0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia setelah jatuhnya rezim Orde Baru pada 1998. Krisis ekonomi, politik, hukum, dan kepercayaan masyarakat menyebabkan runtuhnya Orde Baru dan berakhirnya kepemimpinan Soeharto. Soeharto digantikan oleh Habibie yang melakukan reformasi politik, ekonomi, dan otonomi daerah.
Dokumen tersebut membahas kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia setelah jatuhnya rezim Orde Baru pada 1998. Krisis ekonomi, politik, hukum, dan kepercayaan masyarakat menyebabkan runtuhnya Orde Baru dan berakhirnya kepemimpinan Soeharto. Soeharto digantikan oleh Habibie yang melakukan reformasi politik, ekonomi, dan otonomi daerah.
Dokumen tersebut membahas kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia setelah jatuhnya rezim Orde Baru pada 1998. Krisis ekonomi, politik, hukum, dan kepercayaan masyarakat menyebabkan runtuhnya Orde Baru dan berakhirnya kepemimpinan Soeharto. Soeharto digantikan oleh Habibie yang melakukan reformasi politik, ekonomi, dan otonomi daerah.
Kondisi Politik Ekonomi Indonesia setelah 21 Mei 1998
Masa Akhir Orde Baru Krisis Politik Pada masa Orde baru, sebagian besar anggota DPR diangkat berdasar ikatan keluarga sehingga kekuatan legislatif dan pemerintahan dipegang Soeharto. Mahasiswa yang mempelopori reformasi atas hal ini menuntut penggantian presiden, reshuffle kabinet, menggelar Sidang Istimewa MPR, melaksanakan pemilu secepatnya, dan melakukan pembaharuan 5 paket UU politik. Gerakan reformasi selain menuntut dilakukannya reformasi total di segala bidang, juga menuntut dilakukannya pembaruan terhadap lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan. Lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan, diantaranya: 1. UU No. 1 tahun 1985 tentang pemilihan Umum. 2. UU No.2 tahun 1985 tentang susunan, kedudukan, tugas dan wewenang DPR/MPR. 3. UU No.3 tahun 1985 tentang partai politik dan golongan karya 4. UU No.5 tahun 1985 tentang referendum 5. UU No. 8 tahun 1985 tentang organisasi massa. Sidang Umum MPR Maret 1998, Soeharto terpilih kembali bersama BJ Habibie sebagai wakilnya. Namun tidak semuanya mendukung. Krisis Ekonomi Moneter 1997, Asia Tenggara mengalami krisis moneter dan Indonesia paling parah. Diawali dengan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Utang luar negeri Indonesia yang sebagiannya merupakan utang swasta juga mengakibatkan pedagang luar negeri tidak percaya pada importir Indonesia lagi saat dolar AS menyentuh Rp16.000. Penyimpangan Pasal 33 UUD 1945 yang berisi dasar ekonomi demokrasi dimana produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggota masyarakat. Namun kenyataannya sistem ekonomi Orba malah dibawahi oleh konglomerat kapitalis. Pemerintahan Orba bersifat sentralis dan diatur di Jakarta. Krisis Sosial Dikarenakan suasana politik yang memanas membuat masyarakat terbagi menjadi dua, memihak Soeharto dan oposisi yang menuntut Soeharto turun. Disusul dengan kehidupan masyarakat yang sulit, tingginya pengangguran, dan terjadinya berbagai kerusuhan. Krisis Hukum Pasal 24 UUD 1945, kehakiman bebas dari kuasa birokrat. Namun kenyataannya saat Orba mereka berada di bawah pemerintah. Sulit diwujudkannya keadilan bagi masyarakat. Krisis Kepercayaan Berkembangnya korupsi, kolusi dan nepotisme memunculkan rasa tidak percaya masyarakat terhadap birokrat dan juga dari pihak luar negeri terhadap Indonesia. Tuntutan Agenda Reformasi Gerakan reformasi Indonesia 1998 adalah gerakan pembaruan dan perubahan politik, sosial, ekonomi, dan