Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 1

ARTIKEL OPINI

Artikel opini yaitu artikel yang berisi tentang pendapat, gagasan atau pikiran pribadi sang
penulis terhadap suatu topik atau objek pembicaraan yang dipaparkan dalam tulisan panjang
yang sifatnya bebas, rasional dan objektif, didukung oleh argumen berdasarkan fakta dan logika.
Artikel opini memiliki sifat objektif karena dikombinasi antara pendapat pribadi dengan fakta.
Kita biasanya menemui artikel opini dalam surat kabar, majalah, atau media lainnya.

Struktur artikel Opini:

 Judul
 Alinea Pembuka (Lead)
 Alinea Penjelas (Batang Tubuh)
 Alinea Penutup (Ending)

Dalam menulis artikel opini dibutuhkan :

1) Pengetahuan akan bidang/masalah tertentu


Penulis opini memiliki otoritas akan bidang yang memang layak bagi dia untuk
diketengahkan kepada masyarakat. Ini bekal utama seorang penulis opini. Jika ia ahli
pertanian, tentu masyarakat akan percaya akan seluk beluk tanaman yang ditulisnya
daripada yang menulis seorang sarjana hukum. Pengetahuan bidang tertentu ini sangat
penting, juga terutama untuk ”legitimasi” diri seorang penulis di depan publik.
2) Ide dan Gagasan
Ide merupakan barang termahal yang dimiliki penulis apa pun dan siapa penulis itu. Ide
bisa tumbuh dari mana pun. Penulis yang terlatih tidak pernah kehabisan ide untuk
menulis opini. Karena ide bisa muncul di mana pun, maka seorang penulis biasanya
langsung menulis ide-ide yang didapatnya begitu ide itu muncul. Ide itulah yang
kemudian dikembangkannya begitu ia memiliki waktu untuk menulis. Misalnya, di sini,
seorang penulis membaca atau mendapati kenyataan tentang makin sedikitnya para
mahasiswa tertarik dan ikut pada kegiatan-kegiatan kampus. Penulis opini kemudian
mendapat ide: membandingkan fenomena ini dengan lima atau sepuluh tahun sebelumnya
dan kemudian menganalisa sebab musabahnya.
3) Argumentasi gagasan
Argumentasi ini sesungguhnya pasti dimiliki seseorang jika orang itu memang menulis
bidangnya. Ini memang berkaitan dengan nomor 1 (pengetahuan bidang yang
dimilikinya). Argumentasi penting karena di sinilah pembaca akan mengetahui ”kadar”
keilmuan seorang penulis opini. Semakin kuat dan logis argumentasi yang
ditampilkannya, maka akan semakin memperkuat gagasan yang ditulisnya.
4) Teknik Penulisan Opini
Penulisan opini di media massa berbeda dengan penulisan di media ilmiah. Pembaca
media massa sangat beragam. Karena itu, penulisan opini di media massa harus memakai
bahasa yang komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas. Kecenderungan pembaca kini
adalah membaca tulisan yang tidak panjang, enak dibaca, dan gampang dicerna
5) Pengetahuan bahasa
Kegagalan penulis opini dari kalangan ilmiah biasanya terletak pada penggunaan bahasa.
Penulis opini dari latar belakang ilmiah harus belajar untuk memakai bahasa yang
gampang dimengerti masyarakat, sehingga bahasa yang ditulisnya, efektif, efisien, dan
mudah dimengerti.
6) Pengetahuan Tentang Media Massa.
Pengetahuan tentang Media Massa merupakan hal penting yang perlu diketahui penulis
opini agar tulisannya bisa dimuat. Penulis opini, dengan mempelajari sebuah media
massa, akan bisa melihat, media massa itu,misalnya, apakah memberi perhatian kepada
masalah-masalah yang digeluti sang penulis opini itu atau tidak. Suratkabar Kompas,
misalnya, cenderung untuk memberi tempat kepada opini dalam bidang apa pun.
Demikian juga harian Suara Pembaruan. Dengan pengetahuan seperti ini, maka seorang
penulis opini tahu, ke mana artikel yang dibuatnya itu akan dikirim.

