OLEH:
ARDANESWARI PUTRI C S031808005
AYU PRATIWI KUSUMA W S031808006
BERNADETA TRI HARDYANTI S031808007
DEWI ASTUTI S031808010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PROBLEMATIKA SISWA SD
DALAM MEMPELAJARI MATERI KERAGAMAN SUKU DAN
BUDAYA” dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik
tanpa bantuan dari berbgai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Dr. Mintarsih Indriayu, M.Pd., dosen mata kuliah Problematika
Pembelajaran IPS di SD yang telah memberikan pengarahan dalam
penyusunan makalah ini.
2. Teman-teman yang selalu memberi dorongan dan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca, sangat
kami harapkan demi penulisan makalah-makalah selanjutnya.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga maklah ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembacannya.
Surakarta, 14 Oktober 2018
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu sosial atau ilmu pengetahuan sosial adalah sekelompok disiplin
akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia
dan lingkungan sosialnya. Pendidikan merupakan faktor penting dalam
kehidupan manusia. Pendidikan membantu manusia untuk
menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Pendidikan IPS
sebagai salah satu mata pelajaran yang bertujuan meningkatkan dan
menumbuhkan pengetahuan, kesadaran dan sikap sebagai warga negara yang
bertanggung jawab, menuntut pengelolaan pembelajaran secara dinamis
dengan mendekatkan siswa kepada realitas objektif kehidupannya.
Pembelajaran bidang Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS dinilai tidak berhasil
mencapai tujuan yang diharapkan. Selama ini pengembangan kurikulum,
materi, dan pembelajaran IPS pun belum mengacu pada maksud dan tujuan
pendidikan IPS yang dirumuskan para ahli. Para ahli pendidikan IPS
menegaskan tujuan pembelajaran IPS itu agar peserta didik menjadi warga
negara yang baik, mengembangkan kemampuan berpikir untuk dapat
memahami menyikapi dan memecahkan masalah-masalah sosial, serta
memahami dan melanjutkan kebudayaan bangsanya. Dalam realitas
pembelajaran IPS, persoalan manusia dan sosial kemanusian tak banyak
disentuh. Bahkan, dalam proses pembelajaran, guru IPS dan siswa hanya
melakukannya sekadarnya. Tak ada inovasi-inovasi pembelajaran yang konkret
yang bisa membuat pendidikan IPS mencapai tujuan.
Selama ini, pendidikan IPS dianggap sebagai suatu mata pelajaran yang
membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan,
kurang variatif, dan berbagai keluhan lainnya. Hal ini disebabkan proses
pembelajaran IPS, guru IPS kurang optimal baik di dalam memanfaatkan
maupun memberdayakan sumber pembelajaran, karena dalam proses
pembelajaran IPS cenderung masih berpusat pada guru, berpusat pada buku,
dan monomedia. Permasalahan yang muncul dari kondisi pembelajaran IPS
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa problematika pembelajaran IPS siswa dalam di awal kegiatan
pembelajaran dan alternatif pemecahannya?
2. Apa problematika pembelajaran IPS Siswa dalam pemahaman materi dan
alternatif pemecahannya?
3. Apa problematika pembelajaran IPS siswa pada pembelajaran dan alternatif
pemecahannya?
4. Apa problematika pembelajaran IPS siswa pada evaluasi dan alternatif
pemecahannya ?
3
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan, makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pemecahan masalah pada problematika IPS di awal
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan problematika IPS siswa dalam
mempelajari memahami materi.
3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan alternatif pemecahan masalah IPS
pada proses pembelajaran.
4. Untuk mendeskripsikan alternatif keragaman pemecahan masalah terhadap
siswa dalam proses evaluasi.
D. Manfaat Penelitian
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu memberikan
gambaran mengenai problemtika siswa SD dalam mempelajarai dan
memahami materi keragaman sukudan budaya serta penyebabnya. Selain itu
memberikan gambaran alternatif pemecahan masalah sehingga dapat
menambah ilmu dan pengetahuan untuk menemukan kembali dan
merekonstruksikan materi IPS baik untuk guru, siswa, maupun pembaca.
4
BAB II
PEMBAHASAN
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN IPS PADA MATERI
KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA KELAS IV SD
4
5
Selain itu siswa juga dapat mengetahui keterkaitan antara materi yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari. Kegiatan memberikan apersepsi adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan
menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajari. Selain apersepsi, tujuan pembelajaran juga disampaikan di
awal pembelajaran dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami
siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran motivasi juga sangat diperlukan,
sebab siswa yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan
mungkin melakukan aktivitas belajar, sedangkan siswa yang sudah
termotivasi akan mendapatkan hasil belajar yang optimal. Menurut Mc
Donald (Hamalik, 2009: 158), motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku. Tanpa motivasi, pembelajaran
yang terjadi akan kurang bermakna dan tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai dengan maksimal. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
yang tercantum dalam KTSP (2006: 271) yaitu berpikir secara kritis,
rasional, kreatif, berpartisipasi aktif dan bertanggung jawa, serta dapat
berinteraksi dengan individu lain. Beberpa tujuan tersebut dapat tercapai
apabila terdapat motivasi pembelajaran dari dalam dan dari luar individu
peserta didik.
