Berkebutuhan Khusus
Tunadaksa
Tunagrahita
Ragam ABK
Slow learner
Tunalaras-Conduct Disorder
Gangguan
Perkembangan ADD-ADHD
Autisme
Kesulitan Belajar
Giftedness
Pilihan Pendidikan bagi ABK
2. SEKOLAH INKLUSI
3. HOMESCHOOLING
1. TUNANETRA
● Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam
penglihatan.
● Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu:
buta total (Blind) dan low vision.
● Definisi Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan: Individu
yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan
kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki
penglihatan. Karena tuna netra memiliki keterbatasan dalam
indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan
pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra
pendengaran.
● Prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan
pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang
digunakan harus bersifat taktual dan bersuara.
Contohnya: penggunaan tulisan braille, gambar timbul,
benda model dan benda nyata. sedangkan media yang
bersuara adalah tape recorder dan peranti lunak JAWS.
8
2. TUNARUNGU &
GANGGUAN
KOMUNIKASI
Tunarungu
● Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam
pendengaran baik permanen maupun tidak permanen.
Penting diketahui :
● Gangguan pendengarandapat merupakan kelainan
yang berdiri tunggal atau merupakan bagian dari
“multiple handicaps”.
Multiple handicaps” dengan gangguan pendengaran
“
Gangguan Bahasa
Sangat kurang dalam kemampuannya memahami atau
mengekspresikan bahasa, dibandingkan siswa-siswa lain
seumurnya dan kelompok kulturalnya (Owens, 1999)
Pembelajaran Anak Tunarungu-Wicara
● Terapi wicara
● Pelatihan bahasa isyarat
● Pelatihan ekspresi dan olah tubuh
● Selanjutnya tergantung pada potensi dan problem
anak secara individual
Mengadaptasi Pengajaran Siswa dengan
Gangguan Bicara-Komunikasi
● Mengadaptasi pengajaran bagi siswa dengan gangguan
bicara & komunikasi:
○ Mendorong komunikasi oral
○ Sabar mendengarkan
○ Menyarankan klarifikasi
○ Memanfaatkan komunikasi augmentatif dan alternatif
(augmentative and alternative communication, AAC) bagi
siswa yang sedikit atau tidak memiliki bahasa oral
3. TUNADAKSA
● Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang
disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang
bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral
palsy, amputasi, polio, dan lumpuh.
● Tingkat gangguan pada tunadaksa:
Ringan
yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik
tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi,
Sedang
yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan
koordinasi sensorik,
Berat
yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak
mampu mengontrol gerakan fisik.
Penekanan Pembelajaran Individu Tunadaksa
Derajat Retardasi
Rentang IQ Kemampuan Terminologi Prevalens Prototype
Belajar Psikologis
84 – 70 Slow learner Borderline Lambat belajar
69 - 55 Mampu didik Ringan 2,5 % Kesulitan dalam
aspek sosial emosi
54 – 40 Mampu Latih Sedang 0,3 % Kelainan organik
39 – 25 Sub-trainable Berat Gangguan sistem
syaraf pusat,
gangguan organik
lain, sindrom
< 25 Profound 0,1 %
POTENSI AKADEMIS & BEKERJA
BERDASARKAN DERAJAT RETARDASI
LEVEL POTENSI AKADEMIS KEHIDUPAN SEHARI- PEKERJAAN
HARI
Hiperaktif
Rusuh
Tidak bisa duduk tenang, gelisah, inginnya
Tergesa-gesa
berdiri, jalan-jalan di tempat yang
Clumsy (nabrak-nabrak, seperti ceroboh)
seharusnya dia duduk
Grasa-grusu
Kalau bisa lari, mending lari saja … atau
Barang berjatuhan
manjat
Bicara … terus …
Tidak bisa main dengan ‘tenang’
Kontak dengan orang lain, baik
Selalu inginnya bergerak seperti ada mesin
Isi pembicaraan nyambung walau kadang lompat-lompat
penggeraknya
Mengadaptasi pengajaran bagi siswa ADHD
Prognosis
Low functioning tidak dapat diharapkan untuk hidup
mandiri
Medium/middle functioning dapat digabung dalam kelas
khusus
High functioning dapat hidup mandiri, bisa sukses
dalam pekerjaan, dan bisa berkeluarga
Namun kesemuanya perlu pendampingan
orangtua/keluarga
Intervensi bagi Anak Autis
● Terapi perilaku
● Terapi obat (Pharmacotherapy)
● Terapi wicara
Metode PECS (Picture Exchange
Communication System) sistem
komunikasi dg media pertukaran gambar
Mengadaptasi Pengajaran bagi Siswa dengan
Autisme
○ Memaksimalisasi konsistensi pengaturan ruang kelas
dan skedul mingguan.
