Anda di halaman 1dari 15

KESULITAN DALAM BELAJAR

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Psikologi Belajar”

Dosen Pengampu: Zaifatur Ridha, M.Pd. I

Semester VI PAI-A

Disusun Oleh Kelompok 8

- Fahri Ramadhan
- M. Taufik Ar Rasyid
- Santi Pratiwi
- Agustina Anjayani

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH


MAHMUDIYAH

2020-2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Yang telah memberi
kami kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang
diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, berserta keluarga dan para sahabatnya
serta para pengikutnya yang setia sampai hari kemudian.
Makalah atau buku ini kami buat dengan maksud untuk menyelesaikan
tugas kami mengenai “Kesulitan Dalam Belajar”. Kami berharap penyusunan
dalam bentuk makalah ini akan memberi banyak manfaat dan memperluas ilmu
pengetahuan kita.
Dan kami menyadari didalam penyusunan ini mungkin masih belum
sempurna dan terdapat kesalahan dalam penyusunannya, kami mohon untuk
bimbingan dan kritik serta saran yang bersifat membangun.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT kami mohon, semoga usaha ini
merupakan usaha yang murni bagi-Nya dan berguna bagi kita sekalian sampai
hari kemudian.

Tanjung pura, 22 Februari 2020

Penyusun
Kelompok 8 (Delapan)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Hakikat Kesulitan Belajar ......................................................................... 4
B. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ............................................ 7
C. Diagnosis Kesulitan Belajar ...................................................................... 8
D. Cara Mengatasi Kesulitan dalam Belajar ............................................. 10
BAB III ................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................ 11
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan aktivitas individu yang melakukan belajar, yaitu proses
kerja faktor internal. Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh
peluang untuk mencapai kinerja akademik (academic performance) yang
memuaskan. Namun, dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu
memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik,
latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang
sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.
Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah kita pada
umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata,
sehingga siswa yang berkemampuan lebih atau yang berkemampuan kurang
itu terabaikan. Dengan demikian, siswa-siswa yang berkategori “di luar rata-
rata” itu (sangat pintar dan sangat bodoh) tidak mendapat kesempatan yang
memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana Hakikat Kesulitan belajar?
2. Apa Faktor-faktor kesulitan belajar?
3. Bagaimana diagnosis kesulitan belajar?
4. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dalam belajar?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Hakikat Kesulitan belajar?
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor kesulitan belajar?
3. Untuk mengetahui bagaimana diagnosis kesulitan belajar?
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kesulitan dalam belajar?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Kesulitan Belajar


Syarifan Nurjan (2016) mengatakan setiap siswa/siswi pada prinsipnya
tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik
(academic performance) yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari
tampak jelas bahwa siswa/siswi itu memiliki perbedaan dalam hal
kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan
dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang
siswa/siswi dengan siswa/siswi lainnya. Sementara itu, penyelenggaraan
pendidikan di sekolah-sekolah kita pada umumnya hanya ditujukan kepada
para siswa/siswi yang berkemampuan rata-rata, sehingga siswa/siswi yang
berkemampuan lebih atau berkemampuan kurang terabaikan. Dengan
demikian, siswa/siswi yang berkategori “di luar rata-rata” itu (sangat pintar
dan sangat bodoh) tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk
berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Dari sini kemudian timbullah apa
yang disebut kesulitan belajar (learning difficulty) yang tidak hanya menimpa
siswa/siswi berkemampuan rendah, tetapi juga dialami oleh siswa/siswi yang
berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh
siswa/siswi yang berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh faktor-
faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai
dengan harapan.1
Kesulitan adalah keadaan yang sulit, dalam kesulitan dan dalam
kesusahan. Dalam hal ini berarti kesulitan mengandung makna sulit berbuat
sesuatu yang berarti suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan
dalam kegiatan untuk mencapai suatu kegiatan, dimana kesulitan yang
dimaksud dalam kajian ini adalah kesulitan belajar yang berarti kesulitan
tersebut kepada aktivitas belajar.2

1
Syarifan Nurjan, Psikologi Belajar ( Ponogoro: Wade Group, 2016), h. 161.
2
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung, PT Remaja Rosdakarya: 1990) ,
h. 124.

