Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN IPA

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

JEKLIN M MONARE (19508011)


PHILIA A PASAMBAKA (19508012)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada TUHAN Yang Maha Esa karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya lah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu. Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “PERMASALAHAN
DALAM PEMBELAJARAN IPA”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar
sebelum membahas lebih lanjut materi-materi pada Mata Kuliah KKP.
Bagi para pembaca kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk/Ibu Dosen Pengampu
Jurusan IPA yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang Materi tersebut.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon memaklumi bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga TUHAN Yang Maha Esa memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat
kepada orang banyak.

Tondano, 13 OKTOBER 2021


Penyusun

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................1
A. Permasalahan dalam Pembelajaran IPA Saat Ini.......................................................................1
B. Gambaran Guru IPA Masa Depan..............................................................................................2
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................4
Kesimpulan............................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................5

ii
i
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran (Wina Sanjaya, 2014). Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara
pembelajar, pengajar, dan bahan ajar (Haryono, 2013:55). Dalam proses pembelajaran peserta
didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran hanya
diarahkan pada hafalan. Peserta didik hanya menghafal informasi yang didapatkan dari sumber
belajar. Sumber belajar dalam hal ini adalah guru, lingkungan dan buku pelajaran.
Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, termasuk pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) di sekolah. Seperti dalam bukunya, Haryono menuliskan bahwa mutu pendidikan
IPA kita masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh United Nation Development Project (UNDP)
bahwa dalam Human Development Index (HDI), Indonesia menduduki peringkat ke 110 di
antara berbagai Negara di dunia. (Sri Wuryastuti dalam Haryono, 2013).
Ilmu pengetahuan alam (ipa)  merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di
dalam struktur kurikulum pendidikan  di SMP/ MTS yang dimaksudkan agar siswa dapat
mengenal,  menyikapi, dan  mengapresiasikan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dapat
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah ah yang kritis, kreatif dan mandiri.
 Pada hakekatnya  IPA dapat dipandang dari segi produk proses dan dari segi
pengembangan sikap. artinya belajar IPA apa memiliki dimensi proses dimensi hasil dan dimensi
pengembangan sikap ilmiah.  ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait .
B. Rumusan masalah
1. Apa saja Permasalahan pembelajaran IPA di sekolah
2. Bagaimana Gambaran IPA dimasa Depan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Permasalahan Pembelajaran IPA
2. Untuk memenuhi tugas dari Dosen

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Permasalahan dalam Pembelajaran IPA Saat Ini


 
Pembelajaran sains seharusnya tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan,
tetapi juga memberikan pengalaman langsung bagaimana sainstis bekerja dalam menemukan
produk sains. Pembelajaran sains diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan sains
sehingga siswa dapat menerapkannya dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran sains dipengaruhi oleh proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Guru harus memiliki kompetensi pedagogi
dan profesional yang baik. Seorang guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam
tentang materi pelajaran sesuai bidang ilmu dan mampu mengemas pembelajaran dengan
menggunakan bebagai metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan
(Prihatini, 2017). Proses pembelajaran sains sebaiknya mengajak siswa untuk melakukan
penyelidikan/eksperimen dalam menemukan konsep sains. Namun tidak semua sekolah
memiliki laboratorium IPA yang memadai. Sehingga guru harus lebih kreatif dalam
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Kita ambil contoh kasus di dalam artikel
https://www.researchgate.net/publication/341922212_ANALISIS_PERMASALAHAN_PEMBE
LAJARAN_IPA_STUDI_KASUS_DI_SMPN_7_MUARO_JAMBI. Yaitu :
Permasalahan pembelajaran IPA di SMPN 7 Muaro Jambi tahun 2018/2019 sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan ayah 54% SMA, 25% SMP, 9% SD, dan 1,2 % Sarjana. Pada
grafik 2 terlihat bahwa tingkat pendidikan ibu 40% SMA, 23% SMP, 19% SD, 14 %
Sarjana, dan 4 % D3. Tingkat pendidikan orang tua siswa masih tergolong pada
kategori sedang.
2. Peran orang tua dalam memberikan bimbingan kepada siswa saat belajar penting
dalam mendukung pencapaian prestasi anak. Intensitas bimbingan yang diberikan
orang tua kepada siswa masih berada pada kategori jarang. Kebiasaan belajar
siswa masih cenderung bersifat menghafal serta masih memiliki kesulitan dalam
menghubungkan pembelajaran dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Hal
ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan kognitig orang tua dalam memberikan
bimbingan. Selain itu juga banyak orang tua yang sibuk bekerja sehingga tidak
memiliki waktu yang cukup untuk memberikan bimbingan belajar kepada anaknya.
3. 61% kebiasaan belajar siswa masih bersifat menghafal dan sebesar 56% siswa masih
belum bisa menghubungkan pembelajaran dengan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
4. Fasilitas pembelajaran seperti laboratorium sudah susuai standart laboratorium IPA
tetapi belum optimal dimanfaatkan dalam pembelajaran ipa. Perpustakaan sekolah
sudah tersedia lengkap dengan buku pelajaran IPA. Lab multimedia sudah ada namun
belum optimal digunakan dalam menunjang pembelajaran IPA dan jaringan internet
belum tersedia.

