Semester VI PAI-A
- Fahri Ramadhan
- M. Taufik Ar Rasyid
- Santi Pratiwi
- Agustina Anjayani
JURUSAN TARBIYAH
2020-2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Yang telah memberi
kami kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang
diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, berserta keluarga dan para sahabatnya
serta para pengikutnya yang setia sampai hari kemudian.
Makalah atau buku ini kami buat dengan maksud untuk menyelesaikan
tugas kami mengenai “Kesulitan Dalam Belajar”. Kami berharap penyusunan
dalam bentuk makalah ini akan memberi banyak manfaat dan memperluas ilmu
pengetahuan kita.
Dan kami menyadari didalam penyusunan ini mungkin masih belum
sempurna dan terdapat kesalahan dalam penyusunannya, kami mohon untuk
bimbingan dan kritik serta saran yang bersifat membangun.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT kami mohon, semoga usaha ini
merupakan usaha yang murni bagi-Nya dan berguna bagi kita sekalian sampai
hari kemudian.
Penyusun
Kelompok 8 (Delapan)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan aktivitas individu yang melakukan belajar, yaitu proses
kerja faktor internal. Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh
peluang untuk mencapai kinerja akademik (academic performance) yang
memuaskan. Namun, dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu
memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik,
latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang
sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.
Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah kita pada
umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata,
sehingga siswa yang berkemampuan lebih atau yang berkemampuan kurang
itu terabaikan. Dengan demikian, siswa-siswa yang berkategori “di luar rata-
rata” itu (sangat pintar dan sangat bodoh) tidak mendapat kesempatan yang
memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana Hakikat Kesulitan belajar?
2. Apa Faktor-faktor kesulitan belajar?
3. Bagaimana diagnosis kesulitan belajar?
4. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dalam belajar?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Hakikat Kesulitan belajar?
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor kesulitan belajar?
3. Untuk mengetahui bagaimana diagnosis kesulitan belajar?
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kesulitan dalam belajar?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Syarifan Nurjan, Psikologi Belajar ( Ponogoro: Wade Group, 2016), h. 161.
2
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung, PT Remaja Rosdakarya: 1990) ,
h. 124.
2
Definisi belajar menurut KBBI adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman. Ada beberapa pendapat tentang pengertian
kesulitan belajar, diantaranya adalah:3
1) Sunarto
“Kesulitan belajar adalah hambatan atau gangguan belajar pada
seharusnya dicapai”.
2) Gagne
“Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah
3) Prayitno
“Menurut Prayitno masalah adalah sesuatu yang tidak disukai,
hidupnya”.
3
Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2009), h. 56.
4
Syarifan Nurjan, h. 162.
3
Seorang anak yang nilainya jelek dalam suatu situasi pendidikan yang
terbatas atau buruk, misalnya, belum tentu mengalami kesulitan belajar; anak
itu justru punya “lingkungan yang tidak menguntungkan”. Hal yang sama
bisa dikatakan tentang seorang anak yang hidup dalam kondisi dibawah
standar yang kurang gizi dan tidak mendapat dukungan pendidikan. Dan
pembelajaran yang berbasis GSI sangat membantu dalam
mengatasi kesulitan belajar yang beragam.
a) Keadaan jasmani.
Keadaan jasmani pada umumnya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya,
kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal.5
5
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Ranika Cipta, 2011), h. 189.
4
2) Faktor Psikologis
“Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang
6
Elfidayanti, Psikologi Pendidikan (Langkat: 2015), h. 68.
5
cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa
dan sebagainya. Baik yang positif maupun negatif. .7
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang. Setiap orang pasti memiliki bakat
dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai
ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-
masing.8
e) Cita-cita
“Cita-cita sebagai motivasi intrinsic perlu didikan.
2. Faktor Eksternal
Elfidayanti dan Zifaturridha (2017) faktor eksternal siswa meliputi
semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung
aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
1) Lingkungan keluarga
Lingkungan ini sangat memengaruhi proses belajar
siswa. Ketenangan keluarga, sifat-sifat orang tua, pengelolaan
keluarga, semua nya dapat memberi dampak terhadap aktivitas
belajar siswa. Hubungan antara satu keluarga yang harmonis
akan membantu siswa melakukan aktivitas dengan baik. Jadi,
peran orang tua lah yang sangat penting dalam proses belajar
7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafinda Persada, 2003), h. 82.
8
Slavin, Belajar dan Pembelajaran ( Bandung: 2006), h. 143.
9
Elfidayanti, h. 72.
6
nya siswa, ketika sebuah keluarga sudah tidak harmonis lagi,
maka siswa pun akan terganggu proses belajarnya.
