Anggota :
1. Andika Pratama
2. Andro Catur Mahardika
3. Dian Natasya
4. Lailatul Nikmah
5. Windi Septia Utami
Pemerintahan Orde Baru diwarnai dengan praktik
korupsi,kolusi dan nepotisme
Tidak adanya pergantian presiden setelah sekian lama
Terbelenggunya kebebasan pers
Tidak adanya supermasi hukum yang jelas dan transparan
Adanya dwifungsi ABRI
Dengan mengundurkan dirinya Soeharto pada tanggal
21 Mei 1998, maka periode masa Orde Baru pun
berakhir.Maka diangkatlah B.J Habibie menjadi
presiden yang dilantik oleh MA. Hal ini tentu saja
merupakan tindakan inkonstitusional karena
bertentangan dengan UUD 1945 karena lembaga yang
berhak melantik presiden adalah MPR bukan MA.
Adili Soeharto dan kroni-kroninya
Amandemen UUD 1945
Pemberantasan KKN
Penegakan Supermasi hukum tanpa pandang bulu
Hapuskan dwifungsi ABRI
Otonomi daerah yang seluas-luasnya
2.) pada 12 Mei 1998 semakin
1.) Pada tanggal 10 Mei banyak mahasiswa yang
1998 perasaan tidak puas berunjuk rasa membuat
terhadap hasil pemilu dan aparat keamanan kewalahan,
pembentukan Kabinet sehingga mereka harus
Pembangunan VII ditindak lebih keras,
mewarnai kondisi politik akibatnya bentrokan tidak
Indonesia. dapat dihindari.
3.) pada 13 Mei 1998
Presiden Soeharto 4.) pada 15 Mei 1998 Presiden
Soeharto tiba kembali di Jakarta,
menyatakan ikut berduka oleh karena itu Angkatan
cita ats terjadinya Bersenjata Republik Indonesia
peristiwa Semanggi menyiagakan pasukan tempur
dengan peralatannya di segala
penjuru kota Jakarta
6.) pada 17 Mei 5.) Presiden Soeharto
1998 terjadi menerima ketatangan
demonstrasi besar- Harmoko selaku
besaran di gedung Ketua DPR/MPR RI
DPR/MPR RI yang menyampaikan
untuk meminta aspirasi masyarakat
Soeharto turun untuk meminta
dari jabatan mundur dari jabatan
presiden Republik Presiden RI
Indonesia
7.) pada 18 Mei 1998
Ketua DPR/MPR RI
Harmoko di hadapan
para wartawan
mengatakan
meminta sekali lagi
kepada Soeharto
untuk mundur dari
jabatan presiden RI
8.) pada 19 Mei 1998 beberapa
ulama besar, budayawan, dan toko
cendiriawan bertemu Presiden
Soeharto di Istana Negara
membahas reformasi dan
kemungkinan mundurnya
Presiden Soeharto
9.) pada 20 Mei 1998
12.) pada 22 Mei 1998 Presiden Soeharto
setelah B.J. Habibie berencana membentuk
menerima tongkat Komite Reformasi
estafet kepemimpinan untuk
nasional maka mengkompromikan
dibentuk kabinet tuntutan para
baru yang bernama demonstran
Kabinet Reformasi
Pembangunan.
10.) dengan desakan mahasiswa
dan masyarakat serta demi
kepentingan nasional, tanggal 21
Mei 1998 pukul 10.00 WIB
Presiden Soeharto meleetakkan
kekuasaan didepan Mahkamah
Agung