman sekaligus tantangan untuk bisa menyajikan IPA di kelas lebih
banyak hal-hal yang menyenangkan bagi siswa dan guru. Oleh karena itulah, pada kesempatan
ini kita mencoba untuk menggali pendekatan dan metode pembelajaran IPA yang
memungkinkan siswa untuk belajar IPA lebih baik.
Pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran yang cocok untuk suatu konsep IPA
perlu memperhatikan hakekat ilmu IPA, hakekat anak SD, kurikulum IPA SD dan teori belajar
IPA.
Pendekatan belajar mengajar merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan
dalam membahas bahan pelajaran untuk mencapai tujuan belajar mengajar. Sedangkan metode
mengajar merupakan suatu cara mengajar yang dapat digunakan untuk mengajarkan tiap bahan
pelajaran. Tiap pelajaran mempunyai ciri khas tertentu sehingga melahirkan pendekatan tertentu
dalam pengajarannya.
Menurut Depdiknas (2006), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA (sains) diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam atau lingkungan sekitar.
Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains sesuai dengan pengamatan dan
pemahamannya. Carin (1993:3) mendefinisikan science sebagai The activity of questioning and
exploring the universe and finding and expressing it’s hidden order, yaitu “ Suatu kegiatan
berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan serangkaian
rahasia alam.” Sains mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman
jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui
cara-cara sistematis (Depdiknas,2002a: 1).
Belajar sains tidak sekedar belajar informasi sains tentang fakta, konsep, prinsip, hukum
dalam wujud ‘pengetahuan deklaratif’, akan tetapi belajar sains juga belajar tentang cara
memperoleh informasi sains, cara sains dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan
prosedural, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Berdasar pada definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
sains selain sebagai produk juga sebagai proses tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Carin (1993:3) yang menyatakan bahwa sains
sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum dan teori sains. Fakta
merupakan kegiatan-kegiatan empiris di dalam sains dan konsep, prinsip, hukum-hukum, teori
merupakan kegiatan-kegiatan analisis di dalam sains.
Sebagai proses sains dipandang sebagai kerja atau sesuatu yang harus dilakukan dan
diteliti yang dikenal dengan proses ilmiah atau metode ilmiah, melalui keterampilan menemukan
antara lain, mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menggunakan keterampilan spesial,
mengkomunikasikan, memprediksi, menduga, mendefinisikan secara operasional, merumuskan
hipotesis, menginterprestasikan data, mengontrol variabel, melakukan eksperimen. Sebagai sikap
sains dipandang sebagai sikap ilmiah yang mencakup rasa ingin tahu, berusaha untuk
membuktikan menjadi skeptis, menerima perbedaan, bersikap kooperatif, menerima kegagalan
sebagai suatu hal yang positif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya sains terdiri atas tiga
komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan
pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif
menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam.
IPA (sains) diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia
melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan sains perlu
dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Mata
pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya
2.  Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.    Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang
saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4.     Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak
ilmiah serta berkomunikasi.
5.    Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan
lingkungan serta sumber daya alam.
6.     Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
7.     Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Dengan demikian proses pembelajaran IPA harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin.
Proses pembelajaran yang baik sudah ditegaskan oleh BSNP (2007) yang menyatakan bahwa
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses
pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam hal ini guru tertantang dan
harus mampu untuk dapat memberlangsungkan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif sekaligus Menyenangkan (PAIKEM).

C. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar


Siswa Sekolah Dasar umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun.
Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada
fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk meng operasikan kaidah-kaidah logika,
meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.
Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang
dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa
memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan
disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses
pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan
selanjutnya abstrak.
Dalam IPA setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi
penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat
dalam pola piker dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya
pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat
fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa. Pepatah Cina mengatakan, “saya
mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat maka saya mengerti”.
D.       Bunga
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji
(Gymnospermae). Perkembangbiakan generatif merupakan perkembangbiakan yang didahului
pembuahan. Pada tumbuhan berbunga, pembuahan yang terjadi didahului dengan penyerbukan.
Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya kepala serbuk sari ke kepala putik. Bagian bunga yang
paling menarik adalah mahkota. Mahkota yang indah dan berbau menyengat menarik perhatian
serangga, seperti kupukupu, kumbang, dan lebah. Akibatnya, tanpa disadari proses penyerbukan
terjadi.
Bunga yang memiliki tangkai, kelopak, mahkota, benang sari, dasar bunga, dan putik
disebut bunga sempurna. Jika memiliki semua bagian kecuali putik, maka disebut bunga jantan.
Jika memiliki semua bagian kecuali benang sari, maka disebut bunga betina. Bunga yang
memiliki benang sari dan putik disebut bunga hermafrodit.
 1.    Alat Kelamin Betina (Putik)
Sekuntum bunga dapat memiliki beberapa putik yang terletak di tengah dasar bunga. Pu-
tik terdiri atas bakal buah di bagian dasar, tangkai putik yang ramping di atas bakal buah, dan
kepala putik pada ujung tangkai putik. Bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji. -Di dalam
bakal biji terdapat sebuah sel yang disebut handling lembaga, yang berisi beberapa inti sel. Satu
di antara inti sel itu adalah inti sel telur yang akan dibuahi oleh inti sperma. Sete-lah terjadi
pembuahan, bakal biji berkembang menjadi biji dan dinding bakal buah menjadi buah yang
berisi biji tersebut
 2.    Alat Kelamin Jantan (Benang Sari)
Benang sari merupakan alat kelamin jantan. Benang sari terdiri atas tangkai sari dan
kepala sari. Pada kepala sari terdapat kantong sari yang berisi serbuk sari. Setiap serbuk sari
berisi inti sperma (sel kelamin jantan).
 3.    Bunga Lengkap dan Tidak Lengkap
Bunga memiliki alat kelengkapan bunga, yaitu kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.
Bunga yang memiliki semua bagian tersebut disebut bunga lengkap. Bunga yang tidak memiliki
satu atau beberapa bagian tersebut disebut bunga tidak lengkap. Contoh bunga lengkap adalah
mawar, melati, dan kembang sepatu. Contoh bunga tidak lengkap adalah salak dan kelapa.
 4.    Bunga Sempurna dan Tidak Sempurna
Berdasarkan kelengkapan alat kelaminnya, bunga dibedakan menjadi dua, yaitu bunga
sem-purna dan bunga tidak sempurna.
a.       Bunga sempurna
Bunga sempurna adalah bunga yang mem-punyai alat kelamin betina (putik) dan alat
kelamin jantan (benang sari). Jadi, pada bunga sempurna terdapat putik dan benang sari dalam
satu bunga. Mahkota dan kelopak bunga tidak harus ada pada bunga sempurna.
b.      Bunga tidak sempurna
Bunga tidak sempurna adalah bunga yang tidak memiliki salah satu alat kelamin, baik itu
putik atau benang sari. Jadi, pada bunga tidak sempurna terdapat putik saja atau benang sari saja.
Bunga yang hanya mempunyai putik dise-but bunga betina. Bunga yang hanya mempunyai
benang sari disebut bunga jantan. Agar ter-jadi penyerbukan diperlukan bunga jantan dan bunga
betina.

E.       Pendekatan PAIKEM


PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang
menyenangkan.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika
siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya
mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-
masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu
dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau
kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya
penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi
mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar
yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil
belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif,
yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran
tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

F. Pelaksanaan Pembelajaran PAIKEM


          Secara garis besar, pembelajaran PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut. 

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan


kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. 
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik
dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok. 
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.

PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat
yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan
kemampuan guru yang besesuaian.
Sesuai dengan huruf yang menyusun namanya, pembelajaran PAKEM adalah salah satu
contoh pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.

