Anda di halaman 1dari 36

REFORMASI

Kelompok 5
Siti Auwalul. H (1112000452)
Dian Oktaviani (1112000432)
Sri nurhayati (1112000459)

Pengertian Reformasi
Makna Reformasi secara etimologis berasal dari kata
reformation dari akar kata reform, sedangkan secara
harfiah reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan
yang memformat ulang, menata ulang, menata kembali
hal-hal yang menyimpang, untuk dikembalikan pada
format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal
yang dicita-citakan rakyat. Reformasi juga diartikan
pembaharuan dari paradigma, pola lama ke paradigma,
pola baru untuk menuju ke kondisi yang lebih baik sesuai
dengan harapan.

Syarat-syarat kondisi terjadinya


gerakan Reformasi
Suatu gerakan reformasi memiliki kondisi syarat-syarat
Sebagai berikut :
Suatu gerakan reformasi dilakukan karena adanya
suatu penyimpangan penyimpangan. Masa
pemerintahan Orba (orde Baru) banyak terjadi suatu
penyimpangan misalnya asas kekeluargaan menjadi
nepotisme, kolusi dan korupsi yang tidak sesuai
dengan makna dan semangat UUD 1945.
Suatu gerakan reformasi dilakukan dengan berdasar
pada suatu kerangka structural tertentu, dalam hal ini
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara
Indonesia. Jadi reformasi pada prinsipnya suatu
gerakan untuk mengembalikan kepada dasar nilainilai sebagaimana yang dicita-citakan oleh bangsa

Syarat-syarat kondisi terjadinya


gerakan Reformasi
(Lanjutan)

Gerakan reformasi akan mengembalikan pada dasar serta sistem


Negara demokrasi, bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat,
sebagaimana terkandung dalam pasal 1 ayat (2).

Reformasi dilakukan kearah suatu perubahan kearah kondisi serta


keadaan yang lebih baik, perubahan yang dilakukan dalam reformasi
harus mengarah pada suatu kondisi kehidupan rakyat yang lebih baik
dalam segala aspek, antara lain bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
serta kehidupan keagamaan.

Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai


manusia yang Berketuhanan Yang Maha Esa, serta terjaminnya
persatuan dan kesatuan bangsa

Faktor Penyebab Munculnya


Reformasi

Perjalanan panjang sejarah Orde Baru di Indonesia dapat melaksanakan pembangunan sehingga
mendapat kepercayaan dalam dan luar negeri.

Pada dawarsa 60-an rakyat sangat menderita pelan-pelan keberhasilan pembangunan melalui
tahapan dalam pembangunan lima tahun (Pelita) sedikit demi sedikit kemiskinan rakyat dapat
dientaskan. Sebagai tanda terima kasih kepada pemerintah Orde Baru yang berhasil
membangun negara, Presiden Soeharto diangkat menjadi "Bapak Pembangunan ".

Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi, harga-harga mulai
membumbung tinggi sehingga daya beli rakyat sangat lemah, seakan menjerit lebih-lehih
banyak perusahaan yang terpaksa melakukan "PHK" karyawannya. Diperburuk lagi dengan kurs
rupiah terhadap dolar sangat rendah.

Pada tanggal 20 Mei 1998 Presiden Soeharto berupaya untuk memperbaiki program Kabinet
Pembangunan VII dengan menggantikan dengan nama Kabinet Reformasi, namun tidak
mendapat tanggapan rakyat.Pada hari berikutnya tanggal 21 Mei 1998 dengan berdasarkan
Pasal 8 UUD 1945, Presiden Soeharto terpaksa menyerahkan kepemimpinan kepada Wakil
Presiden Prof. DR. B.J. Habibie.

Alasan Dimulainya Reformasi

1. Krisis Ekon
omi
2. Krisis Polit
ik
3. Krisis Huk
um.
4. Krisis
Kepercayaan

1. Krisis
Ekonomi
Diawali krisis moneter yang melanda Asia
Tenggara sejak bulan Juli 1997 berimbas pada
Indonesia, Krisis ditandai dengan melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat. . Krisis moneter ini akhimya berdampak
pada krisis ekonomi sehingga menghancurkan
sistem fundamental perekonomian Indonesia.