hukum menuju perbaikan secara hukum. Reformasi adalah susunan tatanan peri kehidupan lama diganti dengan tatanan peri kehidupan baru secara hukum menuju perbaikan. Munculnya Gerakan Reformasi Pamor Orde Baru Hal itu menurun sejak ada perjanjian bantuan dana IMF pada 1997 dan 15 Januari 1998. Memberikan dua kelemahan bagi Indonesia.Karena ini merupakan utang luar negeri yang harus dibayar beserta bunganya dan ada Program Penyesuaian Struktural IMF yang menyertai penurunan dana bantuan. Syaratnya adalah pemotongan dan penghapusan subsidi. Karena kondisi ekonomi dan politik semakin tidak terkendali, maka muncul gerakan reformasi. Faktor Politik Korupsi, kolusi dan nepotisme di pemerintahan Rasa tidak percaya kepada pemerintah Orba Kekuasaan Orba Soeharto merupakan otoriter tertutup dan sentralistis Keinginan demokratisasi Mahasiswa menginginkan perubahan Faktor Ekonomi Krisis mata uang rupiah Naiknya harga barang Sulit mendapatkan sembako Faktor Sosial Masyarakat Kerusuhan 13-14 Mei 1998 yang melumpuhkan ekonomi rakyat. Faktor Hukum Belum adanya keadilan dalam perlakuan yang sama di antara warga negara. Agenda Reformasi yang Disuarakan Mahasiswa Adili Soeharto dan kroni-kroninya Amandemen UUD 1945 Dwifungsi ABRI dalam struktur pemerintahan dihapuskan Penegakan superemasi hukum di Indonesia Menegakkan pemerintahan yang bersih dari unsur-unsur KKN Otonomi daerah yang seluas-luasnya Gerakan reformasi menginginkan Soeharto turun jabatan. Selain itu, inti reformasi politik adalah demokratisasi, mengembalikan dan melaksanakan kedaulatan rakyat. Reformasi ekonomi meliputi penuruan harga, stabilitas rupiah, restrukturisasi perbankan, penghapusan monopoli dan praktik KKN. Reformasi dalam bidang hukum yaitu supermasi hukum harus ditegakkan. Kronologi Soeharto Turun 1997, Golkar kembali menang dalam pemilu. Kemudian mencalonkan kembali Soeharto sebagai presiden melalui Sidang Umum MPR, 1-11 Maret 1998. Mei 1998, mahasiswa mulai menggelar demo yang menuntut turunnya harga, penghapusan KKN, dan turunnya Soeharto. 8 Mei 1998, Moses Gatotkaca meninggal saat unjuk rasa 12 Mei 1998, empat tewas tertembak oleh aparat keamanan saat unjuk rasa di Universitas Trisakti. (Herdriawan Sei, Heri Hertanto, Elang Mulya Lesmana, dan Hafidin Royan) 13-14 Mei 1998, kerusuhan massal terjadi di Jakarta yang merupakan dampak dari peristiwa Trisakti. Kegiatan masyarakat lumpuh total. Setelah itu, muncul kegiatan mahasiswa Jakarta yang mengarahkan ke DPR/MPR RI. Sejak 18 Mei 1998, mahasiswa dari berbagai daerah menduduki gedung DPR/MPR RI. Di saat yang sama di Yogyakarta, Sri Sultan HB X dan Paku Alam VII memberikan maklumat menganjurkan kepada seluruh masyarakat untuk menggalang persatuan dan kesatuan. 29 Mei 1998, Soeharto mengundang sembilan tokoh masyarakat ke Istana Negara untuk membahas penanganan krisis negara. Dibentuk Komite Reformasi. 20 Mei 1998, Amien Rais dan Emil Salim kecewa atas keputusan Soeharto yang meminta waktu enam bulan untuk menggelar pemilu konstitusional. Menlu AS Madeleine Albright juga meminta Soeharto mundur dari kekuasaannya. Empat belas menteri di bawah Menko Ekuin Ginanjar Kartasasmita menolak dicalonkan kembali di Kabinet Reformasi. 16.45 WIB, pertemuan perwakilan mahasiswa dengan pimpinan DPR/MPR. Dalam pertemuan tersebut, mahasiswa memberikan batas waktu pengunduran diri Soeharto hingga 22 Mei 1998 Apabila tidak, 25 Mei 1998 pimpinan DPR akan mempersiapkan Sidang Istimewa DPR. 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mundur dan digantikan B.J. Habibie.