1.        Aktif
Pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif
merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses
belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori belajar konstruktivisme merupakan titik
berangkat pembelajaran ini. Atas dasar itu pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar
mengaktifkan anak.
Di dalam implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan kegiatan-
kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara aktif di dalam proses
pembelajaran. Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan siswa? Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca, 20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat,
50% dari yang kita lihat dan dengar, 70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita
ucapkan dan kerjakan serta 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain (Dryden & Voss,
2000). Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh individu tersebut.
2.        Inovatif
Pembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang
menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif.
Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya
mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-
masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu
dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau
kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya
penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi
mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
3.        Kreatif
Pembelajaran PAKEM juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas.
Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta
kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya.
Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh
semua bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap orang akan mampu belajar sepanjang
hidupnya. Ciri seorang pebelajar yang mandiri adalah: (a) mampu secara cermat mendiagnosis
situasi pembelajaran tertentu yang sedang dihadapinya; (b) mampu memilih strategi belajar
tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya; (c) memonitor keefektivan strategi tersebut;
dan (d) termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan.
4.        Efektif
Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai
semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam, karkteristik efektif
dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil
belajarnya. Banyak orang beranggapan bahwa berbagai strategi pembelajaran inovatif termasuk
PAKEM seringkali tidak efisien (memakan waktu) lebih lama dibandingka dengan pembelajaran
tradisional/konvensional. Hal tersebut tentu amat mudah dipahami, dalam pembelajaran PAKEM
banyak hasil belajar yang dicapai sehingga memerlukan waktu yang lama, sementara pada
pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai hanya pada tataran kognitif saja.
5.        Menyenangkan
Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan
suasana belajar yang menyenangkan. Mengapa pembelajaran harus menyenangkan? Dryden dan
Voss (2000) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya
menyenangkan. Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan
dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak
diikuti suasana tegang sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-anak
pada dasarnya belajar paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu
yang mengasyikkan. Menurut penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar jika topik
yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka dan disesuaikan dengan
alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan dengan
pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan dengan dunia mereka dan bukan dunia guru
sebagai orang dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam belajar. Ciri
yang terakhir ini merupakan ciri pembelajaran kontekstual. Dengan demikian pembelajaran
PAKEM sebenarnya juga pembelajaran kontekstual.
PAIKEM merupakan pembelajaran yang tidak hanya terpaku menggunakan satu
pendekatan saja, tetapi dengan menggunakan berbagai pendekatan dan model. PAIKEM
diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama,
gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan
keadaan tersebut.

G. Penerapan Pendekatan PAIKEM Dalam IPA


Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai siswa
melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif dari diterapkannya model
PAIKEM yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di
lingkungannya.
Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk
mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk
mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat
dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian
rupa oleh guru, agar supaya pembelajaran tersebut dapat terlaksaana sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Dari empat pilar pendidikan dan kelima komponen prinsip PAIKEM (Mengalami,
Pembaruan, Berinteraksi, Komunikasi, Berekspresi, dan Melakukan Refleksi), komponen
’Mengalami’, ’Pembaruan’, dan ’Berkspresi’ berkaitan dengan bagaimana guru mengolah
bahan/materi pelajaran. Artinya, bagaimana guru mengolah materi pelajaran sehingga siswa
mengalami dan mengekspresikan gagasannya. Untuk komponen interaksi, komunikasi dan
refleksi berkaitan dengan bagaimana guru mengelola kelas. Artinya, bagaimana siswa harus
dikelola (kerja kelompok, berpasangan, ataukah individual) agar mereka berinteraksi satu sama
lain untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama dan pada saat yang sama berkembang pula
kemampuan individualnya.
Cara mengolah materi sehingga tercipta komponen ’mengalami’ dan ’ekspresi’ untuk
tiap-tiap mata pelajaran akan berbeda satu sama lain sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
yang bersangkutan. Misalnya, dalam IPA dikenal rumus POE: Predict (prediksi), Observe
(amati), Explain (jelaskan). Suatu cara mengolah materi IPA di mana guru merumuskan
pertanyaan untuk siswa sehingga siswa melakukan prediksi (atas jawbaan pertanyaan tersebut),
melakukan pengamatan/percobaan untuk menjawab pertanyaan tersebut, kemudian menjelaskan
hasil pengamatan/percobaan terkait dengan prediksi yang mereka buat sebelumnya.
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama
Pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu
dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan
pembelajaran dan kemampuan guru.

Kemampuan Guru Pembelajaran


Guru menggunakan alat bantu dan Sesuai mata pelajaran, guru
sumber belajar yang beragam. menggunakan, misal: Alat yang
tersedia atau yang dibuat sendiri,
Gambar, Studi kasus, Nara sumber,
Lingkungan.
Guru memberi kesempatan kepada Siswa:
siswa untuk mengembangkan      Melakukan percobaan, pengamatan,
keterampilan. atau wawancara.
      Mengumpulkan data/jawaban dan
mengolahnya sendiri.
      Menarik kesimpulan.
      Memecahkan masalah, mencari rumus
sendiri .
      Menulis laporan/hasil karya lain
dengan kata-kata sendiri.
Guru memberi kesempatan kepada Melalui:
siswa untuk mengungkapkan      Diskusi
gagasannya sendiri secara lisan atau      Lebih banyak pertanyaan terbuka
tulisan.       Hasil karya yang merupakan
pemikiran anak sendiri.

