Anda di halaman 1dari 8

XII A PI MAKALAH

SEJARAH

DEWI RAHMAH AKMAL (06)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Remoformasi adalah perubahan sejak dikumandangkan bulan Mei 1998, reformasi disegala
bidang tengah digalakkan oleh bangsa kita dengan semangat untuk menegakkan demokrasi. Tapi
apa yang bisa kita rasakan untuk hasil reformasi hari ini ? reformasi awalnya bertujuan untuk
menegakkan Hak Asasi Manusia, namun kini justru banyak sekali pelanggaran HAM yang
terjadi.
Reformasi yang dapat memperbaiki nasib bangsa dan mengangkat harkat dan martabat
bangsa. Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kearah yang lebih baik secara konstitusional. Artinya
adanya perubahan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, social, dan budaya yang lebih baik,
juga melaksanakan demokratis dengan berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan, dan
persaudaraan. Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai segi
kehidupan Indonesia saat itu. Krisis politik, hukum ekonomi, hingga krisis sosial merupakan
factor-faktor yang mendorong lahirnya gerakan reformasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa kronologi akhir masa orde baru sebelum lahirnya gerakan reformasi ?
2. Bagaimana perkembangan kehidupan bangsa pada awal reformasi pada masa
kepemimpinan masing-masing presiden ?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini adalah :
1. Agar mengetahui kronologi akhir pada masa orde baru sebelum lahirnya gerakan
reformasi
2. Agar mengetahui perkembangan kehidupan bangsa pada awal reformasi pada masa
kepemimpinan masing-masing presiden.

1.4 MANFAAT
1. Mmeberikan informasi tentang kronologi akhir masa orde baru sebelum lahirnya gerakan
reformasi
2. Memberi pengertahuan tentang perkembengan kehidupan bangsa pada awal reformasi
pada masa kepemimpinan masing-masing presiden
3. Menambah wawasan mengenai reformasi
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 KRONOLOGI BERAKHIRNYA KEKUASAAN ORDE BARU

Lahirnya reformasi ditandai dengan mundurnya Soeharto segagai presiden


republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Gerakan reformasi merubah berbagai
bidang seperti bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum menuju perbaikan secara
hukum.

Kerusuhan besar di Jakarta pada tanggal 13-14 Mei 1998 ternyata meluas ke
beberapa kota lain di Indonesia. Kota Solo, Surabaya, Medan, dan Padang terkena
dampak dari tuntutan reformasi.

10 Mei 1998, perasaan tidak puas terhadap hasil pemilu dan pembentukkan
Kabinet Pembangunan VII mewarnai kondisi politik Indonesia. Kemarahan rakyat
bertambah setelah pemerintah secra sepihak menaikkan harga BBM. Namun, kejadian
itu tidak menghentikan soeharto untuk mengunjungi negara Mesir. Presiden
menganggap keadaan dalam negeri pasti teratasi.

12 Mei 1998, tuntutan reformasi membawa korban dengan tertembaknya empat


mahasiswa Trisakti hingga tewas seketika saat melakukan demonstrasi. Dan kejadian
ini dikenal dengan peristiwa semanggi.

13 Mei 1998, presiden soeharto menyatakan ikut berduka cita atas terjadinya
peristiwa semangg. Melalui mentri Luar Negeri, Ali Alatas, presiden soeharto atas
nama pemerintah tidak mungkin memenuhi tuntutan reformis Indonesia.

15 Mei 1998, presiden oeharto tiba kembali di Jakarta. Suasana tegang segera
meliputi Jakarta. Oleh karena itu, ABRI menyiagakan pasukan tempur dengan
perlatannnya di segala penjuru kota.

16 Mei 1998, presiden soeharto menerima kedatangan Harmoko, ketua


DPR/MPR RI yang menyampaikan aspirasi rakyat untuk meminta soeharto untuk
menudur dari jabatannnya sebagai Presiden RI.

17 Mei 1998, terjadi demonstrasi besar-besaran oleh rakyat untuk meminta


soeharto turun dari jabatan RI di gedung DPR/MPR RI.

