Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“Analisis Kesulitan Pembelajaran IPA Oleh Peserta Didik di Sekolah Dasar”

Dosen Pengampu : M. Pemberdi Intasir, M.Pd.

Disusun oleh :

Nabila Andini NIM.2203030014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Kesulitan Belajar dan Permasalahannya” dalam waktu yang telah ditentukan
yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah
Psikologi Pendidikan.

Berkenaan dengan hal tersebut, penyusun mengucapkan terima kasih


kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril dan materil serta
sumber-sumber yang menjadi referensi dalam makalah ini demi terselesaikannya
makalah ini. Ucapan terima kasih ini juga penulis sampaikan kepada dosen
pembimbing bapak M. Pemberdi Intasir, M.Pd. yang telah membimbing dan
memberikan masukkan untuk kelompok kami.

Tanjungpinang, 09 Desember 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4
2.1 Hakikat Kesulitan Belajar ...................................................................... 4
2.2 Ciri-ciri Anak Bermasalah dalam Proses Belajar .................................... 8
2.3 Permasalahan Kesulitan Belajar IPA yang Ada di Sekolah Dasar ........... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 11
3.2 Lampiran ............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan menyediakan platform bagi generasi baru negara,
terutama siswa, untuk memperoleh pengetahuan dan mengubah perilaku.
Pendidikan menghasilkan individu yang berpengetahuan dan terampil
yang dipersiapkan untuk masa depan. Pendidikan dapat dicapai ketika
siswa berusaha untuk memaksimalkan potensi mereka dalam proses
pembelajaran, tetapi terkadang masalah muncul antara siswa, guru, dan
lingkungan belajar. Tentu saja, jika peran pelajar dan lingkungan belajar
saling melengkapi dengan baik dan menciptakan kondisi terbaik untuk
belajar, proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Pembelajaran
tidak hanya mempengaruhi perilaku pelajar, tetapi juga pemahaman
mereka terhadap mata pelajaran.
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi peserta didik yang
mengalami hambatan-hambatan seperti kesulitan memahami, menghitung,
membaca dan menulis sehingga tidak dapat mengikuti pembelajaran
seperti peserta didik lainnya (Agustin, 2023).
Setiap peserta didik belajar secara berbeda, baik dalam hal
seberapa baik peserta didik memahami pelajaran dan seberapa mudah
peserta didik menyesuaikan perilakunya. Setiap peserta didik berhak
memperoleh hasil akademik yang baik, namun pada praktiknya setiap
peserta didik berbeda satu sama lain dalam hal perkembangan intelektual,
latar belakang keluarga, kebiasaan belajar, dan gaya belajar peserta didik
dalam hal menerima dan mengolah pelajaran. Hambatan belajar akan
muncul bagi peserta didik yang menunjukkan sifat-sifat yang menyulitkan
peserta didik untuk memahami pelajaran dan menghadapi rintangan
belajar.
Menurut (Dewi et al., 2020) kesulitan belajar adalah suatu kondisi
di mana dalam proses pembelajaran adanya hambatan-hambatan yang

1
2

dapat menimbulkan kesenjangan antara prestasi akademik yang ingin


dicapai dengan prestasi akademik yang sudah dicapai.
Kesulitan belajar ini tentu jika terus menerus dibiarkan maka akan
dapat berdampak pada prestasi akademik peserta didik. Menurut
(Muhaiba et al., 2013) konsekuensi dari kesulitan belajar adalah prestasi
akademik yang buruk, tertinggal dalam mata pelajaran akademik, kesulitan
dalam bersosialisasi dengan teman sebaya, takut dan diam dalam belajar,
dan bahkan tidak masuk kelas saat kesulitan belajar. Berikut ini adalah
beberapa contohnya.
(Alang, 2015) Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh
setiap peserta didik jika mereka dapat belajar secara wajar, terhindar dari
berbagai ancaman, hambatan dan gangguan. Namun ancaman, hambatan
dan gangguan tersebut dialami oleh peserta didik tertentu, sehingga
mereka mengalami kesulitan dalam belajar dan pada akhirnya berpengaruh
terhadap keberhasilannya. Beberapa wujud ketidak berhasilan peserta
didik dalam belajar antara lain; memperoleh nilai jelek untuk sebagian
atau seluruh mata pelajaran, tidak naik kelas, putus sekolah, dan tidak
lulus ujian akhir.
Kegagalan dalam belajar sebagaimana contoh diatas berarti rugi
waktu, tenaga, dan juga biaya. Dan tidak kalah penting adalah dampak
kegagalan belajar pada rasa percaya diri. Kerugian tersebut bukan hanya
dirasakan oleh yang bersangkutan tetapi juga oleh keluarga dan lembaga
pendidikan. Oleh karena itu, upaya mencegah atau setidaknya
meminimalkan dan juga memecahkan kesulitan belajar melalui diagnosis
kesulitan belajar peserta didik merupakan kegiatan yang perlu
dlaksanakan. Dari latar belakang diatas, dirumuskan.
3