Guru menyesuaikan bahan dan Siswa dikelompokkan sesuai dengan


kegiatan belajar dengan kemampuan kemampuan (untuk kegiatan tertentu).
siswa. Bahan pelajaran disesuaikan dengan
kemampuan kelompok tersebut.
Tugas perbaikan atau pengayaan
diberikan.
Guru mengaitkan pembelajaran Siswa menceritakan atau
dengan pengalaman siswa sehari-hari. memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Guru memantau kerja siswa Siswa menerapkan hal yang dipelajari
Guru memberikan umpan balik dalam kegiatan sehari-hari
Menilai pembelajaran dan kemajuan
belajar siswa secara terus menerus.

BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
             Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 
1.       Dalam dunia pendidikan sekarang ini perlu adanya inovasi dalam pembelajaran.
Sehingga dengan adanya inovasi yang lebih baik peserta didik dapat belajar dengan baik
dan tujuan pendidikan dapat tercapai. Oleh karena itu seorang pendidik harus mengetahui
konsep dari belajar dan pembelajaran yang baik, sehingga dalam proses belajar siswa
dapat mengembangkan potensinya dengan baik. 
2.       Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), adalah
sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan
(proses belajar) yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan
pemahaman berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan
supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif.
3.       Melalui metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung
dengan pendekatan lingkungan sekitar.
4.      Dampak positif dari diterapkannya model PAIKEM yaitu siswa dapat terpacu sikap
rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya.
B.       Saran
Dalam merencanakan suatu kegiatan pembelajaran, seorang guru hendaknya senantiasa
memperhatikan karakteristik anak didiknya. Pada dasarnya, anak usia SD mudah merasa bosan,
sehingga guru hendaknya memepunyai inovasi-inovasi baru dalam setiap pembelajaran dan
senantiasa mengembangkan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Dengan
demikian, siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Amalia Sapriati, dkk. et.al. 2008. Pembelajaran IPA di SD. Cet.1, Ed 1, Jakarta: Univeritas Terbuka
Dr. Ari Widodo, Dra. Sri Wuryastuti, M.Pd, Dra. Margaretha, M.Pd. 2007, Pendidikan IPA di SD, Cet.1,
Ed.1, Bandung: Upi Press
Dr. H. A. Wahab Jufri, M.Sc. 2013. Belajar Dan Pembelajaran Sains. Bandung: Penerbit Pustaka Reka
Cipta.
Drs. Ahmad Susanto, M.Pd, 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, Ed.1, Cet.1,
Jakarta: Kencana Prenamedia Group
Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Badru Zaman, M.Pd, Cepi Riyana, M.Pd. 2007. Pembelajaran Sekolah
Dasar, Ed.1, Cet.1, Bandung: Upi Press.
http://junwarhp18biologi.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-paikem.html

(Di akses tgl 30 Agustus 2015.)

http://blogmarlis.blogspot.com/2013/05/makalah-peran-guru-dalam- inovasi.html. (Di akses tgl

31 Agustus

Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA
Standar Pendidik
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi Akademik
Tingkat pendidikan minimal yang harus dilalui, dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan dengan jenjang kewenangan mengajar
Agen Pembelajaran
Berperan sebagai fasilitator, pemicu dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik
Kompetensi agen Pembelajaran
1.         Kompetensi pedagogik, kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan pe-
serta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
Indikatornya:
a.       Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, moral, kultural, emosional, dan in-
telektual
b.      Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta didik dan kebutuhan belajar dalam
kontek kebhinekaan budaya
c.       Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik
d.      Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
e.       Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik
f.       Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran
g.      Merancang pembelajaran yang mendidik
h.      Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
i.        Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran
2.        Kompetensi kepribadian
3.        Kompetensi professional
4.        Kompetensi social

