Anda di halaman 1dari 13

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Proses yang melibatkan


penggabungan dan penyatuan
informasi yang ada untuk memilih
satu dari kemungkinan tindakan.

Proses : skema keputusan sosial yaitu


peraturan yang menghubungkan antara
distribusi awal dari pandangan anggota
dengan keputusan final kelompok.
Fenomena Pengambilan Keputusan
• Kelompok berfungsi untuk melakukan banyak,
diantaranya adalah pengambilan keputusan
(decision making).
• Pemerintah, perusahaan besar, tim olah raga, atau
kelompok lainnya, mempercayakan keputusan kunci
ini pada kelompok.
• Banyak faktor yang menyebabkan, tetapi yang paling
penting adalah suatu keyakinan bahwa keputusan
kelompok itu lebih baik dari pada individu.
• Persoalan timbul: apakah selalu keputusan kelompok
lebih baik dari pada keputusan individual ?
Fenomena Pengambilan Keputusan
• Dalam penelitian yang mendalam, maka proses pengambilan
keputusan itu, cenderung dituntun oleh suara mayoritas, keinginan
untuk populair dan mencari kebenaran.
• Jika suara mayoritas di awal proses pengambilan keputusan
diketahui, maka itu pulalah keputusan akhirnya. Pertanyaannya:
apakah keputusan seperti itu yang didasarkan pada suara mayoritas
itu selalu keputusan yang tepat untuk mengatasi suatu masalah ?
• Suara/usul yang hanya mengarahkan ketenaran, biasanya lebih
banyak disukai, sehingga sangat berpengaruh pada keputusan
akhir.
• Pengambilan keputusan dimulai dari diajukannya fakta-fakta
sebagai sebuah kebenaran. Persoalannya, mengambil keputusan
adalah upaya untuk memprediksi ke depan.
• Muncul satu fenomena lagi dalam pengambilan keputusan:
groupthink.
Bahaya !
• Mengapa terjadi gruopthink ? Setidaknya ada dua faktor:
kosehsifitas itu sendiri dan norma kelompok (kelompok
adalah sempurna).
• Gruopthink muncul jika sebuah kelompok sangat kohesif.
• Kelompok yang sangat kohesif, maka anggota-anggotanya
memiliki banyak kesamaan berfikir, dan saling suka
menyukai. Kalau rapat, proses dalam pengambilan
keputusan, keputusanya bagaimana ?
• Jawabannya: mudah sepakat dan cepat, proses pengolahan
informasi yang bias, sehingga dapat menjadi suatu
keputusan yang kurang cermat.
• Keputusan dapat menjadi buruk, karena kurang kritis
terhadap informasi dan suatu solusi.
Bahaya !
• Dalam kelompok yang sangat kohesif, akan cenderung
memandang kelompok itu sangat hebat, dan memiliki
legalitas, sehingga norma kelompok menjadi dominan.
• Groupthink yaitu kecenderungkan kelompok yang
sangat kohesif untuk mengasumsikan bahwa
keputusan mereka tidak mungkin salah, bahwa semua
anggota harus mendukung keputusan kelompok secara
kuat, dan informasi yang berlawanan harus diabaikan.
• Keputusan kelompok: tidak mungkin salah, semua
anggota harus mendukung, dan informsi yang
berlawanan diabaikan.
• Inilah yang kemudian dapat mengabaikan dan bahkan
mematikan gagasan kreatif, pemikiran kritis individu.
Cakupan Groupthink
• Menurut Irving Janis, dalam groupthink ada fenomena:
suatu keramahan (kohesif), isolasi kelompok dari
ketidaksepakatan pandangan, cenderung memutuskan
yang disukainya.
• Kohesi yang kuat, menghasilkan suatu model interaksi
yang sangat ramah, tidak mau berdebat, tidak mau
menentang dll.
• Jika ada yang tidak sepakat, seperti diabaikan, dianggap
bukan bagian kelompok, ketidaksepakan harus diisolasi.
• Maka keputusan cenderung yang disukai, sehingga
keputusan bukanlah keputusan terbaik untuk
menghadapi suatu masalah.