1
5. Intensitas belajar diluar jam sekolah bagi siswa di SMPN 7 Muaro Jambi masih
rendah. Siswa hanya mengandalkan pembelajaran di sekolah saja. Siswa juga tidak
mengikuti les di luar sekolah.
6. Permasalahan yang duhadapi guru dalam pembelajaran IPA yaitu rendahnya minat
dan motivasi belajar siswa
Agar bisa memperbaiki dan meningkatkan kualitas, kita perlu mengidentifikasi
permasalahan yang ada dalam pembelajaran IPA. Beberapa permasalahan lain yang sudah
diidentifikasi oleh Haryono dalam bukunya adalah:
 Gaya mengajar guru yang mengutamakan hafalan berbagai konsep tanpa disertai
pemahaman terhadap konsep tersebut, peserta didik tidak terbiasa menggunakan daya
nalarnya, tetapi terlalu terpaku pada buku.
 Bahan ajar yang diberikan di sekolah masih terasa lepas dengan permasalahan pokok
yang timbul di masyarakat.
 Keterampilan proses belum tampak dalam pembelajaran dengan alasan untuk mengejar
target kurikulum.
 Pelajaran IPA hanya konvensional hanya menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi, bukan untuk menyiapkan SDM yang kritis, peka terhadap
lingkungan, kreatif, dan memahami teknologi sederhana yang hadir di tengah-tengah
masyarakat.
Selain permasalahan di atas, terdapat pula kesalahan-kesalahan yang cenderung
dilakukan oleh guru IPA sendiri, antara lain:
 Seringkali IPA disajikan hanya sebagai kumpulan rumus belaka yang harus dihafal mati
oleh peserta didik, akibatnya ketika diadakan evaluasi belajar, kumpulan tersebut campur
aduk dan menjadi kusut di benak peserta didik.
 Dalam penyampaian materi IPA kurang memperhatikan proporsi materi dan sistematika
penyampaiannya, serta kurang menekankan pada konsep dasar, sehingga terasa sulit bagi
peserta didik.
 Pembelajaran kurang variatif, alat bantu dan analogi yang dapat memperjelas materi
jarang digunakan.
 Adanya anggapan bahwa guru adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran
dibandingkan dengan peserta didik.
Dalam bukunya, Haryono memasukkan permasalahan pembelajaran IPA dalam bagian
latar belakang dan kesalahan-kesalahan yang cenderung dilakukan oleh guru IPA dalam bagian
sub judul lain yaitu kenyataan pembelajaran IPA saat ini.
Permasalahan-permasalahan di atas bisa diperbaiki hanya jika para pendidik, pertama-
tama, menyadari bahwa terdapat permasalahan. Tanpa menyadari adanya permasalahan, maka
guru IPA akan terus melakukan kebiasaan-kebiasan yang salah tersebut dan menganggap tidak
ada permasalahan. Kesadaran akan adanya masalah bisa dikatakan juga sebagai identifikasi
masalah dalam pembelajaran IPA. Setelah itu, barulah melakukan berbagai upaya untuk
memperbaikinya.

B. Gambaran Guru IPA Masa Depan


Menurut Herawati Susilo (dalam Haryono, 2013) bahwa pemikiran mengenai
karakteristik guru IPA masa depan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Selalu ingin belajar sepanjang hayat.