Hal yang harus dikuasai dalam pembelajaran IPA


1.      Penguasaan materi, pemahaman guru secara kompherensif dan kontekstual
2.      Penguasaan metodologi (mencari/menemukan masalah, membuat hipotesis, merencanakan
penelitian, melaksanakan penelitian, menyimpulkan, dan publikasi)
Dimensi Pendidikan IPA
1.      Content dimention, bertujuan untuk mendorong siswa memahami fakta, konsep, prinsip dan teori
IPA secara umum
2.      Process dimention, bertujuan untuk melatih siswa agar memiliki tiga kelompok keterampilan,
yaitu : scientific thinking skills, practical skills, dan communication skills
3.      Context dimention,  bertujuan untuk meningkatkan kecakapan siswa dalam menggunakan
pemahaman isi dan proses IPA dalam konteks pemecahan masalah dan tugas hidup sehari-hari,
yang berkaitan dengan IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (salingtemas).
4.      Attitudes dimention, bertujuan  untuk  pembentukan  karakter  siswa,  seperti memiliki sikap
ilmiah, mempunyai kesadaran dan percaya diri untuk terlibat dalam masalah publik, yang
berkaitan dengan IPA, mengendalikan kehidupan pribadi, bekerja secara profesional, serta
tertarik pada IPA selama hayatnya
5.      Meta-scientific dimention, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa, bahwa IPA selain
dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan IPA itu sendiri, juga dapat digunakan untuk
kepentingan pengembangan lingkungan dan teknologi.  Di samping rasa kesadaran, bahwa dalam
sejarah perkembangan IPA, mereka tidak selalu terbebas dari krisis dan konflik sebelum
produknya diakui secara ilmiah
Materi yang harus dikuasai dalam pembelajaran IPA
1.      Besaran dan pengukuran
2.      Zat dan wujudnya
3.      Gerak lurus
4.      Gaya dan percepatan
5.      Energy dan perubahan
6.      Usaha
7.      Pesawat sederhana
8.      Magnet dan listrik
9.      Makhluk hidup dan lingkungannya
10.  Tata surya
11.  Matahari dan bumi
Kurikulum IPA SD/MI
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains,
lingkungan, teknologi,  dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk
merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi  bekerja
ilmiah secara bijaksana
Dalam pembelajaran siswa, guru membangun struktur kognitif dengan mengoptimalkan
seluruh anggota tubuh.  Struktur kognitif akan membangun afektif untuk menumbuhkan sikap
ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah. Karakter yang diharapkan dalam pembelajaran IPA
teliti, objektif, dll.  Selanjutnya menumbuhkan keterampilan psikomotor dalam diri siswa. Sesuai
dengan piramida belajar seperti berikut:
1.      Ceramah 5%
2.      Membaca 10%
3.      Audio visual 20%
4.      Demonstrasi 30%
5.      Diskusi kelompok 50%
6.      Belajar dan berbuat 75%
7.      Langsung dipraktekan dan diajarkan 90%
PAIKEM SAINS SD
1.      Diadakannya tugas-tugas yang lebih praktis (seperti dalam IPA), termasuk tugas yang meman-
faatkan lingkungan sosial dan alam
2.      Anak menggunakan lebih banyak alat bantu belajar
3.      Hasil kerja anak ditulis dengan kata-kata mereka sendiri (ini adalah hasil karya anak kelas 1)
4.      Sudut-sudut baca/perpustakaan sekolah dibuat dan dimanfaatkan
5.      Guru menunjukkan fleksibelitas dalam pengelolaan murid dalam pelaksanaan pembelajaran
6.      Hasil kerja anak dipajangkan di kelas
Dalam pembelajran cooperative learning dalam pembelajaran IPA harus memunculkan
kegiatan IPAnya, ditambah dengan kontekstual, inkuiri, discovery,  dll. guru harus mengem-
bangkan pengetahuan integrative, tematik dan holistic lewat metode yang akan dikembangkan
dalam pembelajaran. Pembelajaran IPA berbasis PAIKEM dengan tematik. PAIKEM merupakan
standar proses pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA harus ada observasi, ketika semua panca
indra siswa berfungsi. Pembelajaran, proses  kegiatan belajar mengajar, yang harus dipelajari
produk, fakta, konsep dan teori yang akan dihasilkan dalam pembelajaran tersebut. Aktif dalam
mencari konsep. Inovatif, memilih model, pendekatan dan metode. Kreatif menghasilkan pro-
duk-produk ilmiah atau menemukan sesuatu yang baru. Efektif, mengajar dengan alat peraga.
Dalam evaluasi siswa dalam proses pembelajaran harus ada penilaian kognitif, afektif dan psiko-
motor Menyenangkan, pembelajaran bukan hanya nyanyi, tetapi menciptakan diskusi yang
menyenangkan.
IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA juga adalah kumpulan
pengetahuan (fakta-fakta, konsep atau prinsip-prinsip) proses penemuan. Pendidikan IPA