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa hakikat dari kesulitan belajar yang ada pada siswa?
2. Apa saja faktor internal dan eksternal dari kesulitan belajar?
3. Bagaimana ciri-ciri anak bermasalah dalam proses belajar?
4. Apa saja dan bagaimana permasalahan kesulitan belajar yang ada
di sekitar?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai hakikat dari kesulitan belajar yang
ada pada siswa.
2. Untuk memahami apa saja faktor internal dan eksternal dari
kesulitan belajar.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri anak bermasalah dalam proses belajar.
4. Untuk memahami apa saja serta bagaimana permasalahan kesulitan
belajar yang ada di sekitar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Kesulitan Belajar


(Ahmadi, 2013) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah proses
belajar pada peserta didik yang tidak berfungsi sesuai dengan semestinya.
Proses belajar terkadang berjalan dengan baik, namun terkadang tidak,
sehingga menyebabkan kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran.
Ketidakmampuan belajar terkait dengan fakta bahwa siswa yang berbeda
berperilaku berbeda di sekolah dan di rumah, dan bahwa proses belajar
terganggu dalam hal pemahaman materi, menghafal materi, dan
keterampilan motorik, yang mengakibatkan kesenjangan antara kinerja
akademis yang seharusnya dicapai dan kinerja aktual.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar sering dijumpai berbagai
permasalahan yang menjadi kendala atau kesulitan belajar yang dialami
oleh peserta didik. Hal ini disebabkan ada keanekaragaman kemampuan
dan karakterisitik gaya belajar sehingga tingkat penguasaan belajar
berbeda antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya (Ansori,
2015).
Siswa berkesulitan belajar adalah siswa yang menunjukkan
gangguan dalam memahami, mendengarkan, berbicara, membaca,
menulis, dan berhitung. Artinya, di sekolah atau di rumah, siswa akan
mengalami kesulitan untuk memahami, mendengarkan apa yang dijelaskan
guru, kesulitan membaca dan menulis, serta berhitung (Subini, 2016).
Ciri-ciri kesulitan belajar yaitu dapat dilihat dari tingkah laku
belajarnya, peserta didik mengalami penurunan prestasi belajar, peserta
didik menunjukan emosional yang tidak seimbang dan melakukan perilaku
yang tidak bermoral, tidak dapat memahami penjelasan dari guru,
terlambat dan tidak mengerjakan tugas, tidak rapih dalam mengerjakan

