Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGAJARAN REMEDIAL
(AKPC2703)

KESULITAN BELAJAR

Disusun Oleh:
Kelompok V
Aulia Halwa (1810119320016)
Ayu Mursita (1810119220028)
Norhalisah (1810119220032)
Viana Maulida (1810119220019)

Dosen Pengampu:
Drs. H. Hardiansyah, M.Si.
Amalia Rezeki S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
AGUSTUS 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Kesulitan Belajar” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak yang
telah mendukung kami dalam menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama pengerjaan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada dosen
mata kuliah Pengajaran Remedial.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada
makalah ini. Oleh sebab itu, kami meminta pembaca untuk memberikan
kritik dan saranya untuk penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca. Aamiin.

Banjarmasin, Agustus 2021

Kelompok V

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Belajar.....................................................................................3
2.2 Pengertian Kesulitan Belajar.....................................................................3
2.3 Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar..............................................................4
2.3.1 Gejala Kesulitan Belajar..........................................................................4
2.3.2 Ciri Kesulitan Belajar..............................................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................9
3.2 Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar merupakan perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.
Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang melakukannya.
Perubahan tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam
bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,
penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi
seseorang.
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi anak didik tidak dapat belajar
secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam
proses belajarnya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dibutuhkan
usaha yang lebih giat untuk mengatasinya. Kesulitan belajar secara
operasional dapat dilihat dari kenyataan empirik adanya siswa yang tinggal
kelas, atau siswa yang memperoleh nilai kurang baik dalam beberapa mata
pelajaran yang diikutinya (Djamarah, 2008). Kesulitan belajar adalah suatu
kondisi yang menunjuk pada sejumlah kelainan yang berpengaruh pada
pemerolehan, pengorganisasian, penyimpanan, pemahaman, dan penggunaan
informasi secara verbal dan non-verbal. Akibat dari kesultan belajar maka
individu yang mengalami kesulitan dalam mengoperasikan pikiran karena
kondisi yang berkaitan dengan kesulitan belajar mempengaruhi operasi fungsi
intelektual secara umum (Jamaris, 2014).
Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan program-program pembelajaran
dan mengikuti proses pembelajaran dapat terlihat dari hasil belajar yang
dicapai. Jika hasil belajar siswa tinggi, proses pembelajaran dapat dikatakan
berhasil. Namun, jika hasil belajar siswa berada dibawah norma yang telah
ditentukan, siswa dikatakan kurang atau belum berhasil. Atas dasar hasil
belajar siswa itulah guru akan menentukan siapa saja siswa yang memang
memerlukan perhatian dan bantuan belajar secara khusus. Oleh sebab itu, guru
dituntut untuk mengenali dan memahami siswa secara individual agar bagi

1
siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dibantu dengan segera secara
optimal, efektif, dan efisien (Aqib, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian belajar?
2. Apa pengertian kesulitan belajar?
3. Apa saja gejala dan ciri dari kesulitan belajar?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami pengertian belajar
2. Untuk memahami pengertian kesulitan belajar
3. Untuk memahami gejala dan ciri dari kesulitan belajar

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar


Belajar merupakan Menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan – perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku.
Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut “ Belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengelamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan yang terjadi pada
seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu
tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti
belajar (Daryanto, 2010).
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia
banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir.
Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya (Trianto, 2012).
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki
kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar
juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian
makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada dasarnya dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan personal ( Benny, 2009 ).

2.2 Pengertian Kesulitan Belajar


Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk
mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan.
Namun, dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki
perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang

3
keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok
antara seorang siswa dengan siswa lainnya. Sementara itu, penyelenggaraan
pendidikan di sekolah-sekolah kita pada umumnya hanya ditujukan kepada
para siswa yang berkemampuan rata-rata, sehingga siswa yang berkemampuan
lebih atau yang berkemampuan kurang itu terabaikan. Dengan demikian,
siswa-siswa yang berkategori “di luar rata-rata” itu (sangat pintar dan sangat
bodoh) tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai
dengan kapasitasnya.
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan
intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan
atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses
persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian,
penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik (Clement, dalam Weiner,
2003).
Berdasarkan pandangan Clement tersebut maka pengertian kesulitan
belajar adalah kondisi yang merupakan sindrom multidimensional yang
bermanifestasi sebagai kesulitan belajar spesifik (spesific learning
disabilities), hiperaktivitas dan/atau distraktibilitas dan masalah emosional.
Dari sini timbullah apa yang disebut kesulitan belajar (learning difficulty)
yang tidak hanya menimpa siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga
dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu kesulitan belajar
juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal)
disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja
akademik yang sesuai dengan harapan (Sholihin, 2006).