2
Definisi belajar menurut KBBI adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman. Ada beberapa pendapat tentang pengertian
kesulitan belajar, diantaranya adalah:3
1) Sunarto
“Kesulitan belajar adalah hambatan atau gangguan belajar pada

anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang

signifikan antara taraf integrasi dan kemampuan akademik yang

seharusnya dicapai”.

2) Gagne
“Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman”.

3) Prayitno
“Menurut Prayitno masalah adalah sesuatu yang tidak disukai,

menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan orang lain. Sedangkan

pengertian menurut psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya”.

Kesulitan belajar merupakan suatu bentuk gangguan dalam satu atau


lebih dari faktor fisik dan psikis yang mendasar yang meliputi pemahaman
atau penggunaan bahasa, lisan atau tulisan yang dengan sendirinya muncul
sebagai kemampuan tidak sempurna untuk mendengarkan, berfikir, berbicara,
membaca, menulis, atau membuat perhitungan matematikal, termasuk juga
kelemahan motorik ringan, gangguan emosional atau akibat keadaan
ekonomi, budaya, atau lingkungan yang tidak menguntungkan.4

3
Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2009), h. 56.
4
Syarifan Nurjan, h. 162.

3
Seorang anak yang nilainya jelek dalam suatu situasi pendidikan yang
terbatas atau buruk, misalnya, belum tentu mengalami kesulitan belajar; anak
itu justru punya “lingkungan yang tidak menguntungkan”. Hal yang sama
bisa dikatakan tentang seorang anak yang hidup dalam kondisi dibawah
standar yang kurang gizi dan tidak mendapat dukungan pendidikan. Dan
pembelajaran yang berbasis GSI sangat membantu dalam
mengatasi kesulitan belajar yang beragam.

Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian


Kesulitan belajar adalah salah satu kondisi dimana kompetensi atau potensi
yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan.
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan
menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.

B. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar


1. Faktor Internal
Syaiful Bahri Djamarah (2011) faktor internal adalah faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil
belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis
dan faktor psikologis.
1) Faktor Fisiologis
“Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang

berhubungan dengan kondisi fisik individu”.

a) Keadaan jasmani.
Keadaan jasmani pada umumnya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya,
kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal.5

5
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Ranika Cipta, 2011), h. 189.

4
2) Faktor Psikologis
“Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang

yang dapat mempengaruhi proses belajar”.

a) Sikap Terhadap Belajar


Sikap merupakan kemampuan memberikan
penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai
dengan penilaian. Adanya penilaian terhadap sesuatu
memberi sikap menerima, menolak atau
mengabaikannya begitu saja. Selama melakukan proses
pembelajaran sikap siswa akan menentukan hasil dari
pembelajaran tersebut. Pemahaman siswa yang salah
terhadap belajar akan membawa kepada sikap yang
salah dalam melakukan pembelajaran. Sikap siswa
terhadap belajar akan menentukan proses belajar itu
sendiri.6
b) Motivasi Belajar
Motivasi menentukan keberhasilan belajar.
Motivasi merupakan dorongan untuk mengerjakan
sesuatu. Dorongan tersebut ada yang datang dari dalam
individu yang bersangkutan dan ada pula yang datang
dari luar individu yang bersangkutan. Dorongan belajar
mempunyai peranan yang penting dalam
menumbuhkan semangat pada siswa untuk belajar.
c) Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat
mempengaruhi keberhasilan proses belajar. Sikap
adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan

6
Elfidayanti, Psikologi Pendidikan (Langkat: 2015), h. 68.

5
cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa
dan sebagainya. Baik yang positif maupun negatif. .7
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang. Setiap orang pasti memiliki bakat
dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai
ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-
masing.8
e) Cita-cita
“Cita-cita sebagai motivasi intrinsic perlu didikan.

