PEMBELAJARAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar SD yang diampu
oleh :
Disusun oleh :
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan sukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan rahmat-
Nya lah kami dapat menyusun makalah dengan judul “ Guru Kurang Terampil Dalam
Menggunakan Metode Pembelajaran”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perencanaan Pengajaran di SD. Secara umum makalah ini membahas sejauh mana komunikasi
yang terjadi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan
kekurangan baik dari segi pembahasan maupun sistematika penulisan. Untuk perbaikan dan
pengembangan makalah ini kedepannya kami sangat mengharapkan keritik dan saran dari
pembaca. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi kita semua.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................................................2
C. Tujuan penulisan...........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................4
2.1 Guru Kurang Terampil Dalam Menggunakan Metode Pembelajaran....................................4
2.2 Solusi Bagi Guru Yang Kurang Mampu Menggunakan Metode Pembelajaran.....................6
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................8
3.2 Saran...........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas
pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi
Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic
Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya
menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih
menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai
tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih
Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat
kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di
pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh
Dalam UU ini diatur mengenai dasar, fungsi, dan tujuan sistem pendidikan nasional; prinsip
penyelenggaraan pendidikan; hak dan kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat, dan
1
pemerintah; peserta didik; jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; bahasa pengantar; dan wajib
belajar.
Membicarakan tentang kualitas guru di Tanah Air seolah sudah menjadi hal yang
pendidikan. Namun hal tersebut dirasa tidak pernah cukup bagi masyarakat, terutama
kalangan yang memiliki hak untuk menerima ilmu atau para siswa itu sendiri. Seolah
kebijakan atau aturan pemerintah yang berlaku tidak pernah cukup atau sesuai dengan
kebutuhan siswa. Oleh karena itu sudah bukanlah hal yang baru jika kita memperhatikan
keluhan-keluhan klasik dari siswa-siswi yang masih duduk di bangku sekolah baik dasar,
menengah, dan atau tinggi mengenai cara atau metode mengajar guru di sekolah yang
terbilang membosankan dan tidak memberikan ‘efek’ banyak kepada siswa seperti yang
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana guru kurang terampil dalam menggunakan metode pembelajaran?
2. Apa solusi yang baik bagi guru yang kurang terampil dalam menggunakan metode
pembelajaran ?
2
C. Tujuan penulisan
2. Untuk mengetahui solusi yang baik bagi guru yang kurang terampil dalam menggunakan
metode pembelajaran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kinerja dan kompetensi pengajar yaitu guru memikul tanggung jawab utama dalam
transformasi siswa dari ketidaktahuan menjadi tahu, ketergantungan menjadi mandiri, tidak
terampil menjadi terampil, dengan metode pembelajaran bukan lagi bertujuan mempersiapkan
peserta didik ke jenjang berikutnya, melainkan peserta didik atau siswa berpengetahuan yang
mampu menyerap dan menyesuaikan diri dengan informasi baru dengan berpikir, bertanya,
menggali, mencipta dan mengembangkan cara tertentu dalam memecahkan masalah yang
Proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas akan berjalan dengan baik apabila
terjadi interaksi yang optimal antara siswa dan guru dalam rangka mencapai suatu tujuan
pembelajaran (Yulianingsih & Gaol, 2019). Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan, guru perlu memilih metode pembelajaran yang sesuai dan efisien (Pasaribu,
Hasratuddin, Armanto, 2019). Namun realita selalu diluar ekspektasi dan apa yang menjadi
‘seharusnya’ yang kemudian mengarah pada kejenuhan, minimnya fokus dan atensi, kemudian
ketidakefektifan proses belajar mengajar itu sendiri yang menjadi fokus utama guru.
Salah satu kesalahan dalam proses pembelajaran adalah kesalahan pemilihan metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga tidak tersampaikannya materi pembelajaran
dengan baik (Irawan, Handoko, Adriantatri, Wibowo, Pranoto, 2019). Seperti metode pengajaran
yang hingga saat ini masih digunakan oleh guru-guru di Tanah Air yang terlalu berorientasi
dengan akademik, dan cara pengajaran yang seperti inilah yang disebut dengan direct
instruction.
4
Direct instruction adalah pendekatan pengajar yang sangat terstruktur, teacher-
centered atau berpusat pada pengajar atau guru, serta berfokus pada aktivitas akademik
(Santrock, 2011). Pendekatan ini bercirikan dengan tingginya arahan, kontrol, dan perintah dari
guru, ekspektasi tinggi pada progres performa siswa, dan minimnya perhatian akan aspek-aspek
lain dalam proses pengajaran yang diluar akademik seperti personal concern siswa itu sendiri
bagi pelajar.