2.3 Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar


2.3.1 Gejala Kesulitan Belajar
Pada umumnya ‘kesulitan” merupakan suatu kondisi tertentu yang
ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai
tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat
mengatasi. Menurut Mulyadi (2010), Kesulitan belajar dapat diartikan

4
sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-
hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh
orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat sosiologis, psikologis
ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya. Kesulitan belajar
pada dasarnya suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis
manifestasi tingkah laku baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Gejala ini akan nampak dalam aspek-aspek kognitif, motoris, dan afektif
baik dalam proses maupun hasil proses maupun hasil belajar yang
dicapai. Menurut Syah (2003), diagnostik kesulitan belajar adalah
langkah – langkah dalam upaya penentuan secara ilmiah jenis - jenis
gangguan yang menyebabkan siswa gagal mencapai tujuan yang
dipersyaratkan dalam proses pembelajaran, ditinjau dari tujuan
pendidikan, kedudukan dalam kelompok, perbandingan antara potensi
dengan prestasi, dan kepribadiannya, agar perbaikannya dapat dilakukan
secara efektif.
Suatu pendapat yang keliru dengan mengatakan bahwa kesulitan
belajar anak didik disebabkan rendahnya inteligensi. Karena dalam
kenyataannya cukup banyak anak didik yang memiliki inteligensi yang
tinggi, tetapi hasil belajarnya rendah, jauh dari yang diharapkan. Dan
masih banyak anak didik dengan inteligensi yang rata-rata normal, tetapi
dapat meraih prestasi belajar yang tinggi melebihi kepandaian anak didik
dengan kepandaian anak didik dengan inteligensi yang tinggi. Tetapi juga
disangkal bahwa inteligensi yang tinggi memberi peluang yang besar
bagi anak didik untuk meraih prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena
itu, selain faktor inteligensi, faktor non inteligensi juga diakui dapat
menjadi penyebab kesulitan belajar bagi anak didik dalam belajar.
(Djamarah :2011).
Menurut Mulyadi (2010) ada ciri-ciri tingkah laku yang merupakan
pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar adalah : (1) menunjukkan
hasil belajar yang rendah dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh

5
kelompoknya atau di bawah potensi yang dimiliki, (2) hasil yang dicapai
tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan, (3) lambat dalam
melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, (4) menunjukkan sikap yang
kurang ajar seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta (5)
menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar seperti membolos, datang
terlambat, tidak tertib dalam kegiatan belajar mengajar,mengasingkan
diri, dan lain sebagainya (6) menunjukkan sikap emosional yang kurang
wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, dan lain-lain.
Banyak sudah para ahli yang mengemukakan faktor-faktor
penyebab kesulitan belajar dengan sudut pandang mereka masing-
masing. Ada yang meninjaunya dari sudut intern anak didik dan ektern
anak. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ektern adalah faktor yang ada di luar
individu. Slameto (2013), misalnya melihatnya dari kedua aspek tersebut.
Menurutnya faktor-faktor anak didik meliputi gangguan atau
kekurangpahaman psiko-fisik anak didik, yakni faktor intern ini akan
dibahas menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis,
dan faktor kelelahan. (1) Faktor jasmaniah, ada dua faktor yakni faktor
kesehatan dan cacat tubuh, (2) faktor psikologis , sekurang- kurangnya
ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang
mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah inteligensi, perhatian,
bakat, minat, motif kematangan dan kelelahan. Selain itu ada faktor
ektern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan
menjadi tiga faktor, yaitu: (1) faktor keluarga, siswa yang belajar akan
menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orangtua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga (2) Faktor sekolah, faktor sekolah yang mempengaruhi belajar
ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah (3)