4
5

tugas, hasil belajar tidak seimbang dengan upaya yang sudah dilakukan
peserta didik.
(Ghufron & Risnawita, 2015) Gangguan belajar merupakan
terjemahan dari istilah Bahasa Inggris learning disorder. Namun amat
langka pembahasan tersebut akan dijumpai baik dari versi bahasa Inggris
maupun Indonesia. Yang paling sering dijumpai adalah handaya kesulitan
belajar (learning disability). Tulisan berikutnya menyamakan gangguan
belajar dengan handaya kesulitan belajar. Tulisan ini beusaha untuk
mengidentifikasi factor yang berperan mempengaruhi kesulitas belajar
pada anak.
Penyebab dari kesulitan belajar itu sendiri terjadi disebabkan oleh
berbagai faktor, Faktor-faktor tersebut menurut (Amaliyah et al., 2021)
faktor internal (berasal dari dalam diri siswa) meliputi kondisi fisik,
intelegensi, minat, bakat dan motivasi, dan faktor eksternal (berasal dari
luar diri siswa) meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan pergaulan.
1. Faktor internal
a. Kondisi fisik
Peserta didik yang mengalami sakit fisik akan
menyebabkan lemahnya saraf sensorik dan motorik
sehingga peserta didik akan mengalami kesulitan menerima
materi yang dipaparkan oleh guru, maka peserta didik akan
mengalami ketertinggalan pelajaran dengan peserta didik
lainnya. Kondisi seperti itu menyebabkan peserta didik
mengalami kesulitan untuk belajar seperti dengan peserta
didik lainnya.
b. Intelegensi
Intelegensi pada peserta didik memiliki peran
penting dalam proses pembelajaran. Peserta didik yang
mempunyai IQ tinggi dan normal akan dapat
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sedangkan
6

peserta didik yang mempunyai IQ rendah akan dapat


mengalami permasalahan kesulitan belajar jadi, semakin
tinggi IQ seseorang maka akan semakin cerdas pula
seseorang dalam menyelesaikan permasalahan.
c. Bakat
Bakat merupakan potensi yang dimiliki seseorang
sejak lahir. Peserta didik akan lebih mudah memahami
materi yang sesuai dengan bakatnya, sebaliknya jika peserta
didik mengalami kesulitan, bosan bahkan cepat putus asa
dalam memahami materi yang bukan sesuai dengan
bakatnya karena setiap peserta didik memiliki bakat yang
berbeda-beda untuk dapat mengembangkan potensinya.
d. Minat
Minat merupakan kemauan yang timbul dari dalam
diri individu. Minat peserta didik dapat dilihat dari cara
peserta didik mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan.
Tidak adanya minat dalam diri peserta didik akan
menyebabkan kesulitan dalam belajar. Peserta didik yang
memiliki minat tinggi untuk belajar maka kan dapat
menyelesaikan permasalahan belajar yang dihadapinya.
e. Motivasi
Motivasi sebagai faktor yang mendasari seseorang
untuk melakukan suatu perbuatan belajarnya. Semakin
tinggi motivasi belajarnya maka akan semakin giat belajar,
tidak mudah putus asa, rajin membaca buku-buku untuk
menunjang prestasinya, sebaliknya peserta didik yang
memiliki motivasi belajar yang rendah maka akan mudah
putus asa, tidak semangat dalam mengikuti pelajaran,
mudah bosan, sering meninggalkan kelas, suka
mengganggu teman di kelas.
7

2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan pendidikan
pertama untuk peserta didik. Cara mendidik anak,
hubungan antara anak dengan orang tua , contoh yang
diberikan orang tua kepada anaknya, suasana rumah dan
keadaan ekonomi keluarga. Keadaan tersebut akan
mempengaruhi proses belajar anak. Ketika orang tua
kurang memperhatikan pendidikan anak, suasana rumah
yang kurang nyaman, dan keadaan ekonomi yang rendah
maka akan menyebabkan kesulitan belajar untuk anaknya,
anak akan mengalami kesulitan untuk berkembang dalam
proses belajarnya.
b. Lingkungan sekolah
Proses pembelajaran di sekolah dapat berjalan
dengan efektif jika peran antara peserta didik dengan
lingkungan sekolah juga berjalan dengan baik. Lingkungan
sekolah seperti, kualitas guru, hubungan guru dengan
peserta didik, metode pembelajaran yang diberikan guru,
alat peraga untuk menunjang pembelajaran, keadaan
gedung sekolah, kurikulum dan waktu sekolah jika
lingkungan sekolah kurang baik maka akan menyebabkan
kesulitan belajar bagi peserta didik.
c. Lingkungan sosial
Faktor lingkungan sosial masyarakat peserta didik
dapat mempengaruhi proses belajar pada peserta didik,
diantaranya faktor media sosial, lingkungan pertemanan
peserta didik, lingkungan masyarakat setempat yang peserta
didik tinggal dan keikutsertaan kegiatan masyarakat. Jika
peserta didik terlalu sering mengakses sosmed maka tugas-
tugas yang diberikan guru akan malas untuk dikerjakan
8

begitu juga dengan lingkungan pertemanan peserta didik,


jika peserta didik berteman dengan seseorang yang tidak
bersekolah maka peserta didik akan malas untuk
mengerjakan tugas-tugas begitu pula sebaliknya. Faktor-
faktor tersebut dapat menyebabkan kesulitan belajar pada
peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang baik

