Anda di halaman 1dari 19

 Aprilia Anwar

 Andro Catur Mahardika


 Mira Lianti
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational
learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru
dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda
dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura
memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks
otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi
yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan
skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut
teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar
sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan
penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih
memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian
reward dan punishment, seorang individu akan berpikir dan
memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
Pendekatan teori sosial terhadap proses perkembangan sosial
dan moral siswa ditekankan pada:

1. conditioning (pembiasaan merespons)


2. imitation (peniruan).
Teori Belajar Bandura

Teori Bandura dengan jelas menggunakan


sudut pandang kognitif dalam
menguraikan belajar dan perilaku. Melalui
kognitif kita berarti Bandura berasumsi
tentang pikiran manusia dan menafsirkan
pengalaman mereka.
 Pemodelan yang Tertunda (Delayed Modelling)
 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Belajar
› Atensi atau Perhatian
› Retensi
› Reproduksi Gerak
› Penguatan dan Motivasi
 Determinisme Resiprok (Reciprocal Determinism)
 Perilaku Diatur-Sendiri (Self-Regulated Behavior)
 Tindakan Moral (Moral Conduct)
 Proses Kognitif yang Salah (Faulty Cognitive
Processes)
Aplikasi Teori Bandura
Contoh aplikasi teori belajar Bandura adalah ketika seorang
anak belajar untuk mengendarai sepeda. Ditahap perhatian, si
anak akan tertarik mengamati para pengendara sepeda
dibanding dengan orang yang melakukan aktifitas lain yang dia
anggap kurang menarik. Oleh karena itu, ia akan mengamati
bagaimana seseorang mengayuh sepeda. Selanjutnya pada
tahap penyimpanan dalam ingatan si anak akan tersimpan
bahwa bersepeda itu menyenangkan dan suatu saat jika
waktunya tepat ia akan meminta ayahnya untuk mengajarinya
mengendarai sepeda. Semuanya itu kemudian dilaksanakan
pada tahap reproduksi di mana si anak kemudian benar-benar
belajar mengendarai sepeda bersama sang ayah. Ketika anak
itu sudah berhasil, di sinilah tugas sang ayah untuk memberi
reward sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan sang anak
sekaligus merupakan tahap motivasi (Susanto, 2017)
Contoh Aplikasi Teori Belajar Sosial

Contoh aplikasi teori belajar Bandura adalah ketika seorang


anak belajar untuk mengendarai sepeda. Ditahap perhatian,
si anak akan tertarik mengamati para pengendara sepeda
dibanding dengan orang yang melakukan aktifitas lain yang
dia anggap kurang menarik. Oleh karena itu, ia akan
mengamati bagaimana seseorang mengayuh sepeda.
Selanjutnya pada tahap penyimpanan dalam ingatan si
anak akan tersimpan bahwa bersepeda itu menyenangkan
dan suatu saat jika waktunya tepat ia akan meminta
ayahnya (semisal) untuk mengajarinya mengendarai
sepeda. Semuanya itu kemudian dilaksanakan pada tahap
reproduksi di mana si anak kemudian benar-benar belajar
mengendarai sepeda bersama sang ayah. Ketika anak itu
sudah berhasil, di sinilah tugas sang ayah untuk memberi
reward sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan sang
anak sekaligus merupakan tahap motivasi (Sari, 2014).
Aplikasi dalam pelajaran IPS guru dapat membawa siswanya
misalnya ke Museum untuk mengamati benda-benda bersejarah
,sambil mengamati objek objek belajar tersebut guru dapat
memberikan informasi yang untuk menumbuhkan rasa patriotisme
atau memberi informasi penting tentang sejarah Indonesia yang
harus dikuasai oleh siswa.

Dengan metode observasi dan modeling yang menjadi ciri utama


Teori Bandura siswa dapat belajar sambil menikmati indahnya alam
sekitar ciptaan Yang Maha Pencipta, siswa dapat menghirup
segarnya udara di luar kelas dengan sepuas puasnya. Siswa dapat
mengembalikan kebugaran fisiknya dengan mengamati banyak
objek alami dan fenomena fenomena baru dibawah bimbingan
gurunya
Saat ini minat baca khususnya di Indonesia dapat
dikatakan masih rendah seperti pada paparan Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2006, ternyata masyarakat Indonesia
lebih memilih menonton TV (85 %) dan/atau mendengarkan
radio (40,3%) daripada membaca Koran (23, 5%) .Data-data
diatas menunjukkan bahwa minat baca di Indonesia masih
rendah . Maka disinilah peran keluarga dalam
menanamkan minat baca anak semenjak dini terus menerus di
lakukan agar dapat menciptakan generasi penerus yang
mempunyai minat baca tinggi.
Peran keluarga
dalam memberikan keteladanan untuk memotivasi
anak-anaknya agar menggemari budaya membaca
dapat dilakukan dengan membangun sebuah
perpustakaan keluarga sehingga dalam saat-saat
senggangnya sebuah keluarga dapat berkumpul di suatu
tempat yang dijadikan perpustakaan keluarga sehingga
akan tercipta budaya membaca dengan sendirinya
tanpa pihak orang tua harus memaksa-maksa anak untuk
membaca buku-buku pelajaran misalnya: Orang tua juga
dituntut untuk memberikan keteladanan untuk menyukai
membaca buku-buku yang bermutu sehingga anak akan
meniru kebiasaan ini dan tidak akan terjerumus dengan
membaca buku-buku yang tidak baik seperti buku-buku
porrnografi misalnya.
Penerapan Teori Belajar Sosial