18 Mei 1998, melihat hal tersebut ketua DPR/MPR RI dihadapan para wartawan
meminta sekali lagi kepada soeharto untuk mundur dari jabatan Presiden RI.
19 Mei 1998, beberapa ulama besar, budayawan, dan tokoh cendikia, seperti Gus
Dur, (ketua PB NU), Emha Ainun Najib (budayawan), Nurcholis Majid (Direktur
Univ.Paramadina), Ali Yafie (ketua MUI), Prof. Malik Fajar ( Muhammadiyah),
Prof.Yusril Ihza Mahendra (Guru Besar Tata Negara), K.H. Cholil Bardowi
(Muslimin Indonesia), Sumarsono (Muhammadiyah), Ahmad Bagdja (NU), dan
Ma’ruf Amin (NU) bertemu presiden soeharo di Istana Negara untuk membahas
tentang reformasi dan kemungkinan mundurnya presiden soeharto.

20 Mei 1998, presiden soeharto berencana membentuk komite reformasi untuk


mengompromikan tuntuan para demonstran. Namun, komite tersebut tidak pernah
terbentuk karena anggotanya yang mayoritas para mentri Kabinet Pembangunan VII
tidak bersedia dipilih.

21 Mei 1998, karena melihat tidak adanya dukungan untuk menjalankan


pemerintahan, soeharto akhirnya menyatakan mundur dari jabatannya. Dan
digantikan oleh wakilnya BJ.Habibie sampai akhir masa jabatan nya. Namun
pengangkatan BJ.Habibie menimbulkan polemic berkepanjangan hingga pemilihan
umum dipercepat.
Turunnya soeharto setelah 32 tahun menjabat, menandakan berakhirnya masa
orde baru.

1.2 PERKEMBANGAN KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL MASA


REFORMASI

A. MASA PRESIDEN BJ. HABIBIE

Masa pemerintahan BJ. Habibie berlangsung dari tanggal 21 Mei 1998 – 20


Oktober 1999. Pengangktan beliau menjadi presiden menimbulkan kontroversi
dikalangan masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang menilai hal itu konstitusional,
ada juga yang menilai hal itu inkonstitusional. Pengangkatan BJ.Habibe berdar pada
konstitusional yaitu pasal 8 UUD 1945 yang menyatakan bahwa bila presiden
mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya, ia digantikan oleh
wakil presiden sampai habis masa wakrtunya.

Dasar yang menyatakan pengangkata beliau inkonstitusional, yaitu pasal 9 UUD


1945 yang menyatakan bahwa sebelum presiden memangku jabatan maka presiden
harus mengucapkan sumpah dan janji di depan MPR atau DPR. Dan BJ.Habibie tidak
melakukan hal tersebut. Beliau mengucap sumpah dan janji di depan MA serta
personel MPR dan DPR yang bukan bersifat kelembagaan.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh presiden BJ. Habiebie untuk mengatasi


keadaan negara pada waktu itu adalah sebagai berikut :
1. Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan
pada tanggal 22 Mei 1998 sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor
122/M Tahun 1998, Presiden BJ. Habibie membentuk susunan kabinet baru yang
dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Fokus dari susunan Kabinet
Reformasi Krisis yang terjadi di Asia. Kabinet Reformasi Pembangunan adalah
terletak pada pemulihan ekonomi Indonesia yang hancur akibat krisis yang terjadi
di Asia. Kabinet Reformasi Pembangunan memfokuskan pada pembenahan
ekonomi dalah 5 bidang kerja utama. Lima bidang kerja utama tersebut sebagai
berikut :

a) Melakukan proses rekapitulasi perbankan Indonesia


b) Melaksanakan likuid bank-bank yang bermasalah
c) Memperbaiki angka nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
d) Membangun kontruksi baru perekonomian Indonesia
e) Melaksanakan syarat-syarat reformasi ekonomi yang diberikan oleh IMF
kepada Indonesia.
Pertemuan pertama Kabinet Reformasi Pembangunan diselenggarakan
pada tanggal 25 Mei 1998. Dalam pertemuan tersebut berhasil membentuk
komitte untuk merancang undang undang politik yang lebih longgar dalam
waktusatu tahun dan menyetujui pembatasan masa jabatan presiden, yaitu
maksimal 2 periode (satu periodenya 5 tahun). Upaya tersebut mendapat
sambutan positif, tetapi desakan agar pemerintahan Habibie dapat merealisasikan
agenda Reformasi tetap muncul.
2. Perbaikan Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, pemerintahan B.J Habibie berusaha keras untuk
melakukan perbaikan agar Indonesia dapat keluar dari krisis ekonomi yang
berkepanjangan.

