Anda di halaman 1dari 23

Demokrasi Era

Reformasi
1998 – saat ini
01 Pengertian Demokrasi dan Reformasi

02 Latar Belakang Terjadinya Demokrasi pada Masa Reformasi

03 Kondisi Politik dan Ekonomi Pada Masa Reformasi

04 Ciri-ciri Demokrasi pada Masa Reformasi

05 Dampak Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Reformasi


01
Pengertian
Demokrasi dan Reformasi
Demokrasi dan Reformasi
➢ Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara
dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan
warga negara berpartisipasi-baik secara langsung atau melalui perwakilan-perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

➢ Reformasi secara etimologis berasal dari kata “reformation” dengan akar kata “reform” yang
secara semantik bermakna “make or become better by removing or putting right what is bad or
wrong”. Reformasi merupakan bagian dari dinamika masyarakat, dalam arti bahwa perkembangan
akan menyebabkan tuntutan terhadap pembaharuan dan perubahan untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan perkembangan tersebut. Reformasi juga bermakna sebagai suatu perubahan
tanpa merusak (to change without destroying) atau perubahan dengan memelihara (to change
while preserving).
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun 1997-1998

01 02 03 04
1997 12-15 Mei 1998 18-20 Mei 1998 21 Mei 1998
Krisis Moneter Terjadi kerusuhan Gedung DPR Pengunduran diri
dan penjarahan di diduduki para Presiden Soeharto dan
kota-kota besar, mahasiswa pengangkatan B.J
Tragedi trisakti, Habibie menjadi
dan 6 Agenda Presiden
reformasi
02
Latar Belakang Terjadinya Demokrasi pada
Masa Reformasi
Latar Belakang Demokrasi pada Masa Reformasi
❑ Krisis Politik
Secara hukum, kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh MPR (Majelis Perwakilan
Rakyat) sebagai lembaga yudikatif pemerintah. Namun pada kenyataannya, anggota
MPR sudah diatur dan dirancang dimana sebagian besar anggota MPR diangkat
berdasarkan ikatan kekeluargaan (nepotisme). Apalagi ketatanegaraan pada masa
Orde Baru tidak transparan, dimana banyak media yang melarang pemberontakan
terhadap pemerintah agar aspirasi masyarakat tidak tersalurkan. Hal ini memancing
ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Orde Baru, sehingga melahirkan
kaum reformis.

❑ Krisis Ekonomi
Saat itu, krisis moneter terjadi di negara-negara Asia Tenggara yang berdampak
pada perekonomian Indonesia. Indonesia mengalami apresiasi yang drastis terhadap
mata uang rupiah, utang negara dan swasta, serta penyimpangan yang terjadi dalam
sistem ekonomi dimana konglomerat menguasai bidang ekonomi melalui praktek
monopoli, oligopoli, korupsi dan kolusi.
Latar Belakang Demokrasi pada Masa Reformasi
❑ Krisis Hukum
Di era Orde Baru juga banyak terjadi penyimpangan hukum. Beberapa dari
mereka, diantaranya:
• Hukum digunakan sebagai alat untuk menjustifikasi kebijakan dan tindakan
pemerintah.
• Ada banyak pemalsuan dalam proses peradilan yang berkaitan dengan pihak
berwenang, keluarga dan kerabat mereka.
• Lembaga peradilan berada di bawah cabang eksekutif, sehingga cenderung
melayani keinginan penguasa.
❑ Krisis Sosial
Pada masa orde baru, masyarakat Indonesia terbagi menjadi dua kelas, yaitu:
• Kaum elit, yakni elite politik dan pengusaha keturunan China yang dekat dengan
pemerintahan Orde Baru atau keluarga cendana.
• Rakyat kecil, yakni rakyat biasa yang bukan anggota keluarga atau kenalan
keluarga Cendana.
Kesenjangan sosial ekonomi di Indonesia menimbulkan kecemburuan sosial yang
berujung pada kerusuhan dan aksi penjarahan.
Latar Belakang Demokrasi pada Masa Reformasi
❑ Krisis Kepercayaan terhadap Pemerintahan Pusat
Pada puncaknya, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak lagi percaya pada
pemerintahan Orde Baru. Hal ini kemudian memicu berbagai demonstrasi dan kerusuhan yang
menuntut dihentikannya pemerintahan Orde Baru.
Puncaknya, terjadinya Tragedi Trisakti 12 Mei 1998, di mana 4 mahasiswa ditembak mati
karena melakukan aksi protes. Peristiwa ini menimbulkan lebih banyak kerusuhan dan penjarahan
hingga akhirnya Presiden Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden.
03
Kehidupan Politik, dan
Ekonomi Pada Masa
Reformasi
Presiden – Presiden Era Reformasi