Masa Pemerintahan B. J. Habibie
A. Bidang Ekonomi Dalam pidato pertamanya pada tanggal 21 Mei 1998, malam harinya setelah dilantik sebagai Presiden, pukul.19.30 WIB di Istana Merdeka yang disiarkan langsung melalui RRI dan TVRI, B.J. Habibie menyatakan tekadnya untuk melaksanakan reformasi. Pidato tersebut bisa dikatakan merupakan visi kepemimpinan B.J. Habibie guna menjawab tuntutan Reformasi secara cepat dan tepat. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, B.J. Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut : - Merekapitulasi perbankan. - Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah. B. J. Habibie melakukan beberapa tugas yaitu : a. Menyediakan jaringan pengaman sosial bagi mereka yang paling menderita akibat krisis. b. Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat hingga dibawah Rp.10.000,-. c. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF. d. Merekonstruksi perekonomian Indonesia. e. Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri. f. Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik. Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat. g. Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. B. Bidang Politik Di bidang politik antara lain dengan memperbarui berbagai perundang-undangan dalam rangka lebih meningkatkan kualitas kehidupan berpolitik yang bernuansa pada PEMILU sebagaimana yang diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Beberapa kebijakan selama kepemimpinan presiden BJ Habibie antara lain sebagai berikut : a. Membentuk kabinet yang diberi nama Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet Reformasi Pembangunan terdiri dari 36 Menteri, yaitu 4 Menteri Negara dengan tugas sebagai Menteri Koordinator, 20 Menteri Negara yang memimpin Departemen, dan 12 Menteri Negara yang memimpin tugas tertentu. b. Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai politik yang baru sebanyak 45 parpol. c. Membebaskan narapidana politik seperti Sri Bintang Pamungkas dan Moch. Pakpahan. d. Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen. e. Diberlakukannya Otonomi Daerah yang lebih demokratis dan semakin luas. Dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah serta perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, diharapkan akan meminimalkan ancaman disintegrasi bangsa. Otonomi daerah ditetapkan melalui Ketetapan MPR No XV/MPR/1998. f. Membentuk tiga undang-undang demokratis yaitu, (1) UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik (2) UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu (3) UU No. 4 tahun 1999 tentang Susduk DPR/MPR g. Menetapkan 12 ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi yaitu, (1) Tap No. VIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang Referendum. (2) Tap No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. II/MPR/1978 tentang Pancasila Sebagai Asas Tunggal. h. (3) Tap No. XII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. V/MPR/1998 tentang Presiden Mendapat Mandat dari MPR untuk Memiliki Hak-Hak dan Kebijakan di Luar Batas Perundang-undangan. (4) Tap No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Maksimal Hanya Dua Kali Periode. i. Pelaksanaan Pemilu 7 Juni 1999 yang ditangani oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) (bukan lagi Lembaga Pemilihan Umum (LPU)) ini boleh dikatakan sebagai salah satu hasil terpenting lainnya yang dicapai Habibie pada masa kepresidenannya. Pemilu 1999 adalah penyelenggaraan pemilu multipartai (yang diikuti oleh 48 partai politik). j. Referendum bagi rakyat Timor-Timur untuk menyelesaikan permasalahan Timor- Timur. Indonesia harus menghadapi kenyataan bahwa untuk memulihkan citra Indonesia, tidak memiliki pilihan lain kecuali berupaya menyelesaikan masalah Timor-Timur dengan cara-cara yang dapat diterima oleh masyarakat internasional. Rakyat Timor-Timur melakukan jajak pendapat pada 30 Agustus 1999 yang hasilnya rakyat Timor Timur memilih memisahkan diri.