adalah wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitas, sertas prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pem-
belajaran IPA adalah menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan memahami alam
sekitar secara alamiah. Secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis hakikat IPA adalah pro-
duk, proses dan sikap. Produk merupakan fakta, konsep, prinsip dan teori. Proses merupakan
metode ilmiah yang dipakai untuk mengasilkan produk IPA. Sikap merupakan sikap ilmiah yang
dipakai landasan dalam menghasilkan produk IPA dan aplikasi produk dalam kehidupan manu-
sia.
Hal yang harus dipelajari penguasaan materi, pertama harus memunculkan produknya
sainsnya, kedua berapa jumlah produk sains berupa fakta, konsep, prinsip dan teori. Ketiga pe-
nentuan produknya sudah, maka rancang kegiatannya pada kegiatan inti proses pembelajaran.
Untuk penjelasan fakta, konsep, prinsip dan teori sebagai berikut:
1.      Fakta merupakan produk sains yang paling dasar. Fakta diperoleh melalui observasi seara inten-
sif dan kontinu. Secara verbalfakta adalah pernyataan tentang benda yang benar-benar dan atau
peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Misalnya gula rasanya manis dengan meberikan gu-
lanya kepda siswa.
2.      Konsep merupakan abstraksi tentang benda atau peristiwa alam, atau sesuatu tentang defines
atau penjelasan. Misalnya air adalah zat yang molekulnya tersususn atas 2 atom hydrogen dan 1
atom oksigen. Katak hewan bersarah dingin adalah hewan yang dapat menyesuaikan suhu tubuh
dengan lingkungannya.
3.      Prinsip adalah generalisasi tentang hubungan anatara konsep-konsep yang berkaitan. Atau prin-
sip diperoleh mealui proses induksi melalui hasil berbagai acam observasi. Misalnya: logam bila
dipanaskan memuai, semakin besar perbedaan tekanan udara semakin kuat angina berhembus.
4.      Teori merupakan generalisasi tentang berbagai prinsip yang dapat menjelaskan dan meramalkan
fenomeman alam. Misalnya teori evolusi, menjelaskan mengapa dapat muncul species makhluk
hidup yang baru, dsb.
Aspek fundamental IPA adalah sebagai berpikir, sebagai cara untuk menyelidiki, sebagai
batang tubuh pengetahuan. Guru SD mampu memberikan gambaran secara utuh dan lengkap ten-
tang sains.
Prinsip-prinsip pembelajaran IPA SD
Prinsip 1        
Pemahaman kita tentang dunia di sekitar  kita di mulai melalui pengalaman baik secara inderawi
maupun non inderawi. Siswa perlu diberi kesempatan memperoleh pengalaman . Siswa perlu
dibuat agar aktif melakukan sesuatu agar memperoleh pengalaman
Prinsip 2
Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, sehingga  perlu diungkap
selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman perlu diungkap
di setiap awal pembelajaran.
Prinsip 3
Pengetahuan pengalaman siswa pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para
ilmuwan, pengetahuan yang guru miliki. Pengetahuan yang demikian disebut miskonsepsi. Guru
perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran. Misal:
siswa mengatakan bahwa matahari bergerak dari timur ke barat seperti yang kita lihat setiap hari.
Guru mengatakan pendapat itu miskonsepsi. Guru perlu membetulkannya. Bagaimana caranya?
Prinsip 4
Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep
yang lain. Tugas sebagai guru IPA adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan
yang sedang dipelajari ke dalam fakta, data, konsep, simbol, dan hubungan dengan konsep yang
lain.
Prinsip 5
IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur. Guru perlu mengenalkan ketiga aspek ini, lebih
baik jika siswa dibekali dengan keterampilan menemukan pengetahuan, yaitu: proses dan
prosedur IPA. Proses menyangkut aktivitasnya sedangkan prosedur menyangkut metode ilmiah
yang digunakan dalam kegiatan penelitian.
Prinsip pembelajaran IPA di SD

1. Prinsip Motivasi à siswa memiliki dorongan


2. Prinsip Latar à siswa memiliki dasar pengetahuan
3. Prinsip Menemukan à siswa memiliki rasa ingin tahu
4. Prinsip Belajar Sambil Melakukan à siswa perlu pengalaman belajar
5. Prinsip Belajar Sambil Bermain à siswa  perlu suasana gembira dan menyenangkan
dalam belajar
6. Prinsip Hubungan Sosial à siswa perlu belajar secara kelompok
Ruang Lingkup Pembelajaaran IPA di SD
1.      Kerja ilmiah mencakup: penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativi-
tas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah;

2.      Pemahaman Konsep dan Penerapannya. mencakup: Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu
manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

Anda mungkin juga menyukai