0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan4 halaman
Masa Reformasi dimulai setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 1998 akibat demonstrasi mahasiswa yang meluas. Periode ini ditandai dengan liberalisasi politik dan ekonomi, otonomi daerah, pemilu demokratis pertama pada 1999, serta berbagai upaya untuk memulihkan ekonomi dari krisis 1997-1998.
Masa Reformasi dimulai setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 1998 akibat demonstrasi mahasiswa yang meluas. Periode ini ditandai dengan liberalisasi politik dan ekonomi, otonomi daerah, pemilu demokratis pertama pada 1999, serta berbagai upaya untuk memulihkan ekonomi dari krisis 1997-1998.
Masa Reformasi dimulai setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 1998 akibat demonstrasi mahasiswa yang meluas. Periode ini ditandai dengan liberalisasi politik dan ekonomi, otonomi daerah, pemilu demokratis pertama pada 1999, serta berbagai upaya untuk memulihkan ekonomi dari krisis 1997-1998.
Reformasi adalah perubahan atau penataan kembali bidang-bidang kehidupan dalam suatu negara atau masyarakat agar lebih baik daripada sebelumnya. Reformasi juga berarti usaha perubahan terhadap nilai-nilai yang menjadi dasar dari cara kerja atau tata aturan dalam suatu pemerintahan. Gerakan reformasi diawali dengan krisis moneter yang melanda Thailand pada awal Juli 1997. Krisis moneter ini mengguncang nilai tukar mata uang negara-negara di Asia, seperti Malaysia, Filipina, Korea dan Indonesia. Keadaan kemudian diperparah dengan terkuaknya praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) di kalangan para pejabat pemerintah Demontrasi-demontrasi mahasiswa berskala besar terjadi di seluruh Indonesia menuntut penurunan sembako (Sembilan bahan pokok), penghapusan monopoli, kolusi, korupsi, nepotisme (KKN) serta menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya. 1. Pada tanggal 12 Mei 1998 empat orang mahasiswa tewas tertembak peluru aparat keamanan saat demontrasi menuntut Presiden Soeharto mundur. 2. Pada tanggal 13 Mei 1998 terjadi kerusuhan, pembakaran dan penjarahan di Jakarta dan Solo. 3. Pada tanggal 14 Mei 1998 demontrasi mahasiswa semakin meluas. 4. Pada tanggal 18 Mei 1998 Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Presiden Soeharto turun dari jabatannya. 5. Pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden dan menyerahkan jabatan presiden kepada wakilnya B.J Habibie. Peristiwa pengunduran diri Presiden Seoharto ini menandai berakhirnya masa pemerintahan Orde Baru selama 32 tahun dan mulainya masa Reformasi
B. Perkembangan politik pada masa reformasi
1. Sidang Istimewa MPR 1998 Pada tanggal 10-13 November 1998, MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk menetapkan langkah pemerintah dalam melaksanakan reformasi di segala bidang. Dalam sidang tersebut menghasilkan 12 ketetapan MPR yang diantaranya memperlihatkan adanya upaya mengakomodasi tuntutan reformasi, diantaranya; a) Ketetapan MPR No. VIII Tahun 1998, yang memungkinkan UUD 1945 diamandemen b) Ketetapan MPR No. XII Tahun 1998, mengenai pencabutan Ketetapan MPR No. IV Tahun 1993 tentang Pemberian Tugas dan Wewenang Khusus kepada Presiden/Mandataris MPR dalam rangka Menyukseskan Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila c) Ketetapan MPR No. XVIII Tahun 1998, mengenai Pencabutan Ketetapan MPR No. Il Tahun 1978, tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa) d) Ketetapan MPR No. XIII Tahun 1998, tentang Pembetalan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Maksimal Dua Periode e) Ketetapan MPR No. XV Tahun 1988, tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan Pembangunan dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia f) Ketetapan MPR No. XI Tahun 1998, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN 2. Otonomi Daerah Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan pelaksanaan otonomi daerah meminimalkan ancaman disintegrasi bangsa. 3. Pencabutan Pembatasan Partai Politik Kebebasan berpolitik pada masa reformasi dilakukan dengan pencabutan pembatasan partai politik. Dengan adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik, pada pertengahan Oktober 1998 sudah tercatat 80 partai politik dibentuk. Menjelang Pemilihan Umum 1999, sebanyak 48 partai yang berhak mengikuti Pemilihan Umum setelah melalui verifikasi dari Komisi Pemilihan Umum 4. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI Pada masa reformasi Dwi Fungsi ABRI dihapuskan secara bertahap sehingga ABRI berkonsentrasi pada fungsi pertahanan dan keamanan. Mulai tanggal 5 Mei 1999, Polri memisahkan diri menjadi Kepolisian Negara Republik Indonesia. Istilah ABRI berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) 5. Penyelenggaraan Pemilu Pemilu yang dilakukan pada tanggal 7 Juni 1999 dilakukan dengan sistem multi partai dan pelaksanaan diserahkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hasil pemilu 1999 diumumkan kepada masyarakat pada tanggal 26 Juli 1999. Para anggota DPR terpilih ditambah dengan wakil-wakil utusan golongan dan utusan daerah sehingga menjadi MPR melakukan sidang umum pada tanggal 1–21 Oktober 1999 dengan menghasilkan keputusan, yaitu: a) Memilih Amien Rais sebagai ketua MPR b) Akbar Tanjung sebagai ketua DPR c) Menetapkan Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati Soekarnoputri sebagai wakil presiden yang dipilih pada tanggal 21 Oktober 1999. Mereka terpilih sebagai presiden dan wakil presiden untuk masa jabatan tahun 1999-2004 dan menyusun kabinet yang disebut dengan Kabinet Persatuan Nasional.