Teknik Menulis :

1. Memilih Tema
 Esksplorasi gagasan seluas mungkin : banyak membaca, mendengar, berdiskusi
 Pilih tema yang relevan dnegan minat/bidang kompetensi
 Eksplorasi gagasan seluas mungkin  banyak membaca, mendengar, berdiskusi
 Pilih tema yang relevan dengan minat/ bidang kompetensi
 Pilih tema yang aktual  sedang hangat dan jadi perbincangan publik
 Tentukan sikap atas tema/masalah yang akan dibahas  pro atau kontra?

2. Menentukan Judul
 Judul mewakili tema yang akan dibahas atau pendapat yang akan diajukan
 Singkat (3 – 5 kata) dan padat (sarat makna)
 Menarik dan menggugah orang untuk membaca tulisan secara keseluruhan
 Gunakan istilah/idiom popular

3. Susunan Alinea Pertama


 Satu alinea biasa mengandung satu pokok pikiran
 Uraikan inti masalah dengan singkat (3-5 kalimat)
 Alinea pertama mengandung pokok pikiran utama atau tesis yang akan
dipertahankan
 Sifatnya, apakah menanggapi opini orang lain atau mengajukan opini tersendiri
 Pilihan bentuk alinea bervariasi

4. Susunan Alinea Penjelas


 Uraikan pokok pikiran utama (main idea) menjadi beberapa pokok pikiran
penunjang/ turunan
 Setiap pokok pikiran itu disusun dalam alinea tersendiri
 Hubungkan satu alinea dengan alinea selanjutnya dengan jembatan pikiran
(bridging) yang kuat
 Hubungan antar alinea bisa bersifat:
- kronologis (waktu)
- spasiologis (ruang)
- kausalitas (sebab-akibat)
5. Mengolah Gaya Penulisan
 Ada tiga gaya utama :
1. Deskripsi, memerikan fakta apa adanya secara detail
2. Narasi, menguraikan fakta secara kronologis/ spasiologis
3. Argumentasi, menjelaskan fakta dan sebab-akibat yang melatarinya melatarinya
 Kembangkan gaya yang cocok dengan karakter penulis atau tema yang dibahas
 Setiap gaya memiliki efek yang berbeda kepada pembaca

6. Eksploitasi Data & Rujukan


 Data penting untuk memperkuat tesis yang diajukan
 Referensi penting untuk menunjukkan bahwa semua pendapat yang sama/ berbeda
sudah dipertimbangkan
 Kutipan data/referensi dalam format sederhana, karena panjang artikel terbatas

7. Simpulkan Pendapat dalam Alinea Penutup


 Simpulkan uraian yang terdapat dalam Alinea Penjelas dalam alinea penutup
 Konfirmasi Alinea Penutup/Simpulan dengan Alinea Pertama/Pendapat Awal
yang telah diajukan
 Gunakan kalimat yang menggugah, bukan memaksakan
 kehendak
 Buka kesempatan orang lain untuk berbeda pendapat,
 bukan merasa benar sendiri

8. Mengedit Tulisan
 Selesaikan Draf Awal tulisan, apapun bentuknya, jangan ditunda-tunda
 Endapkan tulisan awal selama beberapa waktu, lalu cari inspirasi/kesibukan,
namun tetap perhatikan deadline/batas tenggat
 Tinjau ulang Draf Awal dan periksa dari segi substansi, struktur argumentai atau
gaya penulisannya
 Lakukan koreksi mulai dari yang mudah: standar bahasa, validitas data/referensi
hingga yang sulit keandalan argumentasi

9. Menyebarkan Tulisan
 Kirimkan Draf tulisan kepada sejumlah kawan atau mentor yang memahami
standar penulisan yang baik  minta koreksi dan penilaian
 Perbaikan Draf tulisan berdasarkan masukan dari semua pihak dan juga
pembacaan ulang sendiri  jadilah Draf Final
 Kirimkan artikel ke media massa yang sesuai dan minta alasan/komentar, jika
artikel tak dimuat
 Jaga hubungan baik dengan Editor Opini di sejumlah media, sehingga tahu
kebutuhan artikel macam apa yang bisa diakomodasi media
 Simpan artikel yang sudah dimuat atau yang belum dimuat di media, jadikan
khazanah pemikiran pribadi

Contoh Artikel Opini :

Bencana Kabut Asap, Tanggung Jawab Siapa?

Kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan ditetapkan
sebagai bencana nasional. Bencana asap yang telah terjadi selama bertahun-tahun ini belum juga
reda dan belum ditemukan solusi konkretnya. Berbagai upaya pemadaman kebakaran hutan telah
dilakukan oleh pihak pemerintah dan institusi lain yang bertindak sebagai relawan. Selain
mencari solusi untuk menghentikan bencana kabut asap ini, berbagai pihak juga turut mencari
tahu penyebab-penyebab bisa terjadinya kebakakaran hutan hingga bencana kabut asap tersebut
tidak kunjung reda. Berbagai dugaan juga muncul.

Ada yang berprendapat dan mencari tahu dari sisi faktor alam yaitu lahan gambut di sekitar
provinsi Riau dan pulau Kalimantan mudah terbakar akibat gesekan gambung dan adanya angin.
Ada yang menduga bahwa terjadi kesengajaan dari perusahaan atau petani yang membakar lahan
gambut untuk membuka lahan. Terkait dugaan adanya kesengajaan pembakaran lahan oleh
oknum tertentu, muncul pula dugaan lain adanya kerjasama antara oknum dengan pejabat desa
setempat yang memberikan izin pembukaan lahan.

Bencana kabut asap ini tidak hanya menyebar di tanah air, namun Negara tetangga seperti
Singapura juga turut merasakan dampaknya. Atas hal tersebut, pihak Singapura kemudian
berinisiatif untuk memberikan bantuan kepada Indonesia. Banyak pihak seperti sekumpulan artis
dan selebriti turut menggalang dana untuk menyumbangkan tabung oksigen untuk warga
setempat yang terkena bencana asap, masyarakat seperti mahasiswa di kampus juga mengadakan
penggalangan dana. Bagi warga yang terkena bencana asap ini, tentunya sangat terganggu dalam
melakukan aktivitas keseharian. Hal ini terbukti dengan adanya anak-anak yang tidak sekolah
berminggu-minggu karena diliburkan sejak asap semakin pekat dan berbahaya bagi kesehatan.
Berbagai media mencatat bahwa warga yang terkena penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Atas) jumlahnya terus meningkat. Selain itu, kerugian negara yang tercatat sudah sampai
milyaran. Lalu bagaimana langkah kita selanjutnya untuk menangani bencana ini? Apakah kita
hanya bisa menunggu mengandalkan pemerintah? Bencana ini tanggung jawab siapa
sebenarnya?

Menyangkut masalah kemanusian dan lingkungan, sudah selayaknya kita semua yang memiliki
kemampuan seharusnya turut membantu penanganan bencana asap ini. Tentunya, pemberlakuan
peraturan keras bagi oknum yang terbukti terlibat dalam pembakaran lahan gambut juga harus
dilaksanakan secara tegas, jangan sampai ada lagi kecacatan hukum dan kecurangan-kecurangan
lainnya. Dan yang terpenting, pihak yang terbukti terlibat terutama yang terbukti sebagai pelaku
utama harus bertanggung jawab memberikan kompensasi dana untuk menyelesaikan dan
meredakan bencana kabut asap tersebut. Warga juga harus berhati-hati dalam membuang
puntung rokok atau materi lainnya yang bisa memicu kebakaran lahan gambut tersebut.

Semua pihak harus turut berkerja sama agar bencana tersebut dapat segera teratasi dan tidak
menjadi masalah yang hangat di awal pemberitaan lalu hilang oleh isu lain dan terabaikan,
sementara bencana semakin parah. Hal ini juga menyangkut permasalahan internasional yang
mana asap tersebut tersebar hingga ke negara lain. Tindakan cepat dan tanggap sangat
diharapkan dan diperlukan.
http://www.kakapintar.com/pengertian-dan-contoh-artikel-opini-tentang-lingkungan/.diakses
pada tanggal 22 Oktober 2018, pukul 12.38

Anda mungkin juga menyukai