Perkembagan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia
28 April 1976 didirikan pesawat terbang Nurtanio yang diprakarsai oleh B.J. Habibie. Perusahaan ini berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Sejak saat itulah industri penerbangan di indonesia tumbuh dan berkembang dan pada aspek prasana yang mendukung keberadaan industri pesawat terbang berusaha ditata sedemikian rupa. IPTN telah berhasil merakit dan memproduksi pesawat salah satunya pesawat N-250. IPTN berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI). A. Teknologi Komunikasi dan Transportasi a. Teknologi Komunikasi Pada tanggal 16 Agustus 1976 adalah awal revolusi teknologi komunikasi pada waktu orde baru. Sistem komunikasi dikembangkan oleh Indonesia dan mempunyai satelit yang bernama SKSD Palapa,nama palapa diambil dari sumpah yang dilakukan oleh Patih Gajah Mada. Pengembangan SKSD palapa generasi awal didukung oleh pembangunan 40 stasiun komumikasi yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Penerapan komunikasi satelit ini mampu memperkuat dan meningkatkan berbagai aspek persatuan Nusantara. Satelit yang dikembangkan oleh Indonesia adalah satelit Palapa A dan Palapa B hingga pemerintah meluncurkan satelit kedua yaitu B1 dan B2 dan setelah itu satelit C1 dan C2. b. Transportasi Salah satu sarana dan prasarana transportasi darat adalah pembangunan jalan bebas hambatan/jalan tol. Dalam rangka memperlancar perhubungan dan pertumbuhan ekonomi,contoh jalan tol Jagorawi,jakarta-Merak,Jakarta- Cikampek,dll. Pembangunan jalan tol memanfaatkan teknologi yang dikembangkan oleh anak bangsa,yaitu teknologi Sosro Bahu dengan cara membuat pilar pilar jalan tol yang dibuat segaris. Pembangunan jalan tol juga memanfaatkan teknologi Cakar Ayam,teknologi ini mampu membuat pondasi di rawa rawa dan menjadi kunci sukses pelaksanaan Asian Games. Teknologi ini juga digunakan dalam membangun lapangan parkir pesawat di bandara Juanda Surabayan,Bandara Polonia Medan,dan Bandara Soekarno- Hatta yang berada diatas rawa-rawa Dampak positif teknologi komunikasi adalah komunikasi lebih mudah, negatifnya orang menjadi malas komunikasi langsung . B. Revolusi Hijau a. Latar Belakang Revolusi hijau adalah revolusi produksi biji bijian dari hasil penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari berbagai varietas gandum,padi yang membuat hasil panen komoditas meningkat. Program ini muncul akibat kekhawatiran dunia akan ketidak seimbangan jumlah penduduk dan produksi pertanian. Thomas Robert Malthus berpendapat bahwa kemiskinan adalah masalah yang tidak bisa dihindari manusia karena pertumbuhan penduduk lebih cepat dibanding produksi pertanian. b. Perkembangan Pertanian menjadi sektor yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi, Hal ini didasari oleh kebutuhan penduduk yang meningkat, produksi pertanian rendah, dan produksi pertanian belum memenuhi kebutuhan penduduk. Metode yang digunakan yaitu : Ektensifikasi Pertanian (perluasan area) Intensifikasi Pertanian (bibit unggul) Diversifikasi Pertanian (ragam tanaman) Mekanisasi Pertanian (alat modern) Unsur pancausaha tani yaitu : - pemupukan teratur - pemberantasan hama - pilih bibit unggul - pengolahan tanah yang baik - Pengairan Pengenalan revolusi hijau dengan program penyuluhan disebut Bimas dan pemerintah menunjang partisipasi para petani dengan menyediakan fasilitas & kebutuhan petani sebagai produsen padi, dan menaikkan harga padi. Program bimas disempurnakan menjadi : memperbaiki sistem pengairan penyediaan bibit unggul penyediaan obat hama memperlancar penyediaan kredit mempermudah cara cara pengembalian kredit c. Dampak Positif : meningkatkan pendapatan petani merangsang masyarakat pentingnya teknologi muncul tanaman jenis unggul
Negatif : ketergantungan pupuk kimia berdampak tingginya biaya produksi penggunaan teknologi hanya dirasakan petani kaya sistem bagi hasil mengalami perubahan
Masa Pemerintahan K. H. Abdurrahman Wahid