Sering kita dapati di mana pengajar memberikan ceramah secara teoritis, memberikan
tugas, kemudian memberikan tes akhir di mana hal ini akan terulang secara terus menerus. Siswa
diperlakukan secara kaku dan monoton namun juga mendapat tekanan bahwa mereka harus
menunjukkan level performa yang tinggi secara bersamaan. Sedangkan untuk melahirkan
individu-individu terpelajar yang berkualitas tentunya membutuhkan lebih dari itu dan
penyesuaian akan kebutuhan pelajar guna menggapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Pengajar mempunyai posisi kunci yang strategis dalam menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan menyenangkan untuk siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal (Alaa, Qomariyah, Wirawan, Angraini, Syamsuddin, Sukrisna, 2019). Namun sebagai
fasilitator, guru harus memiliki keahlian dalam membuat, merancang, ataupun mendesain sendiri
proses pembelajaran yang akan mereka lakukan di kelas. Mulai dari perangkat pembelajaran
sampai dengan media pembelajaran yang sesuai untuk mendukung kualitas pembelajaran yang
5
2.2 Solusi Bagi Guru Yang Kurang Mampu Menggunakan Metode Pembelajaran
Oleh karena itu tugas pengajar sangat besar, yaitu untuk membalikkan keadaan yang
membosankan itu menjadi suasana yang menyenangkan sehingga siswa memiliki minat belajar
dan antusiasme di kelas. Untuk itu guru harus memiliki keterampilan yang diperlukan untuk
memastikan proses belajar dan pentrasferan ilmu di kelas bukan saja berjalan lancar tetapi juga
1. Seorang guru harus mampu memahami murid sebelum memberikan perlakuan yang tepat untuk
mereka. Ketahuilah lebih dahulu kemampuan atau kapasitas mereka dalam menyerap ilmu,
ketahui apa yang mereka butuhkan. Sesuaikanlah cara mengajar dari apa yang dirasa cocok
untuk mereka karena belum tentu metode yang biasa dilakukan akan berjalan efektif dan sesuai
harapan.
2. Guru harus mampu menyeimbangkan waktu serius dan bercanda pada saat mengajar. Mengingat
peserta didik atau siswa akan mengunci atensi pada guru apabila menggunakan humor sebagai
dengan materi. Kemudian guru yang baik harus mampu menjelaskan langkah demi langkah
hingga muridnya benar-benar paham. Tidak hanya menjelaskan langkah demi langkah dari
sebuah prosedur untuk melakukan sebuah tugas atau sesederhana menghafalkan sebuah materi,
namun juga menekankan step-step dengan kata kunci untuk tiap poinnya guna mempermudah
3. Pastikan guru melakukan aktivitas-aktivitas di luar rutin setiap minggu atau setiap pergantian
materi yang berisi sebuah permainan, project, atau kunjungan ke lapangan dengan memberikan
6
tugas untuk mereka kerjakan sembari pelaksanaan aktivitas tersebut. Bentuk aktivitas menjadi
kebebasan guru, namun dibentuknya atau diadakannya sesuatu yang “berbeda” bertujuan agar
siswa ikut mengalami langsung dalam proses pembelajaran sehingga tidak satu arah hanya dari
guru. Selain itu, pengalaman tersebut tidak hanya akan menjadi sebuah pelajaran dan penambah
wawasan baru, namun juga menjadi pengalaman menyenangkan dan menantang namun tetap
menyenangkan yang tentunya akan meninggalkan kesan positif yang bebas dari kejenuhan dan
monoton.
memahami siswanya guna menentukan pendekatan mana yang dirasa tepat dan efektif, sehingga
menguntungkan kedua belah pihak. Sebab meninggalkan kesan positif dan menghilangkan
kejenuhan atau rasa bosan akibat aktivitas kelas yang monoton dan teacher-centered seperti yang
masih menjadi budaya di Tanah Air bagi siswa dan juga menambah pengalaman mengajar yang
membuahkan hasil, mampu menggapai tujuan pembelajaran, dan efektif bagi guru.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pembelajaran.
Oleh karena itu tugas pengajar sangat besar, yaitu untuk membalikkan keadaan yang
membosankan itu menjadi suasana yang menyenangkan sehingga siswa memiliki minat belajar
dan antusiasme di kelas. Untuk itu guru harus memiliki keterampilan yang diperlukan untuk
memastikan proses belajar dan pentrasferan ilmu di kelas bukan saja berjalan lancar tetapi juga
3.2 Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem
pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang.
Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan
8
semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam
DAFTAR PUSTAKA
Alaa, S., Qomariyah, N., Wirawan, R., Angraini, R. M., Syamsuddin, Sukrisna, B. (2019).
http://journal.ummat.ac.id/index.php/jpmb/article/view/868.
Irawan, J. D., Handoko, F., Adriantatri, E., Wibowo, S. A., Pranoto, Y. A. (2019). Ruang
Kuliah Pintar Pemantau Tingkat Efektivitas Pembelajaran Yang Dapat Mendeteksi Mahasiswa
Bosan Dan Mengantuk. Jurnal Seminar Nasional Inovasi dan Aplikasi Teknologi di Industri
https://ejournal.itn.ac.id/index.php/seniati/article/view/2449/1480.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tematik/article/view/14438/11875
9
10