 Iklan mie instan, di iklan tersebut diperlihatkan seseorang


yang sedang melihat orang lain makan mie instan
dengan nikmatnya, membuatnya pada akhirnya makan
mie instan yang sama.
 Iklan sebuah pasta gigi memperlihatkan seorang anak
yang meniru kebiasaan ayahnya makan, ribut sendiri
karena menonton bola, dan cara ayahnya menggosok
gigi.
 Sosialisasi penggunaan helm dan mengendarai motor
yang baik menggunakan suatu film pendek yang
mengilustrasikan seorang pemuda yang naik motor ugal-
ugalan dan tidak memakai helm, berakibat fatal; kaum
muda yang melihatnya menggunakan helm dan
berkendara aman tak hanya untuk menghindari ditilang
polisi, tetapi untuk mengamankan dirinya.
Aplikasi Teori Belajar Sosial Terhadap
Pembelajaran
 Pembelajaran Matematika
› Dalam mengajarkan tentang penjumlahan dan
pengurangan garis bilangan bulat, guru bisa memberikan
materi dengan menggunakan media pola lantai yang
diperagakan oleh gurunya. Disini guru memperagakan
cara untuk menjumlahkan atau mengurangi bilangan
dengan jelas kepada siswa. Selain itu, guru juga dapat
mengajak siswa untuk melakukan hal yang sama yang di
contohkan oleh gurunya. Dalam hal ini guru dapat
mengajak siswa belajar sambil bermain.

 Pembelajaran IPA
› Dalam materi pembiasan cahaya, guru dapat
mendemonstrasikan bahwa cahaya itu dapat dibiaskan.
Guru mencontohkan dengan cara membiaskan cahaya
menyediakan gelas yang berisikan air dan didalamnya
diberi batang pensil, kemudiam gelas tersebut
disimpandibawah sinar matahari. Setelah itu siswa diajak
untuk mengamati apa yang terjadi. Dari kegiatan tersebut,
siswa bisa mengetahui dan mengalami sendiri materi
mengenai pembiasan cahaya.
 Pembelajaran IPS
› Dalam pelajaran sejarah misalnya dalam materi ”Manusia
Purba”, guru dapat mengajak siswa ke museum sejarah. Di
museum guru dapat memberi tahu dan mengajarkan kepada
siswa tentang asal usul manusia purba dengan melihat langsung
peninggalan-peninggalan yang ada. Dari kegiatan tersebut,
siswa dapat mempelajari mengenai materi yang diajarkan
dengan melihat langsung kejadian asal-usulnya manusia purba,
sehingga siswa dapat merasakan atau mengalami secara
langsung dan lebih bermakna.

 Pembelajaran PKn
› Dalam materi ”gemar menabung” guru atau orang tua bisa
mengajarkan atau membiasakan peserta didik untuk gemar
menabung baik di rumah maupun di sekolah. Dengan
membiasakan gemar menabung, siswa akan terbiasa untuk
hidup hemat dalam kehidupan sehari-hari.
 Pembelajaran Bahasa Indonesia
› Ketika membahas materi mengenai pidato, guru dapat
meminta siswa untuk membacakan pidato di depan
teman-temannya. Disini guru meminta siswa untuk
memperhatikan temannya yang sedang membacakan
pidato didepan, kemudian guru mengajak siswa untuk
menganalisis mengenai pidato yang di bacakan
temannya. Setelah itu guru meminta siswauntuk bergiliran
membacakan pidato.
Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial

Kelemahan Teori Belajar Sosial :

Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika


diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena,
teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai
peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan
tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami
sesuatu yang ditiru. Selain itu juga, jika manusia belajar
atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya
melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat
sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan
ini juga akan meniru tingkah laku yang negative,
termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam
masyarakat.
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori
belajar sebelumnya, karena itu menekankan bahwa
lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan
melalui system kognitif orang tersebut. Bandura
memandang tingkah laku manusia bukan semata –
mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga
akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara
lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar sosial lebih ditekankan pada
perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan
imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar
social menekankan pentingnya penelitian empiris
dalam mempelajari perkembangan anak – anak.
Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan
perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif
Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori
belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori
pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura
(1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip
teori-teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak
penekanan pada kesan dan isyarat-isyarat perubahan
perilaku, dan pada proses-proses mental internal.

Teori Bandura dengan jelas menggunakan sudut pandang


kognitif dalam menguraikan belajar dan perilaku. Melalui
kognitif kita berarti Bandura berasumsi tentang pikiran
manusia dan menafsirkan pengalaman mereka. Anak-anak
pertama-tama harus mengerti hubungan antara perilaku
yang benar dan peristiwa penguatan. Dalam perbedaan
kedudukan Bandura, teori belajar tradisional (seperti Skinner
dan Hull) berasumsi tidak menerima proses kognitif manusia.

Anda mungkin juga menyukai