2.2 Ciri-ciri Anak Bermasalah dalam Proses Belajar


Ciri-ciri anak bermasalah dalam proses belajar antara lain :
1. Sukar dalam menyerap materi, artinya peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar yaitu ketika proses pembelajaran di
rumah atau di sekolah peserta didik tersebut akan kesulitan dalam
memahami pelajaran yang sedang dipelajari.
2. Malas dalam belajar, peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar cenderung akan malas dalam belajar, peserta didik akan
memilih untuk melakukan aktivitas lain seperti bermain game dari
pada untuk belajar.
3. Tidak dapat menguasai materi, peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar yaitu akan sulit untuk menguasai materi dari
penejelasan guru sehingga akan mengalami ketertinggalan dari
teman-teman lainnya.
4. Mengabaikan tugas-tugas yang diberikan guru, peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar akan mengabaikan tugas-tugas yang
diberikan guru, ketika diberikan tugas peserta didik tersebut tidak
langsung mengerjakan tugas tetapi akan menunda-nunda untuk
mengerjakan tugas sehingga akan terlambat untuk mengumpulkan
tugas-tugasnya dibandingkan dengan teman-temannya.
5. Peserta didik mendapatkan nilai yang rendah, peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar maka akan mengalami penurunan nilai
bahkan prestasi belajarnya menurun.
9

2.3 Permasalahan Kesulitan Belajar IPA yang Ada di Sekolah Dasar


Dari artikel sumber (Awang, 2016) didapatkan beberapa
permasalahan diantaranya yaitu :
1. Minat
Menurut artikel tersebut kurangnya minat pada
pembelajaran tersebut selain itu juga materi pembelajaran IPA
yang dianggap rumit dan banyak sekali materi yang memerlukan
pemahaman lebih lanjut dan bahasa asing yang banyak. Selain itu,
beberapa siswa tidak menyukai mata pelajaran sains karena
sebagian besar guru yang mengajar tidak menggunakan alat
peraga. Sebagian besar siswa menjawab selalu mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru karena takut dimarahi atau dihukum.
Selain itu, kurangnya minat belajar juga ditunjukkan dengan tidak
adanya antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Bahkan
ada siswa yang mengikuti pelajaran IPA hanya jika materi yang
disampaikan menarik bagi mereka.
2. Motivasi
Pada artikel sumber, wawancara dengan para siswa
mengungkapkan bahwa mereka ingin mempelajari sains hanya
karena mereka ingin masuk kelas. Selain itu, mengikuti
pembelajaran IPA hanya karena mengikuti alur pembelajaran, tidak
didorong keinginan yang kuat untuk menguasai mata pelajaran
IPA.
3. Rasa Percaya Diri
Semua siswa yang memiliki kinerja yang tidak memuaskan
dalam pembelajaran sains kurang percaya diri. Menurut hasil
wawancara, para siswa tidak percaya bahwa mereka dapat
mengerjakan tugas-tugas tersebut. Alasan ketidakyakinan mereka
bermacam-macam. Ada yang merasa sulit untuk memahami tugas
yang diberikan, terdapat pula siswa yang meminta teman untuk
mengerjakan tugas tersebut. Selain hasil yang dipresentasikan,
10

rendahnya kepercayaan diri siswa ketika diminta untuk membantu


teman lain dalam mengerjakan tugas juga muncul, dengan
beberapa siswa membantu karena takut tidak diakui sebagai teman.
4. Kebiasaan Belajar
Siswa yang bergelut dengan sains ini hanya dapat bekerja
secara mandiri selama 60 menit sehari. IPA ditemukan bahwa
mereka juga tidak terbiasa belajar. Siswa dengan kesulitan belajar
IPA ini hanya menghasbiskan waktu sekitar 60 menit setiap hari
untuk belajar mandiri. Berbagai alasan disampaikan siswa
berkaitan dengan ketidakbiasaan mereka belajar. Terdapat siswa
yang biasa belajar karena takut dimarahi orang tua.