Jadi kegiatan memotivasi (teknik memotivasi) dapat berupa:
a) Menginformasikan tujuan pembelajaran
b) Menginformasikan manfaat pembelajaran
c) Menginformasikan garis besar materi pembelajaran
2. Solusi
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus sesuai dengan
karakteristik usia anak. Siswa kelas IV SD berumur antara 9-10 tahun.
Buhler berpendapat bahwa pada usia 9-11 tahun berada pada fase sekolah
dasar. Pada fase ini anak mulai menyelidik, mencoba, dan berekspresi
yang dirangsang oleh dorongan-dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu
6
2. Solusi
Penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik permasalahan di atas yaitu metode Mind Mapping.
Penggunaan model Mind Mapping bertujuan untuk membantu
mengembangkan pemikiran ekspresif dengan cara yang menyenangkan
dan dapat memotivasi siswa. Metode Mind Mapping merupakan metode
meringkas materi yang dipelajari dan menuangkannya ke dalam bentuk
peta sesuai dengan pola yang ada dalam pikiran agar mempermudah
memahaminya (Jones, 2012: 2). Model pembelajaran PBL menurut Duch
merupakan model pembelajaran yang memiliki ciri-ciri adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk belajar berpikir kritis,
memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Shoimin, 2016:
130).
Hasil penelitian Chen (2015) yang berjudul “Developing Critical
Thinking though Problem-Based Learning: an Action Research for
Class of Media Literacy” membuktikan bahwa penerapan model PBL
10
hari itu (materi baru). Pertanyaan itu biasanya dilakukan guru di awal
pembukaan pelajaran. Pretest bisa di artikan sebagai kegiatan menguji
tingkatan pengetahuan siswa terhadap materi yang akan disampaikan,
kegiatan pretest dilakukan sebelum kegiatan pengajaran diberikan.
Adapun manfaat dari diadakannya pretest adalah untuk mengetahui
kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang disampaikan. Dengan
mengetahui kemampuan awal siswa ini, guru akan dapat menentukan
cara penyampaian pelajaran yang akan ditempuh nanti.
Sedangkan, penilaian dengan prosedur posttest adalah bentuk
pertanyaan yang diberikan setelah pelajaran atau materi telah
disampaikan. Dengan kata lain, posttest adalah evaluasi akhir saat materi
yang di ajarkan pada hari itu telah diberikan yang mana seorang guru
memberikan posttest dengan maksud apakah peserta didik sudah
mengerti dan memahami mengenai materi yang telah diberikan. Manfaat
dari diadakannya posttest ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang
kemampuan yang dicapai setelah berakhirnya penyampaian pelajaran.
Hasil pos test ini dibandingkan dengan hasil pretest yang telah dilakukan
sebelumnya sehingga akan diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh
dari pengajaran yang telah dilaksanakan. Disamping itu sekaligus dapat
diketahui bagian-bagian mana dari bahan pengajaran yang masih belum
dipahami oleh siswa.
Evaluasi merupakan satu kegiatan utama yang harus dilaksanakan
dalam suatu kegiatan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat
mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,
hubungan sosial, dan kepribadian peserta didik serta keberhasilan suatu
program. Dengan melaksanakan tahap evaluasi seperti yang dijabarkan di
atas, diharapkan guru dapat menilai dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik, sehingga akan menunjang
ketercapaian suatu tujuan.
17
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pemecahan masalah pada problematika IPS di awal pembelajaran.
Keterampilan guru dalam membuka pelajaran seperti,
menyiapakan peserta didik secara psikis dan fisik, memberikan motivasi
awal, dan memberikan apersepsi atau kaitan materi yang dipelajari pada
pertemuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari terlihat masih
kurang. Sehingga solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan kemampuan guru dalam membangun apersepsi siswa dalam
materi Keragaman suku bangsa dan budaya yaitu dengan bertanya kepada
siswa tentang : Kemarin kita sudah belajar tentang macam-macam suku
bangsa di Indonesi, coba siapa yang dapat menyebutkan suku-suku bangsa
yang ada di Indonesia?, Berasal dari suku manakah kalian?, Apakah kalian
tahu nama rumah adat dari Jawa Tengah?. Selain itu, solusi yang dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan kemampuan guru dalam
memotivasi siswa yaitu menggunakan media video berupa nyanyian suku-
suku bangsa yang ada di Indonesia.
2. Pemecahan masalah pada problematika IPS siswa dalam mempelajari
memahami materi.
Materi keragaman suku bangsa dan budaya yang cukup luas
mengakibatkan siswa kesulitan memahami teori dan konsep. Pada
pembelajaran tentang keragaman suku bangsa, banyak anak yang masih
bingung dan belum hafal nama-nama suku di beberapa provinsi tertentu,
karena banyaknya materi yang harus disampaikan dan dalam
penyampaiannya terkadang kurang jelas, sehingga anak cenderung bosen
untuk mendengarkan, membaca, dan mengerjakan soal. Sehingga
diperoleh solusi menggunakan model PBL (Problem Based Learning).
18
19
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi guru, penggunaan media ataupun metode dalam pembelajaran sangat
direkomendasikan, karena dapat memudahkan siswa dalam memahami
materi pembelajaran IPS.
2. Bagi para siswa, dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dapat
mengikuti dengan baik dan seungguh-sungguh, dengan begitu dapat
mendukung kelancaran proses pembelajaran dan memudahkan memahami
materi yang disampaikan guru.
20
DAFTAR PUSTAKA