Didikan memiliki cita-cita harus ditanamkan sejak

mulai kecil. Cita-cita merupakan harapan besar bagi

siswa sehingga siswa selalu termotivasi untuk belajar

dengan serius demi menggapai cita-cita tersebut”.9

2. Faktor Eksternal
Elfidayanti dan Zifaturridha (2017) faktor eksternal siswa meliputi
semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung
aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
1) Lingkungan keluarga
Lingkungan ini sangat memengaruhi proses belajar
siswa. Ketenangan keluarga, sifat-sifat orang tua, pengelolaan
keluarga, semua nya dapat memberi dampak terhadap aktivitas
belajar siswa. Hubungan antara satu keluarga yang harmonis
akan membantu siswa melakukan aktivitas dengan baik. Jadi,
peran orang tua lah yang sangat penting dalam proses belajar

7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafinda Persada, 2003), h. 82.
8
Slavin, Belajar dan Pembelajaran ( Bandung: 2006), h. 143.
9
Elfidayanti, h. 72.

6
nya siswa, ketika sebuah keluarga sudah tidak harmonis lagi,
maka siswa pun akan terganggu proses belajarnya.
2) Lingkungan masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa
akan memengaruhi proses belajar siswa. Lingkungan yang
kumuh, banyak pengangguran yang akan memengaruhi proses
belajar siswa dan di lingkungan masyarakat siswa akan banyak
bergaul dengan teman-temannya. Jika siswa pandai memilih
taman, maka akan baik lah akhlak, tingkah laku dan siswa
semakin rajin dalam belajar.
3) Lingkungan sekolah
“Lingkungan sekolah juga sangat berpengaruh dalam

proses belajar siswa. Karena, di sekolah lah tempat siswa

menimba ilmu, jadi dengan teman, guru, gedung sekolah dan

sarana prasarana yang baik maka siswa akan baik”.10

C. Diagnosis Kesulitan Belajar


Muhibbin Syah (2008) dalam memecahkan sebuah permasalahan pada
kesulitan belajar siswa, seorang guru diharuskan untuk mengidekntifikasi
permasalahan pada seorang anak. Upaya ini disebut dengan diagnosis yang
bertujuan untuk menetapkan jenis kesulitan belajar siswa.
“Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas

langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada kesulitan belajar yang

dialami oleh siswa. Prosedur inidikenal sebagai “Diagnostik” kesulitan

belajar”.

Banyak langkah-langkah diagnostik yang ditempuh guru, antara lain


yang cukup terkenal adalah prosedur Weener dan Senf(1982) sebagai mana
yang dikutip oleh Wardani(1991)sebagai berikut :

10
Elfidayanti dan Zifaturridha, Psikologi Pendidikan (Medan: CV. Iscom Medan, 2017),
h. 85

7
1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa
ketika mengikuti pelajaran.
2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran khususnya yang diduga
mengalami kesulitan belajar.
3. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal
keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
4. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk
mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
5. Memberikan tes pengetahuan intelegensi (IQ) khususnya kepada
siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.11
Secara umum, langkah-langkah di atas dapat dilakukan dengan mudah
oleh guru, kecuali langkah ke lima yaitu tes IQ, karena pada dasarnya tes IQ
merupakan sifat pemikiran siswa yang mencakup sejumlah kemampuan,
seperti menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berfikir abstrak,
menggunakan bahasa, dan juga daya tangkap, yang harus diperhatikan bukan
hanya oleh guru namun orang tua, untuk berperan andil dalam
mengajarkannya secara bertahap dengan penuh perhatian lebih.

D. Cara Mengatasi Kesulitan dalam Belajar


Ada enam cara untuk mengatasi kesulitan dalam belajar, yaitu:
1) Pengumpulan data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar,
diperlukan banyak informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut,
maka perlu di adakan pengamatan secara langsung yang disebut
dengan pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dengan cara
metode-metode, yaitu:
a) Observasi
b) Kunjungan rumah
c) Daftar pribadi
d) Meneliti pekerjaan anak
e) Tugas kelompok
11
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.186-
187.

8
f) Melaksanakan tes
2) Pengolahan data
“Data yang telah dikumpulkan dari kegiatan tahap pertama

tersebut, tidak ada artinya jika tidak ada pengolahan secara cermat.