Berdasarkan temuan dan ulasan pada bagian pembahasan dapat ditarik


kesimpulan bahwa, 1) kesiapan belajar siswa dalam belajar IPA yang termasuk
dalam factor internal penyebab siswa sulit belajar IPA adalah aspek minat,
motivasi, rasa percaya diri, kebiasaan belajar, dan cita-cita; dan 2) lingkungan
belajar yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yang termasuk dalam faktor
enternal penyebab siswa sulit belajar IPA adalah muatan materi dalam kurikulum
IPA. Berbagai saran yang dapat diperhatikan pada penelitian berikutnya adalah 1)
dapat difokuskan penelitian pada aspek yang mempengaruhi kesulitan belajar; 2)
diperlukan wawancara mendalam agar terungkap penyebab kesulitan belajar
secara komprehensif; 3) responden yang dijasikan sumber data dapat lebih merata.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesulitan belajar pada siswa merupakan suatu keadaan di saat
peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Hal tersebut tidak
boleh dibiarkan dan harus segera diberikan penanganan oleh pendidik
karena kesulitan yang dialami anak jika dibiarkan akan dapat menjadi
sebuah penghalang bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.

3.2 Lampiran
Sumber artikel acuan :
http://repository.persadakhatulistiwa.ac.id/id/eprint/387/1/106-275-1-
SM.pdf

11
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Y. (2023). Mengenal Kesulitan Belajar Pada Siswa SMA. Prosiding


SEMDIKJAR (Seminar Nasional Pendidikan Dan Pembelajaran), 6, 9–18.
Ahmadi, dkk. (2013). Psikologi Belajar. Rineka Cipta.

Alang, S. (2015). Urgensi Diagnosis Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar. Al-


Irsyad Al-Nafs : Jurnal Bimbingan Dan Penyuluhan Islam, 2(1), 1–14.
https://doi.org/10.24252/aian.v2n1a1
Amaliyah, M., Suardana, I. N., & Selamet, K. (2021). Analisis Kesulitan Belajar
Dan Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ipa Siswa Smp Negeri 4
Singaraja. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI),
4(1), 90–101. https://doi.org/10.23887/jppsi.v4i1.33868
Ansori. (2015). Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Peserta Didik SMK Negeri 1 Kolaka. Paper Knowledge . Toward a
Media History of Documents, 3(April), 49–58.
https://doi.org/10.5281/zenodo.5579896
Awang, I. (2016). Kesulitan Belajar Ipa Peserta Didik Sekolah Dasar. Vox
Edukasi, 6(2), 108–122.
Dewi, N. K., Untu, Z., & Dimpudus, A. (2020). Analisis Kesulitan Menyelesaikan
Soal Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Pecahan Siswa Kelas VII.
Primatika : Jurnal Pendidikan Matematika, 9(2), 61–70.
https://doi.org/10.30872/primatika.v9i2.217
Ghufron, M. N., & Risnawita, R. (2015). Kesulitan Belajar pada Anak:
Identifikasi Faktor yang Berperan. Nurjati Press.
http://isbn.perpusnas.go.id/Account/SearchBuku?searchCat=ISBN&searchT
xt=978-602-9074-05-5
Muhaiba, R., Aisy, R. R., Imaniyah, N., Sari, S. M., & Agustina, S. D. (2013).
Faktor Penyebab Kesulitan Belajar dan Dampak terhadap Perkembangan
Prestasi Siswa Kelas 1-6 SDN Gili Timur 1. Jurnal Pendidikan, 53(9), 329–
337.

Subini, N. (2016). Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Javalitera.

12

Anda mungkin juga menyukai