2. Krisis Politik
Krisis politik pada akhir orde baru
ditandai dengan kemenangan mutlak
Golkar dalam Pemilihan Umum 1997
yang dinilai penuh kecurangan,
Golkar satu-satunya kontestan
pemilu yang didukung finansial
maupun secara politik oleh
pemerintah memenangkan pemilu
dengan meraih suara mayoritas.

3. Krisis
Hukum
Orde Baru banyak terjadi ketidak adilan
dibidang hukum, dalam kekuasaan kehakiman
berdasar Pasal 24 UUD 1945 seharusnya
memiliki kekuasaan yang merdeka terlepas
dari kekuasaan eksekutif, tapi Kenyataannya
mereka dibawah eksekutif.

4. Krisis
Kepercayaan
Pemerintahan Orde Baru yang diliputi KKN secara
terselubung maupun terang-terangan pada bidang
parlemen, kehakiman, dunia usaha, perbankan,
peradilan, pemerintahan sudah berlangsung lama
sehingga disana-sini muncul ketidakadilan, kesenjangan
sosial, rusaknya system politik, hukum, dan ekonomi
mengakibatkan timbul ketidak percayaan rakyat
terhadap pemerintahan dan pihak luar negeri terhadap
Indonesia

KRONOLOGIS SINGKA
DALAM PERJUANGAN
MENEGAKKAN ERA
REFORMASI 1998

Part1
5 Maret 1998
Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi
Gedung
DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato
pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada
Sidang
Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi
nasional. Mereka diterima Fraksi ABRI
11 Maret 1998
Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan
Wakil
Presiden
14 Maret 1998
Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet
Pembangunan VII.

Part2

15 April 1998
Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke
kampus karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai
perguruan tinggi swasta dan negeri melakukan unjukrasa
menuntut dilakukannya reformasi politik.
18 April 1998
Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal
Purn.
Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan
dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup
banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang
menolak dialog tersebut.
1 Mei 1998
Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri
Penerangan Alwi Dachlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa
dimulai tahun 2003

Part3
2 Mei 1998
Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa
Soeharto
mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (tahun
1998)
4 Mei 1998
Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut
kenaikan harga bahan bakar minyak ( 2 Mei 1998 ) dengan
demonstrasi besar- besaran. Demonstrasi itu berubah menjadi
kerusuhan saat para demonstran terlibat bentrok dengan
petugas
keamanan. Di Universitas Pasundan Bandung, misalnya, 16
mahasiswa luka akibat bentrokan tersebut.
5 Mei 1998
Demonstrasi mahasiswa besar besaran terjadi di Medan yang
berujung pada kerusuhan.

Part4

9 Mei 1998
Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT
G15. Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai
PresidenRI.
12 Mei 1998
Aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang
berdemonstrasi secara damai. Keempat mahasiswa tersebut ditembak
saat berada di halaman kampus.
13 Mei 1998
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang,
dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita.
Kegiatan itu diwarnai kerusuhan.

Part5
14 Mei 1998
Soeharto seperti dikutip koran, mengatakan bersedia
mengundurkan diri jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu
di depan masyarakat Indonesia di Kairo. Sementara itu kerusuhan
dan penjarahan terjadi di beberapa pusat perbelanjaan di
Jabotabek seperti Supermarket Hero, Super Indo, Makro, Goro,
Ramayana dan Borobudur.
15 Mei 1998
Soeharto tiba di Indonesia setelah memperpendek kunjungannya
di Kairo. Ia membantah telah mengatakan bersedia
mengundurkan diri. Suasana Jakarta masih mencekam. Toko
toko banyak di tutup. Sebagian warga pun masih takut keluar
rumah.