Semua data harus di olah dan di kaji untuk mengetahui secara pasti

sebab-sebab kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa”.

3) Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari
pengolahan data. Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya
prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu. Banyak langkah
yang dapat di tempuh guru, antara lain:12
a) Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku
menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.
b) Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa, khususnya
yang diduga mengalami kesulitan belajar.
c) Mewawancarai orang tua atau wali siswa.
d) Memberikan tes kepada siswa, khususnya kepada siswa yang
diduga mengalami kesulitan dalam belajar.
4) Treatment (Perlakuan)
Perlakuan di sini maksud nya adalah memberikan bantuan
terhadap siswa yang bersangkutan sesuai dengan program yang telah
disusun pada tahap pragnosis tersebut. Bentuk treatment yang
mungkin dapat diberikan yaitu:
a) Bimbingan belajar individual
b) Bimbingan belajar kelompok
c) Melalui bimbingan orang tua di rumah
d) bimbingan mengenai cara belajar yang baik secara umum
5) Evaluasi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
treatment yang telah diberikan berhasil dengan baik. Artinya ada

12
Muhibbin Syah, , h. 172.

9
kemajuan, yaitu anak dapat dibantu keluar dari lingkaran masalah
kesulitan belajar, atau gagal atau berhasil treatment yang telah
diberikan kepada anak, dapat diketahui sampai sejauh mana
kebenaran jawaban anak terhadap item-item soal yang diberikan
dalam jumlah tertentu melalui alat evaluasi berupa tes prestasi
belajar atau achievement test. Karenanya, perlu pengecekan kembali
dengan cara mencari faktor-faktor penyebab dari kegagalan itu. 13

13
Elfidayanti dan Zifaturridha,, h. 88.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesulitan dalam pembelajaran atau belajar merupakan suatu hal yang
sering ditemui oleh para pendidik, terutama guru. Sebagai upaya untuk
memberikan terapi terhadap permasalahan kesulitan belajar maka dapat
ditempuh melalui media klinik pembelajaran. Pembelajaran merupakan
wadah bagi guru untuk melakukan serangkaian upaya yaitu kegiatan
refleksi, penemuan masalah, pemecahan masalah melalui beragam strategi
untuk meningkatkan ketrampilan dalam mengelola pembelajaran. Strategi
utama yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Karena Pembelajaran merupakan milik bersama para guru, maka tempat
ini dapat digunakan dengan bebas untuk berdiskusi, melakukan refleksi
atau merenung tentang proses pembelajaran yang telah dijalani,
bersimulasi, misalnya bagaimana cara mengajarkan suatu konsep dengan
menyenangkan, dan membuat catatan bersama-sama dengan teman sejawat.
Dalam analisis kesulitan pembelajaran dapat dilalui dengan identifikasi
kesulitan belajar, mengadakan diagnosis kesulitan belajar, melakukan
bimbingan dan konseling belajar. Pada dasarnya semua anak memiliki
kemampuan, walaupun mungkin saja kemampuan yang dimiliki berbeda
satu dengan yang lainnya. pada tingkat pendidikan dasar berbagai
kemampuan tersebut masih memiliki relasi yang kuat, membaca, menulis,
serta berhitung. Masalah yang mungkin ada pada pada salah satu
kemampuan tersebut dapat menggangu kemampuan yang lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta) 2009.


Djamarah Syaiful Bahri, Psikologi Belajar (Jakarta: Ranika Cipta) 2011
Elfidayanti, Psikologi Pendidikan (Langkat) 2015
Elfidayanti dan Zifaturridha, Psikologi Pendidikan (Medan: CV. Iscom Medan)
2017
Nurjan Syarifan, Psikologi Belajar ( Ponogoro: Wade Group) 2016.
Slavin, Belajar dan Pembelajaran ( Bandung) 2006
Syah Muhibbin, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Raja Grafinda Persada) 2008
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafinda Persada) 2003
Purwanto M. Ngalim, Psikologi Pendidikan (Bandung, PT Remaja Rosdakarya)
1990

12

Anda mungkin juga menyukai