Untuk memperbaiki perekonomian yang terpuruk, terutama dalam sector


perbankan, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN). Selanjutnya, pemerintah mengeluarkan Undang Undang Nomor 5 tahun
1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan tidak sehat, serta Undang
Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

3. Reformasi di Bidang Politik


Reformasi di bidang politik dilakukan oleh Presiden B.J Habibie yaitu
dengan memberikan kebebasan kepada rakyat Indonesia untuk membentuk partai
politik serta rencana pelaksanaan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur dan adil. Diharapkan dengan pelaksanaan pemilu yang luber dan jurdil akan
terbentuk lembaga tinggi negara yang benar benar representative.

4. Kebebasan Menyampaikan Pendapat


Presiden B.J Habibie mengeluarkan kebijakan yang tertuang dalam
Undang Undang Nomor 9 tahun 1998 yang berisi tentang kemerdekaan
menyampaikan pendapat di muka umum dan tata cara berdemonstrasi. Bentuk
penyampaian pendapat di muka umum dapat berupa unjuk rasa atau demonstrasi,
pawai, rapat umum, dan mimbar bebas. Ketentuan tersebut terdapat dalam pasal 9
ayat (2) Undang Undang Nomor 9 tahun 1998. Presiden Habibie juga mencabut
Undang Undang Nomor 11/PNPS/1963 tentang pemberantasan aksi subversi dan
mengeluarkan Undang Undang Nomor 26 Tahun 1999.

5. Masalah Dwifungsi ABRI


Pada awalnya, munculnya dwifungsi ABRI merupakan konsep yang
diajukan oleh Jendral A.H Nasution pada tanggal 11 November 1958. A.H.
Nasution dalam pidatonya yang berjudul “ jalan tengah” menyatakan bahwa
tentara juga merupakan kekuatan sosial politik yang berperan di dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan. Pada Orde Reformasi, posisi militer tidak mendapat
tempat yang cukup baik. Adanya peristiwa penembakan 4 mahasiswa trisakti pada
tanggal 12 Mei 1998 menyulut sikap antipasti masyarakat akan eksistensi militer
saat itu, bahkan salah satu agenda reformasi adalah menuntut penghapusan
dwifungsi ABRI.

6. Reformasi Bidang Hukum


Pemerintahan B.J Habibie juga melakukan reformasi dalam bidang hukum
dan perundang undangan. Target reformasi hukum yakni substansi hukum,
aparatur penegak hukum yang bersih dan berwibawa, serta institusi peradilan
yang independen. Dalam rformasi hukum khususnya substansi hukum diharapkan
melahirkan aturan hukum yang berwatak reformis menjamin hak hak asasi
masyarakat, demokratis, berdimensi keadilan, dan melindungi kepentingan public.

B. PRESIDEN K.H. ABDURRAHMAN WAHID


Pada tanggal 20 Oktober 1999 melalui siding umum MPR, K.H. Abdurrahman
Wahid (Gus Dur) telah terpilih sebagai presiden Republik Indonesia yang ke-4 untuk
masa bakti tahun 1999-2004. Dalam menjalankan pemerintahanK.H. Abdurrahman
Wahid didampingi oleh Wakil Preside Megawati Soekarnoputri. K.H. Abdurrahmah
Wahid adalah seorang sntri tradisional yang memiliki wawasan kebangsaan yang
tidak diragukan, sementara megawati adalah seorang nasilonalis yang juga memiliki
wawasan islam modern.

Pasangan K.H. Abdurrahman Wahid-megawati membentuk kabinet persatuan


Nasional yang dilantikpada tanggal 28 Oktober 1999. Kabinet bentukan Presiden K.H
Abdurrahman Wahid terdiri dari tokoh tokoh profesional dan wakil partai pendukung.
Presiden K.H Abdurrahman Wahid juga membentuk Dewan Ekonomi Nasional
(DEN). Adapun maksud pembetukan DEN adalah memperbaiki ekonomi yang belum
pulih akibat krisis yang berkepanjangan. Ketua DEN adalah Prof. Emil Salim dan
wakilnya Subiyakto Cakrawerdaya, sekretarisnya Dr. Sri Mulyani Indrawati, serta
anggotanya Anggito Abimayu, Sri adiningsih, dan Bambang Subianto.