Part6

16 Mei 1998
Warga asing berbondong bondong kembali ke negeri mereka. Suasana di
Jabotabek masih mencekam.
19 Mei 1998
Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid, Abdurachman
Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang berlangsung selama
hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh
membeberkan situasi terakhir, dimana eleman masyarakat dan mahasiswa tetap
menginginkan Soeharto mundur.
Permintaan tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu mengajukan pembentukan Komite
Reformasi. Pada saat itu Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau dipilih lagi
menjadi presiden. Namun hal itu tidak mampu meredam aksi massa, mahasiswa
yang datang ke Gedung MPR untuk berunjukrasa semakin banyak. Sementara itu
Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk
memperingati Hari Kebangkitan Nasional.

Part7

20 Mei 1998
Jalur jalan menuju Lapangan Monumen Nasional diblokade petugas
dengan pagar kawat berduri untuk mencegah massa masuk ke
komplek Monumen Nasional namun pengerahan massa tak jadi
dilakukan. Pada dinihari Amien Rais meminta massa tak datang ke
Lapangan Monumen Nasional karena ia khawatir kegiatan itu akan
menelan korban jiwa. Sementara ribuan mahasiswa tetap
bertahan dan semakin banyak berdatangan ke gedung MPR / DPR.
Mereka terus mendesak agar Soeharto mundur.
21 Mei 1998
Di Istana Merdeka, Kamis, pukul 09.05 Soeharto mengumumkan
mundur dari kursi Presiden dan BJ. Habibie disumpah menjadi
Presiden RI ketiga.

Pemerintahan
Presiden
Habibie (19981999)
Tugas B.J. Habibie adalah mengatasi krisis
ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan
tahun 1997, menciptakan pemerintahan yang bersih,
berwibawa bebas dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme. Hal ini dilakukan oleh presiden untuk
menjawab tantangan era reformasi.
a. Dasar Hukum Habibie Menjadi Presiden.
b. Naiknya Habibie menggantikan Soeharto
menjadi polemik
dikalangan ahli hukum, ada yang mengatakan
hal itu
konstitusional dan inskonstitusional

Langkah-langkah
Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan pada tanggal 22 Mei 1998 yang
Pemerintahan
Habibie
meliputi perwakilan militer (TNI-PoIri), PPP, Golkar, dan PDI.

1. Pembentukan Kabinet.

2. Upaya Perbaikan Ekonomi.


Dengan mewarisi kondisi ekonomi yang parah "Krisis Ekonomi" Presiden B.J.
Habibie berusaha melakukan langkah-langkah perbaikan, antara lain :
a) Merekapitalisasi perbankan.
b) Merekonstruksi perekonomian nasional.
c) Melikuidasi beberapa bank bermasalah.
d) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga dibawahRp.
10.000,00
e) Mengimplementasikan refbrmasi ekonomi yang disyaratkan IMF.

Langkah-langkah Pemerintahan
3. Reformasi di Bidang Politik.
Habibie
(Lanjutan)
Presiden mengupayakan politik Indonesia dalam kondisi yang transparan dan
merencakan pemilu yang luber dan jurdil, sehingga dapat dibentuk lembaga
tinggi negara yang betul-betui representative
4. Kebebasan Menyampaikan Pendapat.
Kebebasan ini pada masa sebelumnya dibatasi, sekarang masa Habibie dibuka
selebar-lebarnya baik menyampaikan pendapat dalam bentuk rapat umum dan
unjuk rasa.
5. Masalah Dwi Fungsi ABRI
Gugatan terhadap peran dwifungsi ABRI maka petinggi militer bergegas-gegas
melakukan reorientasi dan reposisi peran sosial politiknya selama ini. Dengan
melakukan reformasi diri melalui rumusan paradigma baru yaitu menarik diri
dari berbagai kegiatan politik.