2) Lingkungan masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa
akan memengaruhi proses belajar siswa. Lingkungan yang
kumuh, banyak pengangguran yang akan memengaruhi proses
belajar siswa dan di lingkungan masyarakat siswa akan banyak
bergaul dengan teman-temannya. Jika siswa pandai memilih
taman, maka akan baik lah akhlak, tingkah laku dan siswa
semakin rajin dalam belajar.
3) Lingkungan sekolah
“Lingkungan sekolah juga sangat berpengaruh dalam
belajar”.
10
Elfidayanti dan Zifaturridha, Psikologi Pendidikan (Medan: CV. Iscom Medan, 2017),
h. 85
7
1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa
ketika mengikuti pelajaran.
2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran khususnya yang diduga
mengalami kesulitan belajar.
3. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal
keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
4. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk
mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
5. Memberikan tes pengetahuan intelegensi (IQ) khususnya kepada
siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.11
Secara umum, langkah-langkah di atas dapat dilakukan dengan mudah
oleh guru, kecuali langkah ke lima yaitu tes IQ, karena pada dasarnya tes IQ
merupakan sifat pemikiran siswa yang mencakup sejumlah kemampuan,
seperti menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berfikir abstrak,
menggunakan bahasa, dan juga daya tangkap, yang harus diperhatikan bukan
hanya oleh guru namun orang tua, untuk berperan andil dalam
mengajarkannya secara bertahap dengan penuh perhatian lebih.
8
f) Melaksanakan tes
2) Pengolahan data
“Data yang telah dikumpulkan dari kegiatan tahap pertama
tersebut, tidak ada artinya jika tidak ada pengolahan secara cermat.
Semua data harus di olah dan di kaji untuk mengetahui secara pasti
3) Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari
pengolahan data. Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya
prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu. Banyak langkah
yang dapat di tempuh guru, antara lain:12
a) Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku
menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.
b) Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa, khususnya
yang diduga mengalami kesulitan belajar.
c) Mewawancarai orang tua atau wali siswa.
d) Memberikan tes kepada siswa, khususnya kepada siswa yang
diduga mengalami kesulitan dalam belajar.
4) Treatment (Perlakuan)
Perlakuan di sini maksud nya adalah memberikan bantuan
terhadap siswa yang bersangkutan sesuai dengan program yang telah
disusun pada tahap pragnosis tersebut. Bentuk treatment yang
mungkin dapat diberikan yaitu:
a) Bimbingan belajar individual
b) Bimbingan belajar kelompok
c) Melalui bimbingan orang tua di rumah
d) bimbingan mengenai cara belajar yang baik secara umum
5) Evaluasi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
treatment yang telah diberikan berhasil dengan baik. Artinya ada
12
Muhibbin Syah, , h. 172.
9
kemajuan, yaitu anak dapat dibantu keluar dari lingkaran masalah
kesulitan belajar, atau gagal atau berhasil treatment yang telah
diberikan kepada anak, dapat diketahui sampai sejauh mana
kebenaran jawaban anak terhadap item-item soal yang diberikan
dalam jumlah tertentu melalui alat evaluasi berupa tes prestasi
belajar atau achievement test. Karenanya, perlu pengecekan kembali
dengan cara mencari faktor-faktor penyebab dari kegagalan itu. 13
13
Elfidayanti dan Zifaturridha,, h. 88.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesulitan dalam pembelajaran atau belajar merupakan suatu hal yang
sering ditemui oleh para pendidik, terutama guru. Sebagai upaya untuk
memberikan terapi terhadap permasalahan kesulitan belajar maka dapat
ditempuh melalui media klinik pembelajaran. Pembelajaran merupakan
wadah bagi guru untuk melakukan serangkaian upaya yaitu kegiatan
refleksi, penemuan masalah, pemecahan masalah melalui beragam strategi
untuk meningkatkan ketrampilan dalam mengelola pembelajaran. Strategi
utama yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Karena Pembelajaran merupakan milik bersama para guru, maka tempat
ini dapat digunakan dengan bebas untuk berdiskusi, melakukan refleksi
atau merenung tentang proses pembelajaran yang telah dijalani,
bersimulasi, misalnya bagaimana cara mengajarkan suatu konsep dengan
menyenangkan, dan membuat catatan bersama-sama dengan teman sejawat.
Dalam analisis kesulitan pembelajaran dapat dilalui dengan identifikasi
kesulitan belajar, mengadakan diagnosis kesulitan belajar, melakukan
bimbingan dan konseling belajar. Pada dasarnya semua anak memiliki
kemampuan, walaupun mungkin saja kemampuan yang dimiliki berbeda
satu dengan yang lainnya. pada tingkat pendidikan dasar berbagai
kemampuan tersebut masih memiliki relasi yang kuat, membaca, menulis,
serta berhitung. Masalah yang mungkin ada pada pada salah satu
kemampuan tersebut dapat menggangu kemampuan yang lain.
11
DAFTAR PUSTAKA
12