2
Apa yang telah disampaikan oleh Herawati Susilo di atas merupakan hal yang penting.
Sudah seharusnya seorang guru terus belajar sepanjang hayat. Guru selaku sumber belajar
memperoleh pengetahuannya dari belajar, baik belajar mandiri maupun dengan mengikuti
berbagai pelatihan. Lagi pula pengetahuan terus berkembang dan berubah. Oleh karena itu,
pengetahuan guru IPA juga harus disesuaikan dengan perkembangan tersebut. Pada zaman
sekarang pengetahuan seorang guru sangat bergantung pada seberapa banyak dia membaca dan
menguasai cara mempelajari ilmunya.
Selain menambah pengetahuan, seorang guru perlu belajar memahami “proses belajar”.
Proses belajar tersebut harus berkembang mengikuti perkembangan (ilmu) pengetahuan.
Seorang guru juga perlu belajar dari kehidupan sosial. Hal ini akan mempengaruhi
peserta didik dalam mengaitkan kegiatan belajarnya dengan kehidupan di sekitarnya.
Singkatnya, seorang pendidik merupakan pebelajar sepanjang hayat (long life learner).

2. Mampu membelajarkan IPA berdasarkan filosofi konstruktivisme


Teori konstruktivisme menekankan bahwa individu tidak menerima begitu saja ide-ide
dari orang lain. Mereka membangun sendiri dalam pikiran mereka ide-ide tentang peristiwa alam
dari pengalaman sebelum mereka mendapat pelajaran IPA di sekolah (Haryono, 2013).
Gambaran guru IPA masa depan ditentukan oleh kemampuan guru membelajarkan
peserta didik. Kalau sebelumnya guru yang aktif dalam proses pembelajaran sementara peserta
didik hanya menerima secara pasif penjelasan dari guru, maka ke depan diharapkan peserta didik
berperan aktif dalam pembelajaran. Guru harus mampu meningkatkan minat dan motivasi
peserta didik untuk belajar IPA. Dengan tumbuhnya minat dan motivasi dalam diri peserta didik,
mereka lebih siap untuk belajar dan terdorong untuk mencari sendiri tanpa perlu diperintahkan
oleh guru. Hal ini juga akan lebih efektif bila menggunakan alat atau media dalam pembelajaran
IPA. Sehingga proses pembelajaran tidak membosankan. Guru harus menyediakan alat atau
media yang mendukung pembelajaran.
Pembelajaran yang menekankan keaktifan peserta didik sejalan dengan teori
konstruktivisme. Sehingga peserta didik membangun sendiri ide-ide mereka, bukan lagi
mengharapkan informasi dari guru saja.

3. Memiliki kecerdasan berpikir


Kecerdasan berpikir merupakan salah satu kecakapan hidup yang perlu dimiliki oleh
guru. Berpikir adalah kerja otak mengolah data inderawi yang menghasilkan pengertian,
pernyataan, dan penalaran (Darsono, 2011). Dengan kecerdasan berpikir, memudahkan guru
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA selalu
berhubungan dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, memudahkan
guru mempelajari kecakapan hidup lainnya, misalnya, kecakapan bersosialisasi, akademis, dan
vokasional. Guru IPA dituntut memiliki kecerdasan berpikir, agar mampu membantu peserta
didik dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran IPA.

4.  Memiliki sikap mental positif

Guru IPA masa depan hendaknya memiliki sikap mental positif. Artinya, mempunyai
rasa tanggung jawab, disiplin, aktif, integritas, berjiwa besar, yakin dan penuh percaya diri, suka
tantangan dan kompetitif, menghargai waktu, memiliki komitmen, jujur, konsekuen, memiliki
determinasi dan pantang menyerah.

3
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Pembelajaran sains seharusnya tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan,
tetapi juga memberikan pengalaman langsung bagaimana sainstis bekerja dalam menemukan
produk sains. Pembelajaran sains diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan sains
sehingga siswa dapat menerapkannya dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran sains dipengaruhi oleh proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas.

4
DAFTAR PUSTAKA
https://simple.birru.net/2017/04/permasalahan-pembelajaran-ipa-dan.html
http://satyaaris.blogspot.com/2015/02/masalah-pembelajaran-ipa.html
https://www.researchgate.net/publication/
341922212_ANALISIS_PERMASALAHAN_PEMBELAJARAN_IPA_STUDI_KASUS_DI
_SMPN_7_MUARO_JAMBI

Anda mungkin juga menyukai