Presiden B.J
Presiden Presiden
Habibie Abdurrahman Megawati
Wahid Soekarnoputri
21 Mei 1998 – 20 20 oktober 1999 – 23 23 juli 2001 – 20
oktober 1999 juli 2001 oktober 2004

Presiden Joko Presiden


Widodo Susilo
Bambang
20 Oktober 2014 – Saat
ini
Yudhoyono
20 oktober 2004 – 20
oktober 2014
Kehidupan Politik, dan Ekonomi Pada Masa Reformasi
1. Masa Pemerintahan B.J. Habibie
➢ B.J Habibie membentuk kabinet reformasi pembangunan. Kemudian mengeluarkan beberapa kebijakan di
bidang politik dan ekonomi.
berikut inilah upaya-upaya bidang politik yang dilakukan oleh pemerintahan Habibie:
• Mengganti 5 paket undang-undang dan 3 di antaranya diubah agar lebih demokratis
• Kebebasan rakyat dalam menyalurkan aspirasi
• Melakukan pencabutan terhadap pembredelan pers
• Jejak pendapat wilayah Timor-timur
• Memberikan abolisi (Hak kepala Negara untuk menghapuskan hak tuntutan pidana) kepada 18 tahanan dan
narapidana politik (orang-orang yang pernah mengkritik presiden).
• Pengurangan jumlah anggota ABRI di MPR, dari 75 orang menjadi 38 orang.
• Polri memisahkan diri dari ABRI menjadi Kepolisian RI. Istilah ABRI berubah menjadi TNI

➢ Selain upaya dalam bidang politik, ada juga upaya yang dilakukan dalam bidang ekonomi, di antarnya:
• merekapitulasi perbankan dan menurunkan inflasi,
• merekonstruksi perekonomian nasional,
• melikuidasi bank-bank bermasalah,
• membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional
• menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga dibawah Rp 10.000,-
• mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli atau persaingan tidak sehat
• mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
Kehidupan Politik, dan Ekonomi Pada Masa Reformasi
2. Masa Pemerintahan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Gus Dur menjabat mulai dari tahun 1999 sampai 2001. Terpilihnya Gus Dur sebagai presiden tidak
terlepas dari peran MPR yang pada saat itu menolak laporan pertanggungjawaban Presiden Habibie.
Akhirnya, Gus Dur terpilih jadi presiden melalui dukungan partai-partai islam yang menjadi poros tengah.
Sedangkan wakilnya, dimenangkan oleh Megawati Soekarnoputri yang berhasil mengalahkan Hamzah Haz.
Kemudian dilantik pada 21 Oktober 1999.
Setelah menjabat, pemerintahan Presiden Gus Dur mengeluarkan beberapa kebijakan politik, beberapa di
antarnya adalah:
•Departemen Penerangan dibubarkan, dianggap mengganggu kebebasan pers.
•Departemen Sosial dibubarkan, dianggap sebagai sarang korupsi.
•Menyetujui penggantian nama Irian Jaya menjadi Papua pada akhir Desember 1999.
•Masyarakat etnis Tionghoa diperbolehkan untuk beribadah dan merayakan tahun baru imlek.
•Diumumkannya nama-nama menteri Kabinet Persatuan Nasional yang terlibat KKN.
•Pencabutan peraturan mengenai larangan terhadap PKI dan penyebaran Marxisme dan Leninisme.
•Membekukan MPR dan DPR.