Gejala-gejala Groupthink
• Awalnya: menilai kekuatan dan hak kelompok secara
berlebihan.
• Akibatnya: ada gelaja (1) ilusi kekebalan, (2) tidak
ada moralitas kelompok, anggota kelompok menjadi
tertutup pemikirannya, (3) ada rasionalisasi terhadap
keputusannya, dan (4) pandangan stereotip pada
penentang.
• 1. Ilusi kekebalan: ada semacam kebanggaan diri dan
optimisme yang berlebihan, sehingga kurang dapat
menangkap adanya tanda bahaya, atau berkurangnya
kewaspadaan. Keputusan menjadi buruk, karena
sangat memandang enteng persoalaan dan resiko.
Gejala-gejala Groupthink
• 2. Ketiadaan moralitas kelompok, artinya isu mengenai
moralitas dan etika, sering diabaikan. Usul-usul yang
lebih bermoral, dipandang tidak penting.
• Anggota kelompok cenderung menjadi tertutup
pemikiran, disebabkan pengabaian terhadap moralitas
tersebut.
• 3. Ada rasionalisasi terhadap keputusannya, tampil
sebagai usaha untuk membenarkan suatu keputusan.
Defensif terhadap kritik, tapi memuja/membela secara
berlebihan.
• 4. Pandangan stereotip pada penentang. Partisipan dalam
groupthink, sering menggambarkan penentang terhadap
keputusan itu adalah orang buruk, bodoh dan jahat .
Gejala-gejala Groupthink
• Akhirnya kelompok melakukan penekanan
terhadap penentang, dengan mengarahkan ke
penyeragaman.
• Caranya: tekanan konformitas dan penyensoran
diri.
• Tekanan konformitas, artinya menekan seseorang
agar punya pendapat yang sama, dengan
menyindir keburukan pendapatnya, yang pasti
tidak didukung oleh semua orang.
• Penyensoran diri (self-cencorship), artinya
mempuat para penetang merasa tidak nyaman
dengan dirinya pada posisi penentangan itu
Pencegahan Groupthink
• Janis mengungkapan: beberapa cara agar tidak terjadi
groupthink: (1) bersikap netral, (2) mendorong
evaluasi kritis, (3) membagi kelompok dalam sub-sub,
menyatukannya kembali, (4) menerima kritikan ahli
dan teman sejawat, (5) sebelum mengiplementasikan,
ungkapkan kembali setiap keraguan.
• 1. Bersikap netral, jangan mendukung atau menolak
setiap gagasan yang muncul dari siapapun, dalam
posisi apapun dia.
• 2. Mendorong setiap orang untuk melakukan evaluasi
kritis, terhadap setiap gagasan. Setiap gagasan dari
siapapun, pasti terdapat sisi kelemahannya.
Pencegahan Groupthink
• 3. Membagi kelompok dalam sub-sub dan menyatukannya
kembali. Membagi dalam kelompok yang lebih kecil dan
banyak, memberi kesempatan munculnya gagasan lebih
orisinal dan beragam. Setiap kelompok dapat memunculkan
keputusan yang berbeda.
• 4. Menerima kritikan ahli dan teman sejawat. Kritikan ahli
dan teman sejawat dari kelompok lain, memungkinkan ada
pernyempurnaan dari suatu keputusan, karena ada
kemungkinan melihat dari perspektif yang berbeda.
• 5. Sebelum mengimplementasikan, ungkapkan kembali
setiap keraguan. Sebuah keputusan, atau drafnya, dikaji
ulang. Ini dapat memunculkan pandangan baru untuk
menyempurnakannya.
Tugas Pertemuan 8
• 1. Keputusan kelompok lebih baik dari keputusan
individual. Berikan dua bukti bahwa pendapat itu tidak
selalu benar.
• 2. Jelaskan mengapa kohesivitas kelompok dapat
memunculkan groupthink ? Gunakan dua hal dalam
penjelasan anda.
• 3. Apa maksudnya adanya ilusi kekebalan dalam
groupthink ? Jelaskan dalam dua hal.
• 4. Mencegah adanya groupthink dapat dilakukan
dengan: membagi dalam beberapa sub-kelompok dan
menyatukan kembali. Jelaskan bagaimana cara seperti
ini dapat mencegah adanya groupthink.

Anda mungkin juga menyukai