Langkah-langkah Pemerintahan
Habibie (Lanjutan)
6. Reformasi di Bidang Hukum

Pada masa pemerintahan Orde Baru telah didengungkan pembaharuan bidang hukum
namun dalam realisasinya produk hukum tetap tidak melepaskan karakter elitnya
7. Sidang Istimewa MPR
Salah satu jalan untuk membuka kesempatan menyampaikan aspirasi rakyat
ditengah-tengah tuntutan reformasi total pemerintah melakasanakan Sidang Istimewa
MPR pada tanggal 10- 13 Nopember 1998, diharapkan benar-benar menyuarakan
aspirasi masyarakat dengan perdebaaatan yang lebih segar, dan terbuka.
Pada saat sidang berlangsung temyata diluar gedung DPR/MPR Senayan suasana kian
memanas oleh demonstrasi mahasiswa dan massa sehingga anggota MPR yang
bersidang mendapat tekanan untuk bekerja lebih keras, serius, cepat sesuai tuntutan
reformasi.

Langkah-langkah Pemerintahan
Habibie (Lanjutan)
8. Pemilihan Umum 1999

Faktor politik yang penting untuk memulihkan krisis multidimensi di


Indonesia yaitu dilaksanakan suatu pemilihan urnum supaya dapat keluar
dari krisis diperlukan pemimpin yang dipercaya rakyat. Asas pemilihan
urnum tahun 1999 adalah sebagai berikut
(1).Langsung,
(2) Umum
(3) Bebas
(4) Rahasia
(5) Jujur
(6). Adil,

Sidang Umum MPR Hasil Pemilu 1999


Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diketuai oleh Jenderal (Pum)
Rudini menetapkan jumlah anggota MPR berdasarkan hasil pemilu
1999 yang terdiri dari anggota DPR (462 orang wakil dari parpol
dan 38 orang TNI/PoIri), 65 orang wakil-wakil Utusan Golongan, dan
135 orang Utusan Daerah. Maka MPR melaksanakan Sidang Umum
MPR Tahun 1999tanggal 1-21 Oktober 1999. Sidang mengesahkan
Prof. DR. H. Muhammad Amin Rais, MA (PAN) sebagai Ketua MPR,
dan Ir. Akbar Tandjung (Partai Golkar) sebagai Ketua DPR.

GERAKAN REFORMASI
Pelaksanaan GBHN 1998 pada PJP II Pelita ketujuh ini
bangsa indonesia menghadapi bencana hebat, yaitu
dampak krisis ekonomi Asia terutama Asia tenggara
sehinnga menyebabkan stabilitas politik menjadi goyah.
Selain itu, pancasila yang seharusnya sebagai sumber
nilai dasar moral etik bagi negara dan aparat pelaksana
negara dalam kenyataannya digunakan sebagai alat
legitimasi politik. Terlebih lagi merajalelnya praktik
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme pada hamper seluruh
instansi serta lembaga pemerintahan, serta
penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang dikalangan
para pejbat dan pelaksana pemerintahan.

Gerakan Reformasi dan Ideologi Pancasila


Makna serta pengertian reformasi banyak disalah artikan
sehingga gerakan masyarakat yang melakukan perubahan
mengatasnamakan gerakan reformasi,sehingga tidak sesuai
dengan pengertian reformasi itu sendiri. Secara harafiah
reformasi memiliki makna yaitu suatu gerakan untuk memformat
ulang, menata ulang atau menata kembali hal-hal yang
menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk
semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat.

Pancasila sebagai Cita-Cita Reformasi


Reformasi dalam perspektif pancasila pada hakikatnya
harus berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan baradab, persatuan
indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

DAMPAK REFORMASI DI INDONESIA

Gerakan reformasi diIndonesiayang terjadi pada tahun


1998 telah membawa berbagai dampak bagi bangsa
Indonesia. Walaupun sudah terjadi dua belas tahun
silam, dampak tersebut masih kita rasakan sampai saat
ini, baik dampak positif maupun dampak negatifnya.

Dampak negatif dari reformasi 1998


1.

Iklim politik yang semrawut karena banyak yang menyalah


artikan makna dari demokrasi.

2.

Kebebasan dalam menyampaikan pendapat semakin tidak


beretika.

3.

Banyak demonnstrasi yang harusnya sebagai sarana


menyampaikan aspirasi, justru malah mengganggu kenyamanan
masyarakat.

4.