Pada masa pemerintahan Gus Dur, kondisi perekonomian Indonesia mulai membaik dibandingkan era
sebelumnya. Misalnya, laju pertumbuhan PDB (nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi negara)
mulai positif, dan laju pertumbuhan ekonomi yang hampir mencapai 5% membuat Indonesia menuju
pemulihan perekonomiannya.
Kehidupan Politik, dan Ekonomi Pada Masa Reformasi
3. Masa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
Upaya-upaya Yang dilakukan presiden Megawati pada bidang Politik :
1. Mengadakan pemilu demokratis tahun 2004 dan melalui 2 periode :
a. Periode pertama memilih anggota legislative
b. Periode kedua memilih presiden dan wakil presiden
2. Memelihara dan Menetapkan stabilisi nasional
3. Membangun tatanan politik baru, dengan mengeluarkan undang-undang baru :
a. UU No. 12 Tahun 2003 Tentang pemilihan umum
b. UU No. 22 Tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR
c. UU No. 23 Tahun 2003 tentang pemilihan presiden dan wakil presiden
4. Melanjutkan amandemen UUD 1945 dan meluruskan otonomi daerah
5. Menjaga keutuhan NKRI
Pada bidang ekonomi Presiden Megawati meminta penundaan pembayaran utang sebesar 5,8
milyar dollar AS pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri
sebesar Rp 116.3 triliun. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di
dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan
politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang
diprivatisasi dijual ke perusahaan asing. Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal
keberadaan korupsi membuat banyak investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di
Indonesia, dan mengganggu jalannya pembangunan nasional.
Kehidupan Politik, dan Ekonomi Pada Masa Reformasi
4. Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
BIDANG POLITIK
1. Pembentukan Kabinet Bersatu, Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan berakhir pada tahun 2009
merupakan kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Muhammad
Jusuf Kalla.
2. Pembentukan Kabinet Bersatu Jilid II, Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY pada 21 Oktober 2009
dan dilantik sehari setelahnya.Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri Keuangan. Pada tanggal 18
Oktober 2011, Presiden SBY mengumumkan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II, beberapa wajah baru masuk ke dalam
kabinet dan beberapa menteri lainnya bergeser jabatan di dalam kabinet.
3. Menganut konsep Trias Politika, Konsepnya adalah kekuasaan di suatu negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur
kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbeda, yaitu Legislatif,Eksekutif, Yudikatif
4. Sistem Kepartaian, sistem kepartaian mengalami perubahan yang signifikan, dimana partai politik bebas untuk didirikan asalkan
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku, serta tidak menyimpang dari hakikat pancasila secara universal.
5. Politik Luar Negeri,. Salah satu ciri politik luar negeri adalah menggunakan konsep TRUST, yaitu membangun kepercayaan
terhadap dunia Internasional. Prinsip-prinsip dalam konsep TRUST adalah unity, harmony, security, leadership, prosperity. Prinsip-
prinsip dalam konsep TRUST inilah yang menjadi sasaran politik luar negeri Indonesia di tahun 2008 dan selanjutnya

Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memprioritaskan untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan
pengangguran serta pemberantasan KKN yang ia canangkan dalam program 100 hari pertama pemerintahannya. Program
pengentasan kemiskinan berkaitan langsung dengan upaya pemerataan dan pengurangan kesenjangan serta peningkatan
pembangunan terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal. Salah satu program pengentasan kemiskinan yang dilakukan
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah bantuan langsung tunai (BLT). Pada tahun 2006, BLT dianggarkan
sebesar Rp. 18,8 triliun untuk 19,1 juta keluarga. Tahun 2007 dilakukan BLT bersyarat bagi 500 ribu rumah tangga miskin di 7
propinsi, 51 kabupaten, 348 kecamatan. Bantuan tersebut meliputi bantuan tetap, pendidikan, kesehatan dengan rata-rata bantuan
per rumah tangga sebesar Rp. 1.390.000
04
Ciri-ciri Demokrasi pada Masa
Reformasi
Ciri-ciri Demokrasi pada Masa Reformasi
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi
5. Diakui adanya keselarasan hak dan kewajiban
6. Menghargai hak asasi manusia
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui
wakil - wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena
merugikan semua pihak
8. Tidak menganut system monopartai
9. Pemilu dilaksanakan secara luber jurdil
10. Mengandung system mengambang
11. Tidak kenal adanya dictator mayoritas dan tirani minoritas
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum
05
Dampak
Pelaksanaan Demokrasi
pada Masa Reformasi
Dampak Positif
Adanya Pembatasan Masa Terlaksananya Pemilihan
Jabatan Presiden Presiden Langsung
Jika pada zaman orba kita memilih presiden melalui
Dengan adanya pembatasan kekuasaan ini partai dan bukan tokoh yang diusungnya. Namun, kini
maka akan menghindari kekuasan yang kita dapat memilik presiden dengan mencoblos atau
langgeng. Sebagaimana terjadi di era orde baru mencontreng tokoh yang mencalonkan diri yang
yang saat itu Soeharto dapat menjadi presiden diusung partai. Buah dari reformasi yang bisa kita
dalam 6 kali masa pemilu berturut turut. Setelah rasakan manfaatnya hingga kini. Dan merupakan cara
amandemen ini maka presiden hanya dapat paling tepat dalam memilih pemimpin yang akan
menjabat selama dua kali masa jabatan membawa bangsa ini kearah kemajuan yang lebih
berturut turut atau 10 tahun.. baik.

Kebebasan Pers Meningkatnya Derajat


Era reformasi membuat kebebasan pers mulai
Bangsa Indonesia
berkembang dan mendapatkan kebebasan Reformasi memberikan dampak positif dengan
untuk menyuarakan pendapatnya. Sehingga semakin meningkatnya derajat bangsa ini. Hal ini
kerap melanggar dan menggiring opini merupakan imbas dari bagaimana bangsa ini dengan
publik. Namun, sisi positifnya adalah saat ini kekuatan rakyatnya dapat lepas dari cengkeraman
kita dapat berpendapat, mengkritik kepemimpinan orde baru selama 32 tahun lamanya.
pemerintahan dan bahkan mengapresiasinya Sesuatu yang diraih melalui hasil dan kerja keras anak
bangsa dalam membebaskan diri dari belenggu
dengan terbuka dan tak lagi dibatasi.
penguasa yang otoriter.
Dampak negatif
Menurut B.J Habibie
➢ Tiadanya kesinambungan pembangunan bangsa karena GBHN
sudah tidak ada lagi.
➢ kepentingan rakyat dan umum terabaikan, sementara
kepentingan pribadi, kelompok dan partai lebih diutamakan.
➢ Ketiga, proses pengembangan, pemanfaatan dan pengendalian
iptek ditinggalkan, bahkan sebagian dihentikan.
➢ Jiwa dan semangat patriotisme terdesak oleh nilai-nilai
materialisme yang rakus, seiring dengan melemahnya etika dan
moral
➢ Dalam hal perbaikan dan pertumbuhan ekonomi yang berjalan
belum meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal itu terlihat dari
angka kemiskinan yang masih tinggi, angka pengangguran yang
masih tinggi, dan investasi yang masih tersendat dan
perkembangan sektor riil yang stagnan.
Introduction
Nama : Nailah Afra Nirwan Polopadang
Stambuk : 206299
Kelas : XE
Thank You
Alternative Resources

Anda mungkin juga menyukai