Masa pemerintahan Abdurrahman Wahid tidak berlangsung lama. Hubungan yang
tidak harmonis antara DPR dengan presiden menyebabkan lahirnya Memorandum I dan Memorandum II yang dikeluarkan DPR sebagai upaya mengoreksi kekuasaan presiden. Melalui ketetapan MPR No. II tahun 2001, Presiden Abdurrahman Wahid secara resmi diberhentikan dari jabatannya Megawati Soekarnoputri dilantik menjadi presiden pada tanggal 23 Juli 2001 dengan didampingi Hamzah Haz sebagai wakil presiden. Program-program kerjanya dibacakan pada saat pengumuman susunan Kabinet Gotong Royong. Pada tahun 2004 Indonesia menerapkan sistem pemilu yang baru, yaitu; a. Tahap pertama: Pemilu Legislatif Pemilu legislatif adalah pemilu untuk memilih partai politik dan anggotanya untuk dicalonkan menjadi anggota DPR, DPRD dan DPD. b. Tahap kedua: Pemilu presiden putaran pertama Pemilu presiden putaran pertama untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden secara langsung. c. Tahap ketiga: Pemilu presiden putaran kedua Pemilu presiden putaran kedua adalah pemilu babak terakhir yang dilaksanakan hanya apabila pada tahap kedua belum ada pasangan calon presiden yang mendapatkan paling tidak 50% pada putaran pertama. Pada tahun 2009, pemilu kembali diselenggarakan, yang cara pelaksanaannya sama dengan pemilu tahun 2004 C. Perkembangan ekonomi Indonesia pada masa reformasi Pada tahun 1997, Indonesia dilanda krisis keuangan dan terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melemah dari Rp. 2.500 pada tahun 1997 menjadi Rp. 15.000 pada bulan Juni 1998. Melemah nilai tukar rupiah memicu terjadinya krisis ekonomi. Upaya mengatasi krisis ekonomi terus dilakukan pada beberapa periode kepemimpinan era reformasi. a) Masa pemerintahan Presiden B. J Habibie Pada masa ini, proses pemulihan ekonomi dilaksanakan dengan langkah-langkah antara lain; 1. Menjalin kerjasama dengan Internasional MoneterFund-IMF (Dana Moneter Internasional) untuk membantu dalam prosespemulihan ekonomi. 2. Menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurus perekonomian 3. Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah. 4. Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga di bawah Rp.10.000. 5. Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri. b) Masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid Pada masa ini, kondisi ekonomi Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan dan kondisi keuangan sudah mulai stabil. Namun, keadaan mulai merosot. Pada bulan April 2001, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melemah hingga Rp. 12.000 c) Masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri Pada ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berhasil distabilkan. Namun, pertumbuhan ekonomi masih tergolong rendah yang disebabkan kurang menariknya perekonomian Indonesia bagi investor dan karena tingginya suku bunga deposit. Adapun kebijakan-kebijakan yang ditempuh utnuk mengatasi permasalahanekonomi antara lain adalah ; 1. Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 miliar 2. Mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp. 116.3 triliun 3. Kebijakan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) d) Masa pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono Perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik pada masa kepemimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. Hal ini terlihat dari rata- rata pertumbuhan ekonomi yang berkisar pada 5% sampai 6% pertahun. Dalam menyelenggarakan perekonomian negara, pemerintah menerapkan beberapa kebijakan antara lain; 1. Mengurangi subsidi bahan bakar minyak, untuk dialokasikan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. 2. Pemberian bantuan langsung tunai, sebagai respon kenaikan harga BBM. 3. Pengurangan utang luar negeri, dengan melunasi hutang kepada IMF sebesar 3,1 miliar dolar Amerika.
D. Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa reformasi
1. Kehidupan sosial Pada masa reformasi masyarakat lebih bebas menyuarakan berbagai aspirasinya. Hal ini didukung dengan adanya reformasi di bidang komunikasi, media massa seperti surat kabar, dan majalah dapat menyalurkan aspirasi dan gagasan secara bebas. Dengan dicabutnya ketetapan untuk meminta Surat Izin Terbit (SIT) bagi media massa cetak, sehingga tidak perlu lagi khawatir dihentikan peredarannya melalui pencabutan SIT. 2. Pendidikan Pemerintah pada zaman reformasi menjalankan amanat UUD 1945 dengan memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Dengan ditetapkannya UU No. 22 tahun 1999, UU No. 20 tahun 2003, pemerintah pada masa reformasi juga melakukan beberapa kali perubahan kurikulum, yaitu; a) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Guru bertugas sebagai fasilitator untuk memperoleh informasi. KBK menekankan ketercapaian kempetensi siswa baik individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. b) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini, guru dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya. c) Kurikulum 2013 (K-13) K-13 menekankan pada kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan, serta menekankan pada keaktifan siswa untuk mendapatkan pengalaman personal melalui observasi (pengamatan), bertanya, menalar, menyimpulkan, dan mengomunikasikan informasi dalam kegiatan pembelajaran. 3. Kebudayaan Dalam bidang kebudayaan dilakukan upaya pelestarian budaya dengan mendaftarkan warisan budaya Indonesia ke UNESCO atau Organisasi Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Upaya ini dilakukan untuk menghindari klaim negara lain terhadap warisan budaya Indonesia. Beberapa warisan budaya Indonesia yang telah dapat pengakuan internasional melalui UNESCO antara lain : Warisan Cagar Budaya seperti, Komplek Candi Borobudur (1991), Komplek Candi Prambanan (1991), Situs Prasejarah Sangiran (1996). Warisan Karya Budaya Tak Benda seperti, Wayang (2003), Keris (2005), Batik (2009), Angklung (2010), Taman Saman (2011), Noken (2012).