K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terpilih sebagai presiden Republik Indonesia yang ke-4 untuk masa bakti tahun 1999-2004 pada tanggal 20 Oktober 1999. Beliau didampingi oleh Megawati Soekarnoputri. Pasangan ini membentuk Kabinet Persatuan Nasional yang dilantik pada tanggal 23 Oktober 1999 dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN). Tujuan pembentukan DEN adalah untuk memperbaiki ekonomi yang belum pulih akibat krisis yang berkepanjangan. Susunan anggotanya terdiri dari: Ketua : Prof. Emil Salim Wakil ketua : Subiyakto Cakrawerdaya Sekretaris : Dr. Sri Mulyani Indrawarti Anggota : Anggito Abimanyu, Sri Adiningsih, dan Bambang Subianto Persoalan yang dihadapi Presiden K.H. Abdurrahman Wahid adalah masalah KKN, pemulihan ekonomi, masalah Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), kinerja BUMN, pengendalian inflasi, mempertahankan kurs rupiah, masalah jaringan pengaman sosial (JPS), penegakan hukum, dan penegakan HAM. DPR mengeluarkan Memorandum I tanggal 1 Februari 2001 yang disusul dengan Memorandum II pada tanggal 30 April 2001. Inti dari Memorandum tersebut adalah agar presiden kembali bekerja sesuai dengan GBHN yang telah diamanatkan. Presiden membalas kedua Memorandum tersebut dengan mengeluarkan dekret presiden pada tanggal 23 Juli 2001 pada dini hari pukul 01.10 WIB. Isi dekret presiden : 1. Membekukan MPR dan DPR Republik Indonesia 2. Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil tindakan serta menyusun badan- badan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemilu dalam waktu satu tahun. 3. Menyelamatkan gerakan reformasi total dari hambatan unsur- unsur Orde Baru dengan membekukan Partai Golkar sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung. Dalam Sidang Istimewa MPR tanggal 23 Juli 2001, MPR memilih Megawati sebagai presiden Republik Indonesia menggantikan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid berdasarkan ketetapan MPR Nomor III Tahun 2001. Dengan terpilihnya Megawati sebagai presiden dan Hamzah Haz sebagai wakil presiden maka berakhirlah kekuasaan K.H. Abdurrahmam Wahid. K.H. Abdurrahman Wahid wafat pada usia 69 tahun pada hari Rabu tanggal 30 Desember 2009 pukul 18.40 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dan dimakamkan di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
Masa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarno Putri dilantik sebagai Presiden Indonesia yang ke-5 pada tanggal 23 Juli 2001. Pada tanggal 9 Agustus 2001 setelah menjabat presiden, Megawati mengumumkan kabinetnya yang bernama Kabinet Gotong Royong. Program kerja Kabinet Gotong Royong antara lain: a. Mewujudkan otonomi yang Tangguh b. Menyehatkan bank c. Memantapkan fungsi dan peran TNI dan Polri d. Mewujudkan supremasi hukum Untuk pertama kalinya pada pemilu tahun 2004 presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu ini dilaksanakan melalui beberapa tahap sebagai berikut : a. Tahap pertama (pemilu legislatif) dilaksanakan pada tanggal 5 April 2004 Pada tahap ini untuk memilih para calon legislatif mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. b. Tahap kedua (pemilu presiden putaran pertama) dilaksanakan pasa tanggal 5 Juli 2004 Pada tahap ini untuk memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden secara langsung. Pemilu presiden putaran pertama ini dimenangkan oleh pasangan Megawati- Hasyim Muzadi dan Susilo Bambang Yudoyono-Jusuf Kalla. c. Tahap ketiga (pemilu presiden putaran kedua) diadakan tanggal 20 September 2004 Dalam pemilu putaran kedua tersebut dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudoyono-Jusuf Kalla untuk maaa jabatan 2004-2009.
Masa Pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono
Susilo Bambang Yudoyono dilantik sebagai presiden Republik Indonesia yang ke-6 pada tanggal 20 Oktober 2004. Kabinet yang dibentuk adalah Kabinet Indonesia Bersatu yang anggota - anggotanya dilantik pada tanggal 21 Oktober 2004. Pada pemilu 2009, Susilo Bambang Yudoyono kembali terpilih menjadi presiden Republik Indonesia yang ke-7 dengan wakil presiden Budiono untuk periode 2009-2014. Kabinet yang dibentuk adalah Kabinet Indonesia Bersatu II yang dilantik pada tanggal 22 Oktober 2009.