○ Menggunakan sinyal visual sesering mungkin, yang
juga mencakup instruksi.
● Senantiasa menciptakan kontak mata untuk menjalin
hubungan dan komunikasi
● Instruksi sederhana, singkat, dan jelas
● Rutinitas yang terstruktur
54
9. KESULITAN BELAJAR
(Learning Disorder/ Learning
Disability / Learning Difficulties)
● Dialami pada ABK yang bisa disebabkan oleh
gangguan neurologis, brain injury,dan
gangguan emosi karena pola asuh atau
gangguan neurologis atau motivasi karena pola
asuh
● Bisa terjadi pada semua gangguan atau
ketunaan atau kelainan.
● Untuk gangguan membaca, berhitung, dan
menulis dengan anak/individu dg IQ minimal
rata2 disebut Specific Learning Disability (SLD).
Pembelajaran Siswa dengan Kesulitan Belajar
REMEDIAL AKOMODASI
7. Menyediakan perancahan/scaffolding
62
10. GIFTEDNESS
Gifted
● Gifted = hadiah (dari Tuhan)
● Individu dengan IQ ≥ 130
● Menurut Renzulli (Three Rings Concept)
Individu dg kemampuan intelektual tinggi,
Kreativitas tinggi,
Task-commitment yang tinggi
The normal distribution
Workshop Giftedness, Des 2008
Workshop Giftedness, Des 2008
Kata kunci ‘Gifted’
● Psychomotor
●Sensual
●Intellectual
●Imaginational
●Emotional
•Mempertanyakan keputusan
•Menarik kesimpulan
•Memulai projek sendiri
•Menyelesaikan tugas yg diberikan
•Bagus dalam menciptakan sesuatu yg
•Pintar menyalin, meniru baru
•Suka belajar
•Suka sekolah
Workshop Giftedness, Des 2008
Beberapa macam pembelajaran untuk
anak gifted
● Akselerasi
● Pengayaan: jam tambahan khusus, studi independen,
pada musim liburan, latihan/magang
● Sofistikasi
● Prinsip ‘Novelty’
Ditambah dengan:
● Peningkatan softskills/pengembangan kepribadian
(yang mengarah pada pengembangan aspek2 selain
kognitif)
Mengadaptasi pengajaran bagi Siswa Berbakat
(Gifted)
siswa berbakat:
1. Menyediakan tugas terinvidualisasi.
2. Membentuk kelompok belajar dari siswa dengan minat dan
kemampuan yang serupa.
3. Mengajarkan keterampilan kognitif kompleks di dalam konteks
bidang pelajaran yang spesifik.
4. Menyediakan kesempatan untuk belajar mandiri & belajar
pelayanan.
5. Mencari sumber daya dari luar.
6. Mengerti bahwa siswa dengan kemampuan kognitif luar biasa
tidak pasti juga memiliki kemajuan dalam aspek lain dari
perkembangannya.
84
Siswa Berkebutuhan Khusus: Rekomendasi Umum
1 Bersikap fleksibel dalam pendekatan pengajaran.
.
3 Bila tidak ada alasan lain, tetapkan ekspektasi sama bagi siswa
. berdisabilitas dan siswa lain.
85
Strategi Guru Menghadapi Berbagai
Temperamen Anak (Sanson & Rothbard, 1995 dlm
Santrock, 2004) dan Ragam ABK