6
faktor masyarakat, membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul bentuk kehidupan masyarakat.
Menurut Syah (2000) fenomena kesulitan belajar seorang siswa
biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi
belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan
munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan
berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak
masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah. Secara garis besar,
faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua
macam, yakni : (1). Faktor Intern, meliputi gangguan atau
ketidakmampuan psikofisik siswa seperti yang bersifat kognitif (ranah
cipta), yang bersifat afektif (ranah rasa), yang bersifat psikomotor (ranah
karsa). (2) Faktor ekstern, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa seperti lingkungan
keluarga, lingkungan perkampungan/masyarakat, lingkungan sekolah.
Selain itu faktor-faktor yang bersifat umum tersebut, ada pula faktor-
faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa. Diantara
faktor-faktor lain yang dapat dipandang sebagai faktor khusus ini ialah
sindrom psikologis berupa learning disability (ketidakmampuan belajar).
Sindrom yang berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator
adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar itu
ialah (1) disleksia, ketidakmampuan belajar membaca (2) disgrafia, yakni
ketidakmampuan belajar menulis, (3) diskalkulia, yakni ketidakmampuan
belajar matematika. Kesulitan belajar siswa yang menderita sindrom-
sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain
dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak.
Penyebab kesulitan belajar dapat berasal dari faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi: (1) intelegensi; (2) kurangnya bakat
khusus; (3) kurangnya motivasi; (4) situasi pribadi (emosi); (5) faktor
jasmaniah; (6) faktor bawaan, seperti buta warna, kidal, dan cacat tubuh.
Faktor eksternal meliputi: (1) faktor lingkungan sekolah seperti, sikap

7
guru, cara mengajar, situasi soaial, ruang belajar dan waktu belajar; (2)
situasi dalam keluarga siswa, sikap orang tua dan (3) lingkungan sosial
(Natawidjaja, 1984).
2.3.2 Ciri Kesulitan Belajar
Menurut Sugihartono (2007) menjelaskan tentang ciri-ciri anak
yang mengalami kesulitan belajar dan hal ini yang menjadi indikator
kesulitan belajar :
a. Prestasi belajar yang rendah, ditandai dengan adanya nilai yang
diperoleh di bawah standar yang telah ditetapkan (di bawah nilai 6),
mendapatkan rangking yang terakhir di kelasnya.
b. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan,
ditandai dengan sering mengikuti les tambahan tetapi hasilnya tidak
maksimal.
c. Terlambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar maupun
terlambat datang ke sekolah.
d. Menunjukkan sikap yang tidak peduli dalam mengikuti pelajaran,
ditandai dengan mengobrol dengan teman ketika proses pelajaran
berlangsung, makan di dalam kelas ketika mengikuti pelajaran.
e. Menunjukkan perilaku yang menyimpang, seperti suka membolos
sekolah, keluar masuk kelas ketika mengikuti pelajaran.
f. Menunjukkan adanya gejala emosional yang menyimpang, misalnya
mudah marah, pemurung, teriak-teriak ketika mengikuti pelajaran
dan sebagainya

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki
kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.
2. Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan
intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki
ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan
hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta
pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori
motorik.
3. Gejala kesulitan belajar ditunjukan dengan : (1) menunjukkan hasil belajar
yang rendah dibawah rata-rata, (2) hasil yang dicapai tidak seimbang
dengan usaha yang telah dilakukan, (3) lambat dalam melakukan tugas-
tugas kegiatan belajar, (4) menunjukkan sikap yang kurang ajar seperti
acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta (5) menunjukkan tingkah
laku yang kurang wajar seperti membolos, datang terlambat, tidak tertib
dalam kegiatan belajar mengajar,mengasingkan diri, dan lain sebagainya
(6) menunjukkan sikap emosional yang kurang wajar, seperti pemurung,
mudah tersinggung, pemarah, dan lain-lain. Adapun ciri ciri anak yang
mengalami kesulitan belajar dan hal ini yang menjadi indikator kesulitan
belajar salah satunya adalah prestasi belajar yang rendah, ditandai dengan
adanya nilai yang diperoleh di bawah standar yang telah ditetapkan (di
bawah nilai 6), mendapatkan rangking yang terakhir di kelasnya.

3.2 Saran
Saran dan harapan kami, dengan mempelajari tentang kesulitan belajar ini
kita dapat lebih memahami tentang pengertian belajar, pengertian kesulitan

9
belajar dan gejala serta ciri dari kesulitan belajar itu sendiri, sehingga dapat
memudahkan dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Bahri Djamarah, Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Benny. (2009 ). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Daryanto. (2010). Belajar dan Mengajar. Jakarta : Yrama Widya.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Jamaris, M. (2014). Kesulitan Belajar: Perspektif, Asesmen, dan


Penanggulangannya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mulyadi, (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap


Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta : Nuha Litera.

Natawidjaja, R. (1984). Pengajaran Remedial. Jakarta: Depdikbud

Sholihin, Muchlis. (2006). Buku Ajar Psikologi Belajar PAI . STAIN Pamekasan
Press.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :


PT. Rineka Cipta

10
Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Syah, Muhibbin. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.


Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Trianto. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

11

Anda mungkin juga menyukai