Meningkatnya kerusuhan di masyarakat. Itu semua karena


pemerintahan pasca reformasi masih belum mampu
melaksanakan undang-undang sebagai mestinya sehingga belum
dapat mengangkat kehidupan bangsa dalam berbagai aspek.

Dampak Positif Reformasi


1.

Masyarakat yang sebelum era reformasi dikekang kebebasannya


dalam menyampaikan aspirasi, apalagi mengkritik pemerintahan,
kini dapat menyampaikan aspirasi dan kritiknya tersebut dengan
bebas.

2.

derajat bangsa Indonesia di mata dunia semakin terangkat, karena


berhasil melepaskan diri dari pemerintahan yang kurang demokratis
dan membentuk pemerintahan yang lebih demokratis.

3.

Indonesia menjadi lebih terbuka terhadap dunia internasional,


sehingga mobilitas terhadap berbagai bidang semakin berkembang.

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA


REFORMASI DALAM PEMERINTAHAN
Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa
Pancasila sebagai sistem nilai acuan, kerangka-acuan
berpikir, pola acuan berpikir; atau jelasnya sebagai
sistem nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka
cara, dan sekaligus kerangka arah atau tujuan bagi yang
menyandangnya.

Pancasila sebagai Paradigma


Reformasi Hukum
Dalam era refomasi akhir-akhir ini seruan dan tuntutan rakyat
terhadap pembaharuan hukum suatu keharusan karena proses
reformasi yang melakukan penataan kembali tidak mungkin
dilakukan tanpa melakukan perubahan-perubahan terhadap
peraturan perundang-undangan. Namun demikian hendaklah
dipahami bahwa dalam melakukan reformasi tidak mungkin
dilakukan secara spekulatif saja melainkan harus memiliki dasar,
landasan serta sumber nilai yang jelas, dan dalam masalah ini
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila yang merupakan
dasar cita-cita reformasi.

Pancasila Sebagai Sumber Nilai


Perubahan Hukum
Sumber hukum meliputi dua macam pengertian yaitu :
1. Sumber formal hukum adalah sumber hukum ditinjau dari bentuk dan tata cara

penyusunan, yang mengikat terhadap komunitasnya, misalnya undang-undang,


permen perda.
2. Sumber material hukum adalah suatu sumber hukum yang menentukan materi

atau isi suatu norma hukum. Selain sumber nilai yang terkandung dalam
pancasila reformasi dan pembaharuan hukum juga harus bersumber pada
kenyataan empiris yang ada dalam masyarakat terutama dalam wujud aspirasiaspirasi yang dikehendakinya. Dengan demikian maka upaya untuk reformasi
hukum akan benar-benar mampu mengantarkan manusia ketingkatan harkat
dan martabat yang lebih tinggi sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab.

Pancasila sebagai paradigma reformasi


pelaksanaan hukum
Dalam era reformasi pelaksaan hukum harus didasarkan pada
suatu nilai sebagai landasan operasionalnya. Pelaksanaan hukum
pada masa reformasi ini harus benar-benar dapat mewujudkan
negara demokratis dengan suatu supremasi hukum. Jaminan atas
terwujudnya keadilan bagi setiap warga negara dalam hidup
bersama dalam suatu negara yang meliputi seluruh unsur
keadilan baik keadilan distributif, keadilan komutatif , serta
keadilan legal.

Pancasila sebagai Paradigma


Reformasi Politik
Nilai demokrasi politik sebagaimana terkandung dalam pancasila
sebagai fondasi bangunan negara yang dikehendaki oleh para
pendiri negara kita dalam kenyataannya tidak dilaksanakan
berdasarkan suasana kerokhanian berdasarkan nilai-nilai tersebut.
Prinsip-prinsip demokrasi tersebut bilamana kita kembalikan pada
nilai esensial yang terkandung dalam pancasila maka kedaulatan
tertinggi negara ada di tangan rakyat. Oleh karena itu paradigma
ini harus merupakan dasar pijak dalam reformasi politik.

S EK I AN
(^-^)v

Anda mungkin juga menyukai