C. PRESIDEN MEGAWATI SOEKARNOPUTRI


Megawati Soekarnoputri (Diyah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri)
dilantik sebagai Presiden Indonesia yang ke-5 pada tanggal 23 juli 2001. Dalam
menjalankan pemerintahannya Megawati Soekarnoputri didampingi oleh wakil
presiden Hamzah Haz. Pada tanggal 9 Agustus 2001 setelah menjabat presiden,
Megawati mengumumkan kabinetnya yang bernama kabinet Gotong Royong.

Presiden Megawati Soekarnoputri merupakan peletak dasar kearah kehidupan


demokrasi karena pemerintahannya berhasil melaksanakan pemilu tahun 2004 yang
berlangsung secara aman dan damai. Untuk pertamakalinya pada pemilu tersebut
presiden dipilih langsung oleh rakyat.

D. PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


Pada tanggal 20 oktober 2004, Susilo Bambang Yudhoyono dilantik sebagai
presiden Republik Indonesia yang ke-6 untuk periode 2004-2009. Kabinet yang
dibentuk oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dinamakan kabinet
indinesia bersatu yang anggota anggotanya dilantik pada 21 Oktober 2004.

Pada pemilu tahun 2009 Susilo Bambang Yudhoyono terpilih kembali menjadi
presiden Republik Indonesia yang ke-7 dengan wakil presiden Budiono untuk periode
2009-2014. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono mengalahkan pasangan
Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan pasangan Muh. Jusuf Kalla-Wiranto.
Kabinet yang dibentuk oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono
dinamakan kabinet Indonesia Bersatu II yang dilantik pada 22 Oktober 2009.

E. PRESIDEN JOKO WIDODO


Pada pemilihan umum tahun 2014 Joko Widodo terpilih sebagai presiden
Republik Indonesia dan wakil presidennya Jusuf Kalla untuk periode tahun 2014-
2019 pada tanggal 20 Oktober 2014 Joko Widodo dilantik menjadi presiden Indonesia
. pada hari minggu tanggal 26 Oktober 2014 presiden Joko Widodo mengumumkan
susunan kabi etnya di istana negara, jakarta. Kabinet tersebut diberi nama kabinet
kerja sehari setelah di umumkan oleh presiden Joko Widodo, kabnet kerja dilantik.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sejalan dengan dasar negara sebelumnya, masa awal orde baru ditandai oleh
terjadinya perubahan besar dalam segi politik negara. Masyarakat sebelum orde baru,
yaitu pada era orde lama pusat kekuasaannya ada pada tangan presiden, militer, dan
PKI. Dan pada orde barulah terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana dibagi
didalam militer, teknokrat, dan kemudian birokrasi.

Harapan akan hadirya masa ordepun datang, akhirnya Indonesia menemui harinya
ketika pemilu 1971, golkar secara mengejutkan memenangi pemilu lebih dari separuh
suara, dalam pemilu itulah sekelumit cerita tentang orde lama dan orde baru, tentang
bagaimana kehidupan sosial, politik, dan ekonomi di masa itu terjadi, yang kemudian
pada masa orde baru akhirnya tumbang bersamaan dengan tumbangnya Pak Harto
atas desakan para mahasiswa di depan gedung DPR yang akhirnya pada saat itu titik
tolak era reformasi lahir.

Pasca reformasi demokrasi yang bisa dikatakan demokrasi yang diinginkan pada
saat itu perlahan-lahan mulai tumbuh hingga sekarang ini.

B. SARAN
Kehidupan politik, ekonomi, dan sosial Indonesia terus berkembang, terus
berubah sesuai dengan zaman, sebagai generasi millenial Indonesia hendaknya kita
selalu menegakkan keadilan dan menjaga kesatuan NKRI.

Hidup Indonesia !, Hidup Rakyat Indonesia !

Anda mungkin juga menyukai